• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aliran Informasi dan Pola-Pola Komunikasi Organisasi Dakwah

N/A
N/A
Amelia Fauzia

Academic year: 2024

Membagikan "Aliran Informasi dan Pola-Pola Komunikasi Organisasi Dakwah "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH MATA KULIAH KOMUNIKASI ORGANISASI

SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2023

1

Aliran Informasi dan Pola-Pola Komunikasi Organisasi Dakwah

(Studi Kasus pada Lembaga Zakat di LAZ Lidzikri dan LAZ Musa’adatul Ummah) Kelompok 1

Abdul Wafi :1204030002

Amelia Fauzia Ulfa A :1204030012

Andika Pratama :1204030013

Anggit Imam Ramdani :1204030014 Ashil Fahrul Azmi :1204030018 Citra Khaerunisa M :1204030021 Dandy Aliansyah R :1204030022

Dhifa Septiani :1204030025

Ananda Aditya Rasyid :1214030012

Dosen Pengampu : Ridwan Rustandi M. Sos

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aliran informasi dan pola- pola komunikasi organisasi dakwah pada lembaga zakat di lembaga amil zakat lidzikri dan lembaga amil zakat al ma'soem. Aliran informasi dalam konteks dakwah organisasi mengacu pada arus atau alur komunikasi yang terjadi di dalamnya. Pola-pola komunikasi organisasi dakwah mencakup cara- cara di mana pesan dakwah disampaikan, diterima, dan direspons oleh anggota atau penerima dakwah. Aliran informasi dan pola komunikasi dalam organisasi dakwah, khususnya pada lembaga zakat, dapat memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana pesan dakwah disampaikan, diproses, dan direspons di lingkungan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif, melibatkan wawancara dengan anggota lembaga zakat, pengamatan partisipatif, dan analisis dokumen terkait. Fokus penelitian dapat mencakup bagaimana informasi dakwah mengalir dari pimpinan ke anggota, bagaimana proses pengambilan keputusan terkait zakat dilakukan, dan bagaimana pola komunikasi memengaruhi efektivitas dakwah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua lembaga amil zakat ini memiliki aliran informasi dan pola-pola komunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan dalam suatu organisasi dakwah, dimana banyak sekali alat pendukung yang biasa digunakan dalam menyampaikan komunikasi tersebut baik dari segi internal maupun eksternal. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya aliran informasi dan pola-pola komunikasi organisasi dakwah dalam mencapai tujuan dakwah pada lembaga amil zakat.

(2)

2 Kata Kunci: Komunikasi, Informasi, Organisasi PENDAHULUAN

Effendi (2012: 112) mengatakan bahwa kehidupan organisasi dalam proses terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi komunikasi internal dan dimensi komnunikasi ekternal. Komunikasi internal dalam suatu organisasi terjadi pada saat pertukaran ide atau gagasan itu berlangsung secara horizontal dan vertikal di dalam organisasi yang menyebabkan pekerjaan (operasi dan manajemen) berlangsung sedangkan komunikasi ekternal adalah semua cara yang dilakukan oleh organisasi untuk berkomunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Aliran Informasi sebagai suatu proses dinamis dimana pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan dinterpretasikan yang hidup dan berkembang dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2013:170).

Dalam konteks organisasi dakwah, lembaga zakat memegang peran sentral dalam penyaluran dan pengelolaan dana yang diterima dari masyarakat. Aliran informasi dan pola komunikasi di dalam lembaga zakat menjadi elemen kritis untuk memastikan efektivitas dalam menyampaikan pesan dakwah, memobilisasi sumber daya, dan mencapai tujuan organisasi.Aliran informasi mencakup bagaimana pesan dakwah bergerak dari pimpinan hingga ke tingkat operasional, sementara pola komunikasi mencakup interaksi antarindividu dan kelompok di dalam lembaga zakat. Studi ini bertujuan untuk merinci dan menganalisis aliran informasi serta pola komunikasi organisasi dakwah pada lembaga zakat dengan fokus pada dinamika internal yang memengaruhi pelaksanaan dakwah.

