AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Disusun oleh
Yesi Mutia Basri
Penyunting : Desmiyawati
Judul : Akuntansi Sektor Publik Penulis : Yesi Mutia Basri
Editor : Yesi Mutia Basri
Sampul:
Yesi Mutia Basri Diterbitkan pertama kali oleh:
© Jurusan Akuntansi FE UR 2017 Alamat Penerbit:
Kampus Bina Widya km.12,5 Panam Pekanbaru-Riau 28293
Telp: 0761-63268 Fax: 0761-63268
Dilarang memproduksi atau memperbanyak seluruh maupun sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Perpustakaan nasional RI : Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
Yesi Mutia Basri
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Pekanbaru: Jurusan Akuntansi FE UR
Cetakan Pertama: OKTOBER 2018 ISBN : 978-602-451-290-3
Undang-undang republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Lingkup hak Cipta:
Pasal 2
1. Hak cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lingkup hak Cipta:
Pasal 72:
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melalukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dan 2 dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan/atau paling banyak Rp.5.000.000.000,-
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku Akuntansi Sektor Publik telah dapat diselesaikan. Buku panduan ini merupakan buku refernsi yang dapat membantu mahasiswa dan praktisi dalam memahami akuntansi sector public
Terimakasih disampaikan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian buku ini.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi maanfaat bagi mahasiswa dan pihak yang membutuhkannya
Pekanbaru, Oktober 2018 Penulis Yesi Mutia Basri
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Definisi Organisasi Sektor Publik dan Akuntansi Sektor Publik Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Sifat Dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik Sejarah Dan Perkembangan Organisasi Sektor Publik Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik
Karakteristik Organisasi Sektor Publik Peranan Sektor Publik Dalam Ekonomi
BAB 2 KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN BISNIS Perkembangan Pemikiran Akuntansi
Komparasi ASP Dengan Akuntansi Bisnis
Asumsi-Asumsi Akuntansi Sektor Publik Dan Akuntansi Bisnis Penganggaran Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis
Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dan Bisnis
Pengambilan Keputusan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis Perencanaan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis
BAB 3 PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK Anggaran Sektor Publik
Sistem Penganggaran
Sistem Penganggaran Di Indonesia
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara/Daerah
Peran APBN Bagi Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Dasar Hukum APBN Dan APBD
Siklus APBN Dan APBD
Perencanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara/Daerah Fungsi Perencanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara/Daerah
Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara/Daerah
Azas Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara/Daerah
Sumber Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara/Daerah BAB 4 PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
Sistem Pengukuran Kinerja Di Sektor Publik Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintah
Tujuan Sakip Tahapan Sakip
Pedoman Evaluasi Sakip Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Tujuan Penilaian Kinerja
Prinsip Pengukuran Kinerja Ukuran Kinerja
BAB 5 AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Perkembangan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemeintah Pusat Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (BUN) Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Hubungan Unit Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Dengan Unit Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Barang Pada Struktur Organisasi Kementeriannegara/Lembaga
BAB 6 AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM Definisi Badan Layanan Umum
Dasar Hukum Badan Layanan Umum Karakteristik Badan Layanan Umum Asas Badan Layanan Umum
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Jenis Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Tata Kelola Badan Layanan Umum
Perencanaan Dan Penganggaran Badan Layanan Umum Pengelolaan Keuangan Dan Barang Badan Layanan Umum BAB 7 AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI
Perguruan Tinggi
Struktur Dana Di Universitas Dana Lancar
Dana Terikat
Jenis Perguruan Tinggi Negeri Menurut Pengelolaan Keuangan Badan Hukum (PTN BH)
Badan Layanan Umum
Penyusunan Laporan Keuangan Perguruan Tinggi
Pelaporan Keuangan Pada Perguruan Tinggi Swasta Pelaporan Keuangan Pada Perguruan Tinggi Negeri
Pelaporan Keuangan Perguruan Tinngi Badan Layanan Umum (BLU) Pelaporan Keuangan Perguruan Tinngi Badan Hukum
BAB 8 AKUNTANSI RUMAH SAKIT Jenis –Jenis Rumah Sakit
Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Pelaporan Keuangan Pada Rumah Sakit
Rumah Sakit Swasta
Rumah Sakit Pemerintah Non BLU
Rumah Sakit Pemerintah –Badan Layanan Umum
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Organisasi Sektor Publik dan Akuntansi Sektor Publik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Sejarah Dan Perkembangan Organisasi Sektor Publik
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Karakteristik Organisasi Sektor Publik 4. Mahasiswa mampu menjelaskan Peranan Sektor Publik Dalam Ekonomi
Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat. Oleh sebab itu dalam rangka pertanggungjawaban dana publik maka diperlukan rangkaian prosedur yang disebut dengan akuntansi sektor publik.
Istilah Sektor publik memiliki definisi yang beragam. Hal ini disebabkan sektor publik memiliki area yang luas. Dari sudut pandang ilmu ekonomi menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004:2) sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Bastian (2003:60) mengatakan bahwa dari sisi kebijakan publik, sektor publik dipahami sebagai tuntutan pajak, birokrasi yang berlebihan, pemerintahan yang besar dan nasionalisasi versus privatisasi. Dalam arti luas, sektor publik disebut bidang yang membicarakan metoda manajemen negara, sedangkan dalam arti sempit, diartikan sebagai pembahasan pajak dan kebijakan pajak. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik sering didefinisikan sebagai “suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik”.
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi
2 stekeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal. Jadi, Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Namun sebagai sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi sektor publik. Kegiatan perencanaan, pengendalian biaya dan kegiatan serta evaluasi & pengendalian tetap dijalankan di organisasi sektor publik seperti halnya di sektor swasta.
Pertanggungjawaban dan pelaporan organisasi sektor publik memiliki acuan khusus. Untuk pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan rujukan nasionalnya adalah International Public Sector Accounting Standard. Rujukan lain yang sering digunakan adalah standar akuntansi pemerintah USA yaitu Government Accounting Standard. Rujukan IPSAS lebih banyak digunakan karena sifatnya yang lebih umum dan tidak dipengaruhi oleh bentuk organisasi pemerintah negara tertentu.
Sedangkan standar USA tentunya akan sangat diwarnai dengan sistem pengelolaan keuangan dan pelaksanaan jalannya pemerintahan.
Untuk organisasi sektor publik selain pemerintah menggunakan acuan PSAK 45 tentang Organisasi Nirlaba. Hal yang membedakan laporan keuangan nirlaba dengan organisasi bisnis adalah adanya pemisahan dana yang diterima oleh entitas sektor publik dalam bentuk entitas dana. Biasanya dana yang diterima oleh organisasi tersebut harus dipertanggungjawabkan secara khusus, maka harus ada pelaporan khusus dan terpisah.
Karakter organisasi sektor publik menunjukkan variasi sosial, ekonomi, politik dan karakteristik menurut undang - undang. Aktivitas organisasi sektor publik amat beraneka ragam. Kondisi organisasi sektor publik amat mandiri, atau lepas dari mekanisme murni pasar.
