• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTUALISASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AKTUALISASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE LEARNING "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: 2774-4574 ; E-ISSN: 2774-4582 TRILOGI, 3(1), Januari-April 2022 (30-37)

@2022 Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo DOI: https://doi.org/10.33650/trilogi.v3i1.3672

AKTUALISASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE LEARNING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI DALAM MENGHADAPI MASA PANDEMI COVID 19 DI SD NEGERI 1 KALIMAS KEC.

BESUKI

M. Faisol

Universitas Nurul Jadid, Probolinggo [email protected]

Abstract

This study presents the implementation of mobile learning-based learning media during the Covid-19 period in improving Islamic Religious Education learning outcomes and the results of implementing mobile learning-based learning media on student learning outcomes in Islamic Religious Education lessons at SDN 1 Kalimas Besuki Situbondo. In this study, researchers used a qualitative approach with data collection techniques through observation, interviews and documentation. As for analyzing the data of researchers with Data Reduction, Data Presentation, and Data Conclusion/Verification. The results of this study indicate that before the implementation of mobile learning-based learning media, student learning outcomes are below the minimum completeness criteria (KKM) of this lesson. After the implementation of mobile learning-based learning media, this proves that it is easier for students to get online learning and it is also easier to access school assignments because this mobile-based learning media has proven to be very effective as a solution in dealing with the COVID-19 pandemic.

Keywords: mobile learning; learning outcomes

Abstrak

Penelitian ini menyajikan tentang implementasi media pembelajaran berbasis mobile learning di masa Covid-19 dalam meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan hasl implementasi media Pembelajaran Berbasis mobile learning terhadap hasil belajarsiswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Kalimas Besuki Situbondo. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan Pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun untuk menganalisis data peneliti dengan Data Reduksi, Penyajian Data, dan Penyimpulan Data/Verifikasi. Hasil penelitian ini

(2)

menunjukkan sebelum di terapkannya media pembelajaran berbasis mobile learning hasil belajar siswa dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari pelajaran ini. Setelah di terapkannya media pembelajaran berbasis mobile learning, ini membuktikan bahwa siswa semakin mudah memperoleh pembelajaran secara daring dan juga dipermudah dalam mengakses tugas sekolah karena di dalam media pembelajaran berbasis mobile ini terbukti sangat efektif sebagai solusi didalam menghadapi masa pandemi covid-19.

Kata kunci: mobile learning, hasil belajar

1 Pendahuluan

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian yang awal mula muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease- 2019 (COVID-19).

Covid-19 menjadi sebuah virus yang di awal tahun 2020 ini. Sebuah penyakit yang kemudian menjadikan banyak hal menjadi tidak biasa dalam kehidupan manusia. Semua orang seakan menghadapi sebuah wabah yang mengerikan dan mengancam nyawa setiap manusia yang dihinggapi oleh Covid- 19.

Begitu juga Indonesia pada awal tahun 2020 dengan mewabahnya virus Covid-19.

Virus yang berasal dari Wuhan Cina ini menyebar dengan cepat hampir di seluruh dunia, termasuk indonesia. Covid-19 secara tidak langsung memberikan pengaruh diseluruh bidang pergerakan masyarakat, dari pembatasan aktivitas pribadi, hingga aktifitas sosial bersekala besar.

Efek samping yang juga belum terputus adalah bidang pendidikan, dari pertengahan Maret hingga saat ini efek dari Covid-19 ini masih berlanjut. Hal ini berefek pada terhambatnya proses pembelajaran di sekolah. Berdasar surat edaran kemendikbud No 4 Tahun 2020, poin ke 2 disampaikan terkait dengan pembelajaran dari rumah melaui atau pembelajaran jarak jauh.

Pendidikan Agama Islam dalam perjalanan proses pembelajaran mau tidak mau harus tetap dijalankan meskipun pembelajaran dilakukan dari jarak jauh. Hal ini menuntut semua pihak di sekolah untuk berkerja lebih aktif dalam menjalankan proses belajar mengajar. Siswa pun dituntut untuk siap dalam mengikuti pembelajaran ini. Yang menjadi permasalah mendasar dalam sistem adalah ketidak siapan guru dan murid dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, dari perubahan RPP yang harus menjadi pegangan guru dalam penyampaian pembelajaran, penyampaian tugas ataupun informasi ke siswa, umpan balik siswa kepada guru, hingga tahap penilaian yang juga membutuhkan waktu lebih lama. Masih ditambah dengan ketersediaan perangkat atau alat dalam pengerjaan tugas jarak jauh.

Masih banyak siswa yang belum memiliki android atau alat, ada siswa yang juga kesulitan memperoleh jaringan atau sinyal.

Ekonomi orang tua yang menjadi tidak stabil karena Covid-19 menjadikan anggaran untuk pembelian paket data menjadi berkurang, bahkan banyak yang tidak sanggup untuk membeli paket data. Di sisi lain, Islam juga mendidik kita untuk selalu menjaga kesehatan dan menjaga jarak dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan bahkan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi kalangan masyarakat. pada masa sekarang ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memegang peranan penting, baik dalam bidang Pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, geografi, agama, dan juga berbagai bidang lainnya.

Dalam bidang pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mengubah cara orang belajar, memperoleh berbagai informasi serta dalam menafsirkan informasi. Kecanggihan teknologi dalam

(3)

pendidikan memberikan tantangan besar bagi pendidik untuk terus memainkan peran penting dalam mencerdaskan anak bangsa di era globalisasi, Lebih- lebih dimasa pandemi Covid-19.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mendorong terciptanya inovasi-inovasi di segala bidang, Salah satu bidang yang tidak luput dari perkembangan tersebut adalah bidang pendidikan yang ditandai dengan lahirnya konsep elektronik learning (e-learning).

E-learning didefinisikan sebagai proses pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian alat elektronik untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.

Elektronik learning (e-learning) merupakan konsep belajar dan pembelajaran baru yang di kombinasikan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat. Konsep pembelajaran ini memudahkan siswa dan guru dalam memperoleh sumber belajar dengan akses yang mudah dan ringan.

Saat ini Konsep e-learning mulai merambah dan berkembang menjadi mobile learning tercipta dengan mengadaptasi e- learning yang di desain lebih sederhana dan dapat menjawab kekurangan yang terjadi pada e-learning. mobile learning memiliki karakteristik yang praktis dibawa kemanapun, maka mobile learning memiliki ketertarikan tersendiri.

Dalam pengembangan mobile learning salah satu diantaranya smart phone yang beroprasi sistem android. Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler berbasis linux sebagai karnelnya. Saat ini android bisa disebut raja dari smartphone. Sistem operasi android menjadikan media-media pembelajaran khusus bagi siswa yang dikemas dalam bentuk software atau aplikasi.

Aplikasi ini mudah digunakan dan dapat mengintegrasikan dan mengkombinasiakan berbagai hal seperti gambar, warna, video dan animasi dalam materi belajar, sehingga siswa tertarik untuk membaca dan mempelajari.

Proses menerima dan memperoleh informasi berbagai pengetahuan dari sumber belajar yang luas dan mudah di dapat oleh siswa.

Mobile learning merupakan media pembelajaran yang mudah digunakan dan praktis. Konsep yang ditawarkan mobile learning ini adalah pembelajaran jarak dekat dan jarah jauh. Konsep pembelajaran jarak dekat adalah media ini dapat digunakan saat proses pembelajaran oleh guru dan siswa secara langsung, sedangkan pembelajaran jarak jauh adalah media ini dapat dibuka dan dipelajari ketika siswa berada diluar lingkungan sekolah. Media android ini tidak memerlukan akses internet secara terus menerus dalam penggunaanya, sebab media yang diciptakan melalui android ini berupa aplikasi yang dapat di buka dan di simapan di Smartphone dengan merek apapun, asalkan menggunakan sistem operasi Android.

Berkaitan dengan hal itu maka kementrian pendidikan mengambil sikap untuk memberlakukan social distancing dalam mencegah penyebaran Covid-19 di dunia pendidikan dan memberlakukan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan pembelajaran e learning dalam melaksanaan study from home atau belajar dari rumah bagi semua siswa dari jenjang Taman kanak-kanak hingga tingkat sekolah menengah pertama.

Pendididkan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran wajib untuk semua jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional. Muhaimin mengemukakan pendidikan islam merupakan aktifitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengewajanthakan ajaran dan nilai-nilai islam. Namun dalam praktiknya di lapangan pembelajaran PAI sering dikenal dengan pembelajaran yang konvensional, terlalu verbal, padat materi dan membosankan.

Sehingga siswa lebih memilih melakukan hal lain dari pada mendengarkan atau menyimak materi yang di ajarkan.

Maka mobile learning bisa menjadi solusi bagi pembelajaran PAI agar pembelajaran bisa menyenangkan. Aplikasi dengan muatan materi pembelajaran PAI yang dibungkus dengan berbagi warna dan desain yang menarik, serta dilengkapi dengan suara, akan mudah dipahami dan diserap oleh siswa.

Sebab seluruh indra yang dimiliki sisiwa dapat merespon dengan cepat.

Di SD Negeri 1 Kalimas Pengguna handphone saat ini pada kalangan guru mencapai 100%. Sedangkan siswa sudah

(4)

sangat berkembang pesat, hampir semua pelajar telah menggunakan handphone.

Siswa-siswi SDN 1 Kalimas seperti yang disampaikan oleh Ibu Su’udah selaku guru Pendidikan Agama Islam sekitar 90% murid di sekolah yang beliau ajar telah menggunakan handphone yang berbasis Android.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN 1 Kalimas, kebanyakan siswa memanfaatkan handphone hanya sebatas untuk telepon, SMS, memutar lagu/video, mengakses sosial network (facebook, twiter, whatsapp dll), bahkan bermain game.

Maka kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenagkan dan berkualitas, sehingga materi yang diajarkan dapat secara maksimal diterima oleh siswa dan disimpan dengan baik dalam igatan siswa.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi media pembelajaran berbasis mobile learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI dalam menghadapi masa pandemi covid 19 di sd negeri 1 kalimas kecamatan besuki.

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.

Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan” (Usman, 2002).

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004).

Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn [Quinn 2000] sebagai The intersection of mobile computing and E-Learning:

accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space (Quinn, 2000).

Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Konsep pembelajaran mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dengan menggunakan perangkat bergerak. Hal penting yang perlu di perhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning.

Jhon Traxler (2007) dan pendukung lain dari mobile learning mendefinisikan mobile learning sebagai perangkat dan teknologi nirkabel dan digital, umumnya diproduksi untuk publik, yang digunakan oleh peserta didik saat ia atau dia berpartisipasi dalam pendidikan tinggi (Traxler, 2007).

Istilah mobile learning sendiri mengacu pada penggunaan perangkat teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti Personal Digital Assistant (PDA), telepon genggam, laptop, dan tablet PC dalam pengajaran dan pembelajaran. M-learning merupakan bagian dari electronic learning (e-learning) yang juga merupakan bagian dari distance learning (d-learning).

Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu (Humalik, 2007). Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif.

Pengertian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui

(5)

kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas hasil belajar dapat menerangai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol.

2 Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis fenomenologi. Pendekatan fenomenologi adalah pemahaman tentang esensi dari pengalaman hidup, diajukan pertanyaan lebih banyak (Sukmadinata, t.th).

Tujuan penelitian fenomenologi adalah menjelaskan pengalaman apa saja yang dialami seseorang dalam kehidupan, termasuk interaksi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya murni berdasarkan pada usaha mempelajari dan melukiskan ciri-ciri instrisik fenomena sebagaimana fenomena itu sendiri (Sugiarto, 2015).

Pendekatan ini peneliti gunakan dalam mencari informasi penelitian, agar apa yang menjadi fenomena real di lapangan dapat terbaca sebagaimana mestinya. Tidak ada informasi yang kabur/tidak jelas. Sehingga benar-benar dapat ditemukan jalan keluar/solusi dari masalah yang ditemukan pada subyek penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik peneliti menggunakan metode wawancara secara offline dan online.

Pada penelitian ini data deskriptif tersebut berasal dari para murid SDN 1 Kalimas Besuki. Menurut Sutandyo Wignyosubroto dalam J. Supranto menjelaskan bahwa metode kualitatif dikembangkan untuk mengkaji kehidupan manusia dalam kasus terbatas, kasuistik sifatnya, namun mendalam ( in depth ) dan total / menyeluruh (holistik) dalam arti yang tak mengenal pemilahan- pemilahan gejala secara konseptual ke dalam aspek-aspeknya yang eksklusif yang kita kenali dengan sebutan variabel. Senada dengan Sutandyo, Parsudi dalam Sedarmayanti mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan memusatkan perhatian pada prinsip

umum yang mendasari perwujudan dan satuan gejala sosial dan budaya yang ada untuk mendapatkan pola yang berlaku (

Wignjosoebroto, 2003)

.

Dengan penelitian yang bersifat deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan objek atau peristiwanya, kemudian menelaah dan menjelaskan serta menganalisa data secara mendalam dengan mengujinya dari berbagai peraturan yang berlaku maupun dari berbagai pendapat ahli hukum yang ada relevansinya sehingga diperoleh gambaran tentang keadaan yang sebenarnya (data-data faktual) yang berhubungan dengan implemantasi mobile learning Pada Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Kalimas Besuki.

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan konsep mobile learning dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Kalimas Besuki.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.

Sebagaimana lazimnya penelitian kualitatif, maka data yang muncul tidak berupa angka- angka, tetapi berupa uraian kata-kata, dan penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, tetapi lebih berorientasi pada pengembangan dan pengetahuan baru yang di peroleh melalui pengamatan atau observasi, wawancara, eksperimen, dan studi dokumentasi, yang berkaitan langsung dengan pokok permasalahan. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2000).

Dengan demikian penelitian ini berusaha mengungkapkan secara objektif dan sistematis fakta-fakta yang ditemukan oleh peneliti di lokasi SDN 1 Kalimas Besuki berkaitan dengan masalah penelitian yang pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini juga tergolong studi kasus secara intensif dan mendetail, yakni penggunaan teknologi informasi sebagai metode pembelajaran pada bidang studi pendidikan agama islam di SDN 1 Kalimas Besuki. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa penelitian kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisme,

(6)

lembaga, atau gejala tertentu. Dengan demikian penelitian kasus hanya meliputi subjek yang sempit tetapi sifatnya lebih mendalam.

3 Hasil dan Diskusi

Agar pembahasan ini fokus pada satu arah maka perlu diulang bahwa yang dimaksud dengan pemanfaatan Smartphone (mobile) sebagai media belajar pendidikan agama Islam memberikan solusi terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Implementasi media pembelajaran berbasis mobile learning pada pelajaran PAI

Jika dilihat dari hasil observasi menunjukkan bahwa penggunaan Smartphone (mobile) dimasa masa pandemi covid-19 sebagai media pembelajaran memang terjadi perubahan yang sangat signifikan dibandingkan dengan sebelumnya dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dan juga perubahan prilaku siswa ke hal yang lebih positif seperti siswa lebih rajin belajar mengunakan Smartphone (mobile). dalam usaha yang di lakukan oleh guru terhadap kemajuan hasil belajar dan semangat belajar siswa melalui program pemanfaatan Smartphone (mobile) sebagai penunjang belajar siswa. Selain itu peran guru juga sangat diperlukan bagi siswa dalam pemanfaatan hp android agar tidak salah dalam memanfaatkannya.

Upaya dalam pemanfatan Smartphone (mobile) di sekolah sebagai penunjang belajar PAI dan sebagai media pembelajaran dimasa pandemi covid-19 terdapat beberapa pelaku utama yang memanfaatkan fasilitas penunjang tersebut diantaranya kepala sekolah, dewan guru, dan siswa SD Negeri 1 Kalimas . Seperti halnya upaya pemanfaatan Smartphone (mobile) sebagai media penunjang belajar merupakan salah satu trobosan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta peningkatan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Kalimas.

Salah satu kegiatan yang memanfaatkan Smartphone (mobile) adalah sebagai media pembelajaran untuk mengakses tugas baik tugas sekolah maupun tugas di rumah dan juga tugas-tugas yang lain.

Perkembangan media pembelajaran di pengaruhi perkembangan tehnologi komunikasi yang lebih awal muncul. Kalau dilihat dari perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat visual, focus media hanya pada aspek visualisasi materi pembelajaran, belum menyentuh pada aspek audio dan kinestik. Media pembelajaran awalnya dikenal melalui suatu gerakan dalam dunia pendidikan yang dinamakan “visual educational” pada tahun 1920-an.

Upaya pemanfaatan Smartphone (mobile) ini juga melatih siswa untuk aktif dalam menunjang hasil belajar mereka khususnya pelajaran PAI. Dengan adanya upaya tersebut maka secara tidak langsung siswa akan terpancing untuk belajar lebih giat lagi karena fasilitas handpohe (mobile) sangat cepat dan canggih dalam menemukan tugas yang siswa butuhkan secara tepat dan efisien.

Pemanfaatan Smartphone (mobile) di SD Negeri 1 Kalimas terkesan masih sangat baru, karena kebijakan tersebut baru di keluarkan oleh Ibu kepala sekolah yang baru atau yang baru bertugas di lingkungan SD Negeri 1 Kalimas dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 yang mana sistem belajar mengajarnya dengan menggunakan sistem Daring (virtual), selain itu memanfaatkannya sebagai sarana media penunjang belajar, tetapi saat ini Smartphone yang di bawa siswa di tekankan untuk mencari tugas-tugas sekolah dan buku-buku yang belum terdapat di perpustakaan sekolah. Akan tetapi siswa tidak boleh semena-mena mengunakan fasilitas penunjang belajar ini dengan sembarangan karena kepala sekolah juga menerapkan beberapa peraturan-peraturan yang wajib ditaati oleh siswa dalam pemanfaatan Smartphone

Dalam pemanfaatan Smartphone (mobile) bertujuan untuk mencerdaskan siswa SD Negeri 1 Kalimas dalam meningkatkan motivasi belajar serta hasil belajar siswa terutama pada pelajaran PAI, karena pelajaran ini saat ini dipandang sangat penting.

Hasil implementasi media Pembelajaran Berbasis mobile learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam

(7)

Siswa memanfaatkan media penunjang belajar ini kedalam hal positif yaitu untuk mengakses tugas, berbagi pengetahuan kepada teman grub, membuat e.book, dan membaca buku pada aplikasi goole yang terdapat pada Smartphone (mobile) secara online. Saat ini hampir semua orang mengunakan internet setiap hari. Informasi seperti video berita, artikel, dan music dapat diperoleh melalui search engine atau mesin pencarian seperti google dll.

Hal lain yang sangat berperan penting dalam pemanfaatan Smartphone (mobile) adalah ketersediaan jaringan selular yang memadai atau yang selau dapat terkoneksi internet dengan baik, namun jika signal atau jaringan sedang mengalami kendala siswa juga bisa mengunakan Smartphone dengan bantuan wifi

Dengan Smartphone (mobile) siswa bisa memanfaatkannya di rumah masing-masing Untuk mengikuti kegitan belajar mengajar secara virtual (daring). Hal ini di karenakan ada aturan-aturan yang wajib di taati siswa dan guru dalam menghadapi masa pandemi covid-19 dengan menmanfaatkan Smartphone (mobile) sebagai media pembelajaran.

