• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ambang Batas Parlemen : Menuju Pemilu 2024

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ambang Batas Parlemen : Menuju Pemilu 2024"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

AMBANG BATAS PARLEMEN : MENUJU PEMILU 2024

Mhd Yusrizal AS, SH.MH Fakultas Hukum

UMA MEDAN 2022

(2)

PARLEMEN ???

Parlemen (Parliament) suatu istilah yang menekankan unsur “bicara” (parler) dan “Merundingkan”.

Sebutan lain parlemen diantaranya:

a. Badan Legislatif atau legislature (legislator) :

mencerminkan salah satu fungsi badan yaitu legislate (legislasi) atau membuat undang-undang.

b. Assembly (Majelis) : yang mengutamakan unsur

“berkumpul” ( untuk membicarakan masalah-masalah publik”.

c. People Representative body (Lembaga Perwakilan Rakyat) dikenal juga dengan istilah Dewan

Perwakilan Rakyat

(3)

Apapun perbedaan namanya, bahwa istilah-istilah tersebut menunjukkan bahwa Badan Legislatif (Parlemen) menempati posisi penting dalam struktur pemerintahan sebuah negara

Badan Legislatif (Parlemen) memiliki kekuasaan pembuatan hukum formal yang memberi mereka sebagai kemampuan untuk membentuk atau paling tidak memengaruhi, kebijakan publik. Akan tetapi Parlemen ini tidak semuanya sama. Peran dan Pengaruh Parlemen secara krusial dipengaruhi oleh faktor-faktor konstitusional dan institusional yang lebih luas, dan dipengaruhi juga dengan sistem parlementer, sistem presidensial atau semi presidensial.

Selain itu, parlemen juga dipengaruhi oleh struktur eksternal seperti partai Politik tempat mereka bernaung dan juga dipengaruhi oleh struktur internal parlemen seperti apakah mencakup sistem satu kamar (unikameral) atau dua kamar (bikameral) atau lebih dari dua kamar (multikameral).

(4)

Fungsi Parleme

n

Fungsi Legislasi

Fungsi Pengawasan (scrutiny, oversight)

Fungsi Penganggaran/ Keuangan (Budgetary, Budgeting)

Fungsi Perwakilan

(Representatif/Sarana Pendidikan Politik)

Fungsi Institusional

Fungsi Pengangkatan Pejabat Publik

(5)

Struktur Parlemen (Fatmawati)

Sistem Unikameral

Sistem Bikameral

(Inggris, Indonesia, Malaysia)

Sistem Trikameral

(Republik Cina (Taiwan) thn 1946

Sistem Tetrakameral

(finlandia sebagai bagian dari Kekaisaran Rusia menerapkan tetrakameral dari 1869-1906) tediri atas bangsawan,

rohaniawan, kaula warga kota dan Petani

Sistem Pentakameral

(Yugoslavia tahun 1963)

(6)

PARLEMEN INDONESIA

Pelaksanaan sistem parlemen di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan sistem bikameral dengan menerapkan soft bicameral system ( kedudukan kedua kamar dalam parlemen tidak sama kuat)

Parlemen di Indonesia terdiri atas:

A. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) B. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

(7)

ANTARA PARLEMEN DENGAN PARTAI POLITIK

Parlemen tidak dapat dipisahkan dari Partai Politik, pengisian keanggotan Parlemen melalui jalur partai politik. Partai Politik adalah representasi dari hak konstitusional politik WNI sebagaimana yang diatur dalam Pasal 28 UUD 1945 (Hak untuk berserikat dan berkumpul, serta hak untuk mengeluarkan pikiran (lisan maupun tulisan))

Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 dan Undang- Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada, bahwa peserta pemilu adalah Partai Politik. Kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden serta para kandidat DPR RI dan DPRD hanyalah calon-calon penyelenggara negara yang diajukan partai politik. Oleh karena itu, sesungguhnya partai-partai politik adalah “ibu para penyelenggara negara”.

(8)

PARTAI POLITIK ADALAH IBU PENYELENGGARA NEGARA

Penyebutan “ibu penyelenggara negara” bagi partai- partai politik penting diperkenalkan untuk memberikan aksentuasi partai politik betapa penting dan istimewanya posisi partai politik dalam Negara Republik Indonesia. Berdasarkan konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, hampir semua pejabat penyelenggara negara dilahirkan dari rahim partai politik. Oleh karena itu, partai politik memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memperbaiki sistem ketatanegaraan di Negara Republik Indonesia. Bila partai politik dibangun berdasarkan kekuatan uang, maka pejabat negara yang dilahirkannya cenderung akan melakukan korupsi

(9)

PERANAN PARTAI POLITIK

Menurut Affan Gaffar & Ichlasul Amal terdapat beberapa Peranan Partai Politik:

1. Dalam Proses pendidikan politik;

2. Sebagai sumber rekrutmen para pemimpin bangsa guna

mengisi berbagai macam posisi dalam kehidupan bernegara;

3. Sebagai lembaga yang berusaha mewakili kepentingan masyarakat;

4. Sebagai penghubung antara penguasa dan rakyat

(10)

FUNGSI PARTAI POLITIK

Menurut Mirriam Budiardjo, fungsi partai politik terdiri atas:

1. Sarana komunikasi politik;

2. Artikulasi kepentingan;

3. Agregasi kepentingan;

4. Sosialisasi politik 5. Rekrutmen politik 6. Pengatur Konflik

(11)

No Nama Partai Politik Akronim Status

1 Partai Kebangkitan Bangsa PKB Nasional

2 Partai Gerakan Indonesia Raya GERINDRA Nasional

3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI Perjuangan Nasional

4 Partai Golongan Karya GOLKAR Nasional

5 Partai Nasdem Nasional

Demokrat

Nasional 6 Partai Gerakan Perubahan Indonesia Partai Garuda Nasional

7 Partai Berkarya BERKARYA Nasional

8 Partai Keadilan Sejahtera PKS Nasional

9 Persatuan Indonesia Perindo Nasional

10 Partai Persatuan Pembangunan PPP Nasional

11 Partai Solidaritas Indonesia PSI Nasional

12 Partai Amanat Nasional PAN Nasional

13 Partai Hati Nurani Rakyat HANURA Nasional

14 Partai Demokrat PD Nasional

15 Partai Bulang Bintang PBB Nasional

16 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKP-Indonesia Nasional

17 Partai Aceh PA Lokal Aceh

18 Partai SIRA SIRA Lokal Aceh

19 Partai Daerah Aceh PD Aceh Lokal Aceh

20 Partai Nanggroe Aceh PNA Lokal Aceh

Daftar Partai Politik Peserta Pemilu 2019

(12)

 9 Parpol yang lolos ke parlemen Pemilu 2019:

1. PDIP: 19,33%

2. Partai Gerindra: 12,57 % 3. Partai Golkar : 12.31 % 4. PKB : 9,69 %

5. Partai Nasdem: 9,05 % 6. PKS : 8,21 persen.

7. Partai Demokrat : 7,77 % 8. PAN : 6,84 %

9. PPP : 4,52 persen.

(13)

Pasal 414 UU No. 7 tahun 2017

(1) Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR;

(2) Seluruh Partai Politik Peserta Pemilu diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pasal 415

(1) Partai Politik Peserta Pemilu yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 414 ayat (1) tidak disertakan pada penghitungan perolehan kursi DPR di setiap daerah pemilihan;

(2) Dalam hal penghitungan perolehan kursi DPR, suara sah setiap partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 414 ayat (1) dibagi dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dan seterusnya.

(3) Dalam hal penghitungan perolehan kursi DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, suara sah setiap partai politik dibagi dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dan seterusnya.

(14)

AMBANG BATAS PARLEMEN

Ambang batas parlemen merupakan syarat minimal perolehan suara yang harus dipenuhi oleh partai politik untuk diikutsertakan dalam konversi suara ke kursi. Sederhananya, ambang batas parlemen adalah syarat bagi partai politik untuk mendapatkan kursi legislatif.

Ketentuan ini sudah berlaku sejak Pemilu 2009 sampai dengan Pemilu 2019 lalu dengan besaran yang berbeda-beda. Pada Pemilu 2009 besaran ambang batas parlemen adalah 2,5%, kemudian 3,5% di Pemilu 2014, dan 4% pada Pemilu 2019.

Sejak 2009 hingga 2019 ambang batas parlemen hanya berlaku pada level Pemilu DPR saja.

Sehingga setiap partai politik yang ingin mendapatkan kursi DPR harus memperoleh suara sah nasional sebesar persentase ambang batas parlemen yang berlaku. Sedangkan bagi partai politik yang tidak memenuhi ambang batas tersebut tidak bisa diikutsertakan dalam konversi suara ke kursi dan suaranya terbuang begitu saja (wasted vote).

Dikutip dari Perludem

(15)

BEBERAPA KELOMPOK DI PARLEMEN

1. Kelompok yang menolak ambang batas parlemen (parliamentary threshold), PSI, HANURA, P. Garuda, Perindo, PKPI

2. Kelompok yang menyatakan boleh naek tapi tidak terlalu tinggi angka ambang batasnya parliamentary threshold (PT; (PKS, Demokrat, PAN, Nasdem)

3. Kelompok yang menginginkan Ambang Batas Parlemen (4-7 persen) (P. Demokrat, dan Golkar)

4. Kelompok yang belum menentukan (PKB dan Gerindra)

(16)

Partai Politik Pemilu 2009 Pemilu 2014 Pemilu 2019

PKB 4,94% 9,04% 9,69%

PKS 7,88 % 6,79% 8,21%

PAN 6,01% 7,59% 6,84%

PPP 5,32% 6,53% 4,52%

PBB 1,79% 1,46% 0,79%

Perolehan Suara Partai Politik Bercorak Islam dalam Pemilu di Indonesia

Dikutip dari Litbang.TV.One

(17)

PERLUNYA DIATUR AMBANG BATAS PARLEMEN

Kebijakan terkait threshold juga bisa digunakan sebagai parameter untuk menentukan kondisi demokrasi di suatu negara. Terdapat dua karakter negara demokrasi, yaitu negara demokrasi transisi dan negara demokrasi mapan.

Biasanya, negara demokrasi transisi, terutama yang sedang bergerak dari situasi dan gejolak konflik yang mendalam, biasanya lebih memerlukan keterikatan diantara semua pihak. Dengan demikian, dibutuhkan threshold yang rendah bagi partai peserta pemilu agar bisa menyuarakan aspirasinya. Sementara untuk negara demokrasi mapan, biasanya lebih memilih threshold yang lebih tinggi

(18)

KELEBIHAN AMBANG BATAS PARLEMEN

1. Menciptakan stablitas sistem pemerintahan presidensial di Indonesia;

2. Menciptakan konsolidasi dan konfigurasi politik yang relatif stabil antar parlemen dan Pemerintah;

3. Menyederhanakan partai politik sehingga kontestasi politik di Pemilu menjadi stabil dan masyarakat tidak dibingungkan dengan banyakna partai politik yang ikut pemilu

4. Mempermudah dan menciptakan sistem pemilu dan sistem parlemen yang stabil

5. Memberikan kepastian hukum status partai politik di parlemen

6. Mencegah paham-paham ekstrims yang masuk melalui partai politik;

(19)

KELEMAHAN AMBANG BATAS PARLEMEN

1. Membatasi partai politik yang dapat masuk ke Parlemen sehingga tidak dapat mengakomodir semua suara dari partai politik ke Parlemen;

2. Banyaknya suara rakyat yang ditujukan ke partai yang tidak diakomodir di Parlemen sehingga demokratis tidak menyeluruh diakomodir;

3. Mengkerdilkan sistem demokrasi

4. Menciptakan diktotator dalam sistem kepartaian atau mayoritas

(20)

TERIMA KASIH

&

WASSALAM

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, cara pembagian kursi dalam Pemilu 1971 menyebabkan tidak selarasnya hasil perolehan suara secara nasional dengan perolehan keseluruhan kursi oleh suatu partai..

Khusus Pemilu 2004, Pasangan calon Presiden/Wakil Presiden dapat diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan perolehan suara pada

Bahwa berdasarkan berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik Peserta Pemilu dan Perolehan suara Calon Anggota DPRD, Provinsi Sumatera

dan perolehan suara untuk calon anggota DPD ditetapkan oleh KPU dalam sidang pleno terbuka yang dihadiri oleh para saksi Peserta Pemilu dan Bawaslu.  Perolehan suara partai

Landasan hukum pencalonan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilu telah tercantum dalam Pasal 6A ayat (2) UUD

(1) Penentuan perolehan jumlah kursi anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dari setiap Partai Politik Peserta Pemilu didasarkan atas seluruh hasil penghitungan suara

Landasan hukum pencalonan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilu telah tercantum dalam Pasal 6A ayat (2) UUD

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH DIM TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILU TAHUN 2019 DAN POTENSI PERMASALAHAN PADA PEMILU TAHUN 2024 KABUPATEN PASAMAN BARAT ISU NO