PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi herbal sirih cina (Peperomia pellucida L. Kunth) terhadap Staphylococcus aureus. D = Diameter zona hambat ekstrak dan fraksinasi daun sirih cina (mm) Da = Diameter zona hambat antibiotik (mm).
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui golongan senyawa yang diekstraksi dari ekstrak etanol dan fraksi buah pinang cina (Peperomia pellucida L. Kunth). Pengetahuan tentang khasiat terbaik dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus diantara ekstrak dan fraksi buah pinang cina (Peperomia pellucida L. Kunth).
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Herba Sirih Cina
- Klasifikasi Tanaman
- Deskripsi Tanaman
- Kandungan dan Manfaat
H1: Adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol dan fraksinasi buah pinang cina ((Peperomia pellucida L.Kunth) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. .
Tinjauan Umum Bakteri
- Definisi
- Klasifikasi Bakteri
- Bakteri Uji
Simplisia dan Metode Penyarian
- Simplisia
- Metode Penyarian
- Cairan Penyari
- Macam-Macam Cairan Penyari
- Faktor-Faktor Pemilihan Cairan Penyari
Etanol merupakan pelarut yang baik untuk melarutkan resin, glikosida, alkaloid, minyak atsiri, tetapi tidak efektif untuk melarutkan albumin, gula dan gom. Etanol adalah pelarut yang sangat baik untuk alkaloid, glikosida, resin, dan minyak esensial, tetapi tidak efektif dalam melarutkan albumin, gula, dan gom.
Ekstraksi Dan Ekstrak
- Ekstraksi
- Metode Ekstraksi
- Ekstrak
Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan cara mengalirkan pelarut secara terus menerus di atas simplisia dalam waktu yang telah ditentukan. Refluks adalah proses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih selama waktu tertentu dan jumlah pelarut dengan adanya kondensor.
Skrining Fitokimia
Fraksinasi
Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatography)
Nilai Rf analit ditentukan dengan membandingkan jarak migrasi spot analit dengan jarak migrasi fase gerak/eluen. Pada Rf kurang dari 0,2, tidak ada kesetimbangan antara komponen fase diam dan fase gerak senyawa, sehingga bentuk bercak biasanya kurang simetris. Sedangkan pada Rf di atas 0,8, bercak analit akan terganggu oleh absorbansi impuritas pelat fase diam yang diamati saat divisualisasikan dengan lampu UV.
Dengan mengontrol kondisi ekspansi seperti ruang saturasi, komposisi campuran pelarut konstan, suhu konstan, dll, nilai Rf yang dapat direproduksi” (Wulandari L, 2011).
Media Pertumbuhan Bakteri
- Macam-Macam Media
Enriched medium, yaitu media yang ditambahkan zat tertentu (serum, darah, ekstrak tumbuhan, dll) sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu. Media uji (assay medium), yaitu media dengan komposisi tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin, asam amino, antibiotik dan lain-lain. Media umum, yaitu media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba, misalnya Nutrient Agar, PDA.
Media alami, yaitu media yang tersusun seluruhnya dari bahan-bahan alami, seperti kentang, daging, ikan, tepung, telur, dan umbi-umbian.
Metode Uji Aktivitas Antibakteri
Aktivitas antibakteri dapat dipelajari dengan berbagai metode, yaitu metode difusi agar, metode pengenceran dan metode pengenceran difusi. Hasil pengamatan yang diperoleh berupa ada atau tidaknya zona bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram, menunjukkan adanya zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Metode ini memiliki keunggulan antara lain: sederhana, dapat dilakukan lebih cepat dengan penyiapan slide, biaya murah, kemampuan untuk menguji sejumlah besar mikroorganisme dan agen antimikroba, dan kemudahan dalam menginterpretasikan hasil yang diberikan (Balaouri, et al., 2016 ).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1998), “bakteri dikatakan peka terhadap bahan antibakteri jika memiliki zona hambat 12-24 mm”, sedangkan menurut Davis dan Stout (1971) dinyatakan bahwa “jika zona hambat terbentuk pada uji difusi maka kategorinya diklasifikasikan pada tabel berikut”.
Konsentrasi Hambat Minimum
34;Sensitif" berarti bahwa organisme dihambat oleh konsentrasi obat dalam serum yang dicapai dengan dosis biasa; "Menengah" berarti bahwa organisme dihambat hanya ketika konsentrasi yang lebih tinggi dari dosis normal yang direkomendasikan dapat dicapai.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kerangka Konseptual
Fraksi air dipisahkan dan selanjutnya difraksinasi menggunakan etil asetat sehingga diperoleh dua fraksi yaitu fraksi etil asetat dan fraksi air. Masing-masing fraksi etil asetat dan fraksi air diuapkan untuk mendapatkan fraksi kental etil asetat dan fraksi air kental. Setiap filtrat ekstrak dan fraksi yang diuji dengan KLT selanjutnya diberikan pada bakteri Staphylococcus aureus.
