• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN ACARA I PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN ACARA I PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN

Oleh :

Nama :Muhamad Hasan Yudianto

NIM : A1D015068

Rombongan : 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

Oleh :

Nama : Muhamad Hasan Yudianto

NIM : A1D015068

Rombongan : 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buruburu adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untukmenakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya. Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain, fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya.Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan jugamemberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebutbergantung pada faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesarkecelakaan di dalam laboratorium. Tujuan keamanan laboratorium adalahmenciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman.Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran,mahasiswa) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadiserta upaya penanganannya Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akanmemudahkan dalam cara penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan,pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dankegunaan alat dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting. Misalnyaalat-alat gelas harus diperiksa sebelum digunakan. Apakah ada yang retak, pecah,atau masih kotor. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatanalat dan bahan praktikum kimia, bagaimana cara penyimpanannya sehinggakerusakan alat dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yangditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.B. T

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini supaya mahasiswa dapat:

1. Mengenal berbagai macam alat dan bahan kimia/kemikalia yang sering dipakai dalam analisis atau percobaan kimia serta penggunaannya.

2. Menuliskan nama alat-alat yang telah diberi nomor dalam almari, contoh-contoh alat dan penggunaannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja, serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat dan bahan, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).

Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alat laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi (Prabowo, 2009).

nama alat, praktiakn juga harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan dan bagaimana cara menggukannya (Achmad, 1993).

Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memumungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalilsasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik di laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains (Wahyudi, 2011).

Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam (Neinlands, 1990).

Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada di laboratorium, yatu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu, 1976).

Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang klasik maupun instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran sebagian besar terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat dari porselin besi dan karet (Tim Kimia, 2015).

sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam, 2010). Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, kayu, porselen, aluminium, plastik dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap asam, tahan terhadap panas dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Waltor, 2010).

pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari ketelitian praktikan (Rohman, 2011).

Bahan kimia atau kemikalia yang sering dipakai dalam analisis-analisis kimia tersedia dalam bentuk-bentuk cair atau padat, dan dikemas dalam botol plastik atau botol gelas yang gelap. Semua kemikali dibuat oleh pabrik dengan kemurnian yang berbeda-beda. Derajat kemurnian kemikalia yang dibuat di pabrik harus dicantumkan padda label botol kemas bahan tersebut (Tim Kimia, 2014).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Pada praktikum pengenalan alat dan bahan ini, alat yang digunakan antara lain labu erlemeyer, labu didih, labu ukur, gelas ukur, tabung reaksi, labu desilator, cuvet, cawan porselin, filler, mortir, sendok spatula, desitator, statif, pipet seukuran, flame fotometer, oven listrik, prop, pipet tetes, gelas arloji, timbangan analitik, PH-meter, buret, deep froozer, Spectrofotometer, kompor listrik, shaker, muffle-meter, DHL-meter, lentifuge, AAS, brosofetycabinen, waterbath. Sedangkan untuk bahan meliputi asam asetat (CH3COOH), Magnesium Oxida heavy (MgO), Amonnium Nitrat (NH4NO3), Potasium Cloride (KCl), Natrium Carbonate Anhydrout (Na2CO3), Oxolyn Acid Dihydrate (H2C2O4), Natrium Hydrade (NHOH), Ammonium Flouride (NH4F), Ammonium Solution (NH3), Sucrose (C12H12O11), Asam Chloride(HCl), Asam Oksalat (C2H2O4+2H2O).

B. Prosedur Kerja

1. Alat-alat yang ada didalam almari contoh diamati.

2. Tiga puluh dua nama alat dan dua belas nama bahan beserta kegunaannya ditulis sesuai dengan nomor alat dan bahan yang ada.

3. Label dalam botol kemasan kemikalia yang telah disediakan asisten dibaca dan diamati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Tabel 1. Hasil pengamatan alat-alat kimia

No Nama alat Merk Kegunaan Gambar

1 Labu erlemeyer Pyrex Menempatkan zat terlarut seperti pada proses titrasi

2 Labu didih - Wadah zat terlarut/cairan yang didihkan/dipanaskan

3 Labu ukur Pyrex Mengukur vokume zat

4 Gelas ukur Pyrex Mengukur volume zat cair

6 Labu desilasi Pyrex Tempat penyulingan larutan

7 Cuvet Pyrex Menampung larutan yang akan diukur di spektrrofotometer

8 Cawan Porselin - Wadah untuk menumbuk suatu zat

9 Filler - Mengangkat zat atau memindahkan suatu zat

11 Sendok Spatula - Untuk mengambil bahan atau zat

12 Desikator - Menyimpan zat atau bahan supaya tetap kering

13 statif - Menempatkan buret agar bisa berdiri

14 Pipet seukuran - Mengukur volume larutan yang ingin dipindahkan

15 Flame fotometer

- Analisis logam, mengetahui kandungan logam yang ada

17 Prop - Untuk menutup tabung/labu

18 Pipet tetes - Memindahkan larutan dengan ukuran yang relatif kecil

19 Gelas arloji - Tempat untuk penguapan dan pengeringan

20 Timbangan

analitik - Menimbang berat suatubenda

21 PH-meter Hanna Mengukur tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat

22 Buret pyrex Mengukur volume zat yang dipindahkan

24 spectrofotomet er

- Mengetahui penjernihan absorbans cahaya

25 Kompor listrik Gerhor i

Memanaskan suatu zat

26 Shaker - Memisahkan atau

mencampur larutan

27 Muflle meter Therm olyne

Mengabukan atau menghanguskan suatu zat

28 DHL-meter - Mengukur daya hantar listrik

30 AAS Hitachi z-2000

Pengukuran serapan sinar oleh atom mengggunakan lamda

31 Brosofetycabin et

- Menyimpan zat bahan atau alat agar tetap steril

32 Waterbath HH-8 Inkubasi pada analisa mikrobiologi

2. Bahan No Nama

Bahan Kimia

Rumus kimia

Bobot molekul

Derajat kemurnian

Keterangan lain

1 asam asetat CH3COOH 60, 05 g/mol

PA Serbuk putih, padat , cair

Oxida heavy

g/mol

3 Amonnium Nitrat

NH4NO3 80, 00 g/mol

PA Serbuk putih, padat

4 Potasium Cloride

KCl 74, 55 g/mol

PA Kristal putih hidroskopis

5 Natrium Carbonate Anhydrout

Na2CO3 105, 99 g/mol

PA Kristal putih hidroskopis

6 Oxolyn Acid Dihydrate

H2C2O4 38, 37 g/mol

PA Kristal

7 Natrium Hydrade

NHOH 40, 00 g/mol

PA Korosif

8 Ammonium Flouride

NH4F 37, 04 g/mol

PA Kristal putih

9 Ammonium Solution

NH3 0, 96

g/mol

25% Cair

10 Sucrose C12H12O12 342, 30 g/mol

PA Serbuk putih

11 Asam Chloride

HCl 36, 46 g/mol

37 % Cair

12 Asam Oksalat

C2H2O4+2H2O 23, 09 g/mol

PA Serbuk putih

B. Pembahasan

1. Alat Kimia

didalam air dingin atatu es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas boroksilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gela laboratorium. Di dalam perdagangan jenis gelas ini dikenal dengan berbagai merk seperti: Pyrex, Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant dan sebagainya. Selain dari kaca alat –alat kimia ada yang terbuat dari porselin, karet dan besi.

a. Alat-alat kimia yang terbuat dari kaca atau gelas diantaranya: 1) Labu erlemeyer

Digunakan pada saat titrasi atau menampung larutan hasil destilasi (Tim Pengampu, 2015).

2) Labu didih

Berupa labu yang memiliki jenis leher :single neck, double neck,

dan triple neck. Alasnya ada yang bundar (round bottom) dan ada yang rata (flat). Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC. Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsinya untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Hal ini sesuai dengan fungsi labu didih menurut literatur, yakni labu gelas digunakan untuk mendidihkan larutan. Biasanya digunakan untuk destruksi jaringan (Tim Pengampu, 2015).

