• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan alat dan bahan praktikum biokima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan alat dan bahan praktikum biokima"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN BAHAN DAN ALAT PERALATAN PRAKTIKUM Vidya Yustindriarini 230110140022

Kelas A Kelompok : 13

ABSTRAK

Dalam kegiatan praktikum, sering dijumpai alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum. Pengenalan alat dan bahan ini sangat berguna karena untuk memudahkan dalam melakukan suatu percobaan, sehingga resiko kecelakaan dilaboratorium dapat ditanggulangi. Selain itu dengan mengenal alat dan bahan yang digunakan, dapat meminimalisir ketidakakuratan data ketika praktikum berlangsung. Pengenalan alat dan bahan dilakukan dengan mengetahui definisi, fungsi dan cara kerja dari alat tersebut. Ditampilkan pula foto dari masing masing alat sehingga diharapkan praktikan dapat memahami dan lebih mengenal alat yang digunakan. Alat alat yang dibahas diantaranya spektrofotometer, inkubator (waterbath), hot plate, lemari pendingin dan secara khusus antara lain beaker glass, cawan petri, tabung reaksi, pipet tetes, corong gelas, batang pengaduk, weighing scoop.

Kata kunci : alat praktikum, fungsi, prinsip, cara kerja alat

ABSTRACT

In practical activities, common tools and materials used during the practicum . The introduction of the tool and the material is very useful as to facilitate the conduct of a trial , so that the risk of laboratory accidents can be overcome . In addition to the familiar tools and materials used , to minimize the inaccuracies of data when the practicum takes place . The introduction of tools and materials is done by knowing the definition , function and operation of the tool. Also displayed a photo of each tool so that the practitioner is expected to be able to understand and be familiar with the tools used . Tools discussed include spectrophotometers, incubators ( water bath ), a hot plate, refrigerator and specifically include glass beakers, petri dishes, test tubes, pipette, glass funnel, stir bar, weighing scoop.

Keyword : practical tools, functions, principles, ways of working tools

PENDAHULUAN

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui

tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Alat adalah suatu benda

yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot, yang dipakai dalam membantu

manusia mengerjakan sesuatu. Pengenalan alat dan bahan praktikum kepada praktikan berguna

untuk mempermudah praktikan dalam melakukan suatu percobaan, sehingga resiko kecelakaan

di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk

(2)

dan bagaimana cara penggunaannya juga penting, misalnya alat-alat gelas harus diperiksa

sebelum digunakan. Apakah ada yang retak, pecah, atau masih kotor. Kesalahan dalam

penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, alat alat

praktikum juga mempunyai sifat yang mudah rusak, pecah, dan dapat membahayakan. Oleh

karena itu, pengenalan alat dan bahan ini penting dilaksanakan karena dapat mengetahui dan

memahami serta menguasai jenis-jenis alat dan bahan, nama masing-masing alat dan bahan dan

fungsi masing-masing alat dan bahan yang baik dan benar.

Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia juga diperlukan, bagaimana cara pencampuran,

mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan bahan kimia yang digunakan.

Untuk pengenalan bahan kimia, diprioritaskan pada bahan-bahan kimia yang sering digunakan

namun memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi. Banyak bahan kimia yang harus ditangani

dengan hati -hati sekali karena sifatnya yang berbahaya ataupun bersifat racun. Beberapa bahan

kimia yang digunakan dalam praktikum perlu mendapat perhatian khusus kerena sifatnya yang

dapat mengganggu kesehatan. Bahan-bahan tersebut memiliki ciri dan bahaya yang

berbeda-beda. Misalnya HCl berat molekul 36,45 menyebabkan luka bakar dan dermatitis (kulit

melepuh), demkian dengan uapnya atau H2SO4 berat molekul 98,08 dapat merusak jaringan

tubuh, bersifat sangat korosif, higroskopis dan bersifat membakar bahan organik. Oleh karena itu

pengenalan bahan kimia sangatlah penting karena akan memudahkan praktikan dalam cara

penanganannya bahan kimia dan apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015. Bertempat di Laboratorium

FHA Gedung Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.  Daftar Alat

Adapun materi yang dibahas pada praktikum ini adalah alat dan bahan yang digunakan

dalam praktikum, ini adalah penjelasan mengenai alat, secara umum antara lain

spektrofotometer, inkubator (waterbath), hot plate, lemari pendingin dan secara khusus antara lain beaker glass, cawan petri, tabung reaksi, pipet tetes, corong gelas, batang pengaduk,

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Spektrofotometer

Gambar 1. Spektrofotometer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Spektrofotometer adalah alat pengukuran absorbsi energi cahaya oleh suatu

molekul pada suatu panjang gelombang tertentu untuk tujuan analisa kualitatif dan

kuantitatif. Spektrofometer sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400 – 750 nm

(Rohman, 2007). Dalam analisis spektrofotometer digunakan suatu sumber radiasi yang

menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih

panjang-panjang gelombang tertentu. Instrument ini digunakan adalah spektrofotometer, dan

seperti tersirat dalam nama ini, instrument ini sebenarnya terdiri dari dua instrument

dalam satu kotak sebuah spektrofotometer dan sebuah fotometer. Keuntungan utama

metode spektrofotometer adalah bahwa metode ini memberikan cara yang sederhana

untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Bassett, dkk., 1994).

