• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM peralatan laboratorium memerlukan keterampilan, kecermatan dan ketelitian. Peralatan sangat diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi, terutama data kuantitatif. Telah dilakukan praktikum “Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum Biokimia Perairan” pada tanggal 10 Oktober 2016 yang bertujuan agar praktikan dapat mengenali bahan dan peralatan yang digunakan dalam skala laboratorium sehingga diperoleh data yang cukup valid untuk dianalisa. Praktikan dituntut harus mengenal setiap peralatan yang biasa digunakan di laboratorium. Pengenalan alat secara umum mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat. Tujuan pengenalan alat ini adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan. Prinsip pengenalan alat ini adalah berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.

Kata Kunci : Peralatan Laboratorium, Alat, Fungsi, Cara Kerja, Prinsip.

ABSTRACT

Laboratory equipment is a tool which will assist and facilitate any activity practice. Work using laboratory equipment is not the same as the work using other tools. Working in the laboratory using laboratory equipment requires skill, precision and accuracy. Equipment is needed in collecting data or information, especially quantitative data. Has done a practicum "Introduction Equipments and Materials of Practicum Biochemistry" on October 20th 2015 that aims so that the learners can recognize materials and equipment used in the laboratory in order to obtain enough valid data to be analyzed. The practitioner is required to be familiar with every piece of equipment used in the laboratory. The introduction of a tool generally includes a specification tool, the working principle and usability tools. The purpose of the introduction of this tool is to know and master the kinds of tools, the name of each tool, the working principle of the tool, the tool functions properly and correctly so in the next lab praktikan not make mistakes. The principle of the introduction of this tool is based on the identification of tools commonly used during the lab as well as the function of each of these tools, and the use or the proper way to use it.

(2)

PENDAHULUAN

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat - alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum ini agar pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium biokimia.

(3)

lipin, dan sebagainya maka dibutuhkan suatu pengujian yang biasanya dilakukan di laboratorium.

Sebelum melakukan suatu pengujian atau praktikum, terlebih dahulu kita harus mengetahui serta memahami betul nama alat, prinsip alat, serta cara penggunaanya yang baik dan benar. Hal ini bertujuan tersebut sangat diperlukan karena untuk memudahkan, melancarkan kegiatan praktikum; mendapatkan data yang vaid dan akurat; meminimalisir terjadinya kecelakaan para praktikan dan kerusakan alat laboratorium. Jenis peralatan yang diperlukan dalam praktikum biokimia berbeda-beda tegantung pada jenis praktikumnya. Umumnya ada 4 alat utama yang harus dipelajari diantaranya spektofotometer, incubator, hot plate, dan lemari pendingin. Adapun perlatan lainnya yang dapat menunjang prktikum diantaranya alat-alat gelas seperti, labu ukur; labu Erlenmeyer; tabung reaksi; pipet tetes, batag pengaduk, corong, cawan petri dan sebagainya.

Tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat bahan ini adalah agar setiap praktikan mengetahui nama alat-alat yang ada di laboratorium, mampu mengenal dan memahami prinsip pengerjaan alat yang biak dan benar sesuai dengan standar operasionalnya, serta memahami perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium berdasarkan kegunaannya.

METODOLOGI

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium FHA, Lantai 1 Gedung Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah : 1. SPEKTROFOTOMETER

Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homgen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan bahan atau medium (Miller J.N 2000).

Prosedur kerjanya adalah sampel dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.

Gambar 1. Spektrofotometer

(sumber : http://.indotekhnoplus.com) 2. HOT PLATE

(5)

menggunakan pirngan yang disimpan diatas pemanas dan diatur pada suhu tinggi, kemudian di aduk menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan magnetik.

Prinsip kerja hot plate adalah mengomogenkan larutan dengan putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.

Cara penggunaan hot plate adalah dengan menyetel hot plate lalu menyimpan zat berupa larutan diatas Piringan, Kemudian disimpan diatas hot plate lalu dipasang berdasarkan suhu dalam literatur, dan aduk menggunakan pelat. Pada sebagian hot plate, pengadukan dapat dilakukan secara otomatis, atau bisa juga digunakan secara manual. Hal yang harus diperhatikan adalah pada saat pengaturan suhu tidak boleh terlalu, sebab akan hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Pengaturan suhu harus disesuaikan jenis zat yang akan dihomogenkan.

Gambar 2. Hot Plate

(sumber : http://www.inductionhotplate.net) 3. INKUBATOR

Inkubator digunakan untuk menstabilkan suhu dan juga menjaga kestabilan suhu,biasanya suhu yang terpasang adalah suhu optimum sehingga bersifat hangat, hal tersebut dimaksudkan agar suatu zat dapat mempertahankan kestabilannya, dan agar zat tersebut tidak rusak.

Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb, 2001).

(6)

yang berisi bakteri. Inkubasi sampai waktu yang ditentukan. Matikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’ hingga tombol tertekan masuk untuk proteksi terhadap kerusakan.