Dari pengujian aktivitas antimikroba dari ekstrak dan fraksi dari masing-masing konsentrasi tersebut, terlihat keefektifannya, manakah yang memiliki nilai % keefektifan paling tinggi.
Hipotesis
Aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksinasi sirih cina terhadap bakteri Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi cakram agar. Sedangkan ekstrak etanol dan fraksi n-heksana dari ramuan sirih cina mengandung senyawa aktif alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan saponin. Positif mengandung senyawa ini; (-): Tidak mengandung senyawa tersebut Rangkuman hasil identifikasi fraksi etil asetat ramuan sirih cina.
Positif mengandung senyawa ini; (-): Tidak mengandung senyawa tersebut Rangkuman hasil identifikasi senyawa fraksi air sirih cina.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
Desain Penelitian
Variabel Penelitian
- Variabel Bebas
- Variabel Terikat
- Variabel Kontrol
Positif mengandung senyawa ini; (-): Tidak mengandung senyawa tersebut. Rangkuman Hasil Identifikasi Senyawa Fraksi N-Heksana Sirih Cina.
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
- Populasi
- Sampel
- Teknik Sampling
Alat dan Bahan
- Alat
- Bahan Penelitian
Definisi Operasional
Rangkaian konsentrasi dibuat dengan mengencerkan ekstrak etanol dan fraksionasi pinang cina dengan aquadest. Fraksinasi berasal dari ekstrak daun sirih cina yang dipisahkan dengan metode cair-cair menggunakan pelarut polar (air), semi polar (etil asetat) dan non polar (n-heksana). Kemampuan zat uji yaitu ekstrak etanol ramuan sirih cina dan fraksi hasil pemisahannya menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus aureus.
Akuades steril diteteskan pada cakram dan diletakkan pada media yang telah diinokulasi bakteri Staphylococcus aureus.
Prosedur Penelitian
- Pengumpulan dan Pengolahan Simplisia Herba Sirih
- Standarisasi Simplisia
- Pembuatan Ekstrak dan Skrinning Fitokimia
- Pembuatan Fraksi dan Identifikasi Senyawa
- Pengujian Efektivitas Antibakteri Fraksi-fraksi Hasil
Buat flash filter untuk mencegah penguapan etanol, kemudian evaporasi 20 ml filtrat hingga kering dalam gelas kimia alas datar yang dilapisi tar, panaskan residu pada suhu 105 °C hingga berat tetap konstan. Kemudian ditambahkan etanol 70% dengan perbandingan bubuk:pelarut 1:5, kemudian didiamkan pada suhu ruang. 28º-32ºC) selama kurang lebih tiga hari dengan sesekali diaduk (setiap 6 jam). Ambil biakan murni koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan cairan biakan murni steril, kemudian inokulasikan ke dalam agar miring yang telah dibuat tadi lalu inkubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam untuk Staphylococcus aureus (Aziz, 2010).
Larutan kemudian disterilkan selama 15-20 menit dalam autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 2 atm dengan menutup bagian atasnya dengan aluminium foil (Ngajow, 2013).
Analisis Data
Skema Kerja
- Alur Pembuatan Simplisia
- Alur Pembuatan Ekstrak Etanol
- Alur Fraksinasi
- Alur Uji KLT Ekstrak dan Fraksinasi Hasil Pemisahan 63
Pada uji keasaman (pH) simplisia ramuan sirih cina didapatkan hasil bahwa simplisia memiliki pH sebesar 6,77.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Herba Sirih Cina
Penetapan tanaman uji dilakukan di Laboratorium FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru pada bagian akar, batang, daun dan biji dengan mengambil tanaman herbal sirih cina dari budidaya swasta di Desa Pasir Panjang, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Tengah . Kalimantan dikirim ke laboratorium. Tujuan penentuan tumbuhan ini adalah untuk memastikan identitas tumbuhan yang akan diteliti agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan tumbuhan tersebut dan menjaga kemurnian bahan untuk bercampur dengan tumbuhan lain. Hasil penetapan tersebut menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan memang memiliki sifat Peperomia pellucida (L) H.B.K dengan nomor sertifikat hasil uji: 154/LB.LABDASAR/IX/2021, nomor referensi: IX-21-001 dan nomor faktur: 158 /TS-09/2021.
Pengumpulan Bahan dan pengolahan Simplisia
Tujuan pengeringan simplisia adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak selama penyimpanan dengan cara mengurangi kadar air dan mencegah pembusukan simplisia yang disebabkan oleh bakteri (Prasetyo & Entang I, 2013). Untuk melihat kualitas simplisia, salah satu parameter penting yang dapat mempengaruhi kualitas simplisia adalah kadar air simplisia yang menentukan bagus atau tidaknya simplisia tersebut. Farmakope Jamu Indonesia menetapkan bahwa simplisia yang baik memiliki kadar air tidak lebih dari 10%.