Menurut Rohman (2007), hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis

spektrofotometri UV-Vis adalah:

1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah

tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau

(4)

2. Waktu operasional (operating time)

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.

Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional

ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi

larutan.

3. Pemilihan panjang gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang

gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang gelombang

yang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan

panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.

4. Pembuatan kurva baku

Kurva baku merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila

hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa garis lurus.

5. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8

atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan

bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik).

2. Waterbath

Gambar 2. Waterbath

(5)

Waterbath merupakan alat yang digunakan untuk menstabilkan suhu larutan atau

sampel (Mopangga, 2012). Fungsi utamanya adalah untuk menciptakan suhu yang

konstan dan digunakan untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi juga sebagai pemanas

sekaligus penghomogenan suatu larutan. pada alat ini terdapat media air.

Waterbath dengan model WNB 10 ini, memiliki standard peralatan seperti :

 Sistem kontrol dengan menggunakan mikroprosesor PID-temperatur control dengan system diagnosis otomatis terpadu dengan indikator kesalahan.

 Interior untuk konsep pemanas dengan p x l x t = 350 x 210 x 140 mm .  Interiornya mudah dibersihkan dan terbuat dari stainless steel.

 Memiliki temperatur range yaitu Suhu antara + 10 ° C ( minimum 5 ° C diatas ambient) sampai + 95 ° C with additional boiling mode ( + 100 ° C).

Prinsip kerjanya yakni, waterbath memiliki heater. Heater ini dikontrol

menggunakan sebuah thermostat. Pada saat saklar digeser pada posisi on, maka arus

listrik dari sumber akan memberi suplly listrik pada heater. Heater yang diberi arus listrik

akan memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi. Sensor thermostat yang

ditempatkan di daerah pemanasan pada waterbath akan ikut menjadi panas dan

memuaikan cairan dalam sensor tersebut. Pada derajat suhu tertentu, dimana pemuaian

dari cairan sensor cukup tinggi, maka bertambahnya volume cairan sensor ini akan

memberikan tekanan pada kontaktor thermostat sehingga kontaktor terbuka. Dengan

tebukanya kontaktor thermostat , heater tidak mendapatkan suplly arus. Suhu

berangsur-angsur turun, tekanan pada sensor thermostat kembali turun sehingga kontaktor kembali

(6)

3. Hot Plate

Gambar 3. Hot Plate

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Hot Plate adalah alat yang digunakan untuk merefluks dan mendistilasi sambil dilakukan pengadukan. Fungsi dari Hot Plate adalah untuk memanaskan dan menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pengadukan dengan bantuan batang

magnet yang dapat diatur kecepatannya sesuai dengan yang diinginkan. Hot Plate adalah

alat yang dihubungkan langsung ke sumber listrik dengan tombol pengatur suhu dan

pengatur kecepatan pengadukan. Prinsip kerjanya adalah pengadukan dan pemanasan,

dimana pengadukan dilakukan dengan bantuan batang magnet stirrer yang mampu

menghomogenkan dengan kecepatan tertentu dan pemanasan yang dilakukan oleh pelat

untuk membantu mempercepat proses pemanasan. menggunakan medan magnet berputar

menyebabkan batang pengaduk terrendam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga

aduk. Reaksi yang kimia terjadi dalam pembuluh kaca bar pengaduk magnet bekerja

dengan baik dalam pembuluh kaca. Di sisi lain, keterbatasan ukuran bar berarti bahwa

(7)

4. Lemari Pendingin

Gambar 4. Lemari Pendingin

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Lemari pendingin adalah alat yang berfungsi untuk mengawetkan suatu zat atau

bahan dengan suhu yang rendah. Prinsip kerjanya yakni, kompresor memompakan gas

freon dengan tekanan dan suhu tinggi, lalu dialirkan ke kondensor untuk dibuang

kalornya agar freon dapat berubah untuk bentuk menjadi cair, akan tetapi tekanannya

masih tinggi. Freon cair ini terus masuk ke pipa kapiler dengan terlebih dahulu disaring

dari kemungkinan kotoran yang ikut terbawa. Dari pipa kapiler ini freon cair diuapkan

oleh evaporator yang mana sebelumnya melewati katup ekspansi. Didalam evaporator

tekanan dan temperatur freon rendah sekali sehingga freon kembali ke dalam bentuk gas.

Freon yang telah berbentuk gas ini akan masuk ke saluran hisap untuk disirkulasikan

ulang oleh kompresor.