Elko dan Dance (dalam Muhammad, 2007:66), mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam lingkungan organisasi itu sendiri dan komunikasi internal terjadi ketika adanya pertukaran informasi atau pesan yang dilakukan oleh pimpinan ke bawahan atau dari bawahan ke pimpinan, dan komunikasi sesama tingkatannya atau yang sesama karyawan (staff). Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi pada saat adanya informasi atau pesan yang berkaitan dengan pihak luar organisasi atau khalayak dan hal ini lakukan untuk membentuk hubungan yang baik dengan pihak ekternal organisasi Tujuan komunikasi organisasi antara lain untuk memberikan informasi yang baik kepada pihak eksternal organisasi maupun pihak internal organisasi, dan juga bertujuan untuk memperoleh pengaruh, solusi dari persoalan, penetapan dalam pengambilan keputusan, melakukan perubahan-perubahan, pembentukan kelompok kerja serta dapat dijadikan untuk menjaga pintu keluar-masuk dengan pihak-pihak luar organisasi, (Husein. 1998: 27).

Aliran informasi sangat dibutuhkan guna menyampaikan suatu pesan baikterhadap internal organisasi maupun eksternal organisasi. Aliran informasi dalam organisasi tidak hanya sekedar menyampaikan pesan kepada penerima pesan, tetapidiperlukan perencanaan dalam penyusunan pesan yang tepat dan saluran yangstrategis untuk menyampaikan pesan secara akurat terhadap target penerima pesan,dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan suatu hal kepada khalayak,mencapai suatu target yang diharapkan, mempengaruhi sudut pandang dan perilakutarget khalayak, serta berhubungan dengan masyarakat.

PEMBAHASAN

(3)

3

A. Profil dan Aliran Pola Komunikasi di LAZ Lidzikri

Keberadaan lembaga zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundang- undangan, yaitu UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No.38 tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Tehnis Pengelolaan Zakat.

LAZ Lidzikri yaitu lembaga sosial dan keagamaan dalam melaksanakan penghimpunan, pendistribusian dan Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Dana Sosial Kemanusiaan/Keagamaan Lainnya dalam rangka menjalankan Perintah Alloh Subhanahu Wata’ala untuk mensejahterakan umat. Laz Lidzikri ini di bentuk pada tahun 2014 sudah 9 tahun berdiri, lembaga tersebut dulu hanya di bentuk oleh 4 orang. Meiliki Visi dan Misi yaitu Visi “mencontohkan model bagi kehidupan dimasa depan yang dimana anak-anak yatim dan duafa akan menjadi manfaat untuk setiap organisasi lain dan memberikan contoh menjadikan wadah kearah yang lebih baik”. Misi “Membekali untuk anak yatim dan duafa agar mereka memiliki kemampuan dalam masyarakat memeberikan manfaat untuk banyak orang dan memiliki karakteristik seorang pemimpin yang bisa membawa perubahan kedepannya.”

Komunikasi pendukung yang ada di LAZ Lidrikri ada dua level dalam alurkomunikasi nya yang pertama level 1 ini yaitu brosur, spanduk dan event yang meraka buat untuk masyarakat. Brosur dan spanduk itu untuk memberitahu kepada orang bahwa ada layanan zakat yang sudah ada dibawah nangungan yang terpercaya di Kota bandung dan sudah terpercayai. Event ini diadakan setiap 3 bulan sekali mengadakan sosial dan kesehatan yaitu, sosial berbagi kepada anak yatim dan duafa atau mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana. Melalui event kesehatan baru ada program nya bertujuan untuk melihat sejauh mana masyarakat dalam kesehatan dirinya. Media soasial yang mereka pakai yaitu WhatsApp untuk jalur pribadi seperti donatur tepat yang mereka miliki dan untuk berkomunikasinya. Sedangkan facebook, dan Instagram.

Alat komunikasi yang level 2 yaitu, melalui face to face kepada donatur atau calon donatur, surat mengadakan pertemuan dan adanya persentasi program untuk berkomunikasi minat bagian program yang mana kepada donatur. Donatur tersebut bisa dari uang pribadi donatur atau juga perusahaan yang setiap bulannya memberikan donatur tetap kepada Laz Lidzikri ini.