Gambar 3. Inkubator

(sumber : http://2.bp.blogspot.com/)

4. LEMARI PENDINGIN

Lemari pendingin berfungsi sebagai tempat penyimpanan enzim agar enzim tidak mengalami denaturasi, dan juga bisa digunakan sebagai alat penyimpanan makanan sehingga mencegah terjadinya proses pembusukan.

Prinsip kerja dari lemari pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan.

(7)

Gambar 4. Lemari Pendingin

(sumber : http://biogen.litbang.pertanian.go.id) 5. BUNSEN

Fungsi bunsen adalah sebagai pembakar yang menggunakan bahan bakar spirtus atau alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang akan digunakan.

Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api. Prosedur penggunaan bunsen yaitu bunsen diisi biasanya dengan spirtus, kemudian nyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi bahan, setelah itu setelah selesai menggunaknnya api dapat dimatikan dengan cara menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.

Gambar 5. Bunsen

(sumber : www.instructables.com ) 6. TABUNG REAKSI

Fungsi utama dati tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan zat - zat kimia di dalam laboratorium. Tabung reaksi terbuat dari kaca bening dengan tujuan agar reaksi kimia yang terjadi dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, biasanya tabung reaksi ini juga dibuat tahan api agar reaksi - reaksi yang menggunakan api dapat dilakukan tanpa harus memindahkan zat kimia yang telah terisi di dalam tabung. Dengan tabung reaksi ini kita dapat melihat reaksi -reaksi kimia dengan jelas, diantaranya titrasi asam - basa, -reaksi reduksi, -reaksi oksidasi, dll.

(8)

Gambar 6. Tabung Reaksi (sumber : http://bisakimia.com/) 7. TIMBANGAN ANALITIK

Berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang bahan ujincoba dengan skala tertentu. Prosedur kerjanya adalah meletakkan bahan pada timbangan tersebut. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.

Gambar 7. Timbangan Analitik (sumber : http://bisakimia.com/) 8. CAWAN PETRI

Alat yang berfungsi untuk meletakkan suatu objek tertentu. Prinsip kerjanya yaitu medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan.

Gambar 8. Cawan Petri

(9)

Alat ini berfungsi untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.

Gambar 9. Gelas Ukur (sumber : www.rakuten.co.id)

10. PIPET UKUR

Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Prinsip kerjanya adalah meneteskan larutan dengan sedikit demi sedikit. Prosedur kerjanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

(10)

Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.

Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan tegak. Prosedur kerjanya adalah tabung reaksi yang telah di sterilkan atau yang akan digunakan disimpan di celah-celah rak atau di tegakkan lurus.

Gambar 11. Rak Tabung Reaksi (sumber : www.rakuten.co.id)

12. LABU ERLENMEYER

(11)

Gambar 12. Labu Erlenmeyer (sumber : id.wikipedia.org)

Bahan Praktikum

1. CH3COOH (Asam Asetat)

Asam asetat adalah senyawa kimia asam organic yang dapat di produksi dalam berbagai konsentrasi, dalam bentuk murni, asam asetat di kenal sebagai asam asetat glacial karena berubah menjadi kristal jika dalam suhu dingin. Bentuk dari asam asetat adalah cair mengkristal jika di suhu dingin, asam asetat juga tidak berwarna atau higroskopis. Bahaya dari asam asetat adalah :

 Dapat menyebabkan luka bakar yang parah  Mudah terbakar

 Uap asam asetat yang terhirup dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan

 Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan akumulasi cairan pada paru-paru

 Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan pada mata secara permanen

 Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan saluran usus. Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah :

 Jika terkena mata segera siram dengan air bersih. Dan hubungi petugas medis segera.

 Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

 Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Jika pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.

(12)

ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

2. NaOH (Natrium Hidroksida)

Memiliki sifat yang sangat basa, keras, rapuh, lembab, cepat menyerap karbondioksida, berupa padatan.Bahayanya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dari terhirup. Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak. Cara penanganan :

 Mata : Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.

 Kulit : Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

 Tertelan : Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

 Terhirup : Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

3. HCl (Asam Klorida)

Asam klorida sangat korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit, mata atau terhirup. Asam klorida berbentuk cair dan tidak berwarna, serta memiliki karakteristik larut dalam air, dan berbau pedas. Cara penanganan Asam klorida :

 Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit

(13)

 Tertelan : Bila sadar, beri minum 1–2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.

 Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.

4. KMnO4 (Kalium Permanganat)

Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasuskulit kontak (permeator). Mungkin korosif terhadap mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak. Penanganan Kalium permanganat ini adalah :

 Mata : sesegera mungkin bilas dengan menggunakan air yang banyak, lakukan hal tersebut kurang lebih selama sepuluh menit

 Kulit : cuci dengan menggunakan air yang banyak. Buang kain yang telah terkena zat tersebut, jika kuit terlihat rusak maka segera bawa ke dokter.  Tertelan : sesegera mungkin pergi ke dokter.

