ALLAH TRITUNGGAL
Pdt. Jenus Junimen, M.Th., CBC
Di dalam keKristenan, doktrin
Allah merupakan pengajaran
tentang segala sesuatu yang
Alkitab nyatakan berkenaan
dengan diri Allah dan karya-
Nya.
Pemahaman iman Kristen tentang
Allah adalah unik dan sangat berbeda dengan berbagai konsep Allah yang
terdapat di dalam semua kepercayaan lain meski mempunyai pemahaman
monotheistik.
A. Penyataan Allah
Manusia bisa mengenal Allah karena
Allahlah yang terlebih dahulu menyatakan dirinya kepada manusia. Untuk bisa
mengenal Allah manusia dapat mengenal Allah sebatas apa yang Allah nyatakan
melalui firman-Nya (Ul. 29:29).
Penyataan Allah ada 2, yaitu:
1. Penyataan umum
a. Alam semesta (Ayub 12:7-9; Maz. 8:2-4; 19:1-7: 50:6;
Yes.
40:12-14)
b. Sejarah umat manusia (II Sam. 23:2; Yer. 1-9) c. Hati nurani manusia (Pkh. 3:11; Rm. 2:15-16)
2. Penyataan khusus
a. Tindakan Ajaib: Mujizat (Kel. 3:2; Hak. 6:7; Yun. 1:1; Mat.
14:13-21), Visi (Yes. 1:1; 8:3; 11:24; 43:3), mimpi (Kej. 28:12- 16; I Raj. 3:5-15; Dan. 7:1), Epifani (penampakkan diri Allah):
Malaikat (Kej. 18,19), Api (Kel. 3:2), tiang awan dan tiang api (Kel 13:21), badai (Ay. 38:1).
b. Alkitab (Yoh. 6:68; II Tim. 3:16)
c. Yesus Kristus (Yoh. 1:18; Ibr. 1:1-4; Kol. 1:15; 2-9)
B. Hakikat Allah
Ada 4 (empat) hakikat Allah yang dapat kita pelajari dari Alkitab, yaitu
1. Allah dan Roh (the spirituality of God),
2. Allah adalah pribadi (the personality of God), 3. Allah itu Esa (the unity of God), dan
4. Allah itu Trinitas (the trinity of God).
1. Allah adalah Roh (the spirituality of God)
Bukti Alkitab:
Kej. 1:2 “dalam proses penciptaan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan bumi”
Yoh. 4:24 “Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu Roh”
Sifat-sifat Allah sebagai Roh:
Sebagai Roh maka Allah tidak kelihatan
Sebagai Roh maka Allah tidak terikat pada suatu tempat tertentu
Sebagai Roh maka Allah tidak digambar oleh manusia
Sebagai Roh maka Allah dapat menyatakan diri dalam bentuk yang nampak
2. Allah adalah pribadi (the personality of God)
Bukti Alkitab yang menunjukkan bahwa Allah pribadi adalah melalui penyataan
antropomorfisme Allah.
Antropomormisme (antropos: manusia),
artinya mengenakan ciri-ciri manusia kepada
Allah.
Antropomorfisme ada 2, yaitu:
a. Allah dinyatakan memiliki anggota tubuh (bodily Anthrophism)
Allah bisa melihat (Kej. 11:5), berbicara (Kej. 1:3), berjalan (Kej.
3:8), mendengar (Kej. 1:4), mencium (1 Samuel 26:19), memiliki tangan (Yes. 50:11), kaki (kel. 24:10), wajah (Bil.6:25).
b. Allah memiliki emosi dan intelektual (personality Anthrophism)
Allah bisa cemburu (Kel. 120:5), marah (Maz. 102:11), Menyesal (Kej. 6:6), Mengasihi (Maz. 103:8), dan berpikir (Ams. 4:13).
Menyatakan Allah sebagai pribadi maka Allah memiliki:
a. Kecerdasan (intelligence)
b. Kesadaran akan diri sendiri (self consciousness)
c. Penentuan diri sendiri (self determination)
3. Allah itu Esa (the unity of God)
Bukti Alkitab:
Kel. 20:2-3 “Akulah Tuhan Allahmu,…jangan ada padamu allah lain di hadapanku”
Ul. 4:39 “…, ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.”
Ul.6:4 “…, TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Mrk. 12:29 “…, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”
1 Kor. 8:4 “…, tidak ada Allah lain dari pada Allah esa”
Ada dua kesimpulan keesaan Allah, yaitu:
a. Manusia harus beribadah kepada Tuhan dengan hati yang bulat (esa) pula dengan tidak bercabang hati.
b. Keberadaan ilah-ilah ada dalam dunia.
4. Allah itu trinitas (The Trinity of God)
Trinity artinya “tiga dalam satu (three in unity)” istilah Allah tritunggal
memang tidak ditemukan dalam
Alkitab tetapi Alkitab menyatakan
fakta-fakta bahwa Allah Tritunggal.