Komunikasi internal, sejauh ini berjalan dengan baik karena setiap bulannya mengadakan rapat dan dalam seminggu ada laporan. Kendala yang mereka miliki buka dari sistem komunikasinya tetapi kurangnya SDM kepengurusan yang berada disana.

Komunikasi ini berjalan dengan baik jika adapun kendala bukan dengan pengurus LAZ Lidzikri tetapi lebih ke donatur (eksternal). Total donatur yang tercatat dalam satu tahun ada 400 kira kira ada 30 orang yang rutin menyetorkan dana ke lembaga tersebut.

LAZ Lidzikri ini pertama dibentuk itu sesuai dengan arahan dari pada pembina. Beliau yang memang melihat kondisi kondisi yang khususnya ada di ruang lingkup Bandung timur memang perlu membangun sebuah organisasi atau membangun sebuah wadah sebagai bentuk dakwah. Dalam artian bukan hanya sebagai penampung anak anak yatim dan dhuafa

(4)

4

saja, tetapi disini lebih kepada sesuai dengan visi yaitu itu harus menjadi role model bagi kehidupan kedepan. Para yatim dan duafa ini kedepannya bukan hanya sekedar disantuni saja, tetapi dididik, dibina sedemikian rupa agar mereka kelak menjadi orang orang yang lebih bermanfaat bagi dirinya dan bagi bangsa terutama umat manusia.

LAZ Lidzikri ini berusaha membangun anak anak yatim dan dhuafa ini menjadi karakteristik yang memiliki akhlak akhlak yang terpuji yang baik dan terutama dalam ruang lingkup masyarakat. Dan itu semua menjadi hal yang sangat besar, karena berapa banyak di luaran sana anak anak sekarang banyak yang prihatin melihat kondisinya, tetap di sini bagaimana bisa membangun dari awal menjadi orang yang berguna dan bermanfaat untuk dirinya umumnya bagi masyarakat.

Dalam kondisi kekurangan untuk mereka yang kondisinya dalam akhlak mereka banyak yang kurang tidak baik apa yang jadi masalahnya, di yayasan sendiri ini , maka disebutkan bukan hanya ingin membina anak yatim dan dhuafa saja. Tapi sebisa mungkin kita menjadi role model bagi setiap organisasi apapun baik itu organisasi lembaga sosial, lembaga amil ataupun organisasi organisasi di luar kesosialan di luar anggaran.

Lebih kepada organisasi organisasi kemanusiaan yang lain baik itu dalam sistem akademik, seperti itu yang di mana disini berusaha memberikan wadah dan menjadikan wadah bagi mereka yang ingin berubah ke arah lebih baik.Yang mereka ini menjadi seseorang yang memiliki karakteristik seorang pemimpin yang bisa membawa perubahan kepada kehidupan di kemudian hari.

Di Lidzikri ini juga yang memiliki beberapa program yang dianatarnya yaitu ada program pendidikan, kemudian ada program ekonomi, program sosial, program kesehatan dan program pendidikan.

B. Profil dan Aliran Pola Komunikasi di LAZ

LAZ Musa’adatul Ummah merupakan sebuah Lembaga Amil Zakat dan merupakan Lembaga Nirlaba ( non profit ) yang bergerak di bidang penghimpunan zakat, infaq dan shodaqoh. Hasil penghimpunan dana ZIS tersebut selanjutnya di gulirkan kepada penerima manfaat atau bantuan dengan syarat tidak merokok , dalam bentuk program pelayanan dan pemberdayaan dalam bidang pendidikan, ekonomi, dakwah, dan sosial kemanusiaan.

Dengan misi memberikaan layanan pendidikan, meningkatan kemandirian secara ekonomi,memberikan layanan sosial dan kesehatan untuk kaum dhuafa baik formal,informal dan nonformal serta meningkatakan dakwah Islam yang rahmatan lil’alamin.

Lembaga Amil Zakat (Laz) Musaadatul Ummah mengimplementasikan pola komunikasi dan aliran informasi yang melibatkan berbagai pihak. Donatur dan masyarakat diberikan informasi mengenai pengumpulan zakat dan proyek-proyek yang memerlukan dukungan keuangan. Dalam internal Laz, tim pelaksana berkomunikasi untuk mengoordinasikan langkah-langkah pelaksanaan program, sementara manajemen menyampaikan visi, tujuan, dan strategi organisasi kepada anggota tim. Komunikasi juga

(5)

5

terjadi dengan penerima manfaat, memastikan kesesuaian bantuan dengan kebutuhan masyarakat yang dibantu.

Laz harus tetap transparan dengan menyajikan laporan keuangan kepada donatur dan masyarakat, menjelaskan dengan jelas penggunaan dana zakat. Publikasi program dan kegiatan, baik melalui media sosial dan situs web maupun melalui kampanye dan acara, digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendukung partisipasi dalam program zakat. Dengan demikian, melalui pola komunikasi yang efektif dan transparan, Laz dapat membangun kepercayaan, menyediakan informasi yang jelas kepada masyarakat, dan memastikan bahwa dana zakat digunakan sesuai dengan tujuan amil zakat.

Konteks pola komunikasi dan aliran informasi di Laz Musaadatul Ummah:

Edukasi Zakat:

Laz dapat melakukan upaya edukasi secara terus-menerus kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep zakat, pentingnya memberikan zakat, dan dampak positif yang dapat dihasilkan.

Feedback dari Masyarakat:

Menciptakan mekanisme untuk menerima umpan balik dari masyarakat, baik yang memberikan zakat maupun yang menjadi penerima manfaat, untuk terus memperbaiki dan mengoptimalkan program-program yang dijalankan.

Pelibatan Masyarakat:

Menggalakkan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan amil zakat, seperti melibatkan mereka dalam pemilihan program yang akan didukung atau mengorganisir kegiatan sukarela.

Keterbukaan dalam Pengambilan Keputusan:

Menyediakan informasi tentang proses pengambilan keputusan terkait alokasi dana zakat, sehingga masyarakat dapat memahami bagaimana keputusan tersebut diambil dan mengapa.

Pelaporan Dampak:

Selain laporan keuangan, memberikan informasi terkini tentang dampak positif yang telah dicapai melalui program-program yang didukung oleh dana zakat, untuk memberikan gambaran nyata kepada donatur dan masyarakat.

Kampanye Kemanusiaan:

Merancang kampanye kemanusiaan yang responsif terhadap keadaan darurat atau kebutuhan mendesak, dan mengkomunikasikan dengan cepat kepada donatur dan masyarakat agar dapat merespons secara efektif.

Kemitraan dan Kolaborasi:

(6)

6

Menyampaikan informasi tentang kemitraan atau kolaborasi dengan pihak lain, seperti lembaga non-profit, pemerintah, atau sektor swasta, untuk meningkatkan efektivitas program-program kemanusiaan.

Dengan memperhatikan elemen-elemen ini, Laz dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat, meningkatkan kepercayaan, dan menciptakan dampak yang lebih besar melalui program zakatnya.

Dalam mengelola aliran informasi dan pola komunikasi, Laz Musaadatul Ummah memastikan adanya saluran yang efektif untuk berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan. Donatur dan masyarakat diberikan pemahaman yang jelas tentang cara mereka dapat berkontribusi melalui zakat, sementara edukasi terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan urgensi zakat. Di dalam lembaga, tim pelaksana dan manajemen berkolaborasi untuk menyampaikan visi dan tujuan organisasi serta memastikan pengelolaan dana yang efisien. Adanya saluran komunikasi yang terbuka juga memungkinkan penerima manfaat untuk memberikan umpan balik, menciptakan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dibantu.

Transparansi menjadi kunci dalam menjalin kepercayaan dengan menyajikan laporan keuangan secara teratur kepada donatur dan masyarakat. Laz juga menggabungkan strategi digital melalui media sosial dan situs web untuk menyampaikan informasi secara cepat dan langsung. Selain itu, partisipasi masyarakat ditingkatkan dengan melibatkan mereka dalam pemilihan program, kampanye sukarela, dan kegiatan amil zakat lainnya. Program kampanye kemanusiaan yang responsif dan kerjasama dengan pihak eksternal juga menjadi bagian integral dari upaya Laz dalam memberikan dampak positif yang maksimal. Dengan demikian, Laz Musaadatul Ummah merangkul pola komunikasi yang holistik dan transparan, memastikan bahwa zakat yang dikumpulkan digunakan secara efektif untuk tujuan kemanusiaan yang lebih besar.

PENUTUP

Pola komunikasi internal di LAZ Lidzikri dijaga melalui rapat bulanan dan laporan mingguan, meskipun terdapat kendala dalam kekurangan sumber daya manusia di tingkat pengurus. LAZ Lidzikri bukan hanya berperan sebagai penampung anak yatim dan dhuafa, tetapi lebih jauh lagi, mereka berusaha membangun karakter dan akhlak yang terpuji pada anak-anak tersebut.

Melalui program pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan, dan pendidikan, LAZ Lidzikri berusaha menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Keseluruhan, LAZ Lidzikri tidak hanya berfokus pada pemberian santunan, tetapi juga berusaha menjadi role model dan wadah untuk perubahan yang lebih baik bagi anak-anak yatim dan duafa. Mereka membangun karakter, memberikan pendidikan, dan mendukung dalam berbagai aspek kehidupan untuk menciptakan individu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sedangkan secara keseluruhan, pola komunikasi dan aliran informasi di Laz Musaadatul Ummah mencerminkan pendekatan yang holistik dan transparan. Dari hubungan dengan donatur dan masyarakat umum hingga internal lembaga dan penerima manfaat, Laz memastikan saluran komunikasi terbuka dan efektif. Melalui edukasi, feedback, dan partisipasi aktif masyarakat, lembaga ini tidak hanya menyediakan informasi tentang cara memberikan

(7)

7

zakat, tetapi juga menciptakan kesadaran yang lebih baik tentang tujuan kemanusiaan zakat.

Transparansi dalam pelaporan keuangan, pelaporan dampak, dan keputusan alokasi dana memberikan kepercayaan kepada donatur.

Penggunaan strategi digital dan kemitraan eksternal menunjukkan adaptabilitas Laz dalam memanfaatkan berbagai sarana untuk menyampaikan pesan dan meningkatkan efisiensi program. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, Laz Musaadatul Ummah berhasil membangun hubungan saling percaya, memastikan efektivitas zakat, dan mencapai dampak kemanusiaan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Pace, R. Wayne & Faules, Don F. (2013). Komunikasi Organisasi: strategi meningkatkan kinerja perusahaan, Terjemahan: Deddy Mulyana, MA., Ph.D., Bandung: Remaja Rosda Karya

Efenddy. Onong Unhjana, (2012). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni (2007). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Umar, Husein, (1998) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Abdullah, M. A. (2020). Dinamika Aliran Informasi dalam Lembaga Zakat: Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat. Jurnal Manajemen Dakwah, 12(2), 165-178.

Amin, Abdullah. (2012). Zakat dan Lembaga Amil Zakat di Indonesia. Penerbit: Pustaka Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

H3: kredibilitas organisasi pengelola zakat berpengaruh terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat atau badan amil zakat..

Didalam sebuah organisasi, komunikasi sangat penting karena berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses menjalankan visi dan misi organisasi

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola komunikasi dan arus pesan antara anggota dan pengurus organisasi Benteng Panynyua English Club dalam mempertahankan

Dimana jika dilihat dari segi proses, dakwah tiada lain adalah komunikasi ajaran Islam, di mana da’i menyampaikan pesan ajaran Islam melalui lambang-lambang kepada mad’u,

Komunikasi dakwah merupakan komunikasi yang dilakukan antara komunikator (da’i) dan komunikan (mad’u) untuk menyampaikan informasi dan pesan yang bersumber

ICM selain mendirikan lembaga pendidikan formal dan non formal, juga memiliki pola pengembangan dakwah yang dilakukan secara tetap dan kontinyu (berkesinambungan). Pola dakwah ICM

organisasi atau lembaga dakwah dalam hal ini penulis ingin mengetahui upaya – upaya komunikasi krisis yang dilakukan oleh Lembaga Dakwah Islam. Indonesia Cabang Surabaya

Jika dilihat dari arah yang dituju, pesan dalam komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas secara vertikal dan dari tingkat yang sama atau