Akuntansi Sektor Publik
Menurut Hafiz (2006) Akuntansi sektor publik merupakan proses penggolongan, pencatatan, serta pengikhtisaran dengan beragam metode tertentu dalam ukuran transaksi, moneter, dan kejadian kejadian yang sifatnya mausk ke dalam laporan
3 penyelenggaraan pemerintah yang turut pada asas otonomi serta tugas pembatuan yang didasarkan pada prinsip otonomi pada prinsip dan sistem NKRI.
Menurut Bastian (2007) Akuntansi sektor publik menjadi mekanisme dalam teknik serta analisis akuntansi yang digunakan pada pengelolaan dana masyarakat yang terdapat pada lembaga-lembaga negara dan departemen yang berada dibawahnya, BUMD, BUMN, LSM, yayasan-yayasan sosial, serta dana-dana proyek kerja sama baik sektor publik maupun swasta. Di dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Sektor Publik”, definisi dari Akuntansi Sektor Publik dapat diartikan dalam arti yang lebih luas sebagai metode manajemen Negara. Sedangkan dalam arti sempitnya, didefinisikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh Negara.
Bila ditarik kesimpulannya maka, Akuntansi sektor publik merupakan serangkaian proses dalam mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, mencatat, hingga menyajikan informasi-informasi tersebut dalam sebuah laporan yang nantinya dapat digunakan pihak-pihak terkait untuk pengambilan keputusan. Sistem akuntansi sektor publik memang diterapkan pada lembagap-lembaga publik negara.
Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Berikut ini beberapa tujuan dari adanya akuntansi sektor publik yang dijelaskan oleh American Accopunting Association (1970):
1. Management Control, tujuannya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola suatu organisasi dengan cepat, tepat, efisien serta ekonomis atas operasi dan penggunaan sumber daya yang dipercayakan / dianggarkan untuk sebuah organisasi.
2. Accountability, tujuan ini hampir sama dengan management control yaitu memberikan informasi yang berguna untuk manager sektor publik yang digunakan untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab sumber daya / bidang / divisi yang berada di bawah wewenangnya. Selain itu juga untuk melaporkan kegiatan kepada publik atas operasi pemerintah serta penggunaan dana / anggaran publik
Di Indonesia, kehadiran akuntansi sektor publik memang ditujukan untuk dapat menciptakan kondisi yang transparan, efisiensi, akuntabilitas publik, efektiv, serta
4 ekonomis. Yang dimaksud dengan kondisi transparan adalah pelaporan yang disajikan dalam keadaan terbuka dan tidak ada bagian yang ditutupi. Definisi dari akuntabilitas publik adalah pewujudan dari konsep etika pertangungg jawaban dalam lembaga publik.
Sedangkan tujuan dari efektivitas, efisiensi, serta ekonomis merupakan makna dari penghematan waktu serta biaya agar kinerja dapat berjalan optimal.
Akuntansi sektor publik berhubungan dengan 3 pokok utama, yaitu sebagai penyedia informasi pengendalian manajemen serta akuntabilitas. Informasi akuntansi digunakan sebagai bahan pertimbangan pada saat pengambilan sebuah keputusan, dalam hal ini membantu kerja dari manajer untuk mengalokasikan seumber daya yang ada.
Informasi akuntansi juga digunakan dalam penentuan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu aktivitas serta kelayakannya dalam hal ekonomis atau teknis. Selain itu, informasi tersebut juga dapat digunakan dalam memilih program-program mana sajakah yang tepat, efektif, ekonomis untuk penilaian investasi. Informasi akuntansi juga sangat dibutuhkan dalam penilaian kinerja sektor publik.
Sifat Dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik jelas berbeda dengan akuntansi sektor swasta. Hal mencoloknya adalah pada bagian instansi yang menggunakannya. Sektor publik biasanya terkait dengan organisasi pemerintahan daerah. Secara umum berikut ini komponen yang mempengaruhi organisasi sektor publik :
1. Ekonomi
1. Tingkat Inflasi
2. Pertumbuhan sektor ekonomi 3. Tenaga Kerja Produktif
4. Nilai Kurs/ Nilai Tukar Mata Uang 5. Infrastruktur / sarana dan prasarana
6. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Perkapita 2. Politik
1. Hubungan antara negara dengan masyarakatnya 2. Legitimasi hukum pemerintah
3. Tipe pemerintahan yang berkuasa 4. Ideologi & dasar yang dianut
5 5. Jaringan Internasional
6. Hubungan antar lembaga 3. Kultural
1. Keragaman ras, suku, agama, budaya dan bahasa 2. Sistem nilai yang berlaku di masyarakat (moral) 3. Historis/ sejarah
4. Kondisi Sosiologis Masyarakat 5. Tingkat Pendidikan
6. Karakteristik Masyarakat yang Berbeda tiap daerah 4. Demografis
1. Tingkat Pertumbuhan penduduk 2. Struktur / penyebaran usia penduduk 3. Migrasi (transmigrasi, imigrasi, dll) 4. Kesehatan Masyarakat
5. Angka harapan hidup
Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang utama, yakni :
a. Akuntansi Pemerintah Pusat b. Akuntansi Pemerintah Daerah c. Akuntansi Parpol dan LSM d. Akuntansi Yayasan
e. Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan f. Akuntansi Tempat Peribadatan
Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk memindahkan organisasi sektor publik ke sektor swasta.
Karakteristik organisasi sektor publik
Tujuan Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar, dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani.
Aktivitas Pelayanan publik ( publik services ) seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum,
6 transfortasi publik dan penyediaan pangan.
Sumber Pembiayaan Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara, peinjaman pemerintah, serta pendapatan lain – lain yang sah dan tidak
bertentangan sengan perundangan yang berlaku.
Pola Pertanggungjawaban Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan masyarakat seperti Dewan Perwakilan
Rakyat ( DPR ), Dewan Lerwakilan Daerah ( DPD ), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
Kultur Organisasi Bersifat birokratis, formal dan berjenjang Penyusunan Anggaran Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan
program. Penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh wakil dari masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
Stakeholder Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para
pegawai organisasi, para kreditor, para investor, lembaga – lembaga internasional termasuk lembaga donor
internasional seperti Bank Dunia, IMF ( International Monetary Fund ), ADP ( Asian Development Bank ), PBB ( Perserikatan Bangsa – Bangsa ), UNDP ( United Nation Depelopment Program, USAID, dan Pemerintah luar negeri.
Ciri-Ciri Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik memiliki ciri sebagai berikut : a. Tidak mencari keuntungan finansial
b. Dimiliki secara kolektif oleh publik
c. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham
d. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan konsensus
7 Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya : layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya. Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor swasta, misalnya : fungsi birokrasi perintahan. Sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
Struktur Organisasi Sektor Publik
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta. Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik. Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta.
Sejarah Dan Perkembangan Organisasi Sektor Publik
Sejak awal 1990-an, paradigma diberbagai negara bergeser dari pemerintah formal (rulling goverment), menuju ke tata pemerintah yang baik ( good governance), dalam rangka menempatkan administrasi pemerintah menjadi lebih berhasil guna,berdana guna, dan bagi setiap warga masyarakat.
Sebenarnya sejarah organisasi sektor publik telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan dalam bukunya, Vernon Kam (1989) mengilustrasikan keberadaan praktik akuntansi sektor publik sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Praktik tersebut dihasilkan dari berbagai interkasi antarwarga masyarakat dan berbagai kekuatan sosial kemasyarakatan. Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk pemerintahan organisasi sektor publik ini, diklasifikasikan dalam :
1. Semangat kapitalisasi
2. Peristiwa politik dan ekonomi 3. Inovasi Teknologi
8 Pada akhir abad 18, terjadi perubahan mendasar dalam aturan bisnis. Inisiatif individu menjadi lebih dihargai dan diberi peluang seluas-luasnya. Akibatnya, revolusi industri muncul di Inggris.
Praktik akuntansi sektor publik dapat dikatakan berkembang lebih lambat di abad ke 19 dan 20. Interpretasi yang sah mulai muncul dengan menyamakan akuntansi sektor publik sebagai proses pencatatan pajak yang dipungut pihak pemerintah. Di Inggris, penekanan ini dinyatakan dalam penunjukan pejabat publik sebagai penanggung jawab pengumpulan pajak, sekaligus pembelanjaan dana kerajaan. Satu- satunya perkembangan di masa itu adalah dimulainya praktik audit atas dana pemerintah.
Pada tahun 1832, dibentuk komisi audit yang melaporkan ke Dewan Perwakilan Rakyat tentang pelaksanaan pengeluaran dana. Kedekatan para auditor dan para pejabat terbilang amat erat. Berbagai bukti sejarah menunjukan praktik akuntansi sektor publik.
Selain itu, kehadiran dari akuntansi sektor publik juga dapat mewujudkan karakteristik dari Good Governance (tata kelola yang baik). Karakteristik tersebut terdiri dari berbagai hal, antara lain adalah:
 Transparansi, karakter yang diwujudkan dari adanya kebebasan dalam mendapatkan informasi.
 Partisipasi, karakter yang mewujudkan kebebasan dalam berasosiasi, berbicara, dan berpartisipasi dengan konstruktif.
 Akuntabilitas, karakter yang berasal dari pertanggung jawaban yang real terhadap publik.
 Consencus Orientation, karakter yang memiliki orientasi pada publik.
 Rule of law, karakter yang bertujuan untuk mewujudkan hukum yang dapat ditegakkan tanpa memandang apapun.
 Equity, karakter ini bertujuan untuk mewujudkan persamaan dari hak keadilan dan kesejahteraan.
 Responsiveness, karakater yang beruwuju dikap cepat dan tanggap terhadap pelayanan publik. Strategic Vision, karakter yang mewujudkan visi dan misi yang ada dan jelas.
9
 Efficiency and Effectiveness, karakter yang mewujudkan pengelolaan dari sumber-sumber daya mulai dari pengumpulannya hingga penggunaan sumber daya tersebut dengan efektif, efisien, dan bertanggung jawab.
Kehadiran akuntansi sektor publik memang sangat penting dalam pembuatan laporan yang terkait dengan transaksi dan kegiatan keuangan pada lingkup pemerintahan. Peranannya yang penting ini juga tercantum dan didukung dasar hukum yang jelas seperti UUD 1945 amandeman IV yang menjelaskan keuangan negara, UU nomor 5 tahun 1974 pasal 64(Fungsi APBD), dan lainnya. Semoga informasi diatas bermanfaat bagi anda.
Peranan Sektor Publik Dalam Ekonomi : Paradigma Baru Pasca Orde Baru
Konsep tanggung jawab bersama, pentingnya demokrasi sebagai pengendali negara dan nilai kehidupan manusia telah berkurang sejak era 1990-an. Kesehatan dan pendidikan sebagai aspek yang menyentuh langsung ke individu telah diubah menjadi kancah kepentingan anggaran dan penguasa. Akibatnya, kebutuhan-kebutuhab sosial, persamaanm demokrasi, kepentingan masyarakat dan keadilan ditempatkan pada posisi terendah. Kondisi inilah yang terakumulasi dalam kesulitan ekonomi dan politik. Hasil dari proses ini semua adalah pencarian keseimbangan tetanan sosial baru di indonesia.
Politik Ekonomi Status Quo : Catatan Perjalanan Sektor Publik di Orde Baru Kebijakan top down yang dilakukan selama order baru telah membawa krisis fiskal dan moneter negara sejak 1997. Dampak nyata dari pemerintahan Orde Baru tidak dapat diukur hanya dari propaganda pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari pertumbuhan kesenjangan sosial. Di tahun 1990-an, yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin, yang dapat dilihat sebagai berikut.
a. Jumlah rakyat yang hidup dibawah kemiskinan di tahun 1998 telah meningkat tiga kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.
b. Jumlah siswa putus sekolah juga telah meningkat lebih dari dua kali lipat.
c. Harga obat-obatan nongenerik telah meningkat empat kali lipat.
d. Harga utilitas, seperti listrik, air, transportasi, dan telekomunikasi umumnya meningkat lebih dari 20%.
10 Reformasi Arah Sektor Publik
Perkembangan dunia politik dan sistem multi partai dipengaruhi oleh aliran Kanan Baru di Indonesia. Pendukung aliran ini mempunyai pandangan yang berbeda tentang peranan negara dan sektor publik, terutama pelaksanaan privatisasi dan deregulasi.
Dibawah ini adalah beberapa kritik aliran Kanan Baru terhadap manajemen sektor publik :
a. Sektor swasta lebih efisien dibandingkan sektor publik. Kriteria efesiensi telah diprioritaskan dibanding kriteria efektivitas, persamaan dan pertanggung jawaban. Efesiensi lebih merupakan proses dan dipandang sebagai cara pencapaian suatu tujuan.
b. Kekuatan pasar dan persaingan mengarahkan ke pilihan yang lebih baik dengan berkurangnya biaya jasa dan meningkatnya kualitas. Aliran kanan Baru mengeklaim bahwa disiplin pasar amat esensial untuk melindungi konsumendan mendorong pelayananan yang lebih baik dari perusahaan-perusahaan yang ada.
c. Perusahaan swasta dan pasar yang kompetitif akan lebih baik dalam memenuhi permintaan konsumen dan kondisi pasar.Klaim aliran Kanan Baru menyatakan bahwa birokrat dan pekerja pemerintahan mempunyai kecenderungan mengutamakan kepentingan mereka sendiri.
d. Pemerintah terlalu besar dan boros, sehingga pemerintah sering disebut sebagai masalah. Negara harus mengatir pasartetapi tidak mengintervensi industri.
e. Meningkatkan inovasi pelayanan masyarakat dengan melibatkan keluarga dan disiplin tanggung jawab individual dalam mempromosikan kepentingan industri.
Peranan Sektor Publik
Pelayanan masyarakat oleh sektor publik secara keseluruhan memainkan peranan vital dalam perekonomian negara. Pemerintah pusat maupun daerah cenderung berfokus pada pengeluaran nasional dan memproyeksikan sektor publik sebagai “kran” ekonomi yang menyerap sumber daya yang dapat digunakan lebih baik dari sektor lain. Dalam kenyataannya peranan swasta maupun kerja sama publik –swasta tidak mengubah porsi ekonomi agensi publik.
11 Membangun Kembali Sektor Publik
Perubahan orientasi politik ekonomi ke sektor publik telah memunculkan kebutuhan untuk membangun sektor publik. Proses ini tentunya harus meliputi :
a. Pembangunan ulang industri dan ekonomi, dengan perencanaan sektor dan persetujuan peerencanaan yang mencakup perawatan anak, pendidikan yang efektif, pemenuhan kebutuhan minimum dengan gaji yang mencukupi, kebijakan regional, dan demokratisasi industri.
b. Demokratisasi negara, termasuk pengendalian badan nasional dan regional, serta program pemerintah, seperti pendidikan nasional dan kesehatan nasional.
c. Peningkatan investasi yang dibiayai dengan peningkatan produksi, redistribusi pengeluaran dan pajak.
Agar proses ini dapat terlaksana diperlukan strategi yang terintegrasi. Pelaksanaan restrukturisasi dan regenerasi pelayanan masyarakat ini sangat tergantung pada empat kondisi :
a. Pekerja dan pemakai berpartisipasi penuh, perubahan permintaan secara fundamental, pengambilan langkah untuk meyakinkan implementasi dan kebijakan, serta mencegah kekakuan pengelolaan modal.
b. Kebijakan harus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pengembangan pelayanan baru untuk masyarakat, pengembangan hubungan sosial dari pelayanan yang ada, dan tidak mengulangi kesalahan kebijakan orde baru.
c. Kebijakan harus mengarah pada commodification dan consumerisation dari jasa serta kesempatan yang sama menurut kelas, ras, dan jenis kelamin.
d. Strategi bentuk-bentuk kepemilikan dan pengendalian digunakan. Proses restrukturisasi dan regenerasi harus meyakinkan pengembangan yang berkelanjutan dari bentuk-bentuk ini.
Berdasarkan kondisi dan cakupan area pengembangan, isu yang terkait dapat mulai diusulkan :
a. Pengembangan sektor publik meliputi industri utilitas, jasa dan tanah, dan harus meliputi perusahaan individual serta organisasi.
b. Fokus pada pengendalian publik dalam kebijakan makroekonomi.
12 c. Mengakui kepemilikan sebagai hal yang vital, walaupun ini hanya satu dari
sejumlah taktik untuk merestrukturisasi dan menggenerasi.
d. Memusatkan pada visi pelayanan masyarakat dan demokratisasi pengendalian organisasi publik.
e. Memperkuat kapasitas dan visi badan publik tingkat lokal dan regional untuk mengembangkan inisiatif yang ada.
f. Mengakui dan memobilisasi sumber daya, keahlian, dan ide pergerakan tenaga kerja.
g. Perspektif internasional amat diperlukan untuk mengikuti gerakan globalisasi jasa dan perusahaan.
h. Untuk mengakui rentang persyaratan tentang sumber daya manusia, teknis, dan keuangan untuk pengembangan ide dan inovasi.
i. Perubahan hubungan sosial, pengendalian demokratis, dan kesamaan kesempatan dalam proses implementasi program yang berkualitas dan sangat berpengaruh.
Dari usulan di atas terlihat bahwa proses pembangunan kembali sektor publik terfokus pada strategi kepemilikan dan pengendalian bentuk organisasi jasa dan intervensi pasar. Oleh sebab itu, variabel-variabel yang perlu diperhatikan adalah : a. Perubahan kebutuhan dan permintaan
b. Perubahan ekonomi dan klasifikasi sektoral
c. Perubahan pengeluaran publik dan kebijakan fiskal d. Perubahan nila manajemen
Jadi rentang strategi pemerintahan yang diperlukan meliputi : a. Penentuan prioritas segera dan tujuan.
b. APengawasan implementasi dan analisis dampaknya.
c. Aksi meyakinkan perubahan struktural yang fundamental.
Beragamnya organisasi pelayanan masyarakat membutuhkan model kelembagaan yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Jadi, penjabaran strategi di atas ke setiap area dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Industri utilitas, seperti gas, air, listrik, dan minyak.
13 b. Pelayanan nasional, seperti kesehatan dan pendidikan.
c. Transportasi publik, baik itu rute nasional maupun lokal.
d. Industri dasar dan perusahaan pabrikasi.
e. Jasa-jasa keuangan.
f. Tanah dan pengembangannya.
g. Sumber daya alam lainnya.
14
BAB 2
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN BISNIS
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Komparasi ASP Dengan Akuntansi Bisnis 2. Mahasiswa mampu menjelaskan Asumsi-Asumsi Akuntansi Sektor Publik Dan
Akuntansi Bisnis
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Penganggaran Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dan Bisnis 5. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengambilan Keputusan Dalam Sektor Publik
Dan Sektor Bisnis
Komparasi Akuntansi Sektor Publik versus Sektor Bisnis ( Swasta )
Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor swasta, dimana pengelolaan di masing-masing organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam mencapai tujuannya.
Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).
Istilah kelompok swasta dan publik bermula dari sejarah manusia primitif yang mulai hidup berkelompok dan terjadi perubahan sedemikian rupa hingga menjadi sekelompok manusia yang mulai memiliki pemikiran, sosial, dan organisasi. Dimana masyarakat tersebut sejak dahulu memenuhi kebutuhan hidup dari segala hal yang ada di alam, yang kemudian hari seiring perkembangan waktu ketersediaan sumber daya yang ada di alam semakin sedikit dan membuat perselisihan antar kelompok sehingga membentuk kelompok yang dikemudian hari memiliki sifat swasta dan publik.
15 Akuntansi sektor publik dapat diinterprestasikan sebagai bidang akuntansi yang secara khusus membahas penggunaan akuntansi dalam kegiatan organisasi sektor publik. Secara luas, organisasi sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD, partaipolitik, LSM, yayasan, dan lembaga non profit lainnya. Akuntansi sektor publik itu sendiri perlu dipelajari secara tersendiri karena sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan akan terselesaikannya permasalahan negara ini.
Asumsi-Asumsi Akuntansi Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Perbedaan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi swasta adalah motif keuntungan. Akuntansi sektor publik hanya memenuhi kebutuhan publik tanpa motif mencari keuntungan sedangkan akuntansi swasta pasti akan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Awalnya sektor publik muncul akibat kebutuhan masyarakat akan barang dan layanan tertentu. Sehingga area sektor pubik dan pemerintah menjadi organisasi sektor publik terbesar. Keunikan ASP cenderung kurang seragam karena setiap bidangnya mempunyai karakteristik yang berbeda.
Akuntansi Sektor Publik Versus Sektor Bisnis
1. Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Sektor Bisnis
Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak pada tujuan yang akan dicapai. Pada tahap perencanaan, organisasi sector swasta menitikberatkan keuntungan usaha semaksimal mungkin. Sementara organisasi sector publik lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat.
2. Akuntansi Sektor Publik yang Tertinggal dari Akuntansi Bisnis
Akuntansi Sektor Publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika diandingkan dengan Akuntansi Sektor Swasta. Pembuktiannya yaitu :
 Pemerintah Indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang
dibutuhan.
 Standar Audit Pemerintahan pada tahun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang
dikeluarkan oleh Badan Pemerintah Keuangan Republik Indonesia dan di pihak lain,
16 BPKP sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit.
 Pada organisasi public selain pemerintah ada standar akuntansi keuangan (SAK)
No.45 tentang standar akuntansi untuk entitas nirlaba.
3. Akuntansi atas Utang atau Kewajiban Organisasi Publik
Kelemahan akuntansi keuangan pemerintah di masa lalu harus dipecahkan melalui mekanisme hukum yang memberdayakan warga masyarakat. Pembagian tugas yang jelas akan menunjukkan unit yang bertanggung jawab atas perhitungan “utang pemerintah” dan strategi pelunasannya.
Dalam hal ini, berbagai pertanyaan berikut harus dijawab:
 Malukah pemerintah mengetahui utangnya?
 Belum siapkah pemerintah memasuki transparansi keuangan?
 Apakah akuntansi yang baik hanya diperuntukan bagi Pemerintah Daerah dengan mewajibkan penyusunan Nota Perhitungan Anggaran Daerah, Perhitungan Daerah, Neraca, dan Laporan Arus Kas?
 Bagaimana laporan keuangan pemerintah pusat dan berbagai agensi pemerintah yang mengelola aset negara disusun secara terpisah?
4. Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas
 Efisiensi
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas satu. Secara absolut, rasio ini tidak menujukkan posisi keuangan dan kinerja organisai.
 Efektivitas
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan. Dalam rangka mencapai tujuan itu, organisai sector publik sering kali tidak memperhatikan biaya yang di keluarkan. Hal seperti itu bisa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan merupakan salah satu dari indikator hasil
 Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan indikator tentang penggunaan input.ada 3 indikatot kinerja organisai sector publik bisa di rinci sebagai berikut: ekonomi
17 mengenain input, efisiensi tentang input dan output, serta efektifvitas yang berhubungan dengan output.
5. Kultur Organisasi Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Organisasi sektor publik bertujuan memenuhi kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan organisasi sektor swasta adalah mencari keuntungan. Dalam organisasi publik semua karyawan/pegawai/ pengurus/relawan bekerja untuk mencapai satu tujuan yakni pemenuhan pelayanan publik. Persaingan inilah yang menghantarkan kinerja swasta cenderung lebih cepat berkembang ketimbang sector publik.
6. Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik dari Sektor Bisnis (Swasta)
 Dasar hukum akuntansi sektor publik adalah:
a) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
b) Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
c) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
 Dasar hukum akuntansi sektor bisnis (swasta) adalah:
a) Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
b) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Pengambilan Keputusan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Dalam sektor public pengambilan keputusan dilakukan melalui mekanisme formal. Sedangkan organisasi bisnis (swasta) juga mengambil keputusan secara musyawarah mufakat.
Pengambilan keputusan
Sector publik Sektor bisnis (swasta)
Mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi.
Mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi atau tidak formal.
Segala keputusan dilakukan melalui musyawarah mufakat antara pimpinan/
pengurus dan anggota
Mengambil keputusan secara musyawarah mufakat atau dapat juga diputuskan secara individual.
18
Perencanaan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Untuk mencapai suatu tujuan dalam setiap organisasi sector public maupun swasta diperlukan suatu perencanaan yang terdiri dari:
1. Proses perencanaan: strategi yang digunakan untuk memilih atau memodifikasi
aktivitas
2. Proses pengendalian: penetapan perencanaan dalam suatu system menjamin bahwa
proses perencanaan dapat dilakukan, baik jangka panjang, pendek dan menengah.
Penyediaan informasi pada tahap perencanaan dilakukan dengan cara:
a. Penilaian investasi, yaitu sebagai informasi pada tahap perencanaan
b. Perencanaan dan penganggaran keuangan
- Perencanaan keuangan
- Anggaran modal
c. Anggaran pendapatan, yaitu dokumen penting dalam perencanaan
d. Model keuangan, yaitu untuk memprediksi kondisi masa depan
e. Target perencanaan dan pengangguran, yaitu seperangkat sasaran dalam bentuk
kuantitatif yang harus dicapai oleh pihak manajemen pada waktu tertentu di masa yang akan datang, seperti output dan kinerja.
Berikut ini adalah tahap pokok dari perencanaan dan pengendalian:
 Perencanaan sasaran dan tujuan dasar.
 Perencanaan operasional.
 Penganggaran.
 Pengukuran dan pengendalian.
 Pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Perencanaan
Sector public Sector bisnis (swasta)
Disusun oleh bagian perencanaan organisasi, staf, atau pengelola organisasi.
Disusun oleh para pegawai serta manajer yang ada dalam organisasi tersebut.
Disahkan dengan regulasi public. Disahkan dengan aturan perusahaan atau keputusan pemilik/pengelola perusahaan.
19 Hasil yang ingin dicapai adalah
kesejahteraan public.
Hasil yang ingin dicapai adalah meraup profit/laba yang tinggi, serta peningkatan kekayaan dan pertumbuhan organisasi.
Penganggaran Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Di dalam organisasi sektor publik, penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Sedangkan organisasi swasta, penyusunan anggaran dilakukan oleh para pegawai dan manajer perusahaan yang berwenang dengan persetujuan pemilik perusahaan.
Tabel 2 : Penganggaran dalam sektor publik dan sektor bisnis (swasta) Penganggaran
Sektor public Sektor bisnis (swasta)
Penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program.
Penyusunan anggaran dilakukan begian keuangan, pengelola perusahaan, atau pemilik usaha.
Dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat.
Tidak dipublikasikan.
Disahkan oleh wakil masyarakat di DPR/D legislatif dewan pengurus.
Disahka oleh pengelola perusahaan atau pemilik usaha.
Realisasi Anggaran Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Dalam sektor publik kualitas dicapai untuk mencapai tujuan pelayanannya kepada publik. Sedangkan pada organisasi swasta, kualitas dicapai dalam rangka mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari produknya.
Tabel 3: Realisasi anggaran dalam sektor publik dan swasta Realisasi anggaran
Sektor publik Sektor bisnis (swasta)
Kualitas untuk memenuhi tujuan pelayana organisasi.
Kualitas untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Partisipasi kensumen (masyarakat) selama proses realisasi anggaran.
Partisipasi konsumen setelah mendapatkan output (produk).
20 Pengadaan Barang Dan Jasa Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta) Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau pemerintah. Sementara itu barang swasta adalah barang yang spesifik yang dimiliki oleh swasta dan bersifat ekslusif. Pada dasarnya alokasi barang dan jasa dalam masyarakat dapat dilakukan melalui dua mekanisme yaitu mekanisme pasar (market mechanism) dan mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism).
Pengadaan barang dan jasa
Sektor publik Sektor bisnis (swasta)
Barang publik dalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau pemerintah
Barang swasta adalah barang spesifik yang dimiliki oleh swasta
Sifatnya tidak ekslusif Sifatnya ekslusif
Pada umumnya barang dan jasa diperuntukkan bagi kepentingan seluruh masyarakat dalam skala luas.
Barang dan jasa hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu membelinya.
Tujuan pengadaan barang dan jasa publik adalah dipertunjukkan bagi kepentingan seluruh warga dalam skala luas.
Tujuan pengadaan barang dan jasa adalah diperuntukkan bagi kepentingan internal organisasi.
Pelaporan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis
Asumsi UU No.17/2003 membawa akuntabilitas hasil sebagai catatan yang dipertanggungjawabkan. Pada bulan juni 1999,Amerika Serikat melalui Governmental Accounting Standards Board (GASB) mengeluarkan GASB statement No.34 “Basic Financial Statement and Management’s Discussion and Analysis for State and local Government,”dimana model pelaporan keuangan diterapkan untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Menurut Likierman dan Taylor ada beberapa perbedaan antara laporan keuangan sector public dan laporan keuangan sector swasta yaitu:
Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Swasta
 Dipengaruhi oleh proses keuangan dan politik.
 Terikat oleh aturan dan criteria kecurangan.
21
 Pertanggungjawabannya ke
DPR/DPRD/legislatif dan masyarakat
 Laporan unit pemerintah ditujukan sebagai pengembangan akuntabilitas publik.
 Laporan unit pemerintahan keseluruhan dijadikan dasar analisis atas prospek pemerintahan.
 Laporan unit pemerintah diperiksa BPK/auditor yang telah ditetapkan.
 Pertanggungjawaban ditentukan oleh para pemegang saham dan kreditor.
 Laporan keuangan sektor swasta hanya diungkap di tingkat organisasi secara keseluruhan.
 Laporan keuangan swasta diperiksa oleh auditor independen.
Sementara itu,berbagai persamaan akuntansi sector public dan akuntansi swasta juga dapat disebutkan sebagai berikut:
 Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber.
 Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas public.
 Siklus akuntansi dapat diperbandingkan.
 Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan organisasi independen.
 Laporan keuangan pemerintahan dan swasta diakui oleh hukum.
Pertanggungjawaban Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Pertanggungjawaban adalah upaya konkret dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi.
Pertanggungjawaban
Sektor publik Sektor bisnis (swasta)
Pertanggungjawaban merupakan upaya konkret dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan organisasi sektor publik.
Pertanggungjawaban merupakan upaya konkret dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan organisasi bisnis (swasta).
Pertanggungjawaban dilakukan kepada masyarakat, konstituen, dan dewan pengampu di LSM atau yayasan.
Pertanggungjawaban dilakukan kepadastakeholders dan pemegang saham oleh pengelola organisasi bisnis (swasta).
22 Menurut Mardiasmo (2002:8) yang mengemukakan perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta sebagai berikut:
Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta
Tujuan Organisasi Nonprofit motive Profit motive Sumber Pendanaan Pajak, retribusi, utang, obligasi
pemerintah, laba
BUMN/BUMD, penjualan aset negara dsb.
Pembiayaan internal: Modal sendiri,laba ditahan, penjualan aktiva.
Pembiayaan eksternal:
utang bank obligasi, penerbitan saham.
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada masyarakat (publik) dan parlemen (DPR/DPRD)
Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor
Struktur Organisasi Birokratis, kaku, dan hierarkis Felksibel: datar, piramid, lintas fungsional, dsb.
Karakteristik Anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik Sumber: Mardiasmo (2002:8)
Dari tabel tersebut Mardiasmo (2002:8-10) menjelaskan sebagai berikut:
1. Setiap organisasi memiliki tujuan yang spesifik dan unik
2. Sektor swasta bertujuan untuk memaksimumkan laba sedangkan sektor publik bertujuan untuk memberikan pelayanan publik.
3. Struktur pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis, dan tingkat reisiko.
4. Organisasi sektor publik bertanggungjawab kepada masyarakat, organisasi sektor swasta bertanggungjawab kepada pemegang saham atau kreditor.
5. Pertanggungjawaban manajemen merupakan bagian terpenting untuk menciptakan kredibilitas manajemen.
6. Struktur organisasi pada sektor publik bersifat biroktatis, kaku,dan hierarkis.
Struktur organisasi sektor swasta lebih fleksibel.
23 Kesimpulan dari perbedaan utama akuntansi pemerintahan dan akuntansi perusahaan yaitu terletak pada kegiatan-kegiatan pemerintahan pada umumnya tidak tujukan untuk mencari laba sebagaimana halnya pada kegiatan-kegiatan perusahaan.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 184 ayat 3 mengatakan bahwa: “akuntansi pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”.
24 BAB 3
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi dan prinsip anggaran sektor publik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Sistem penyusunan Anggaran Sektor Publik 3. Mahasiswa mampu menjelaskan Sistem Penganggaran di Indonesia
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Siklus angaran sector public
Pengertian Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik merupakan suatu rencana kerja yang dibuat dan digunakan oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang dinyatakan dalam bentuk ukuran financial, yang memuat informasi mengenai pendapatan, belanja, aktivitas, dan pembiayaan, dalam satuan moneter.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suaturencana finansial yang menyatakan :
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja);
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan)
Fungsi Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:
(1) Sebagai alat perencanaan, (2) alat pengendalian,
(3) alat kebijakan fiskal, (4) alat politik,
(5) alat koordinasi dan komunikasi, (6) alat penilaian kinerja,
(7) alat motivasi,
(8) alat menciptakan ruang publik.
25 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berupa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1. merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan,
2. merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi sertamerencanakan alternatif sumber pembiayaannya,
3. mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun, 4. menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian strategi.
Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran dalam bidang lain yang bukan merupakan prioritas.Pengendalian anggaran public dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;
2. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances
3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tak dapatdikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians;
4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkanekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakatsehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
26 Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmeneksekutif dan kesepakatan legislative atas penggunaan dana publik untuk kepentingantertentu. Oleh
karena itu pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill,coalition building, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemenkeuangan publik oleh para manajer publik.
Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik mampu mendeteksi inkonsistensi suatu unir kerja dan juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif ) kepada pemberiwewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian targetanggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifal challenging but attainableatau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya janganterlalu tinggi hingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah hinggaterlalu mudah dicapai.
Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Share)
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan harusterlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akanmencoba mempengaruhi anggaran pemerintah, kelompok lain yang kurang terorganisir akan mempercayakan aspirasinya melaluiproses politik yang ada.
27 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi:
1. Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dulu sebelumeksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi prinsipanggaran yang bersifat komprehensif.c.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum (general fund)
4. Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis,efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun multi-tahunan
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran sertadapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelasanggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas
Sistem penyusunan anggaran sector publik
Anggaran disusun dengan berbagai sistem-sistem yang dipengaruhi oleh pikiran- pikiran yang melandasi pendekatan tersebut. Adapun sistem-sistem dalam penyusunan anggaran yang sering digunakan adalah:
a. Traditional Budgeting System b. Performance Budgeting System
c. Planning Programming Budgeting System (PPBS)
a. Traditional Budgeting System (Sistem Anggaran Tradisional)
28 Traditional budgeting system adalah suatu cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran.
Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang meliputi pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan pembukuannya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran didasarkan atas jatah tiap-tiap departemen/lembaga.
Sistem pertanggungjawabannya hanya menggunakan kuitansi pengeluaran saja, tanpa diperiksa dan diteliti apakah dana telah digunakan secara efektif/efisien atau tidak.
Mula-mula pemerintah memberi jatah dana untuk tiap-tiap departemen lembaga kemudian setiap departemen/lembaga mengambil jatah dana tersebut dan menggunakannya untuk melaksanakan kegiatan sampai habis. Setelah dana tersebut habis dipakai, setiap departemen/lembaga melaporkan bahwa dana tersebut sudah dipakai. Jadi tolok ukur keberhasilan anggaran tersebut adalah pada hasil kerja, maksudnya jika anggaran tersebut seimbang (balance) maka anggaran tersebut dapat dikatakan berhasil, tetapi jika anggaran tersebut defisit atau surplus, berarti anggaran tersebut gagal.
Jelaslah, di sini bahwa sistem anggaran tradisional lebih menekan pada segi pertanggungjawaban keuangan (dana) dari sudut akuntansinya saja tanpa diuji efisien tidaknya penggunaan dana tersebut. Anggaran diartikan semata-mata sebagai alat dan sebagai dasar legitimasi (pengabsahan) berapa besarnya pengeluaran negara dan berapa besarnya penerimaan yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran tersebut.
Jadi, Kesimpulannya :
1. Sistem anggaran tradisional adalah sistem anggaran yang berdasarkan jenis-jenis pengeluaran dan penerimaan. Dasar pemikirannya adalah setiap pengeluaran negara harus didasarkan pada perhitungan dan penelitian yang ketat agar tidak terjadi pemborosan dan penyimpangan atas dana yang terbatas.
2. Ciri-ciri sistem anggaran tradisional:
a. Anggaran diklasifikasikan menurut jenis pengeluaran dan penerimaan.
29 b. Berorientasi ke belakang (backward oriented), artinya anggaran tahun
sebelumnya dijadikan acuan untuk menyusun anggaran tahun berjalan.
c. Bersifat incremental karena memasukkan unsur tambahan/marjinal terhadap anggaran tahun yang lalu sebagai dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
d. Menitikberatkan pada input dari semua kegiatan daripada outputnya.
3. Kelebihan:
a. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis yang rumit.
b. Backward oriented dapat menjamin kepastian dibandingkan dengan forward oriented karena keadaan di masa depan sulit untuk diprediksi.
c. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.
4. Kelemahan:
a. Klasifikasi berdasarkan jenis penerimaan dan pengeluaran kurang dapat memberikan informasi yang berguna bagi kepentingan analisis ekonomi.
b. Hanya memberikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan, bukan hasil dari kegiatan tersebut.
c. Klasifikasi anggaran tidak menggambarkan adanya suatu program.
d. Hanya mencakup satu tahun anggaran sehingga kurang dapat menjelaskan pengeluaran yang akibatnya lebih dari satu tahun anggaran.
e. Mengabaikan aspek analisis manfaat (cara menentukan bahwa suatu kegiatan mendapatkan alokasi yang lebih besar dibandingkan kegiatan yang lain).
b. Performance Budgeting System
Performance budgeting system berorientasi kepada pendayagunaan dana yang tersedia untuk mencapai hasil yang optimal dari kegiatan yang dilaksanakan. Sistem penyusunan anggaran ini tidak hanya didasarkan kepada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi di dalam “Traditional Budget”, tetapi juga didasarkan kepada tujuan-tujuan atau rencana-rencana tertentu yang untuk pelaksanaannya perlu disusun
30 atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan biaya/dana yang dipakai tersebut harus dijalankan secara efektif dan efisien.
Jadi, dalam sistem anggaran performance ini bukan semata-mata berorientasi kepada berapa jumlah yang dikeluarkan, tetapi sudah dipikirkan terlebih dulu mengenai rencana kegiatan, apa yang akan dicapai, proyek apa yang akan dikerjakan, dan bagaimana pengalokasian biaya agar digunakan secara efektif dan efisien.
Sistem ini mulai menitikberatkan pada segi penatalaksanaan (management control), sehingga dalam sistem ini efisiensi penggunaan dana diperiksa, juga hasil kerjanya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas kegiatan dan telah ditetapkan suatu tolok ukur berupa standar biaya dan hasil kerjanya. Salah satu syarat utama untuk penerapan sistem ini adalah digunakannya sistem akuntansi biaya sebagai alat untuk menentukan biaya masing-masing program dan akuntansi biaya sebagai alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengeluaran dana. Tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran itu dengan menggunakan dana secara efisien.
Jadi, Kesimpulannya :
1. Anggaran berbasis kinerja merupakan pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan beban kerja dan unit cost data ke dalam setiap kegiatan yang terstruktur dalam suatu program untuk mencapai tujuan. Dasar pemikirannya adalah penganggaran harus dapat digunakan sebagai alat menajemen sehingga penyusunan anggaran harus dapat memberikan hasil yang berguna bagi pengambilan keputusan manajerial (legislatif/eksekutif). Oleh karena itu, anggaran harus dianggap sebagai program kerja.
2. Anggaran berbasis kinerja memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi hasil kerja dengan tujuan memaksimumkan output yang dapat dihasilkan dari input tertentu.
3. Tiga unsur pokok anggaran berbasis kinerja, yaitu:
a. Pengeluaran pemerintah dikelompokkan menurut program dan kegiatan.
b. Performance measurement (pengukuran hasil kerja).
c. Program reporting (pelaporan program).
4. Ciri-ciri anggaran berbasis kinerja:
31 a. Klasifikasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan.
b. Penekanan pada pengukuran hasil kerja dan bukan pada aspek pengawasan.
c. Setiap kegiatan harus dilihat dari segi efisiensi dengan memaksimalkan output.
d. Memerlukan standar pengukuran hasil kinerja.
5. Kelebihan:
a. Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan.
b. Merangsang partisipasi motivasi aktif unit-unit operasional melalui proses usul dari bawah dan penilaian anggaran yang bersifat aktual.
c. Meningkatkan fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan pada setiap tingkat eksekutif.
d. Memungkinkan alokasi dana secara optimal karena setiap kegiatan selalu dipertimbangkan dari segi efisiensi.
e. Dapat menghindarakan pemborosan.
6. Kelemahan:
a. Cenderung menurunkan peran badan legislatif dalam proses perumusan kebijaksanaan dan penentuan anggaran.
b. Tidak terdapat kejelasan tentang penanggung jawab dan siapa yang menanggung dampak dari setiap keputusan.
c. Tidak semua kegiatan dapat distandarkan dan diukur secara kuantitatif.
c. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)
Dalam PPBS ini, perhatian banyak ditekankan pada penyusunan rencana dan program. Rencana disusun sesuai dengan tujuan nasional yaitu untuk kesejahteraan rakyat karena pemerintah bertanggung jawab dalam produksi dan distribusi barang- narang maupun jasa-jasa dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang lain. Pengukuran manfaat penggunaan dana, dilihat dari sudut pengaruhnya terhadap lingkungan secara keseluruhan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas tujuan-tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan datang. Mengenai proses penyusunan PPBS ini, melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai;
32 2. Mengkaji pengalaman-pengalaman di masa lalu;
3. Melihat prospek perkembangan yang akan datang;
4. Menyusun rencana yang bersifat umum mengenai apa yang akan dilaksanakan.
Setelah keempat tahap, di atas selesai disusun, barulah memasuki tahap selanjutnya yang terdiri dari :
1. Menyusun program pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan
2. Berdasarkan program pelaksanaan ditentukan berapa jumlah dana yang diperlukan untuk melaksanakan program-program tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam PPBS adalah:
d. Untuk menerapkan sistem ini, dituntut kemampuan dalam menyusun rencana dan program secara terpadu
e. Dibutuhkan informasi yang lengkap, baik informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang yang relevan dengan kebutuhan penyusunan rencana dan program tersebut.
f. Pengawasan mulai dilaksanakan sebelum pelaksanaan sampai selesainya pelaksanaan rencana dan program.
Jadi, Kesimpulannya:
1. PPBS merupakan proses perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran suatu organisasi yang diikat dalam satu sistem sebagai satu kesatuan yang terpadu, bulat, dan tidak terpisahkan. Dasar pemikirannya adalah anggaran merupakan hasil kerja dari suatu proses kegiatan-kegiatan perencanaan yang dituangkan dalam program.
2. Ciri-ciri pokok PPBS lebih bersifat:
a. Analistis b. Projektif.
c. Programatis.
3. Sasaran utama dari PPBS adalah:
a. Membantu pemimpin dalam membuat keputusan menyangkut usaha- usaha untuk mencapai tujuan.
b. Merasionalkan penggunaan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna.
33 c. Sinkronisasi dan integrasi aparat organisasi dalam proses perencanaan.
d. Untuk menjamin komitmen perencanaan tiap-tiap tahun, yaitu anggaran tahunan yang berdasarkan rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang.
4. Kelebihan:
a. Menggambarkan secara jelas tujuan-tujuan organisasi.
b. Menghindarkan adanya program-program yang saling overlaing (tumpang tindih) dan bertentangan satu sama lain.
c. Memungkinkan pemilihan alokasi sumber daya secara efisien berdasarkan analisis manfaat-biaya (cost and benefit analysis).
5. Kelemahan:
a. Terlalu canggih (sophisticated) untuk diterapkan.
b. Merupakan psoses kompleks sehingga terlalu banyak membutuhkan prosedur dan analisis.
c. Memerlukan kualitas pengelola/administratur yang sangat tinggi sehingga sering kali sulit untuk dilaksanakan.
6. Adanya kelemahan ini membuat PPBS memerlukan:
a. Disediakannya manual/pedoman bagi semua pihak terkait.
b. Dukungan yang kuat dari pejabat tinggi yang mempunyai kekuasaan konstitusional.
c. Keterlibatan sistem politik.
d. Kesungguhan aparatur/pengelola.
e. Adanya kemauan politik (goodwill) dari semua pihak yang melakukannya.
Selain ketiga bentuk sistem penganggaran tersebut di atas, dikenal pula sistem penganggaran yang dinamakan Zero Based Budgeting(ZBB). ZBB merupakan sistem penganggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan tahun yang bersangkutan, bukan pada apa yang telah dilakukan pada masa lalu. ZBB mensyaratkan adanya evaluasi atas semua kegiatan atau pengeluaran dan semua kegiatan dimulai dari basis nol, tidak ada level pengeluaran minimum tertentu.
Jadi, Kesimpulannya :
34 1. ZBB adalah sistem anggaran yang mengasumsikan bahwa kegiatan pada tahun anggaran yang bersangkutan dianggap berdiri sendiri, tidak ada kaitannya dengan anggaran yang lalu. Dasar pemikirannya adalah anggaran tidak selalu didasarkan pada kegiatan di masa yang lalu tetapi anggaran harus diciptakan dari sesuatu yang sedang atau akan dilakukan. Setiap kegiatan harus dapat diformulasikan ke dalam paket keputusan (decision package).
2. ZBB lebih memusatkan perhatian pada sasaran untuk memperbaiki manajemen melalui perbaikan pelayanan manajerial dengan menekankan penilaian atas permintaan pendanaan unit-unit pelaksana.
3. Langkah-langkah penyusunan ZBB:
a. Penentuan keputusan manajemen.
b. Pembentukan paket keputusan.
c. Konsolidasi skala prioritas.
d. Alokasi dana.
4. Karakteristik ZBB:
a. Dimulai dari kondisi belum adanya sumber daya.
b. Perlu dibuat urutan terhadap tujuan-tujuan dan program-program organisasi.
c. Memerlukan perhatian terhadap prioritas operasi entitas dan alternatif- alternatifnya.
5. Kelebihan ZBB:
a. Proses pembuatan paket keputusan dapat menjamin tersedianya informasi yang bermanfaat bagi keputusan manajemen.
b. Dana dapat dialokasikan dengan efisien karena terdapat beberapa alternatif keputusan dan alternatif bagi pelaksanaan kegiatan.
c. Setiap program/kegiatan selalu di-review setiap tahun (minimal lima tahun sekali).
d. Pengambilan keputusan dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan yang dianggap kritis dan mendesak.
6. Kelemahan:
a. Sulit diterapkan karena tidak semua kegiatan dapat disusun rangking keputusannya secara konsisten dari tahun ke tahun.
b. Terlalu mahal dan memakan banyak waktu.