• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL AKAR, BATANG, DAN DAUN TANAMAN TUTUP BUMI (Elephantopus mollis Kunth) DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan " UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL AKAR, BATANG, DAN DAUN TANAMAN TUTUP BUMI (Elephantopus mollis Kunth) DENGAN "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tutup Bumi (Elephantopus mollis Kunth)

  • Klasifikasi Tumbuhan
  • Morfologi Tumbuhan
  • Sinonim Nama Tumbuhan
  • Ekologi dan Penyebaran
  • Kegunaan Tumbuhan Secara Umum

Tinjauan Kimia

  • Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada Elephantopus mollis Kunth terbukti dari hasil berbagai penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian (Liang dkk, 2012), kandungan kimia tersebut menghasilkan sembilan senyawa yaitu 2beta-deethoxy-2-hydroxyphantomolin, 2beta-methoxy-2-deethoxyphantomolin, beta-methoxy-2-deethoxy-8-O -deacylphantomolin-8 -O-tiglinate, molefanthin, asam betulinic, magnolol, honokiol, dibutil ftalat dan tricine. Ekstrak metanol dari seluruh tanaman Elephantopus mollis ditemukan mengandung lupeol, lupeol asetat, epifriedelinol, molefanthin dan 2-de-ethoxy-2-methoxyphantomolin dan sesquiterpene lakton baru yang diidentifikasi sebagai 2-de-ethoxy-2-hydroxypantomolin (Tapi dkk.., 1996).

Hasil penelitian lain pada ekstrak etanol Elephantopus mollis Kunth menghasilkan tiga senyawa germacranolide antitumor sitotoksik yaitu molefanthin, molfanthinin dan fantamoline. Daun kering Elephantopus mollis Kunth menghasilkan molefanthin (1), molefanthin (2), 2-detoksi-2-hidroksiphantomolin (3), stigmasterol (4), ester asam lemak alfa-amirin (5a) dan ester asam lemak lupeol (5b). ). ) (Ragasa dkk., 2009). Struktur molefantin (a), asam 3,5-dikfaeoilkuinat (b), fantomolin (c), asam 1,4-dikfaeoilkuinat (d), metil ester asam 3,4-dihidroksi-sinamat. Sumber: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound).

Gambar 2. Struktur Molephantin (a), 3,5-dicaffeoylquinic (b),Phantomolin  (c),  asam 1,4-dicaffeoylquinic (d), 3,4-dihydroxy-cinamic acid methyl ester
Gambar 2. Struktur Molephantin (a), 3,5-dicaffeoylquinic (b),Phantomolin (c), asam 1,4-dicaffeoylquinic (d), 3,4-dihydroxy-cinamic acid methyl ester

Ekstraksi

  • Definisi Ekstraksi
  • Metode Ekstraksi

Pada metode ekstraksi bertingkat, bahan atau sampel dilarutkan menggunakan dua atau lebih pelarut. Keunggulan metode ekstraksi bertingkat ini adalah dapat menghasilkan senyawa dalam jumlah besar dengan tingkat kepolaran berbeda-beda. Perkolasi adalah proses ekstraksi senyawa terlarut dari jaringan sel simplisia menggunakan pelarut segar hingga sempurna, biasanya dilakukan pada suhu kamar.

Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan filtrat dalam labu alas bulat yang dilengkapi kondensor tegak kemudian dipanaskan hingga mendidih. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada suhu waterbath (wadah infus direndam dalam penangas air mendidih), suhu terukur (96-98◦C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (DepkesRI, 2006). Rebusan merupakan infus dalam jangka waktu yang lebih lama dan pada suhu sampai titik didih air, yaitu pada suhu 90-100◦C selama 30 menit (DepkesRI, 2006).

