Nomor ID Pelajar E Program Pendidikan dan Pelatihan : Electro Shipping, yang menyatakan bahwa KIT yang saya tulis berhak. Merupakan karya orisinal dari semua ide yang ada di KIT kecuali tema dan yang saya kutip sebagai kutipan adalah ide saya sendiri. Apabila pernyataan di atas terbukti salah, saya bersedia menerima sanksi dari Politeknik Pelayaran Surabaya.
Alhamdulillah, saya memohon kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang bermanfaat ini tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan arahan, petunjuk, petunjuk dalam segala hal, yang sangat penting dan mendukung terselesaikannya penelitian ini. Pembimbing I. dan II., yang membimbing saya dengan penuh ketekunan dan kesabaran dalam penulisan skripsi ilmiah terapan.
Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya khususnya Program Studi Lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberikan ilmu kepada saya untuk menyelesaikan karya ilmiah terapan ini.
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hal ini untuk memungkinkan jaringan listrik stabil sebelum mengembalikan beban dari generator cadangan ke jaringan listrik (biasanya utilitas). Ketersediaan energi listrik sangat berguna dan sangat penting khususnya untuk sistem navigasi dan sistem penerangan pada kapal. Blackout merupakan suatu keadaan dimana sumber tenaga penggerak utama, mesin bantu dan peralatan lainnya pada kapal tidak dapat beroperasi akibat kurangnya pasokan listrik yang disebabkan oleh kegagalan sistem kelistrikan dan generator darurat yang berfungsi sebagai generator bantu di kapal. Apabila terjadi pemadaman listrik, daya listrik tidak dapat dialirkan karena tidak berfungsinya sistem Saklar Transfer Otomatis.
Pelayaran Tanto Harmoni rute Surabaya menuju Makassar mengalami pemadaman listrik akibat faktor yang mempengaruhi kinerja sistem otomasi pada genset darurat terkait modul ATS (Automatic Transfer Failure) dan AMF (Automatic Main Failure). Kerja ATS dan Amf berkaitan dengan tegangan aki, karena sumber utama tenaga motor starter pada genset darurat rusak. Oleh karena itu penulis ingin membahas apa saja yang terkandung dalam sistem tersebut, karena dalam dunia maritim ilmu sistem pembangkit darurat otomatis kurang mendapat perhatian.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
- Emergency Generator
- Mesin
- Alternator
- Sistem Pendingin Dan Pembuangan Pada Emergency Generator
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya membahas tentang kinerja generator cadangan darurat ketika generator utama mati, beserta tabel gambaran penelitiannya. Menurut Addy (2014), genset darurat merupakan peralatan yang mempunyai peranan lebih penting pada Sistem Kelistrikan, baik pada Sistem Transmisi maupun pada Sistem. Dalam hal ini dapat dibayangkan jika tidak ada genset darurat maka jika terjadi gangguan akan dapat menghentikan kegiatan pengendalian dan juga menimbulkan kerusakan yang lebih fatal pada peralatan yang tidak dapat berhenti secara tiba-tiba.
Genset darurat juga merupakan salah satu peralatan pembangkit tenaga listrik yang bertujuan untuk dapat membantu atau menggantikan fungsi genset utama dalam memberikan suplai pada Panel Esensial. Generator darurat digunakan pada kondisi darurat (Emergency condition), dimana peralatan ini terdiri dari booster yang menggunakan mesin diesel dengan bahan bakar disuplai dari tangki bahan bakar minyak solar dan digunakan untuk menggerakkan generator, kemudian ke panel bantu disalurkan (peralatan – esensial peralatan), di mana. Menurut Indotora (2011), bagian-bagian genset darurat pada kapal hampir sama dengan genset utama pada kapal, namun genset darurat hanya digunakan untuk keadaan darurat saja, oleh karena itu disebut sebagai genset darurat.
Jadi mesin yang ada pada genset darurat tidak terlalu besar karena output yang dihasilkan untuk keadaan darurat sehingga tidak memakan banyak tempat. Pendingin generator darurat dapat berupa air tawar untuk mencegah suhu cairan pendingin terus meningkat, sehingga setelah panas diserap, media pendingin didinginkan untuk menghilangkan panas yang dikandungnya. Sistem pembuangan asap pada generator darurat mengandung banyak bahan kimia beracun yang harus dikelola dengan baik.
