• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pengenalan Alat Dan Bahan Praktikum Biokimia Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pengenalan Alat Dan Bahan Praktikum Biokimia Umum"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum Biokimia Umum

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam melaksanakan praktikum biasanya dilaksanakan di laboratorium. Laboratorium merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai percobaan. Dalam percobaan biasanya menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium. Alat-alat dalam laboratorium memiliki fungsi dan prosedur kerja yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut harus di perhatikan dengan serius, karena selama praktikum praktikan akan berhubungan alat-alat tersebut. Pada saat praktikum praktikan harus berhati-hati dalam menggunakan alat-alat yang ada dalam laboratorium, jika tidak alat-alat tersebut bisa rusak dan juga hasil penelitian akan kurang baik (tidak memuaskan) dan juga bisa jadi gagal serta dapat menyebabkan dampak negatif pada keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Hanifah, 2012). Oleh karena itu, pengenalan alat dan bahan ini penting dilaksanakan karena dapat mengetahui dan memahami serta menguasai jenis-jenis alat dan bahan, nama masing alat dan bahan dan fungsi masing-masing alat dan bahan yang baik dan benar.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta menguasai jenis-jenis alat dan bahan, nama masing-masing alat dan bahan dan fungsi masing-masing alat dan bahan yang baik dan benar.

(2)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alat laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi (Prabowo, 2009).

Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, kayu, porselen, aluminium, plastik dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap asam, tahan terhadap panas dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Waltor, 2010).

Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium tersebut terbuat dari gelas (kaca). Meskipun alat-alat tersebut telah siap dipakai, namun dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam, 2010).

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja dalam

(3)

laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009).

Dalam mengukur suatu zat atau bahan hendaknya menggunakan suatu alat. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur. Akan tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yaitu pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari ketelitian praktikan (Rahman, 2011).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Oktober 2014 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum a. Alat-alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca analitik, hot plate, Erlenmeyer, rubber bullb, pipet gondok, pipet ukur, pipet tetes, tabung raksi, gelas beaker dan pengaduk kaca.

b. Bahan-bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Asam Sulfat Reagen ACS (H2SO4), Natrium Klorida (NaCl), Natrium Hidroksida (NaOH),

Asam Klorida ( HCl) dan Aluminium Klorida.

PEMBAHASAN

(4)

N

o Nama Alat Fungsi

1 Neraca Analitik Digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram)

2 Hot plate Alat ini biasa digunakan untuk memanaskan larutan di dalam proses analisa air, lemak dan lain sebagainya. selain itu juga untuk memanaskan aquades atau pelarut lainnya dalam pembuatan larutan

3 Erlenmeyer Digunakan untuk menampung larutan, bahan atau cairan

4 Rubber Bulb Untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas

5 Pipet

gondok/pipet volume

Digunakan untuk Mengambil larutan dengan volume tepat

(5)

7 Pipet Tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.

8 Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

9 Gelas Beaker Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.

1

0 Pengaduk Kaca Untuk mengocok atau mengaduk suatubaik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.

Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Analisis Material Safety Data Sheets (MSDS) Bahan Kimia

No Nama Bahan Nama Dagang Sifat Bahaya Cara Penanganan

1 Asam Sulfat Reagen ACS (H2SO4)

Asam Sulfat Tidak Mudah terbakar, Titik Didih: 534-590 °C, Tidak berwarna keruh menjadi cair sedikit kuning. Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan

Terkena pada :

Kulit: Cuci daerah yang terkena dengansabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis. Mata: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup sesekali. Mencari Bantuan Medis.

Terhisap: Hapus dengan udara segar.

(6)

pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani. Simpan wadah tertutup.

 Jika tidak bernapas,

berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.

Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan.

Jangan pernah

memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. 2 Natrium

Klorida (NaCl)

Garam dapur Solid (Bubuk kristal padat), Warna Putih, Titik Didih 1413 °C (2575,4 °F), Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.

Kontak Mata:

 Periksa dan lepaskan jika

ada lensa kontak. Segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Dapatkan perawatan medis dengan segera. Kontak Kulit :

 Segera basuh kulit

dengan banyak air sedikitnya selama 15

menit dengan

mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yang sesuatu melunakkan dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika Serius cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera. Inhalasi:

 Jika terhirup, pindahkan

ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. Jika serius terhirup evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat

(7)

pinggang. Jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Cari bantuan medis segera.

Tertelan:

 Jangan mengusahakan

muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

3 Natrium Hidroksida (NaOH)

Natrium

hidroksida Solid(Deliquescent padat), berbau, Warna Putih, Titik Didih: 1388 °C (2530,4 °F), Mudah larut dalam air dingin.

Kontak Mata:

 Periksa dan lepaskan jika

ada lensa kontak. Segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

 Kontak Kulit :

 Segera basuh kulit

dengan banyak air sedikitnya selama 15

menit dengan

mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yang sesuatu melunakkan. Cuci sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika terkena kulit serius cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera. Inhalasi:

 Jika terhirup, pindahkan

ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika

(8)

sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. Jika serius terhirup evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Cari bantuan medis segera

Tertelan:

 Jangan mengusahakan

muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

4 Asam Klorida (HCl)

Asam

Hydrochloric Tidakterbakar, bentukmudah

cair bau menyengat, warna bening sampai agak kekuningan, massa jenis 2.13, titik didih 85 oC, titik lebur -20oC,

terlarut dalam air.