Tabel 1. Jenis pelarut organik dan sifat fisiknya
Tabel 1. Jenis pelarut organik dan sifat fisiknya

Tinjauan Farmakologi

15 Dalam sebuah penelitian di Ekuador terhadap 140 ekstrak, Elephantopus mollis Kunth adalah salah satu tanaman di antara 10 taksa yang paling sering dilaporkan menunjukkan aktivitas anti-leishmaniasis (Gachet et al, 2010). Ekstrak Elephantopus mollis Kunth menunjukkan efek perlindungan terhadap hepatotoksisitas yang disebabkan oleh β-D-galaktosamin (D-GaIN) dan asetaminofen (APAP), dengan menurunkan kadar glutamat-oksalat transaminase (sGOT) serum dan serum glutamat-piruvat transaminase (sGPT) setelah pengobatan dengan ekstrak kasar 'Teng-Khia-U' (P <0,005). Pada daun kering Elephantopus mollis, Kunth menghasilkan molefantin(1), molefantinin(2), 2-deethoxy-2-hydroxyphantomolin(3), stigmasterol(4), ester asam lemak alfa-amyrin(5a) dan ester asam lemak lupeol( 5b).

Ekstrak metanol seluruh tanaman Elephantopus mollis menunjukkan nilai IC50 berkisar antara 3,29 ug/mL (sel adenokarsinoma kolorektal DLD-1) hingga 24,38 ug/mL (sel kanker paru-paru kecil A549). Studi ini memberikan bukti sitotoksisitas ekstrak tumbuhan yang diuji dan menyoroti kinerja yang baik dari Elephantopus mollis dan Kalanchoe crenata serta memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan obat sitotoksik baru. Studi terhadap ekstrak etanol Elephantopus mollis Kunth menghasilkan tiga senyawa germacranolide antitumor sitotoksik yaitu molefanthin, molfanthinin dan fantomolin.

Uji Aktivitas Antioksidan

  • Definisi Radikal Bebas
  • Definisi Antioksidan
  • Mekanisme Pengujian Aktivitas Antioksidan
  • Metode Pengujian Aktivitas Antioksidan

Radikal bebas yang umum digunakan sebagai model dalam mengukur kemampuan menangkal radikal bebas adalah 1,1-difenil-2-pikrihidazil (DPPH). DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga bila digunakan sebagai reagen dalam uji penangkal radikal bebas cukup untuk melarutkannya dan bila disimpan kering dalam kondisi penyimpanan yang baik stabil selama bertahun-tahun. Proses olah raga yang berlebihan dapat menghasilkan tambahan radikal bebas sesuai dengan peningkatan kebutuhan energi dan pembakaran biokimia dalam tubuh.

Seperti halnya rokok, udara sangat tercemar dan tercemar oleh asap knalpot kendaraan bermotor, hasil pabrik dan pembakaran sampah dapat masuk melalui paru-paru manusia dan radikal bebas tersebut merusak sel-sel tubuh dengan menembus membran sel. Obat-obatan, termasuk obat kanker, selain menyerang sel kanker, juga bersifat radikal bebas bagi sel normal lainnya. Antioksidan merupakan zat yang dalam konsentrasi kecil secara signifikan dapat menghambat atau mencegah oksidasi substrat akibat radikal bebas (Isnindar et al., 2011).

Secara umum antioksidan merupakan zat yang dibutuhkan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas terhadap sel normal, protein dan lemak. Tugasnya adalah mencegah terbentuknya radikal bebas baru dan mengubah radikal bebas menjadi bahan yang tidak berbahaya. Antioksidan jenis ini bertugas menjebak radikal bebas dan mencegah reaksi berantai yang akan merugikan tubuh.

Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) merupakan radikal bebas yang stabil dan tidak membentuk dimer akibat delokalisasi elektron bebas di seluruh molekul. Menurut Molyneux (2004), antioksidan bereaksi dengan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), yang menstabilkan radikal bebas dan mengurangi DPPH. Kemudian DPPH akan bereaksi dengan atom hidrogen pada senyawa pereduksi radikal bebas membentuk 2,2-difenil-1-pikrilhidrazin (DPPH) yang lebih stabil.

Perubahan warna dapat diukur dengan spektrofotometer cahaya tampak pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas pembersihan radikal bebas sampel dapat ditentukan (Rachmawati & Ciptati, 2011).