Pada penentuan kadar air simplisia ramuan sirih cina didapatkan hasil kadar air < 10% yaitu 9,5% yang berarti penentuan syarat kadar air simplisia telah terpenuhi.
Ekstraksi Serbuk Simplisia Herba Sirih Cina
Setelah melewati tahap penyortiran kering, serbuk simplisia disiapkan dengan blender untuk memudahkan proses pemurnian. Pembuatan serbuk ini bertujuan untuk memperluas luas permukaan agar serbuk simplisia dari ramuan sirih cina dapat terekstrak secara optimal (Riris I.D. et al. 2020). Selanjutnya filtrat hasil maserasi dan remaserasi digabungkan kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50˚C dan 60 RPM, dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan penangas air pada suhu 70˚C hingga diperoleh ekstrak kental.
Rendemen ekstrak ramuan sirih cina sebesar 21,75%, sehingga memenuhi syarat rendemen ekstrak dalam Farmakope Jamu Indonesia yaitu rendemen ekstrak tidak kurang dari 13,1%.
Hasil Standarisasi Simplisia
- Standarisasi Spesifik
- Standarisasi Non-Spesifik
Hal ini menunjukkan bahwa daun sirih cina lebih banyak mengandung senyawa polar dibandingkan senyawa non polar. Diketahui senyawa polar dalam ramuan sirih cina adalah flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Hasil penentuan kadar air simplisia ramuan sirih cina menunjukkan bahwa kadar air memenuhi syarat yaitu 10%.
Pada fraksi etil asetat dan fraksi air ramuan sirih cina, uji KLT menunjukkan adanya senyawa aktif flavonoid, tanin dan steroid. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis 1 diterima yaitu adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksinasi daun sirih cina terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Hasil Skrinning Fitokimia Ekstrak Menggunakan Reagen
Fraksinasi Herba Sirih Cina
Selain itu, pada fraksi etil asetat ramuan sirih cina didapatkan hasil fraksi etil asetat menghasilkan sebelas bercak yang diduga positif karena mengandung senyawa flavonoid. Hasil KLT menunjukkan bahwa senyawa dalam ekstrak etanol ramuan sirih cina dan fraksinasi n-heksana adalah alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan saponin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ramuan sirih cina menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi air dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan ekstrak etanol daun sirih cina sebagai terapi alternatif untuk infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Hasil Skrinning Fitokimia dengan Kromatografi Lapis Tipis
Pewarnaan Gram Bakteri
Selain itu, dilakukan uji efektivitas antibakteri yang diperoleh dengan membandingkan diameter zona hambat ekstrak etanol dan fraksinasi terbesar ramuan sirih cina dengan diameter zona hambat antibiotik Clindamycin. Efektivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksinasi ramuan sirih cina terhadap antibiotik dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: (Orho et al., 2015). Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram agar menunjukkan peningkatan diameter zona hambat dengan peningkatan konsentrasi ekstrak dan fraksinasi ramuan sirih cina.
Ekstrak Tanaman Sirih Cina (Peperomia Pellucida L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Staphylococcus Epidermidis (Disertasi).
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksinasi Herba Sirih
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kandungan fitokimia yang teridentifikasi pada ekstrak etanol dan fraksi n-heksana adalah alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan saponin. Kandungan fitokimia yang teridentifikasi pada fraksi etil asetat dan fraksi air adalah flavonoid, tanin dan triterpenoid. Semua kelompok perlakuan ekstrak dan fraksinasi sirih cina kecuali fraksi n-heksan 25% dan 50% efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus, namun tidak ada yang memiliki daya hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus seperti antibiotik Clindamycin.
Saran
Uji daya hambat ekstrak etanolik terfermentasi (Piperumia Pellucida L.H.B Kunth) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Pengaruh Pemberian Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol 70% Herba Pegagan Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Tikus Putih Jantan Universitas Muhammadiyah. Khasiat antibakteri ekstrak kulit buah belimbing wuluh (Baccaurea angulata Merr.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Isna Jati Asiyah, Destik Wulandari Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Suruhan (Peperomia Pellucida L. Kunth) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Karomah, S.2019 Uji ekstrak tanaman sirih cina (Peperomia Pellucida L.) sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus Aureus dan Staphylococcus Epidermidi.
Kerangka Konseptual
Alur Pembuatan Simplisia
Alur Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Sirih Sirih
Alur Fraksinasi
Alur Uji KLT Ekstrak dan Fraksinasi Hasil Pemisahan
Alur Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksinasi