“PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS INOVASI
DALAM RANGKA MEMPERCEPAT KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL”
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
i
Pengantar
Industrial Research Workshop and National Seminar
(IRWNS) adalah seminar
tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Bandung ( POLBAN) sebagai
forum publikasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan para
ilmuwan di lingkungan POLBAN khususnya, dan Perguruan Tinggi serta Institusi
Penelitian yang lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada tahun 2011 ini,
penyelenggaraan IRWNS merupakan penyelenggaraan tahun kedua dengan
mengambil tema :
”
Peran Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka
Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
”.
Berbagai klaim penemuan, pembaharuan serta inovasi baru terangkum dalam 45
makalah dari berbagai cabang ilmu, yang disajikan dalam sesi paralel. Semoga
penemuan, pembaharuan dan hasil inovasi baru yang dihasilkan dapat memberikan
kontribusi positif pada pembangunan ekonomi nasional, serta masuk dalam arus
utama dalam rangka menuju era kemandirian bangsa.
Penyelenggara menyampaikan terima kasih kepada pembicara utama yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan inspirasi serta arah penelitian di masa
mendatang. Apresiasi kami tujukan kepada seluruh pembicara serta peserta seminar
yang telah berperan aktif dalam sesi diskusi.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Reviewer serta panitia yang telah
meluangkan waktunya untuk mempersiapkan kegiatan ini.
Kepada seluruh ilmuwan “Selamat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran”, serta
sukses bagi kita semua.
Bandung, 17 November 2011
Ketua IRWNS 2011,
ii
Tim Reviewer
Dr. Ismet P. Ilyas, BS.MET.,M.Eng.Sc.
Dr. Ir. Kastam Astami, M.Sc.
Haryadi, Ph.D
Dr.Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono
Ir. Hertog Nugroho,MSc., PhD.
Dr. Maria F. Soetanto, MT
Transmissia Semiawan, BSCS.,MIT.,PhD
Ir. Conny K. Wahyoe, M.Eng.,PhD.
Ir. Sumargo, M.Sc.,PhD.
Dr.Ir. Hermagasantos Zein, MSc
Dr. Dwi Suhartanto, MCM.
Dr. M. Umar Mai, M.Si
Dr. Ruhadi, SE.ME
iii
Susunan Panitia
Pengarah
: Ir. Mei Sutrisno, M.Sc., Ph.D.
Haryadi, Ph.D.
Dr. Drs. Muhammad Umar Mai, M.Si.
Bambang Wisnuadhi, S.Si., MT
Ir. Hertog Nugroho, Ph.D
Penanggung Jawab
: Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc.
Ketua
: Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono
Wakil Ketua
: Nani Yuningsih, S.Si., M.Si.
Sekretaris
: Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si.
Anggota
: Sri Susilo Windarti, S.Pd
Ase Sulaeman
Yuniarti Surtiasih, A.Md.
Tusijati
Ranny Indriyani
Yane Hendriyani
Elsa Yusi Irmala
Watty Herlina Sutjipto
Sri Mulyani
Winarya
Boyke Gunawan R
Enjang Karyana
Eka Kurnia
Asep Gandamanah
Asep Johan
iv
Jadwal Acara
Waktu
Acara
SESI PLENO
Conference Room Gedung P2T Lt.3
08.00 - 08.50
Pendaftaran & Coffee Break Pagi
08.50 - 08.55
Laporan Panitia Penyelenggara
08.55 - 09.00
Pembukaan
09.00 - 09.45
Pembicara Utama I (Dirut PLN)
09.45 - 10.30
Pembicara Utama II (Ketua DRN)
10.30 - 11.15
Pembicara Utama III (Kepala PPTIK ITB)
SESI PARALEL
R-1
R-2
R-3
R-4
Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah
11.30 - 11.45
P1
P12
P23
P34
11.45
–
12.00
P2
P13
P24
P35
12.00 - 12.15
P3
P14
P25
P36
12.15 - 13.15
ISOMA
13.15 - 13.30
P4
P15
P26
P37
13.30 - 13.45
P5
P16
P27
P38
13.45 - 14.00
P6
P17
P28
P39
14.00 - 14.15
P7
P18
P29
P40
14.15 - 14.30
P8
P19
P30
P41
14.30 - 14.45
P9
P20
P31
P42
14.45 - 15.00
P10
P21
P32
P43
15.00 - 15.15
P11
P22
P33
P45
15.15 - 15.45
Coffee Break Sore
v
Daftar Abstrak
Kode
Judul
Halaman
P01
Studi Sifat Mekanik Komposit Hibrid Unsaturated Polyester/Clay/Serat
Glass
1 - 5
P02
Kaji Teoritik dan Eksperimental Penempatan Ideal Vortex Generator
pada TASV-Gorlov
6 - 11
P03
Penentuan Panjang Chord Sudu untuk Meningkatkan Kinerjanya
Menggunakan Perangkat Lunak CFD Numeca
12-17
P04
Pengaruh Contraction Ratio Nosel Terhadap Kinerja Liquid Jet Gas
Pump
18
P05
Simulasi Numerik Pengaruh Jumlah Nozzle Terhadap Separasi Energi
pada Ranque-Hilsch Tube Vortex
19-25
P06
Pengaruh Variasi Voltase, Waktu pada Temperatur Pelapisan Krom
Konstan (50º C) terhadap Karakteristik Logam Alumunium)
26- 3
P07
Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik
Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6
pada Proses Las FSW
34-39
P08
Pengaruh
Moisture Content
dan
Thermal Shock
Terhadap Sifat Mekanik
Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin
Angin)
40-45
P09
Pengaruh Pelapisan WN yang Diperoleh dengan Teknik DC Reaktive
Magnetron Sputtering terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Korosi Baja
Tahan Karat Martensitik AISI 410
46-51
P10
“
Pengaruh Putaran
Centrifugal Casting
Velg
dari Bahan Aluminium
Scrap
terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik”
52-57
P11
The effect of sandblasting on AISI 316L stainless steels
58-61
P12
Pengaruh Penggunaan Ejector Terhadap Penurunan Daya Input
Kompresor pada Sistem Refrigerasi Kompresi Uap
62-65
P13
Studi Kelayakan dari Penggunaan Mesin Pengkondisi Udara Jenis
Absorption Chiller
pada Gedung di Negara Beriklim Tropis
66-72
P14
Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Menggunakan
vi
P15
Performansi Sistem Pendingin Split Unit dengan Menggunakan
HCFC-22 dan HC-HCFC-22
78-81
P16
Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Unit Kecil yang Dilengkapi
dengan Secondary Refrigerant
82-90
P17
Air Conditioning System Design for Polban Server Room
91-97
P18
Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Variasi Putaran
Kompresor Menggunakan Kendali Logika Fuzzy
P19
Analisis Manajemen Perawatan untuk Perhitungan Availabilitas Sistem
AC Toshiba RPU 4003X Pada Kereta Api Argo Gede di PT KAI
98-103
P20
Pengaruh Suntikan Udara pada Aliran Pusar Sekunder terhadap
Kapasitas Pendinginan Keluaran Tabung Vortex
104-110
P21
Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif
–
Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal
111-116
P22
Sistem Alarm Pada Cold Storage Berbasis Jaringan GSM Alarm System
on Cold Storage Based on A GSM Network
22
P23
Implementasi ATN
Tunneling
pada Testbed VHF Datalink (VDL)
Berbasis
Software-Defined Radio
117-123
P24
Penerapan Metoda
Project Based Learning (PBL
