• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI MULSA MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE ASSESMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI MULSA MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE ASSESMENT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI MULSA MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE ASSESMENT

Oleh:

Alibfa Anjar Prafitri 1) Nieke Karnaningroem 2)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 1,2) E-mail :

alibfaanjarprafitri72@gmail.com 1) n.karnaningroem@gmail.com 2)

ABSTRACT

Empty palm oil bunches (EFB) are one of the most common types of solid waste produced by palm oil mills. The handling of empty palm oil bunches (EFB) which is a material with a high moisture content is simply piled up in the palm oil industry area because the transportation and disposal costs are expensive and ineffective. So far, the use of empty oil palm bunches (EFB) is still conventionally limited to being used as mulch or soil surface cover media which functions to maintain soil moisture and temperature from the evaporation process in oil palm plantations while also acting as a natural nutrient fertilizer for soil and plants. Improper management of empty oil palm bunches (EFB) will have an impact on the environment. The environmental impact of improper management leads to an increase in greenhouse gases (GHGs). Greenhouse gases in activities that contribute to global warming are carbon dioxide (CO 2), methane (CH4), and nitrous oxide (N2O). Therefore, it is necessary to analyze and identify the environmental impact of the use of empty bunches of oil palm into mulch using the Life Cycle Assessment (LCA) method.

LCA is a method to estimate the potential impact resulting from an activity in the process of utilizing empty oil palm bunches into mulch starting from transportation activities to application to the ground.

Keyword: Utilization of Empty Bunches of Palm Oil; Life Cycle Assessment (LCA)

ABSTRAK

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit. Penanganan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan material dengan kadar air tinggi ditumpuk begitu saja di area industri sawit karena ongkos pengangkutan dan pembuangannya mahal dan tidak efektif. Selama ini pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) masih secara konvensional terbatas digunakan sebagai mulsa atau media penutup permukaan tanah yang berfungsi menjaga kelembaban dan suhu tanah dari proses evaporasi di perkebunan kelapa sawit sekaligus juga berperan sebagai nutrient pupuk alami bagi tanah dan tanaman. Ketika mulsa organik telah mengalami penguraian menyeluruh, mungkin menawarkan nutrisi. Karena tuntutan tanaman, tidak semua tandan kosong sawit yang tersisa setelah pembuatan kelapa sawit dimanfaatkan sebagai mulsa. Tandan kosong kelapa sawit (EFB) yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada lingkungan. efek negatif manajemen yang buruk terhadap lingkungan mengakibatkan peningkatan emisi rumah kaca (GRK). Gas rumah kaca karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida dihasilkan dari aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global (N2O). Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik Life Cycle Assessment (LCA), sangat penting untuk mengevaluasi dan menentukan dampak lingkungan dari pemanfaatan tandan buah sawit kosong sebagai mulsa. LCA adalah teknik untuk menghitung

(2)

1165

JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 2, (2022) Agustus : 1164 - 1176

kemungkinan efek dari suatu proses, seperti mengubah tandan buah sawit kosong menjadi mulsa, dimulai dengan operasi pengangkutan dan diakhiri dengan aplikasi ke bumi.

Kata Kunci: Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit; Life Cycle Assessment (LCA)

1. PENDAHULUAN

Limbah biomassa agroindustri kelapa sawit berasal dari kegiatan di hulu yaitu di perkebunan berupa pelepah, daun dan batang pohon sawit (Saswattecha et al. 2016).

Kegiatan tersebut akan menghasilkan limbah biomassa dengan volume yang cukup besar berupa cangkang sawit 5,5-8%, tandan kosong 20-23% dari tandan buah segar, pelepah sawit 13,5-15%, serat sawit 15% dari tandan buah segar (Kong et al. 2014) (Abnisa et al. 2013) (Azri et al. 2017) (Suzuki et al.

2017) (Tajalli 2015). Tandan buah kosong yang merupakan material dengan kadar air tinggi ditumpuk begitu saja di area industri sawit karena ongkos pengangkutan dan pembuangannya mahal dan tidak efektif.

Selama ini pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit masih secara konvensional terbatas digunakan sebagai mulsa atau media penutup permukaan tanah. Pemanfaatan secara konvensional ialah dengan menjadikan tandan kosong kelapa sawit sebagai mulsa dengan cara menabur langsung tandan kosong kelapa sawit kelapangan, akan tetapi masih ditemukan beberapa permasalahan yang cukup mengganggu seperti tumpukan tandan kosong kelapa sawit dan daya urai yang

rendah.

Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit memiliki dampak positif dan negative bagi lingkungan. Dampak negative dari pemanfaatan konvensional tandan kosong kelapa sawit menyebabkan dampak Acidification, Eutrophication, Global Warming, dan Photocemical Oxidation.

Sedangkan dampak positif dari pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa dapat meningkatkan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mengurangi penguapan. Proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa menghasilkan emisi dan dampak lingkungan (Rahayu, 2020). Melihat dampak yang dihasilkan dari kegiatan Proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa perlu dilakukan analisa kajian dampak dengan metode Life Cycle Assessment (LCA).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperhitungan dampak lingkungan dari proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit digunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) untuk menganalisis proses pemanfaatan limbah yang menghasilkan dampak lingkungan paling tinggi. Hasil analisis Life Cycle Assessment (LCA) berupa

(3)

dampak lingkungan dari unit proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

2. TINJAUAN PUSTAKA Limbah Padat Kelapa Sawit

Sampah yang dihasilkan perkebunan sawit sangat bervariasi dan banyak, klaim Yan Fauzi (2012). Sampah kelapa sawit adalah bahan sisa dari tanaman kelapa sawit yang merupakan produk sampingan dari produksi minyak kelapa sawit atau tidak termasuk dalam produk utama. Limbah dari kelapa sawit dapat dibagi menjadi dua kategori:

a. Limbah perkebunan kelapa sawit

Sampah yang dihasilkan dari sisa tanaman setelah perkebunan kelapa sawit dibersihkan, direstorasi, dan dipanen dikenal sebagai limbah perkebunan kelapa sawit. Puing-puing yang dihasilkan termasuk gulma, kayu, dan daun. Setiap hektar tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan 10,4 ton sampah berat kering per tahun.

b. Limbah industri kelapa sawit

Sampah yang dihasilkan oleh usaha kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit. Tiga kategori limbah padat, limbah cair, dan limbah gas digunakan untuk mengkategorikan jenis sampah ini. Tandan buah sawit kosong merupakan salah satu jenis limbah padat yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit (EFB). Ada fitur untuk limbah padat. Selulosa merupakan bahan utama dalam limbah padat. Tabel 2.1 di bawah ini menunjukkan komposisi kimia tandan buah kelapa sawit (EFB) kosong.

Tabel 2.1 Komposisi Kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

No. Komposisi Kadar (%)

1. 1. Abu 15

2. 2. Selulosa 40

3. 3. Lignin 21

4. 4. Hemiselulosa 24

Sumber : (Yan Fauzi, 2012)

Limbah padat agroindustri kelapa sawit tersebut berasal dari kegiatan sebagaimana diagram alir sesuai gambar 2.1

(4)

1167

JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 2, (2022) Agustus : 1164 - 1176

Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Produksi Agroindustri Kelapa Sawit (Abdolali et al. 2014)

Karakteristik Tandan Kosong Kelapa Sawit

Menurut (Sinuraya & Lubis, 2018), sifat dan nilai tempat tidur kosong dapat mengungkapkan aspek-aspek tempat tidur kosong berikut ini:

a. Tandan buah yang terakhir diproses di pabrik kelapa sawit disebut tandan kosong. 23% dari tandan buah segar yang diproses di pabrik kelapa sawit diproduksi sebagai tandan buah kosong.

b. Tandan buah merupakan bahan organik yang kaya akan kalium dan mineral lainnya (K).

c. Tandan buah dapat meningkatkan komposisi biologi, kimia, dan fisik tanah.

d. Ta dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan air tanah, guludan dapat digunakan sebagai mndanulsa pada tanah berpasir.

Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Selain berfungsi sebagai sumber minyak goreng dan barang-barang yang dibuat darinya, minyak sawit juga menghasilkan produk sampingan. Limbah dari perkebunan dan fasilitas pengolahan TBS digunakan untuk membuat bahan baku bioenergi yang diubah menjadi CPO (minyak sawit mentah) (Erivianto, P, & Notosudjono, 2016). Tabel 2.2 memperlihatkan potensi dan pemanfaatan limbah padat untuk tanaman kelapa sawit.

(5)

Tabel 2.2 Potensi dan Pemanfaatan Limbah Padat Untuk Pekerbunan Kelapa Sawit Jenis Limbah Potensi Pemanfaatan Tandan buah

kosong

20% ton

TBS Pupuk

Sabut sawit 20% ton

TBS Bahan bakar boiler Cangkang

sawit

70 kg/ton tbs (5-7%)

Pengeras jalan kebun

Sumber : (Ngatirah, 2019)

a. Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Mulsa

Aplikasi tandan kosong kelapa sawit (EFB) di lapangan dilakukan dengan menyebarkannya secara merata (satu lapis) pada gulma yang mati.

Peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) dimulai pada tahun kedua setelah aplikasi. Peningkatan produksi dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah tandan per pohon dan rata-rata berat tandan. Peningkatan yang diperoleh sekitar 10 – 23%.

b. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Tandan buah kosong dari pohon kelapa sawit merupakan jenis limbah padat yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar yaitu sekitar 126.317,54 ton per tahun. Tandan buah kelapa sawit kosong dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol dan bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomassa (PLT Biomassa), serta memiliki potensi

yang besar untuk digunakan sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN).

c. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Pupuk

Pemanfaatan limbah TKKS dinilai sangat efektif dan dapat memaksimalkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sekaligus menekan biaya pembelian pupuk organik hingga 60%.

Melalui penggunaan ini, dimungkinkan untuk secara drastis menurunkan biaya produksi TBS dan menemukan solusi hemat biaya untuk masalah lingkungan yang berkembang di pabrik kelapa sawit.

d. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Bioetanol Pemanfaatan limbah minyak sawit sebagai bahan awal fermentasi dan hidrolisis bioetanol dengan bakteri Zymomonas mobilis.

e. Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Karbon/Arang Aktif

Arang Cangkang sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif.

Karbon aktif/arang adalah arang yang pori-porinya terbuka karena terkena bahan kimia atau disemprot dengan uap panas. Luas permukaannya berkisar antara 300 sampai 2000 m2/g (Rahmawati, 2006).

(6)

1169

JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 2, (2022) Agustus : 1164 - 1176

Dampak Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Lingkungan

Dampak lingkungan dari pengolahan kelapa sawit (ADB, 2006) yaitu Pembakaran tandan buah kosong melepaskan partikel ke atmosfer, dan pembuangan tandan buah kosong sembarangan menghasilkan emisi metana tambahan ke atmosfer. Pencernaan anaerobik menghasilkan biogas, yang dilepaskan ke atmosfer dan mengandung sekitar 65% metana, salah satu gas rumah kaca yang paling kuat. Serta pembuangan POME ilegal ke sungai mencemari air dan dapat membahayakan kehidupan air.

Life Cycle Assesment (LCA)

Life cycle assessment (LCA), juga dikenal sebagai pendekatan "cradle to grave", adalah konsep untuk menilai dampak lingkungan dari berbagai aktivitas, termasuk pengumpulan bahan baku dari alam dan daur ulang limbah yang dihasilkan sebagai hasilnya. Konsep cradle to grave digunakan dalam LCA untuk membahas pertimbangan lingkungan dan potensi dampak lingkungan di sepanjang siklus hidup produk, termasuk produksi bahan baku, penggunaan energi, pemrosesan akhir, daur ulang, dan pembuangan akhir.

Manfaat Penerapan LCA

Manfaat penerapan life cycle assessment yang dapat diperoleh perusahaan adalah (Sari, 2019):

1. Memfasilitasi perusahaan dalam melaksanakan Life Cycle Management.

2. Memperoleh pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian sistem produk.

3. Perusahaan dapat membuat kebijakan lingkungan maupun alternatif perbaikan yang tepat berdasarkan hasil evaluasi dampak lingkungan yang terjadi.

4. Perusahaan dapat memperoleh eco-label pada produk yang dihasilkannya sesuai dengan standar yang berlaku (ISO 14024).

5. Perusahaan mendukung kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan produksi bersih.

Tahapan LCA

Menurut ISO 14040, LCA adalah teknik yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap dampak lingkungan yang berhubungan dengan suatu produk. Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan penilaian tersebut. Tahapan LCA secara rinci dapat dilihat pada gambar 2.2.

(7)

Gambar 2.2 Tahapan LCA Sumber: (SNI ISO 14040,2016)

3. METODE PENELITIAN Tahapan Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai

acuan dalam penentuan parameter penelitian. Pada penelitian ini, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak perusahaan. Data yang digunakan dalam rentang waktu pada periode 1 tahun (Januari 2021- Desember 2021). Data yang dibutuhkan untuk kajian dampak lingkungan menggunakan metode Life Cycle Assesment (LCA) dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.3. Kebutuhan Data Input Unit Proses Material/

Energi Jenis Data Sumber Data

Loader Tandan buah kosong Data sekunder Laporan bulanan

Transport Solar loader dan Solar dump

truck Data sekunder Laporan bulanan

Sumber: Alur Proses Produksi Perusahaan, 2022

No. Unit Proses Produk Emisi Jenis Data Sumber Data 1. Loader Tandan buah kosong - Data primer Laporan bulanan 2. Transport Solar loader

Solar dump truck

Emisi dari kendaraan pengangkut

Data primer Hasil pengukuran

b. Kajian Dampak Lingkungan dengan Metode Life Cycle Assessment (LCA) Tahapan analisis dampak lingkungan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) terdiri dari:

1) Goals and Scope Definition

Penetapan Sasaran dan Ruang

Lingkup adalah langkah pertama.

Sasaran dan ruang lingkup adalah dua komponen pada saat ini.

Membuat deklarasi tentang tujuan yang ingin dicapai dan penerima temuan LCA adalah tujuannya.

Ruang lingkup suatu penelitianlah

(8)

1171

JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 2, (2022) Agustus : 1164 - 1176

yang menentukan apa yang harus diteliti secara mendalam, antara lain:

a. Funcional unit b. Product system c. System boundaries

2) Life Cycle Inventory (LCI)

Pada tahap ini dilakukan rekapitulasi data bahan baku dan bahan bakar yang digunakan dalam pemanfaatan tandan kosong sawit, beserta statistik emisi berdasarkan data laporan perusahaan. Untuk memudahkan input dan proses data ke dalam program Open LCA, nilai satuan data dikonversi untuk setiap unit pemrosesan menjadi unit yang sama ketika unitnya belum sama.

3) Life Cycle Impact Assessment (LCIA)

Tahapan LCIA meliputi:

a. Pemilihan kategori dampak, indikator kategori dan model karakterisasi, dalam penelitian ini menggunakan metode CML-1A.

Pendekatan kategori analisis dampak pada penelitian ini, yaitu secara midpoint dengan dampak yang dianlisis antara lain Global Warming Potential, Acidification Potential dan Eutrophication

Potential dan Photochemical Oxidation.

b. Klasifikasi, dimana data input dan output yang merupakan elementary flow pada tahapan LCI kemudian diklasifikasi berdasarkan kategori dampak pada metode CML-1A.

c. Karakterisasi, dimana semua elementary flow dari LCI dinilai menurut faktor kontribusinya pada suatu dampak dengan dikalikan dengan characterization factor sesuai metode CML-1A.