Bukti Alkitab:
a. Kej. 1:1 “kata ‘Allah’dalam bahasa ibrani yaitu
‘elohim’” akhiran –im menunjukkan bentuk jamak (lebih dari satu) dari Allah
b. Kej. 1:26 “kata “kita”menunjukkan jumlah jamak (lebih dari satu)”
c. Mat. 3:16-17 “dalam pembaptisan Yesus: Allah Bapa yang berfirman, Yesus Kristus adalah oknum kedua yang menjadi manusia, dan Allah Roh kudus yang turun dalam bentuk seperti merpati.”
d. Mat. 28:19-20 “Amanat Agung Tuhan Yesus”
e. Formula berkat rasuli “kasih karunia
Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan
persekutuan Roh kudus menyertai kamu
sekalian (2 Kor. 13:13).”
C. Nama Allah Dalam Alkitab
Ada beberapa nama sebutan untuk Allah dalam Alkitab PL dan PB.
Dalam PL yaitu:
1. Allah (EL) menunjukkan pribadi yang ilahi (Mzm. 78:35) 2. TUHAN (YAHWEH = AKU ADALAH AKU) nama pribadi Allah yang dinyatakan bagi umat pilihan-Nya (Kel. 3:14).
3. Tuhan (Adonai) kata ganti untuk menyebut nama TUHAN (YAHWEH) Karena nama itu sakral, dan juga untuk menunjukkan ketergantungan dan kepatuhan seorang hamba kepada tuannya (Maz. 89:7-9).
Dalam PB, yaitu:
1. Theos (Allah) menunujukkan pribadi yang ilahi
= El (Mat.6:24;Luk.7:16;Yoh.5:18) 2. YESUS (Ibr. yasa yang artinya:
’menyelamatkan’) nama pribadi Allah yang berinkarnasi (Mat. 1:21).
3. Kurios (Tuhan) kata ganti untuk gelar kepada Tuhan Yesus yang menunjukkan ketergantungan dan kepatuhan seorang hamba kepada tuannya (Rm.
10:9).
D. Sifat-Sifat Allah
Allah juga memiliki sifat-sifat yang
dapat dikomunikasikan bagi manusia (imanensi Allah) dan sifat-sifat yang tidak dapat dikomunikasikan Allah
(tersendensi Allah). Berdasarkan dari
firman yang dinyatakan-Nya.
1. Sifat-sifat imanensi Allah
Maha bijaksana (Yes. 31:2)
Maha baik dan Rahmani (Mzm. 145:9)
Maha kudus (Ams 9:10)
Maha benar (Yer. 10:10)
Maha adil (Mzm. 21:12)
Maha Pemurah (Roma 11:22)
Kasih (Yoh. 3:16)
Setia (1 Kor 10:13)
2. Sifat Transendensi Allah
Tidak diciptakan (Why 1:8)
Tidak berubah immutable (Mzm.102:28)
Maha kuasa omnipotent (Ayb 5:17; Why.19:6)
Maha tahu omniscient(Rm. 11:33)
Maha hadir omnipresent (I Raj. 8:27)
Kekal eternal (1 Tim. 1:17)
E. Karya-Karya Allah
Alkitab mencatat bahwa Allah adalah Allah yang
kreatif yang terus bekerja. Ada begitu banyak karya Allah, namun ada karya-karya pokok yang Ia
kerjakan, yaitu:
1. Mencipta (created)
Allah menciptakan dari tidak ada menjadi ada
(creatio ex nihilo). Allah adalah Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, baik darat, laut,
tumbuhan, hewan maupun manusia (Kej. 1:1-31).
2. Memelihara (providentia)
Setelah Allah menciptakan segala sesuatu;
maka Dia bertanggung jawab atas segala ciptaan-Nya. Untuk itu Allah memelihara ciptaan-Nya (Mat. 6:26-28; Ul. 11:2; Mzm.
116:6, Mzm. 17:8; Ams. 2:8)
3. Menyelamatkan (predestinasi)
Setelah manusia jatuh kedalam dosa, maka Allah berkarya untuk meyelamatkan manusia dari
perbudakan dosa. Karya-Nya ini justru telah
dirancangkan sebelum dunia dijadikan dan telah
dikerjakan-Nya di sepanjang PL (Yes. 25:9; Yun. 2:9).
Ini terkait dengan pemilihan Allah (Rm. 8:29, 9:11;
Ef. 1:4; 2 Tes. 2:13). Puncaknya karya keselamatan ini dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai
inkarnasi Allah untuk menyelamatkan umat-Nya (Mat. 1:21).
Karya keselamatan Kristus ini merupakan satu
kesatuan dengan karya Kristus yang lainnya, yaitu penebusan (Rm. 3:24), pendamaian (Rm. 5:11) dan pengampunan dosa (Ef. 1:7; Kol. 1:14). Ini juga tidak terlepas dari karya Roh Kudus yang membuat orang dilahirkan kembali (Yoh 3:3-5).
Setelah itu Roh Kudus terus berkarya untuk menghibur gereja (Yoh. 16:7), memimpin gereja kepada seluruh kebenaran (Ga.l 5:25). Hal ini berlangsung sampai Kristus datang kembali untuk menghakimi.
4. Menghakimi (judgment)
Pada akhir zaman, Kristus datang menjadi hakim atas dunia (Ibr. 10:10; 12:23). Ini
merupakan penghakiman yang terakhir.
Sesudah itu semua orang akan masuk ke
dalam kekekalan, baik di Surga maupun di
Neraka.
F. Pendekatan Filosofis Dalam Memahami Allah
Dalam memahami tentang Allah ada prinsip filosofis yang penting kita pahami. Prinsip yang dinyatakan oleh Alkitab yaitu memahami Allah dengan prinsip from above to below. Artinya memahami Allah dari bagian Allah yang transendensi menunju ke
bagian yang imanensi. Dengan pendekatan demikian dalam iman Kristen keunikan Allah itu terlihat,
bahwa Allah memiliki keunikan yang memang tidak dapat dipahami secara tuntas oleh manusia. Namun manusia dapat memahami Allah oleh karena Allah sendiri yang membuka diri-Nya untuk dikenal oleh ciptaan-Nya.
Pendekatan filosofis ini akan menyadarkan manusia
bahwa Personalitas yang sempurna dan kekal hanya ada pada Allah dan kemampuan untuk memahami hal
tersebut oleh karena Personalitas tersebut membatasi diri-Nya. Pendekatan Allah jika menerapkan prinsip from below to above akan membuat manusia memikirkan Allah hanya pada keterbatasan manusia, sehingga Allah digambarkan dalam batasan-batasan pemikiran manusia, dengan demikian manusialah yang memproyeksi siapa dan bagaimana Allah. Namun dalam iman Kristen Allah- lah yang memproyeksikan siapa dan bagaimana Diri-Nya.
Pemikiran secara filosofis akan membawa manusia untuk membuktikan keberadaan
Allah dengan berbagai macam argumentasi.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Argumentasi Kosmologis – Segala sesuatu
menajdi ada karena ada Penyebab Pertama (causa prima), dan Causa Prima itu adalah Allah yang
berada pada diri-Nya sendiri (Rm. 1:20).
2. Argumentasi Teleologis – Semua yang ada
berjalan di dalam tatanan yang teratur, maka pasti ada Pengatur dibalik semuanya, yaitu Allah (Mzm.
19:1-6).
3. Argumentasi Moral – Adanya semacam peraturan yang membedakan antara benar dan salah
membuktikan adanya hukum moral yang berlaku.
Pembuat hukum ini pastilah Allah (Rm. 2:14-15; Yak.
4:12).
4. Argumentasi Ontologis – Adanya ide
kesempurnaan menjadi dasar untuk memahami bahwa keberadaan yang sempurna di balik
semuanya, dan itu adalah Allah (Kis. 17:27; Rm.
1:19).
Semua upaya di atas secara logis tidak salah, namun tidak berarti keberadaan Allah bergantung pada cara pembuktian seperti itu. Allah tidak menjadi ada atau tidak ada karena
manusia dapat membuktikan dengan penalaran logika bahwa Ia ada atau tidak ada.
Alkitab tidak berusaha membuktikan apakah Allah ada atau tidak ada, melainkan sejak Kejadian 1:1, Alkitab sudah
menyatakan keberadaan Allah. Alkitab juga mengungkapkan bahwa semua keberadaan yang ada di dalam dunia ini justru membuktikan bahwa Allah ada dan bahwa semua bergantung pada-Nya (Mzm. 19; Yes. 40:26; Kis. 14:17; Rm. 1:19).
PENGAKUAN IMAN ATHANASIUS
Tidak mencampurbaurkan ketiga pribadi dan tidak memisah-misahkan hakikat-Nya yang satu.
Setiap Pribadi memiliki atribut keilahian yang sama secara penuh – tidak diciptakan (increatus), tidak terbatas (immensus), kekal (aeternus), mahakuasa (omnipotens) – Tetapi hanya ada Satu Allah yang tidak diciptakan, tidak terbatas, kekal dan
Mahakuasa.
Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun tidak ada tiga Allah, hanya satu Allah.
Setiap Pribadi memiliki keunikan tersendiri di
dalam relasi internal Allah Tritunggal. Sang Bapa memperanakkan dan mengeluarkan, Sang Anak diperanakkan, Roh Kudus dikeluarkan.
Semua Pribadi setara (Coawuales, coequal) dan sama kekalnya (coaternae, coeternal), karena itu tidak ada yang lebih dulu atau lebih terkemudian, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.
G. Penutup
Allah adalah Allah yang tak terbatas namun rela
membatasi Diri-Nya sehingga manusia dapat memahami- Nya dalam keterbatasan manusia. Pengenalan manusia kepada Allah oleh karena Allah yang memperkenalkan Diri-Nya kepada manusia. Penyingkapan Diri Allah (The revealed of God) melalui penyataan umum dan khusus.
Alkitab memberikan kepastian kepada kita bahwa Allah ada dan bagaimana Allah. Sehingga di dalam dan melalui Alkitab kita mendapatkan pengajaran yang jelas tentang Allah sejauh Alkitab membukakan.