Meskipun tanpa adanya pembelajaran tatap muka seperti biasa namun hal ini tidak bisa menjadi kendala besar bagi siswa dan guru dalam menerima pelajaran dan mengajar, dikarenakan sudah tersedianya Smartphone (mobile) sebagai media yang bisa memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi siswa dan guru.

Dalam pemanfaatan media mobile learning siswa SD Negeri 1 kalimas mengalami beberapa peningkatan:

a. Ranah kognitif

Siswa SD Negeri 1 Kalimas dalam hal ini di nilai sudah bisa meningkatkatkan pemahaman pembeljaranya khususnya pelajaran PAI dalam segi knowledge (pengetahuan/hafalan/ingatan),

compherehension (pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis), syntetis(sintetis), evaluation (penilaian) b. Ranah Afektif

Siswa SD Negeri 1 Kalimas juga mampu menghasislkan ranah yang berkenaan

dengan sikap yang nampak Tipe hasil belajar afektif inilah yang nampak pada Siswa SD Negeri 1 Kalimas dalam berbagai tingkah laku seperti: perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan belajar dan hubungan sosial.

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar ini tampak pada Siswa SD Negeri 1 Kalimas dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu.

Ada beberapa tingkatan keterampilan, yakni:

gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada gerak- gerak sadar, kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dalam hal lain terdapat juga nilai-nilai positifi yang tidak terdapat di media lain, seperti mengakses sumber belajar elektronik dan aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang pengetahuan siswa dalam memperoleh informasi dan pendidikan khususnya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.

4 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diketengahkan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan umum bahwa pemanfaatan Smartphone (mobile) sebagai media pembelajaran PAI siswa yaitu :

a. Implementasi media pembelajaran berbasis mobile learning di masa Covid-19 dalam meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Kalimas Besuki Situbondo sangatlah tepat dan efektif didalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya di bidang Pendidikan Agama Islam. Dan juga mengingat peraturan pemerintan bahwa sekolah haruslah menerapkan sistem pembelajaran daring (online).

Pemanfaatan Smartphone (mobile) sebagai Media Pembelajaran pendidikan

(8)

agama Islam siswa SD Negeri 1 Kalimas adalah pemanfaatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa.

Selain Smartphone (mobile) dipergunakan sebagai media penunjang pelajaran PAI juga digunakan sebagai atat untuk mencari bahan ajar, buku-buku bacaan yang belum terdapat di perpustakaan sekolah, sehingga mempermudah siswa untuk seefektif mungkin menemukan bahan bacaan yang diperlukan sewaktu mengerjakan tugas sekolah dirumah masing-masing.

b. Adapun dari Hasil implementasi media Pembelajaran Berbasis mobile learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Kalimas Besuki Situbondo yaitu Siswa memanfaatkan media penunjang belajar ini kedalam hal positif yaitu untuk mengakses tugas, berbagi pengetahuan kepada teman grub, membuat e.book, dan membaca buku pada aplikasi goole yang terdapat pada Smartphone (mobile) secara online. Sehingga siswa siswa SD Negeri 1 kalimas mengalami beberapa peningkatan yaitu pengingkatan pada ranah kognitif, Afektif dan ranah psikomotorik

5 Referensi

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Omear. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

J, Traxler. (2007). Mobile Learning - The Ethical and Legal Challenges. Rome:

LSDA.

Quinn, Clark. (2000). Mobile Learning. US : The Mc Graww-Hill Companies.

Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.

Bandung, Remaja Rosda Karya.

Sugiarto, Eko. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif. Yogyakarta, CV Solusi Distribusi.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (t.th). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wignjosoebroto, Soetandyo. (2003). Hukum:

Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya. Jakarta: Elsam, HuMa.

Referensi

Dokumen terkait

This effect leads to an increase in the magnitude of the magnetoelastic energy, but the value of the elastic modulus 𝑐′ does not change, which leads to an increase in the