4) Interpretasi

Tahapan terakhir dari LCA adalah interpretasi dimana langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Identifikasi sumber dampak yang paling besar dengan menggunakan hostpot analysis.

b. Hostpot analysis adalah analisis suatu sistem produksi yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap dampak lingkungan. Hostpot analysis

bermanfaat untuk

mengidentifikasi lokasi diprioritaskan untuk dilakukan tindakan untuk perbaikan lingkungan.

c. Membuat kesimpulan dan

(9)

rekomendasi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Goal dan Scope

Tahap pertama dari analisis life cycle assessment (LCA) adalah penentuan goal and scope, pada tahapan ini menjelaskan terkait tujuan dan ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan. Berikut penjelasan goal and scope dari kajian LCA:

a. Goal

Tujuan dari penelitian mengkaji dan mengidentifikasi dampak lingkungan berdasarkan analisis LCA kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa.

b. Scope

Ruang lingkup kajian LCA pada proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa adalah pada penimbunan dan aplikasi tandan kosong sebagai mulsa (pupuk alami).

Functional unit yang digunakan pada kajian LCA pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa adalah kilogram. Berikut alur proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit.

Berikut ruang lingkup proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa dapat dilihat pada Gambar 4.1;

Loading Ramp Loader Transport Aplikasi Mulsa

Tandan Kosong Kelapa Sawit

(kg)

Listrik Kwh

Emisi : CO2, CH4, H2O, dan NH3 (kg)

Emisi : CO2, CH4, , NO2 (kg)

Solar (Liter)

Emisi : CO2, CH4, , NO2 (kg)

Emisi : CO2, CH4, H2O, dan NH3 (kg) Solar

(Liter)

Mulsa (kg)

Gambar 4.1. Ruang Lingkup Proses Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit

Life Cycle Inventory

Data-data yang diperlukan dalam tahapan Life Cycle Inventory (LCI) meliputi data unit- unit proses pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit, data input dari kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit, Data output unit yang dianalisis, seperti emisi yang dihasilkan (udara, air dan tanah)

Berdasarkan IPCC (2006) dalam

(Stichnothe & Schuchardt 2010), apabila timbunan biomassa cukup tinggi maka diasumsikan 20% volumenya mengalami proses aerobik dan 80% terjadi proses anaerobik, Rumus empiris tandan kosong kelapa sawit yaitu C22,26H38,63O5,77N0,55. Perhitungan estimasi emisi pada proses aerobik dan anaerobik sebagai berikut :

(10)

1173

JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 2, (2022) Agustus : 1164 - 1176

C22,26H38,63O5,77N0,55 + 28,61O2  22,26 CO2 + 18,48 H2O + 0,55 NH3

Mr : 406,4 32 44,01 18,2 17,04 Persamaan reaksi pada proses penimbunan tandan kosong kelapa sawit C22,26H38,63O5,77N0,55 + 10,12O2  7,95 CO2 + 14,31 CH4 + 0,55 NH3 Mr : 406,4 18,02 44,01 16,05 17,04

Tabel 4.1. Inventory Data Proses Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Mulsa Unit Kegiatan Input/ Output Kategori

Data Jenis Data Jumlah Satuan

Loading Ramp Input Material Tandan kosong kelapa sawit

1,16 kg

Energi Listrik 7139-E07 KWH

Output Material Tandan kosong kelapa

sawit timbun 0,16 kg

Material Tandan kosong kelapa sawit aplikasi mulsa

1,00 kg

Emisi CO2 0,209247 kg

CH4 0,036142 kg

NH3 0,002972 kg

H2O 0,052427 kg

Loader Input Material TKKS 1,00 kg

Material Solar 3.719-E04 Liter

Output emisi CO2 276-E05 kg

CH4 149-E09 kg

NO2 149-E09 kg

Transport Input Material TKKS 1,00 kg

Material Solar 3.867-E03 liter

Output emisi CO2 2.866-E04 kg

CH4 155-E09 kg

NO2 155-E09 kg

Aplikasi Mulsa ke

tanah Input Material Tandan kosong kelapa

sawit aplikasi mulsa 1,00 kg Output Material

Emisi Mulsa 1,00 kg

CO2 1,329 kg

CH4 0,229 kg

NH3 0,019 kg

H2O 0,334 kg

Sumber : Hasil Perhitungan, 2022

Life Cycle Impact Assesment (LCIA)

Penentuan dampak yang dipilih disesuaikan dengan kondisi subjek yang diteliti. Tahapan LCIA sesuai dengan ISO

14040 meliputi pemilihan katergori dampak, klasifikasi, dan karakterisasi, untuk kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa dijabarkan sebagai berikut:

(11)

a. Klasifikasi

Gambar 4.2. Klasifikasi Kegiatan Pemanfaatan TKKS Menjadi Mulsa

3. Karakterisasi

Karakterisasi data LCI kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa menggunakan OpenLCA

dengan metode CML-IA Baseline. Hasil Karakterisasi kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakterisasi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Mulsa Jenis Dampak Loading

Ramp Loader Transport Aplikasi

Mulsa Total Satuan Global warming

(GWP100a) 1,2226 0,0003 0,0024 7,7578 8,9829 kg CO2 eq Photochemical

oxidation 0,0002172 8,4499E-08 8,78617E-07 0,0013776 0,0016 kg C2H4 eq Eutrophication 4,73667E-09 2,31675E-07 2,40894E-06 0,006545 0,0066 kg PO4 eq Acidification 3,37385E-09 2,10255E-06 2,18622E-05 0,02992 0,0299 kg SO2 eq

Sumber : Hasil Perhitungan menggunakan OpenLCA, 2022 Interpretasi

Tahapan interpretasi yaitu analisis hotspot, evaluasi data, kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Analisis Hotspot

Analisis hotspot adalah analisis suatu sistem produksi maupun unit proses yang memiliki kontribusi besar atau

secara signifikan terhadap dampak lingkungan. Berikut ini analisa hotspot yang didapatkan dari perhitungan LCA terhadap kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Loading Ramp

Loader

Transport

Aplikasi Mulsa

CO2

CH4

NH3

NO2

Global Warming Potemtial

Acidification

Eutrophocation

Photochemical Oxidation

(12)

1175

JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 2, (2022) Agustus : 1164 - 1176

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik hotspot yang berkontribusi besar atau secara signifikan terhadap dampak lingkungan Global Warming Potential, Photochemical Oxidation, Acidification dan Eutrophication yaitu pada proses aplikasi mulsa. Analisis hotspot dari dampak yang dikaji untuk kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa diperoleh bahwa dampak Global Warming Potential (GWP) yang dihasilkan sebesar 8,9829 kg CO2eq dengan hotspot berasal dari kegiatan aplikasi mulsa yang berkontribusi menghasilkan dampak GWP sebesar 7,7578 kgCO2eq. Kategori dampak Global Warming berasal dari emisi CO2, CH4 dan NH3. Besarnya nilai dampak Global Warming Potential (GWP) pada aplikasi mulsa dikarenakan besarnya volume limbah yang dimanfaatkan sebagai mulsa mencapai 80%

dari volume total tandan kosong kelapa sawit, sehingga menghasilkan kontribusi dampak yang besar.

5. SIMPULAN

Kesimpulan kajian dampak lingkungan kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa menggunakan metode life cycle assessment (LCA) sebagai berikut :

a. Dampak global warming yang dihasilkan sebesar 8,9829 kg CO2 eq/kg mulsa dengan proses paling besar dari kegiatan aplikasi mulsa.

b. Dampak photochemical oxidation yang dihasilkan sebesar 0,0016 kg C2H4

eq/kg mulsa dengan proses paling besar dari kegiatan aplikasi mulsa.

c. Dampak eutrophication yang dihasilkan sebesar 0,0066 kg PO4 eq /kg mulsa dengan proses paling besar dari kegiatan aplikasi mulsa.

d. Dampak acidificationyang dihasilkan sebesar 0,02992 kg SO2 eq /kg mulsa dengan proses paling besar dari kegiatan aplikasi mulsa. Kegiatan aplikasi mulsa ke tanah masih menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Hal ini dikarenakan adanya emisi yang dilepas secara langsung ke udara.

Rekomendasi terkait kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa sebagai berikut :

1. Melaksanakan program lingkungan untuk menurunkan dampak lingkungan dari kegiatan pemanfaatan tandan

0 2 4 6 8 10

Loading

Ramp Loader Transport Aplikasi Mulsa Acidification Global warming (GWP100a) Photochemical oxidation Eutrophication

(13)

kosong kelapa sawit menjadi mulsa.

Upaya program menurunkan dampak lingkungan dengan melakukan alternatif lain untuk pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit

2. Melaksanakan pengukuran langsung seluruh parameter emisi yang dihasilkan dari kegiatan kegiatan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi mulsa agar data yang digunakan dalam kajian LCA lebih representative.

6. DAFTAR PUSTAKA

Abnisa, F. et al., 2013. Utilization of oil palm tree residues to produce bio-oil and bio-char via pyrolysis. Energy Conversion and Management, 76, pp.1073–1082. Available at:

http://dx.doi.org/10.1016/j.enconman.2 013.08.038.

ADB. (2019). Carbon Dioxide-Enhanced Oil

Recovery in Indonesia:

https://doi.org/10.22617/TCS190600 Azri, M. et al., 2017. A review of torrefaction

of oil palm solid wastes for biofuel production. Energy Conversion and Management, 149, pp.101–120.

Available at:

http://dx.doi.org/10.1016/j.enconman.2 017.07.011

Erivianto, D., P, B. A., & Notosudjono, D.

(2016). Penggunaan Limbah Padat Kelapa Sawit Untuk Menghasilkan Tenaga Listrik Pada Existing Boiler.

Sainstech, 1410 - 7104.

Ngatirah. (2019). Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit.

Yogyakarta: Instiper Press.

Rahayu, D. E. (2020). Keberlanjutan Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioenergi Dengan Pendekatan SIstem Dinamis. Surabaya:

ITS.

Saswattecha, K. et al., 2015. Assessing the environmental impact of palm oil produced in Thailand. Journal of Cleaner Production, 100, pp.150–169.

Available at:

http://www.sciencedirect.com/science/a rticle/pii/S0959652615002553

Sinuraya, R., & Lubis, H. (2018). Aplikasi Janjang Kosong Hasil Proses Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Pengganti Pupuk Anorganik Mop Di Areal Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan.

Supriatna, J. (2021). pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Yan Fauzi, Y. E. (2012). Kelapa Sawit Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal di atas maka perlu dilakukan pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai alternatif bahan baku pulp dengan menggunakan metode yang

Tingkat kematangan kompos tandan kosong kelapa sawit dan penggunaan berbagai jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat ( Lycopersicon esculentum Mill.) dan cabai

Permasalahan hama kumbang badak ini semakin serius dengan pemanfaatan tandan kosong pada areal tanaman kelapa sawit sebagai mulsa dan pengganti pupuk non

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan yaitu pengaruh variasi kompaksi terhadap karakteristik komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit sebagai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tankos (tandan kosong) kelapa sawit yang selama ini menjadi limbah dari pengolahan kelapa sawit ternyata memiliki potensi yang

Tandan kosong kelapa sawit bisa diolah dengan teknik tekstil, karena dari hasil penelitian laboratorium tekstil, tandan kosong kelapa sawit ini dapat diolah

Tandan kosong kelapa sawit bisa diolah dengan teknik tekstil, karena dari hasil penelitian laboratorium tekstil, tandan kosong kelapa sawit ini dapat diolah

Tujuan penelitian ini adalah untuk Menghasilkan produk asap cair dari limbah kebun kelapa sawit berupa pelepah dan tandan kosong sawit serta untuk mengetahui kandungan