Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Permasalahan 4
Tujuan 4
Manfaat 4
Tinjauan Pustaka 5
Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia 5
Saat itu, ada empat tanaman kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Pelopor perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 setara dengan 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian pada tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebanyak 850 ton.
Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis quineensis Jacq) 6
Buah sawit yang sudah matang, pada kondisi tertentu embrio akan berkecambah dan menghasilkan tunas (malai) dan akar (akar).
Limbah Sawit 8
Limbah perkebunan kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tersisa pada saat pembukaan perkebunan, penanaman kembali, dan pemanenan. Setiap hektar perkebunan kelapa sawit menghasilkan rata-rata 10,4 ton limbah kering pelepah daun per tahun. Komponen terbesar dari limbah padat adalah selulosa, bersama dengan komponen lain meskipun kecil seperti hemiselulosa dan lignin.
Kadar yang tinggi ini menimbulkan beban pencemaran yang besar karena diperlukan penguraian bahan organik yang lebih banyak. Limbah gas tersebut antara lain gas buang dan uap air dari pabrik kelapa sawit (Fauzi, 2002).
Tandan Kosong Sawit 11
Jika pada pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi 1 jam maka akan dihasilkan TKKS dalam jumlah ton. Ironisnya limbah ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian besar Pabrik Kelapa Sawit (POM) di Indonesia (Nuryanto, 2000). Limbah padat berupa tandan kosong dan lumpur, keduanya menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi tempat berkembang biaknya lalat.
Selama ini TKKS yang menyumbang 23% dari tandan buah segar hanya dimanfaatkan sebagai mulsa atau kompos pada tanaman kelapa sawit. Limbah kelapa sawit semakin melimpah seiring dengan jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit yang kini mencapai 470 pabrik. Artinya total limbah dari 470 pabrik tersebut mencapai 28,7 juta ton dalam bentuk cair dan 15,2 juta ton limbah padat per tahun.
Hal ini dikarenakan tandan kelapa sawit memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu holoselulosa 67,88% dan alfa selulosa 38,76% dengan kandungan serat sebesar 72,67%. Pecahan tandan sawit yang keluar dari mesin masih mengandung kadar air 73%, minyak dan kotoran 9% sehingga harus digerus. Prosesnya belum selesai karena TKKS harus dijemur untuk mengurangi kadar air hingga 10% (http://unpad.ac.id).
Sebagian besar pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia masih membakar TKS di insinerator, meski pemerintah sudah melarang cara tersebut. Pilihan pengolahan lainnya adalah dengan cara open dumping, dijadikan mulsa pada perkebunan kelapa sawit, atau diolah menjadi kompos. Cara terakhir merupakan pilihan terbaik, namun cara ini belum tersebar luas di PKS karena beberapa kendala yaitu waktu pengomposan, fasilitas yang tersedia, dan biaya pengolahan TKKS.
Durasi ini mempunyai implikasi terhadap ukuran lokasi, tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan untuk pengomposan TKS.
Selulosa 13
Panjang molekul selulosa bervariasi dari beberapa ratus hingga beberapa ribu unit glukosa, tergantung pada sumbernya. Selulosa merupakan polimer yang terdapat pada dinding sel tumbuhan seperti kayu, ranting dan daun. Selulosa rantai panjang mempunyai sifat fisik yang lebih kuat, lebih tahan terhadap degradasi yang disebabkan oleh panas, pengaruh kimia dan biologis.
Sebagai langkah pertama dalam proses ini, pohon mengirimkan glukosa ke pusat pengolahan yang terletak di pucuk, cabang dan akar (meristem berbentuk kerucut) dan ke lapisan kambium yang menutupi batang utama, cabang dan akar. Unit glukosa anhidrida tersebut kemudian disatukan pada ujungnya membentuk polimer rantai panjang yaitu selulosa (C6 H12 O5)n dengan n (derajat polimerisasi) sebesar 500-10000. Menurut derajat polimerisasi (DP) dan kelarutannya dalam natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dibedakan menjadi tiga jenis yaitu.
Hemiselulosa merupakan polisakarida selain selulosa, jika dihidrolisis akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xilosa, L-arabinosa dan asam uranat. Holoselulosa merupakan bagian serat yang bebas sari dan lignin, terdiri dari campuran seluruh selulosa dan hemiselulosa. Selulosa dapat dicampur (esterifikasi) dengan asam anorganik seperti asam nitrat, asam sulfat, dan asam fosfat.
Dari ketiga unsur tersebut, NC mempunyai nilai ekonomi yang strategis dibandingkan dengan asam sulfat/SC dan fosfat/FC karena dapat digunakan sebagai sumber bahan baku propelan/bahan peledak pada industri pembuatan munisi/mesin dan/atau bahan peledak.
Alfa Selulosa 16
Prosedur umum untuk menentukan alfa-selulosa adalah awalnya menentukan holoselulosa menggunakan metode klorin dan klorit, kemudian holoselulosa ditambah alkali untuk menghilangkan hemiselulosa. Selulosa yang diperoleh dari penentuan holoselulosa dipindahkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan 16 ml larutan NaOH 17,5% dingin. Sampel diaduk dengan spatula sambil direndam dalam air es selama 15 menit kemudian ditambahkan kembali 16 ml NaOH 17,5%, diaduk dengan spatula dan dibiarkan dalam air es selama 45 menit.
Analisis kandungan alfa selulosa tandan kosong kelapa sawit yang dilakukan di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan menunjukkan bahwa kandungan alfa selulosa setiap tandan kosong kelapa sawit (TKKS) bervariasi antara. Hal ini dikarenakan struktur alfa selulosa yang rumit akibat ikatan hidrogen yang terjadi antarmolekul dan intramolekul. Selulosa ini disebut juga selulosa asli karena selulosa ini merupakan indikator kemurnian selulosa dari tandan kosong kelapa sawit.
Analisis alfa selulosa dari TTKS dapat dilakukan dengan metode gravimetri yaitu dengan melarutkan selulosa dengan NaOH 17,5% dingin, menyaring dan menimbang. Pada kesempatan kali ini penulis mengusulkan untuk menganalisis kadar beta selulosa atau gamma selulosa dan unsur lainnya pada tandan kosong buah kelapa sawit serta menggunakan metode lain untuk analisis alfa selulosa dari tandan kosong buah kelapa sawit.
Metode Percobaan 18
Alat dan Bahan 18
- Alat - alat 18
- Bahan 19
Prosedur Kerja 19
- Pembuatan Larutan standart 19
- Prosedur Analisa Kadar Alfa Selulosa 20
Hasil Dan Pembahasan 21
Hasil 21
Pembahasan 23
Kesimpulan Dan Saran 24
Kesimpulan 24
Saran 24