Asam chloride sangat korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit, mata atau terhirup, Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan kebutaan, Menyebabkan luka bakar dan dermatitis, Menyebabkan bronchitis kronis Terkena pada :

Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit

Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Tertelan : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran, Hindari pemanis buatan.

Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter

5 Aluminium

Klorida AluminiumKlorida Bentuk Padatan,warna putih sampai kuning muda, tekanan

Sangat interaktifbila terkena kulit, mata atau terhirup dan tertelan.

Terkena pada :

Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit

(9)

uap 20oC. Kulit : Cuci dengan air

sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Tertelan : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran, Hindari pemanis buatan.

Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter

ni adalah daftar pustaka dari semua laporan Biokimia, silahkan cari sendiri ya... ^_^ DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2013. MSDS Asam Sulfat H2SO4. http://mbingboo29.blogspot.com/20

13/01/msds-asam-sulfat,h2so4.html. (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).

Anonim2, 2012. MSDS Garam. http://kimorg7.blogspot.com/2012/09/msds-garam. html.

(Diakses tanggal 15 Oktober 2014).

Arofah, C, 2010. Identifikasi Kesalahan Konsep Buffer pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang. Jurnal Penelitian. Vol. 2 (34): 1-14.

Azam K., 2012. MSDS Natrium Karbonat.http://khoirulazam89.blogspot.com/2012 / 03/msds-natrium-karbonat.html. (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).

Budiman, A.K, 2009. Protein dan Asam Amino. Universitas Sumatra Utara. Sumatra.

Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.

Fessenden, R.J., 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.

Fitria, 2013. Larutan Penyagga. http://fitriadewi80. blogspot.com /2013/05 /larutan-penyagga.html. (Diakses tanggal 04 Desember 2014).

Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta. Kalsum, 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Gramedia. Jakarta. Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Martoharsono, S., 2008. Biokimia 2. UGM-Press. Yogyakarta. Milady, 2009. Larutan Penyagga. Universitas Indonesia. Jakarta.

Oktavia, F.I., 2014, Hidrolisis Enzimatik Ampas Tebu (Bagasse) Memanfaatkan Enzim Selulosa dari Mikrofungsi Trichoderma Reseei dan Aspergillus Niges Sebagai

(10)

Katalisator dengan Petreatment Microwave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. 2 (3): 256-262.

Oktaviana, N. D., 2009. Hubungan Lamanya Pemanasan dengan Kerusakan Minyak Goreng Ditinjau dari Bilangan Polisakarida. Jurnal Biokimia. Vol. 1 (1): 31-35.

Padmono, D., 2007. Kemampuan Alkalinitas Kapasitas Penyangga (Buffer Capasity) Dalam Sistem Anaerobik Fixed Bed. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 8 (2): 119-127.

Poedjadi, M., 2008. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta. Poedjadi, M., 2009. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Poedjiadi, M., 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta

Prabowo E., 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat. Banjar baru.

Pranata, C.F, 2004. Kimia dasar 2 : commoa Textbook. UM Press. Malang.

Primacitra, D.Y.,2014,Pengaruh Penambahan Probiotik (lactoba cillus.sp) dalam Pakan Terhadap Energi Metabolisme, Kecernaan Proton dan Aktivitas Enzim Burung Puyu. Jurnal Ternak Tropika. Vol. 15 (1): 74-79.

Pujiyanti, 2008. Menjelajah Dunia Biologi Platinum. Jakarta. Purwo, A., 2010. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. ITB Press. Bandung.

Riawan, M., 2010. Minyak Sumber penanganan, pengolahan, dan Pemurnian. ITB. Bandung.

Rohman, T., 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.

Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2 (4) : 154 160.

Setiawati, 2009. Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sirajuddin, S., dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. UNHAS-Press. Makassar.

Sistiawan, W. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Sukabumi.

Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta.

Sumardjo, D., 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. EGC. Jakarta.

Tuminah, S., 2010. Efek Perbedaan Sumber dan Struktur Kimia Asam Lemak Jenuh Terhadap Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 38 (1): 43-51

Umar, S., 2008. Analisis Karbohidrat. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.

(11)

Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.

Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. Vol. 5 (1): 75-84.

Yuniarti, H., dkk., 2012. Komponen Bioaktif Protein dan Lemak Dalam Susu Kuda Liar. Jurnal Peneletian Kesehatan. Vol. 40 (2): 66-74.

Gambar

Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Analisis Material Safety Data Sheets  (MSDS) Bahan  Kimia

Referensi

Dokumen terkait

Pengenalan alat dan bahan ini sangat berguna karena untuk memudahkan dalam melakukan suatu percobaan, sehingga resiko kecelakaan dilaboratorium dapat

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi enzim pada sampel ekstrak apel (15 tetes) lebih aktif bekerja pada

Dari hasil percobaan Uji Konsentrasi substrat adalah 25 tetes substrat katekol tanpa aquadest enzimnya bekerja aktif pada ekstrak apel, 25 tetes substrat

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

[r]

Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta fungsinya.dan kita

Sementara itu, alanin adalah molekul yang memiliki gugus amina dan gugus asam karboksilat yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air dan pelarut polar lainnya, tetapi tidak dapat