Gambar 3. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan
Gambar 3. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan

Klasifikasi Simplisia

Pemeriksaan mikroskopis meliputi anatomi simplisia yang mempunyai ciri khas tersendiri dan merupakan pemeriksaan khusus terhadap komponen suatu simplisia atau hexel. Ciri-ciri masing-masing organ batang, akar dan rimpang pada umumnya mempunyai jaringan penyusun primer yang hampir sama yaitu epidermis, korteks dan endodermis, jari-jari lubang dan bentuk ikatan pengangkut. Jenis ikatan transpor umumnya mengacu pada kelas tumbuhan seperti monokotil yang mempunyai jenis berkas transpor terpusat (konsentris) dan pada dikotil tersebar (collateral).

Rambut dan stomata yang menutupi merupakan ciri khas bagian daun dan jenis sel idioblas seringkali menunjukkan ciri khusus suatu tumbuhan (Soegiharjo, 2013). Sedangkan pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokular menggunakan pelarut kloralhidrat dengan perbesaran 100 kali (Azizah, 2014). Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara membuat potongan melintang tipis pada tanaman yang diuji dengan menggunakan mikrotom kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi 400x (Dwiatmika dan Jumpowati, 1999).

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan tempat Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Alat dan Bahan
    • Alat
    • Bahan
  • Prosedur Penelitian
    • Pengambilan dan Persiapan Sampel
    • Identifikasi Sampel
    • Karakteristik Simplisia(Mikroskopis)
    • Pembuatan Ekstrak Etanol Secara Maserasi
    • Penentuan Rendemen Ekstrak
    • Pengujian Aktivitas Antioksidan Sebagai Penangkal Radikal
    • Analisa Data
    • Penentuan IC 50

Sampel yang digunakan adalah tanaman (akar, batang dan daun) Elephantopus mollis Kunth yang diperoleh dari Jln. Identifikasi spesimen tumbuhan Elephantopus mollis Kunth dilakukan di Herbarium ANDA Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas Padang. Pada bagian daunnya dilakukan dengan mengambil satu bagian daun Elephantopus mollis Kunth kemudian direndam sebentar dalam alkohol 70% dan ditambahkan beberapa tetes air.

Sebanyak 200 gram simplisia tiap bagian tanaman (akar, batang dan daun) Elephantopus mollis Kunth dimaserasi dengan 2000 ml pelarut etanol 96%. Filtrat hasil pemisahan digabungkan kemudian diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental (akar, batang dan daun) tanaman Elephantopus mollis K. Kemudian dipipet 17,5 mL larutan DPPH ke dalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan metanol hingga tanda batas hingga diperoleh konsentrasi larutan 35 µg/mL.

Pipet 4 ml larutan DPPH 35 µg/ml yang baru dibuat, masukkan ke dalam vial berwarna gelap dan tambahkan 2 ml campuran metanol dan air suling (1:1), tutup vial dan biarkan dalam wadah selama 30 menit .lingkungan gelap. letakkan kemudian ukur serapannya pada panjang 516 nm menggunakan spektrofotometri UV-visibel. Pembuatan larutan stok asam galat 500 μg/ml (Waterhouse, 1999) Masukkan 12,5 mg asam galat ke dalam labu takar 25 ml, larutkan dengan 0,5 ml metanol lalu tambahkan air suling hingga tanda tera hingga diperoleh konsentrasi larutan 500 tersedia µg/ml. ml. Pipet 2 ml masing-masing larutan lalu masukkan ke dalam vial, tambahkan 4 ml larutan DPPH 35 µg/ml.

Absorbansi larutan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum 516 nm. Setiap ekstrak etanol (batang, daun dan akar) Elephantopus mollis Kunth ditimbang. Sebanyak 25 mg dilarutkan dalam 0,5 ml metanol, kemudian metanol ditambahkan ke dalam labu takar 25 ml sampai tanda tera sehingga diperoleh larutan ekstrak stok. sebesar 1000 µg/mL. Masing-masing konsentrasi 2 mL larutan sampel dipipet dengan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam vial, kemudian ditambahkan 4 mL DPPH 35 µg/mL.