) Pada Praktikum
Mekatronika
124-127
P25
Stabilisasi
Networked Control Systems
dengan Parameter Packet Dropout
128-133
P26
Desain dan realisasi platform robot setimbang
134-138
P27
Penggunaan Aritmatika Interval sebagai Pendukung Proses Pembelajaran
pada Jurusan Teknik Elektro
139-142
P28
Penggunaan Sensor Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Ketinggian Air
Sungai Pada Sistem Peringatan Dini Tanggap Darurat Bencana Banjir
143-147
P29
Implementasi Enkapsulasi pada VHF Data Link (VDL) Mode 2 Berbasis
Software Gnuradio
148-152
P30
Perancangan Sensor Gelembung Udara Fault Tolerant Menggunakan
vii
P34
Interaktif TV Digital menggunakan
Middleware
Berbasis MHP
(Multimedia Home Platform)
34
P35
Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan
Pugh
181-186
P36
Peluang dan Tantangan Bagi Pengembangan Bahan Material Biopolimer
dari Lautan Indonesia
187
P37
Fermentasi Mikroaerofilik
Lactobacillus Acidophilus
untuk Produksi
Probiotik
188-192
P38
Pengaruh Fiber Baja pada Kapasitas Tarik dan Lentur Beton
193-199
P39
The Effects of Multimode Load Pattern on Pushover Analysis to
Estimate The Seismic Demands for Symmetric Steel Building Frames
200-206
P40
Komparasi Perencanaan Menara Telekomunikasi di Indonesia Mengacu
pada TIA/EIA-222-F dan TIA/EIA-222-G
40
P41
Analisis Diskriminan Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Komponen
Kepariwisataan di Kawasan Wisata Agro
207-215
P42
An Investigation of The Relationship Between Customers’ Perceptions
of Internet Retail Service Quality, Customer Satisfaction and Customer
Loyalty Amongst University Students
216-225
P43
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Remaja Akhir (16-18
Tahun) Akibat Perceraian Orang Tua di SMA Negeri 3 Subang
226-230
P45
Analisis Kelajuan Gerak Pelari 100 Meter pada Kasus Pemecahan Rekor
111
RUDI RUSTANDI
1,2, PURNOMO
2, PRAJITNO
21 Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
Politeknik Negeri Bandung
2
Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Email: rustandis@gmail.com
ABSTRAK
Sistem refrigerasi adsorpsi merupakan sistem refrigerasi alternatif untuk menghadapi krisis energi dan penipisan lapisan ozon yang disebabkan oleh penggunaan refrigeran CFC dan HCFC pada sistem refrigerasi konvensional. Sistem ini menggunakan energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi,gas alam, listrik, energi buangan industri/ proses, atau energi matahari. Tetapi mesin refrigerasi adsorpsi jarang ditemui dipasaran, kalaun ada harganya cukup mahal dan biasanya perlu diimpor. Karena mesinnya harus diimpor, medium pendingin yang digunakan juga harus diimpor dengan harga yang mahal.Pada penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi adsorpsi dengan medium pendingin karbon aktif –metanol dengan menggunakan karbon aktif yang terdapat di pasaran lokal. Sistem refrigerasi adsorpsi telah dibuat dengan dirancang untuk bisa dioperasikan menggunakan energi matahari. Dalam pengujian digunakan karbon aktif sebanyak 2,67 kg, sumber energi yang digunakan berasal dari heater listrik.. Pengujian dilakukan dengan variasi temperatur pemanasan (proses desorpsi) 140 oC dan 160 oC. Produk yang disimpan di kabin evaporator pada pengujian pendinginan adalah air 200 gram. Dari pengujian diperoleh temperatur terendah evaporator dan produk, ketika proses pendinginan dievaporator, untuk pemanasan 140 oC masing-masing adalah 14,1oC dan 18,0, sedangkan pemanasan 160 oC adalah 10,0 oC dan 16,2 oC. Temperatur pendinginan yang tercapai masih jauh dari yang diharapkan, karena pasangan karbon aktif-metanol biasanya digunakan untuk menghasilkan es.