Pipa terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah akibat tekanan atau getaran yang ditimbulkan oleh genset darurat. Generator Darurat mempunyai bagian-bagian yang bergerak secara terus-menerus dan pada suatu saat bagian-bagian tersebut sulit untuk digerakkan, oleh karena itu ada suatu sistem dimana sistem tersebut digunakan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak tersebut agar dapat tetap bekerja secara konstan, sistem ini disebut dengan sistem pelumasan. Baterai yang digunakan dalam sistem Generator Darurat Otomatis berfungsi sebagai sumber listrik DC untuk menghidupkan bahan bakar diesel.
Generator darurat pada kapal terletak di atas kapal atau di belakang kapal, bukan di ruang mesin, karena berguna untuk memudahkan awak kapal ketika terjadi keadaan darurat. Generator darurat merupakan generator cadangan yang digunakan hanya pada keadaan darurat sehingga pada saat kapal dalam kondisi normal maka generator tersebut akan standby atau siap diaktifkan sewaktu-waktu. Berbeda dengan genset utama yang menggunakan sistem udara bertekanan untuk proses penyalaannya, genset darurat menggunakan listrik untuk proses penyalaannya.
Apabila genset utama rusak atau mati, maka pengontrol genset akan membaca sinyal dan secara otomatis memulai proses pengaktifan genset darurat. Apabila genset yang sedang beroperasi beroperasi tidak normal, maka ATS bertugas memindahkan sambungan dari yang sebelumnya tersambung ke genset utama menjadi otomatis berpindah ke sisi genset darurat sehingga listrik tersambung ke sisi pengguna.
Jenis Penelitian
Pengoperasian genset dan sistem genset darurat otomatis di kapal, foto dan dokumen resmi lainnya terkait penggunaan kajian sistem genset darurat otomatis yang gagal pada saat genset padam.
Lokasi Penelitian 1) Tempat Penelitian 1) Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
Teknik Pengumpulan data
Namun tidak ada satu teknik pun yang dianggap terbaik, karena masing-masing metode pengumpulan data mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga sebaiknya menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data agar dapat saling melengkapi demi kesempurnaan karya ilmiah. aplikasi.
Pemilihan Informan 1) Subjek Penelitian 1) Subjek Penelitian
- Teknik Penarikan Informan
Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling seperti yang disampaikan Sugiyono dalam buku Pengertian Penelitian Kualitatif yaitu :. Pertimbangan-pertimbangan tertentu tersebut, misalnya orang tersebut dianggap paling mengetahui apa yang kita harapkan, atau mungkin dialah penguasa sehingga akan memudahkan peneliti dalam mendalami objek/situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini informan penelitian dipilih oleh peneliti yang dianggap paling baik dalam memberikan informasi mengenai sistem pembangkit darurat otomatis yang dibutuhkan peneliti.
Informan dalam penelitian ini adalah seluruh awak kapal khususnya KKM, masinis dan teknisi listrik yang ada di kapal.
Teknik Analis Data 1) Reduksi Data
- Penyajian Data
- Menarik Kesimpulan
Dalam pengumpulan data terdapat tahapan reduksi yaitu membuat rangkuman, pengkodean, menelusuri tema, membuat cluster, membuat pembagian, dan menulis memo. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mempertajam, mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang yang berlebihan, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. Proses reduksi atau transformasi data ini berlanjut setelah penelitian lapangan, hingga laporan akhir lengkap disusun.
Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan diubah dengan berbagai cara: dengan seleksi yang ketat, dengan ringkasan atau deskripsi singkat, dengan klasifikasi ke dalam sampel yang lebih luas, dan sebagainya. Penyajian data yang dulu sering digunakan untuk data kualitatif berbentuk teks naratif sepanjang puluhan, ratusan bahkan ribuan halaman. Namun, banyaknya teks naratif membuat kemampuan manusia dalam mengolah informasi kewalahan.
Manusia tidak cukup terampil untuk memproses informasi dalam jumlah besar; Kecenderungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks menjadi sekumpulan bentuk atau konfigurasi yang disederhanakan dan selektif sehingga mudah dipahami. Penyajian data secara kualitatif kini juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan grafik. Semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi yang terorganisir menjadi bentuk yang koheren dan mudah diakses.
Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang analis kualitatif mulai mencari makna, mencatat keteraturan, pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Screemo,hamdhe(Ed.).(2012).ATSAMF.http://electricmechanic.blogspot.co.id/201 4/10/buat-panel-amf-ats-switch-genset.html Diakses 4 Mei 2018. ACOS Desain Saklar Transfer Otomatis denganHumanMachineInterfaceMonitoringSysteminShipboardApplication.htt p://iptek.its.ac.id/index.php/ijmeir/issue/view/270/showToc Diakses 29 Juni 2018.