5. Beaker Glass

Gambar 5. Beaker Glass

(8)

Beaker glass atau lebih sering disebut ‘beker’ saja adalah sebuah wadah

penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang

biasanya digunakan dalam laboratorium (Purnomo, 2009). Beker secara umum berbentuk

silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari

beberapa mL sampai beberapa liter. Beker dapat terbuat dari gelas (umumnya gelas

borosilikat ataupun dari plastik. Fungsi beker adalah digunakan untuk menampung zat

kimia yang korosif seperti asam atau zat-zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat

dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah. Prinsip kerjanya adalah

ketika zat dimasukan kedalam beker, beker ditutup dengan gelas pengamat untuk

mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran

yang terdapat pada sisi beker yang mengindikasikan volume tertampung. Sebagai contoh,

beker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yang mengindikasikan volume

zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL. Keakuratan ukuran ini sangat

bervariasi.

6. Cawan Petri

Gambar 6. Cawan Petri

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Cawan petri atau telepa petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan

terbuat dari plastik atau gelas yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu

berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan

tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius

Richard Petri (1852–1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman. Fungsi alat ini adalah

(9)

khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali

pakai untuk kultur bakteri.

7. Tabung Reaksi

Gambar 7. Tabung Reaksi

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tabung reaksi adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk mencampur atau

memanaskan zat-zat dalam jumlah kecil. Wadah penyimpanan medium dengan volume

tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Fungsinya adalah wadah untuk

mereaksikan dua atau lebih larutan / bahan kimia, juga pengembangan mikroba. Prinsip

kerjanya, dengan memasukan larutan ke dalam tabung reaksi dan dihomogenkan /

dicampur dengan larutan yang lain.

8. Pipet Tetes

Gambar 8. Pipet Tetes

(10)

Pipet tetes adalah alat yang digunakan untun mengambil larutan. Fungsi pipet

adalah digunakan untuk memindahkan sejumlah cairan dari wadah yang lain ke wadah

yang lain lagi. Prinsip kerjanya yaitu pengambilan larutan berdasarkan pompa karet atau

pengatur skala pada bagian atas. Pipet ini digunakan untuk mengambil dan memindahkan

larutan yang akan digunakan dan dikeluarkan tetes per tetes

9. Batang Pengaduk

Gambar 9. Batang Pengaduk

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Batang pengaduk adalah alat berbentuk batang memanjang, terbuat dari kaca

tahan panas dan fungsinya adalah dapat digunakan untuk membantu proses percampuran

cairan di dalam gelas kimia. Prinsipnya dengan memasukan batang pengaduk ke dalam

(11)

10.Weighing Scoop

Gambar 10. Weighing Scoop

(Sumber : www.aliexpress.com)

Weighing scoop adalah alat bantu yang digunakan untuk mengukur berat sampel

dalam bentuk padatan secara digital. Alat ini juga bisa menggantikan timbangan analitik

namun dengan konsentrasi yang berbeda. Fungsinya adalah digunakan untuk menimbang

dalam kuantitas berat yang sangat kecil. Prinsip kerjanya dengan memasukan sampel

kedalam scoop dan dilihat beratnya pada kotak indicator.

KESIMPULAN

Dalam praktikum pengenalan alat dan bahan, praktikan dapat mengetahui alat alat

apa saja yang sering digunakan dalam praktikum. Selain itu praktikan juga dapat

mengetahui fungsi juga cara kerja dari alat tersebut sehingga meminimalisir resiko

kerusakan pada alat dan dapat memperoleh data yang valid untuk dianalisa. Dengan

pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di laboratorium seorang

praktikan dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan kimia tersebut, termasuk

bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman. Pengetahuan tentang kegunaan alat,

perawatan dan pemeliharaan alat juga penting untuk menjaga keawetan alat. Diperlukan

suatu kerjasama dari berbagai pihak, baik dari para praktikan juga dosen sebagai

pengawas. Dalam melakukan praktikum praktikan juga dituntut untuk berhati-hati, tidak

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Jakarta : Erlangga.

Djupri Padmawinata, Habiburrahman, Rangke L. Tobing, arosa Purwadi, S. Dirjosoemarto, Iswojo PIA. 1983. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI.

Soemanto Imamkhasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia

Anonim. 2011. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Yogyakarta : Tim Laboratorium INSTIPER.

Gambar

Gambar 1. Spektrofotometer (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2. Waterbath (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3. Hot Plate (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 4. Lemari Pendingin (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam laboratorium kimia terdapat alat-alat yang di gunakan untuk melakukan percobaan. Laporan ini akan membahas alat-alat yang sering digunakan di dalam

LAPORAN GEOLOGI LAUT PENGENALAN ALAT DAN

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal

Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta fungsinya.dan kita

Hasil konstanta dielektrik untuk bahan plastik menurut percobaan adalah (2,2 0,2) sedangkan menurut buku petunjuk penggunaan alat kapasitor plat sejajar LD

30 BAB III BAHAN, ALAT, DAN HEWAN PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Bahan-bahan yang akan digunakan selama penelitian adalah Umbi wortel diperoleh dari desa Cisarua, Cimahi,