Kata kunci : Refrigerasi, adsorpsi, karbon aktif, metanol
1.PENDAHULUAN
Penggerak utama dalam operasi sistem refrigerasi adsorpsi adalah energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi, gas alam, listrik, energi buangan industri atau energi matahari. Dengan energi penggerak yang tidak tergantung pada listrik dan minyak bumi, sistem ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi pengaruh krisis energi terutama yang disebabkan oleh sistem refrigerasi kompresi uap yang banyak berkontribusi dalam pemakaian energi saat ini. Dengan menggunakan energi matahari, sistem ini bisa beroperasi di tempat terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik, terutama di daerah tropis seperti indonesia. Media kerja dari sistem refrigerasi adsorpsi terdiri dari dua zat yaitu adsorbent, penyerap yang berbentuk padat, dan refrigerant (adsorbat) yang diserap adsorbent dalam fasa uap. Pasangan media kerja bisa bermacam-macam, diantaranya Karbon aktif – Metanol, karbon aktif – amonia, CaCl –amonia, atau Silicagel – Air. Sistem adsorpsi dengan menggunakan pasangan media kerja karbon aktif – metanol dan CaCl – amonia dapat
digunakan untuk pembuatan es, karena temperatur kerjanya bisa berada di bawah 0 oC. Untuk pembuatan es pasangan karbon aktif – metanol lebih banyak digunakan. Pasangan silicagel–air digunakan untuk pengkondisian udara yang mempunyai temperatur kerja di atas 0oC (Pridasawas, 2006). Dengan media kerja yang tidak menggunakan senyawa CFC (chloro flouro carbon) atau HCFC (hidrogen flouro chloro carbon) yang banyak digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap konvensional, maka sistem ini tidak berpengaruh pada penipisan lapisan ozon.
112
Dari hasil penelitiannya diketahui terdapat peningkatan koefisien perpindahan kalor pada kumpulan adsorbent yang dicampur dengan butiran logam. Sumathy dan Zhongfu (Sumathy, K, Zhongfu, Li, 1999) telah membuat sistem adsorpsi karbon aktif-metanol yang digerakan oleh sinar matahari menggunakan pengumpul sinar matahari jenis datar (flat plate collector) dengan luas 0,92 m2A alat tersebut bisa menghasilkan es sebanyak 4 - 5 kg per hari. Vanek (Jaroslav Vanek, 1996) telah membuat sistem adsorpsi CaCl2 – amonia dengan sumber energi matahari, menggunakan pengumpul
diperoleh dari heater listrik.
2. METODELOGI
Siklus refrigerasi pada sistem adsorpsi terdiri dari dua proses utama, yaitu proses refrigerasi (adsorpsi) dan proses regenerasi. Pada saat proses refrigerasi uap refrigeran diserap oleh adsorbent digenerator, yang menghasilkan pendinginan di evaporator. Sedangkan saat regenerasi (desorpsi) uap refrigeran dilepaskan dari adsorbent dengan bantuan pemberian
kalor pada generator. Sistem refrigerasi adsorpsi bisa dioperasikan
menggunakan energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola, seperti terlihat pada gambar 1. Pada sistem ini proses regenerasi terjadi di waktu siang dan refrigerasi terjadi di waktu malam, secara bergantian, oleh karena itu sistem ini dikenal sebagai sistem intermiten.
Gambar 1. Sistem adsorpsi menggunakan energi matahari
Siklus refrigerasi adsorpsi yang menggunakan energi matahari pada dasarnya terdiri dari 4 proses (N.M. Khatab,2004), seperti terlihat pada gambar 2.5, yaitu :
1. Proses pemanasan (A-B)
Prores pertama, A-B, Adsorbent dipanaskan oleh energi matahari sampai tekanannya mencapai tingkat yang memungkinkan terjadinya pelepasan uap refrigeran dari permukaannya (kondisi B).
2. Proses Pelepasan uap refrigeran (B-D)
Proses ke dua, setelah kondisi B tercapai, penambahan panas dari energi matahari
selanjutnya menyebabkan pelepasan uap refrigeran (desorpsi), selanjutnya uap tersebut akan berkondensasi di kondenser dan masuk ke evaporator.
3. Penurunan temperatur adsorbent (D-F)
Proses ke tiga, ketika energi matahari menurun, temperatur adsorbent turun dan tekanan uap refrigeran pun turun sampai mencapai kondisi dimana mulai terjadi kembali penyerapan uap refrigeran oleh adsorbent (F).
4. Pengikatan (adsorpsi) di adsorber dan pendinginan di Evaportor (F-A)
Proses ke empat, semakin turunnya temperatur adsorber menyebabkan terjadinya penyerapan (adsorpsi) kembali uap refrigeran, sehingga refrigeran cair yang ada di evaporator menguap, menyebabkan terjadinya pendinginan di ruangan tempat evaporator
113
QAB = Energi penikan temperatur karbon aktif dan
metanol dari A ke B.
QBD = Energi untuk menaikan temperatur karbon
aktif dari B ke D dan energi pelepasan (desorption) metanol. Kalor yang diserap selama pendinginan dievaporator Qe1, sama dengan energi penguapan dari metahanol.
Qe1 = (mmA – mmD)L (2.4)
Sedangkan energi yang digunakan untuk menghasilkan es adalah:
Qe = Qe1 – Qe2 (2.5)
Qe2 adalah energi yang diperlukan untuk
mendinginkan cairan adsorbat dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasinya.
Qe2 = (mmA – mmd)Cpm(Tc – Te) (2.6)
Qice1 adalah energi yang diperlukan untuk
mendinginkan air dari TA ke 0 oC dan untuk
menghasikan es.
Qice1 = M*(L* + CpWater (TA -0)) (2.7)
M* dan L* masing-masing adalah massa dan kalor laten peleburan es dan pendinginan neto yang dihasilkan adalah
Qice = M* L* (2.8) Perkiraan Unjuk Kerja
Perkiraan unjuk Kerja (performance estimates) dari system refrigerasi adsorpsi tertutup bisa dinyatkan sebagai berikut :
η2 = Qice/Qe (2.10)
3. COP Siklus refrigerasi
COP = Qe1/QT (2. 11) 4. COP neto matahari (Sumber kalor lain)
COP = Qice/QI (2-12) Karbon Aktif
Karbon aktif (activated carbon) adalah suatu bentuk dari karbon yang telah diolah supaya zat tersebut mempunyai banyak pori-pori sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat besar untuk penyerapan(adsorption) atau reaksi-reaksi kimia (Wikipedia). Disebut karbon aktif karena mempunyai derajat mikroporositas (degree of microporosity) yang tinggi, satu gram karbon aktif mempunyai luas permukaan lebih dari 500 m2. Karbon aktif bisa dihasilkan dari beberapa bahan diantaranya tempurung kelapa, kayu, dan batubara. Bentuk karbon aktif yang digunakan untuk penyerapan gas adalah Granular (butiran). Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah bentuk granular yang terdapat di pasaran lokal.
3. PENGUJIAN
Sistem refrigerasi adsorpsi yang dibuat dirancang untuk bisa digerakan oleh energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola. Pengujian yang dilakukan baru sampai tahap unjuk kerja generator dengan bantuan sumber kalor dari heater listrik. Skema sistem terlihat pada Gambar 3.
114
Gambar 3. Skema sistem adsorpsi pengujian Pengujian dilakukan dengan temperatur pemanasan generator 140 oC dan 160 oC, lama pemanasan 4 jam.
Gambar 4 Konstruksi generator
5.HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan awal diperoleh kondisi metanol seperti Tabel 1. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa daya serap karbon aktif yang digunakan terhadap metanol adalah 0,087/2,67 kg/kg = 32,679 g/kg, jauh lebih kecil daripada yang dinyatakan oleh Leite dkk, yaitu 286 gr/kg. Sehingga perlu jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk menyerap lebih banyak metanol.
Tabel 1. Kuantitas metanol yang digunakan Metanol diisikan 400 ml Metanol tersisa setelah Massa metanol terserap 0,087 kg
Gambar 5. Pemanasan generator 140 oC
Perbedaan temperatur tersebut disebabkan karena rendahnya koefisien perpindahan kalor dari karbon aktif, hal ini sesuai dengan pernyataan A. Boubakri (A Boubakri, 2003).
Temperatur generator dan keluar generator selama 4 jam pemanasan untuk setting temperatur termostat 140 oC dan 160 oC terlihat pada Gambar 6. Dari Gambar 6 tersebut, pada 50 menit pertama temperatur generator tidak berbeda jauh untuk kedua setting termostat, hal ini karena kalor yang diberikan sama, sesuai dengan daya listrik heater yang digunakan. Termostat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik.
Gambar 6. Temperatur Pemanasan
115
Gambar 7. Tekanan selama pemanasan
Pada saat proses pendinginan di evaporator (absorpsi), perubahan temperatur yang terjadi terlihat pada Gambar 8. Pada saat penyerapan (adsorpsi) metanol oleh karbon aktif terjadi, generator mengalami penaikan temperatur, hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi adsorpsi menyebabkan terjadinya pelepasan kalor. Proses pendinginana di evaporator dari hasil pemanasan generator 140 oC mengasilkan temperatur evaporator terendah 14,1 oC dan produk 18 oC, sedangkan untuk
pemanasan generator 160 oC temperatur evaporator terendah 10,0 oC dan produk terendah 16,2 oC. Dari Gambar 8 terlihat bahwa setelah temperatur evaporator terendah tercapai, evaporator mengalami kenaikan temperatur, demikian juga temperatur produk. Kenaikan temperatur yang cepat disebabkan masuknya kalor dari lingkungan luar kabin, berarti insulasi kabin kurang baik.
Gambar 8. Perubahan temperatur pada saat proses
absorpsi (refrigerasi)
Temperatur evaporator dan produk yang tercapai tidak memungkinkan untuk menghasilkan es. Untuk mencapai temperatur rendah perlu digunakan karbon aktif yang lebih banyak.
temperatur yang dicapai masih terlalu tinggi.
3. Daya serap karbon aktif lokal terhadap metanol yang rendah, memerlukan jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk pencapaian temperatur yang sama dengan karbon aktif impor.
DAFTAR PUSTAKA
ASHRAE ,ASHRAE HANDBOOK OF
FUNDAMENTAL 2001, SI Edition, Atlanta, 2001.
Boubakri, A., A New Conception of An Adsorptive solar powered ice maker, Renewable Energy 28 (2003) 831 – 842, Pergamon Press Hu, Eric Jing, Simulated Results Of A non-valve,
daily-Cycled, Solar-Powered Carbon/Methanol Refrigerator With Tubular
Solar Collector
Khatab, N.M., A Novel Solar-Powered Adsorption Refrigeration Module, Applied Thermal Engineering 24 (2004) 2747-2760, Elsevier Leite, Antonio P. Ferreira, Machado, Moacir Martin,
Riffel, Douglas Bressan, Belo, Francisco Antonio, Experimental Study of an Adsorptive Refrigeration Cycle,
http://dougbr.webng.com
Perry, Robert H., Green, Don W., Maloney, James O., Perry’s Chemical Engineers’ Hand Book, Mc Graw-Hill, New York, 1997.
Pridasawas, W. Solar-Driven Refrigeration Systems with Focus on the Ejector Cycle, Doctoral Thesis School of Industrial Engineering and Management Insitute of Technology, KTH, Stockholm (2006).
Saphis, N.,et all, Study on Solar Adsorption refrigeration cycle utilizing activated carbon prepared from olive stones, Revue des Energies renouvelables, vol 10 (2007), p 415 – 420.
Sumathy, K, Zhongfu, Li, Experiments With Solar-powered Adsorption Ice-Maker,
Renewable Energy 16 (1999) 704-707
Thumautok, P., Wongsuwan, W., and Kiatsiriroat,T. Performance Analysis of A Solar Adsorption Heating And Cooling Sytem
116
http://en.wikipedia.org/wiki/Activated_carbon