5. H2O (Aquades)

Memiliki sifat netral, berasa pahit jika tertelan. Identifikasi bahaya tidak membuat iritasi pada mata dan kulit. Akuades ini merupakan bahan yang tidak berbahaya karena berupa molekul air ( H2O ), sehingga tidak berbahya bila terjadi kontak langsung pun.

6. AlCl3 (Alumunium Klorida)

Alumunium klorida berbentuk padat memiliki tekanan uap 200C berwarna

putih-kuningmuda, berbahaya jika terkena kulit, mata, terhirup, dan tertelan. Cara penanganan alumunium klorida ini adalah :

(14)

 Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Jika iritasi atau luka bakar segera bawa ke dokter  Tertelan : Bila sadar, beri minum 1-2 gelas air. Bawa ke dokter.

 Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.

7. H2SO4 (Asam Sulfat)

Asam suflat berbahaya bila terkena pada jaringan seperti kulit, efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar.

Bila terjadi kecelakaan terpapar asam sulfat pada kulit (kejadian ini paling sering terjadi dilaboratorium) harus dilakukan penanganan yang cepat dan benar. Perawatan pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah dengan membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya (air harus mengalir). Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar asam dan untuk menghindari kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam sulfat harulah dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit yang berkontak dengan pakaian tersebut.

8. NaCl (Garam Dapur)

NaCl memiliki bentuk padat. NaCl biasa disebut dengan sebutan garam dapur, memiliki warna putih, larut dalam air, titik leleh 8010C, titik didih 14650C. Garam dapur

bisa berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan karena bisa menyebabkan darah tinggi, dan apabila terlalu banyak memakan NaCl maka harus banyak-banyak meminum air putih.

9. HNO3 (Asam Nitrat)

(15)

 Mata : jika kontak dengan mata , basuh mata dengan air paling tidak selama 15 menit. Gunakan air dingin. Dan segera cari pertolongan medis.  Kulit : bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air paling tidak 15

menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai lagi.

 Terhirup : Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Jika terfjadi kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, berikan nafas buatan

 Tertelan : jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh ahli medis. Jangan memberikan sesuatu pada mulut korban yang tidadk sadar. Loggarkan pakaian korban. Segera cari pertolongan medis.

10. H2C2O4 (Asam Oksalat)

Asam oksalat memiliki bentuk padat dan berwarna kuning muda, memiliki karakteristik higroskopis dan tidak berbau. Sangat berbahaya karena bisa menyebabkan iritasi pada lubang hidung atau tenggorokan. Cara pertolongan pertama dari asam oksalat ini adalah basuh dengan air, gunakan masker, dan segera hubungi dokter.

KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini merupakan dasar untuk pelaksanaan praktikum Biokimia selanjutnya. Diharapkan praktikan dapat menggunakan alat-alat dengan prosedur yang telah dipelajari sebelumnya.

Setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki deskripsi, fungsi, prinsip kerja dan prosedur kerja serta standar operasionalnya masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum. Serta dikenalkan pada bahan-bahan yang ada juga pada laboratorium Biokimia, agar praktikan dapat memahami cara penanganan bila terjadi sesuatu yang tidak diingikan.

(16)

lemari pendingin yang berfungsi sebagai mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur, hot plate yang berfungsi sebagai alat menghomogenkan campuran zat atau larutan. Selain alat–alat tersebut ada pula bahan yang digunakan dalam praktikum meliputi asam cuka, aquades ,asam sulfat, natrium hidroksida dan natrium klorida.

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi Terjemahan.R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.

Rochima, Emma dkk. 2013. Modul Praktikum Biokimia.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Jatinangor : Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 2. Hot Plate
Gambar 3. Inkubator
Gambar 5. Bunsen
Gambar 6. Tabung Reaksi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya pada Gambar.1 yang merupakan grafik garis untuk Sugar dapat dikatakan sebagai series.. Jadi pada Gambar.1 kita memiliki tiga series, yaitu series untuk Sugar, series

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015..

Isikan Biodata Anda untuk proses pendaftaran (lihat gambar di bawah) Isikan Username, Akun email dan Password.. Jika telah selesai mengisikan data diri berikutnya pilih menu

Terjadi gerak relatif antara perkakas potong dengan benda kerja, yang diberikan oleh kecepatan gerak pemotongan yang memberikan gaya dan daya yang cukup untuk melawan tahanan

Stratocumulus tidak menghasilkan presipitasi, hanya hujan atau salju rintik-rintik Stratocumulus terdiri dari gulungan besar awan, lembut dan tampak keabuan, dan seringkali

2.Mutu barang hasil produksi masih rendah Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, namun di beberapa daerah pelosok, seperti suku badui

It means that the students have started to observe English language and literacy as social practice, for example is when a student observed English Letters students’ grammatical

Abstract. Lessons from other countries where digital technology is integrated into English classroom will shed lights to digital Thailand. This study, therefore, analyzed