Data diperoleh dari pengukuran serapan ekstrak etanol Elephantopus mollis Kunth dan asam galat menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum 400-800 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan

Epidermis daun terdiri atas lapisan sel epidermis yang tidak mempunyai ruang antar sel. Pada proses ekstraksi menggunakan maserasi digunakan pelarut etanol 96% karena sampel merupakan sampel kering namun masih mengandung sedikit air. Sampel ini mempunyai kadar air yang rendah sehingga memerlukan sedikit air untuk melembabkannya dan juga dapat membukanya. pori-pori pada sampel. Jadi pada penelitian ini digunakan 2000 ml pelarut etanol 96% untuk 200 gram setiap bagian sampel akar, batang, dan daun E.mollis K.

Pada penelitian ini ekstrak padat yang diperoleh dengan menggunakan alat penguap putar (rotary evaporator) dilakukan di Laboratorium Terpadu (Fisika, Kimia, Biologi) LLDIKTI Wilayah X Padang. Setelah diperoleh hasil ekstrak kental, dapat diuji aktivitas antioksidannya dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH karena merupakan metode yang sederhana, mudah, sensitif dan hanya memerlukan sampel kecil dalam waktu yang relatif singkat (Okawa et al, 2001).

43 Metode uji antioksidan dengan DPPH merupakan metode uji kuantitatif untuk mengetahui aktivitas akar, batang dan daun E. mollis K. Asam galat digunakan sebagai perbandingan karena asam galat merupakan senyawa yang murah, murni dan mempunyai kestabilan yang tinggi jika disimpan dalam waktu yang lama, sekitar dua minggu dalam lemari es dan tertutup (Waterhouse, 1999). Larutan pembanding asam galat yang digunakan sebagai pembanding memiliki IC50 sebesar 3,344 µg/ml, tergolong sangat kuat dalam menghambat radikal bebas.

Pengukuran aktivitas antioksidan asam galat dilakukan pada panjang gelombang 516 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH 35 µg/mL dengan serapan 0,561. Dari serapan yang diperoleh dapat dihitung % penghambatan asam galat sehingga diperoleh persamaan regresi Y x. Dari persamaan tersebut dapat dihitung nilai IC50 larutan asam galat pembanding adalah 3,344 µg/mL.

Dari data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada ekstrak akar yang menunjukkan bahwa akivitas antioksidan lebih kuat dibandingkan ekstrak daun dan ekstrak batang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Belimbing (Averrhoa bilimbi, L.) terhadap 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), D-III Teknologi Farmasi, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi. Agen antitumor XXXVIII: isolasi dan penjelasan struktural germacranolida dan triterpen baru dari Elephantopus mollis. Aktivitas sitotoksik, apoptosis dan antiglukosidase dari asam 3,4-di-O-caffeoyl quinic, antioksidan yang diisolasi dari ekstrak Elephantopus mollis Kunth yang kaya polifenol.

Uji aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak jelatang (Myrmecodia pendans) dan ekstrak teh hitam (Camellia sinensis O.K.var.assamica (mast.)) menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). 200 gram simplisia tiap bagian tanaman (akar, batang dan daun) Elephantopus mollis Kunth di maserasi dengan 2000 ml etanol 96%. 1 Kg (Akar, batang dan daun) Elephantopus mollis Kunth segar. Ciri-ciri Simplisia dalam bentuk segar) dari.

Gambar 4. Tumbuhan Tutup Bumi (Elephantopus mollis Kunth)
Gambar 4. Tumbuhan Tutup Bumi (Elephantopus mollis Kunth)

Gambar

Gambar 1. Tanaman Elephantopus mollis Kunth
Gambar 2. Struktur Molephantin (a), 3,5-dicaffeoylquinic (b),Phantomolin  (c),  asam 1,4-dicaffeoylquinic (d), 3,4-dihydroxy-cinamic acid methyl ester
Tabel 1. Jenis pelarut organik dan sifat fisiknya
Tabel 2. Tingkat kekuatan antioksidan dengan  metode DPPH (Molyneux, 2004)  Intensitas  Sangat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini