Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya
AMDAL DAN AUDIT LINGKUNGAN
Oleh :
Dr. H. A. Halim
Doktor Sosiologi Politik Universitas Airlangga Surabaya Dosen Tetap Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya
Presiden Richard Nixon memberlakukan UU
Perlindungan Lingkungan (National Environmental
Protection Act (NEPA), pada tanggal 31 Desember 1969.
NEPA (National Environmental Protection Act ) di
Amerika Serikat dan mulai berlaku efektif tahun 1970, diikuti Kanada tahun 1973, di mana aspek sosial belum memperoleh porsi yang layak.
Aspek sosial mulai masuk dalam kajian AMDAL pada tahun 1999, yang dipublikasikan oleh Bank Dunia dalam
“a Community Guide to Social Impact Assesment”.
AMDAL timbul sebagai reaksi masyarakat Amerika Serikat terhadap kerusakan, degradasi & pencemaran lingkungan serta menurunnya nilai estetika alam akibat makin meningkatnya aktifitas manusia.
Kerusakan alam dan lingkungan akibat pembangunan fisik, penambangan liar, dan pembalakan hutan secara liar dan massif.
LATAR BELAKANG AMDAL
1. UU R.I. No: 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. PP No: 27/1999 ttg AMDAL (d/h PP 29/1986 dan PP 51/1993)
3. Kepmen LH No. 17/2001 ttg Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Dilengkapi dengan AMDAL.
4. Keputusan Bapedal No: 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting
5. Kep. Ka. Bapedal No: 09/2000 tt Pedoman Penyusunan Amdal
Dasar Hukum AMDAL
Dalam Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 tahun 1999:
“Kajian mengenai dampak besar dan penting atas suatu usaha dan/atau kegiatan
(pembangunan-proyek) yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan layak atau tidak layak lingkungan tentang
penyelenggaraan usaha dan/kegiatan/proyek pembangunan di Indonesia”
“Kajian mengenai dampak positif/negatif tsb disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial- budaya dan kesehatan masyarakat”.
PENGERTIAN AMDAL
Bentuk hasil kajian AMDAL, berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari lima (5) dokumen, yaitu ;
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL),
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL),
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL),
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL),
5. Dokumen Ringkasan Ekskutif.
Bentuk Kajian AMDAL
Komisi Penilai AMDAL
1. Terpeliharanya fungsi LH sehingga Pembangunan Berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan tujuan agar kesejahteraan manusia pada masa kini maupun masa mendatang
terjamin.
2. Membantu menanggulangi dan
mengurangi dampak negatif, serta mengembangkan dampak positif.
Manfaat AMDAL
3. Merupakan dokumen penting untuk penyelesaian sengketa LH atau pencemaran/kerusakan LH.
4. Merupakan sumber data dan informasi bagi pelaksanaan
Sistem Manajemen Lingkungan.
5. Tertampungnya aspirasi dan kepentingan para pihak (stake holder) tentang kondisi LH yang dikehendaki/diterima.
6. Diperolehnya pilihan teknologi
selaras lingkungan, eco-efficiency,
pemanfaatan limbah, pencegahan
bahaya dan kecelakaan dsb.
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Sedangkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Perbedaan ANDAL & ANDAL
BENTUK HASIL KAJIAN AMDAL
KA-ANDAL
Ringkasan Eksekutif
ANDAL RKL
RPL
AMDA
L
Perbedaan Berdasarkan Kengunaannya
AMDAL ANDAL
Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Memberi masukan untuk
penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Memberi masukan untuk penyusunan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Memberi informasi bagi
masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
ANDAL digunakan untuk berbagai pihak
Pembagian kegunaan dalam bentuk lain juga dapat disusun berdasarkan pihak yang
mendapatkankegunaannya, sebagai berikut :
- Kegunaan bagi pemerintah - Kegunaan bagi pemilik
proyek
- Kegunaan bagi pemilik modal
- Kegunaan bagi masyarakat - Kegunaan lainnya.
KA-ANDAL (Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan
Hidup):
Ruang lingkup analisis mengenai
dampak lingkungan hidup yang merupakan
hasil
pelingkupan batas-batas studi AMDAL
ANDAL (Analisis
Dampak Lingkungan
Hidup) : Telaah secara
cermat dan mendalam
tentang dampak besar
dan penting suatu rencana
usaha atau kegiatan
RKL (Rencana pengelolaan
Lingkungan Hidup):
Upaya pengelolaan
dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan
akibat rencana
usaha/
kegiatan
RPL (Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup):
Upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
besar/penting akibat rencana usaha/kegiatan
KETERANGAN
BAGAN
Dan:
Ringkasan Eksekutif:
Dokumen yang meringkas secara jelas dan singkat tentang hasil kajian
AMDAL. Biasanya uraian tentang besaran dampak dan sifat penting yang dikaji dalam ANDAL dan upaya pengelolaan serta pemantauan dalam
lingkungan hidup
PIHAK YANG TERKAIT DALAM AMDAL
Pemerin tah
Masyarakat yang
berkepentin gan
Pempraka rsa
Masyarakat terkena dampak
Masyarakat
pemerhati
FUNGSI AMDAL Bagi
Masyarakat:
Masyarakat mengetahui rencana
pembangunan dan mempersiapkan diri untuk adaptasi
Masyarakat ikut berpartisipasi
Tidak terjadi salah paham dan dapat bekerjasama
dengan pemilik proyek
Masyarakat
mengetahui hak dan kewajiban dalam
hubungan dengan proyek tersebut
Bagi
Pemerintah:
Mencegah potensi SDA yang dikelola rusak
Mencegah SDA lain di luar proyek yang rusak
Menghindari pengrusakan lingkungan hidup
Menjamin proyek dibangun sesuai dengan rencana
pembangunan daerah
Untuk menghindari pertikaian antara
pemilik proyek dengan masyarakat maupun dengan pemilik proyek yang lain
Menjamin proyek memiliki manfaat yag jelas bagi masyarakat dan pemerintah
Bagi
Pemrakarsa:
Terhindar dari
pelanggaran UU dan PP
Terhindar dari tuduhan pencemaran lingkungan
Dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang
dihadapi di masa datang
AMDAL merupakan sumber informasi
mengenai keadaan sosial budaya masyarakat
sekitar
Dapat mengetahui kelemahan dan dapat menyempurnakan kelemahan tersebut
Dapat mengetahui keadaan/kondisi
lingkungan
Bagaimanakah
Prosedur AMDAL?
Proses ini dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu rencana usaha/kegiatan
pembangunan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Berdasarkan Kepmen LH no 17 tahun 2001, terdapat beberapa rencana usaha dan bidang kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, yaitu: pertahanan dan keamanan, pertanian,
perikanan, kehutanan, kesehatan, perhubungan, teknologi satelit, perindustrian, prasarana
wilayah, energi dan sumber daya mineral,
pariwisata, pengembangan nuklir, pengelolaan limbah B3, dan rekayasa genetika.
1. Proses Penampisan Wajib
AMDAL (Screening)
Penambangan Emas Tanpa Izin
(PETI)
Berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib
mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan
tersebut, menanggapi masukan yang
diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum
menyusun KA-ANDAL.
2. Proses Penguguman dan
Konsultasi Masyarakat
o Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi
dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan
o Tujuannya untuk menetapkan batas
wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan,
menetapkan tingkat kedalaman studi, dll
3. Proses Pelingkupan
(Scoping)
Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan).
Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.
Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Apabila dalam 75 hari komisi penilai tidak menerbitkan hasil penilaian, maka komisi penilai dianggap telah menerima
kerangka acuan.
4. Penyusunan & Penilaian
KA-ANDAL
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL.
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).
Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama
waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
5. Penyusunan & Penilaian
ANDAL, RKL, RPL