3) Labu ukur

menggunakan sabun agar zat – zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik untuk digunakan. Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang bertambah. Hal ini sesuai menurut literatur yaitu alat gelas berbentuk labu dengan leher yang panjang dan memiliki tutup terbuat dari kaca, namun tidak boleh terkena panas, untuk menghindarkan dari pemuaian yang menyebabkan ukurannya tidak standar. Ketepatan (presisi) alat ini sangat tinggi, karena digunakan dalam pembuatan larutan standar. Selain itu, labu ukur juga digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan (Kenneth, 1992). 4) Gelas ukur titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai 5 Liter. jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif), sedangkan menurut literatur adalah gelas tinggi dengan diameter kecil (sekitar 0, 8-3cm) dengan skala volume pada bagian dindingnya. Gelas ini tebuat dari bahan kaca ataupun plastic yang tidak tahan panas. Alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan dengan ketepatan rendah pada volume yang minim (sedikit). Ukurannya bervariasi dari 10 mL hingga 2000 mL (Tim Pengampu, 2015).

5) Tabung reaksi

reduksi. . Hal ini sesuai dengan fungsi menurut literatur bahwa tabung gelas berbentuk silinder yang dipakai untuk mereaksikan zat (Tim Pengampu, 2015).

6) Labu destilasi

Labu destilasi adalah Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat cair. . Labu destilasi ini bermerk Pyrex,sedangkan menurut literatur adalah labu gelas untuk penyulingan (destilasi). Misalnya penyulingan amoniak pada analisis nitrogen (Tim Pengampu, 2015).

7) Cuvet

Cuvet adalah alat yang berbentuk seperti tabung reaksi, namun lebih kecil. Cuvet ini harus benar-benar bersih supaya dapat ditembus cahaya . Digunkan untuk menampung larutan yang akan diukur oleh spektrofotometri. Hal ini sesuai menurut literatur yaitu tabung gelas yang digunakan untuk menampung larutan yang akan diukur dengan spektrofotometer (Tim Pengampu, 2015).

8) Pipet seukuran

dalam satuan ukuran volume tertentu. Besarnya volume pipet bervariasi dari 1 mL sampai 100 mL. Tingkat kesalahannya kurang dari 0, 01 mL (Tim Pengampu, 2015).

9) Pipet tetes

Pipet tetes adalah sebuah alat yang berbentuk silinder dengan runcing dibawahnya dan atasnya terbuat dari karet. Fungsinya untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. Hal ini sesuai fungsi menurut literatur yaitu pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan dengan cara meneteskan larutan atau zat cair tanpa memperhatikan volumenya (Tim Pengampu, 2015).

10) Buret

Buret adalah sebuah alat Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi,sedangkan menurut literatur adalah pipet ukur panjang , yang dilengkapi dengan kran untuk mengukur volume cairan yang akan dikeluarkan atau dipindahkan secara akurat sesuai dengan keinginan. Biasanya digunakan dalam titrasi. Ukuran buret bervariasi dari 10 mL sampai 50 mL terbagi ke dalam skala kecil 1/10mL (Tim Pengampu, 2015).

11) Gelas arloji

kimia, mengeringkan suatu bahan dalam desikator,sedangkan menurut literatur adalah cawan gelas berbentuk irisan bola yang digunakan sebagai alas untuk penguapan atau pengeringan zat yang terlarut (Tim Pengampu, 2015).

12) Desikator

Desikator adalah sebuah alat seperti toples namun terbuat dari kaca yang berfungsi untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada pada kotak kertas universal, sedangkan menurut literatur adalah alat untuk menyimpan bahan atau benda supaya tetap kering, terutama untuk bahan yang higroskopis (Tim Pengampu, 2015).

b. Alat-alat yang terbuat dari porselin 1) Cawan porselin

Cawan porselin adalah cawan bercucuk yang dipakai untuk penguapan atau pengeringan padatan dalam bentuk tepung (Tim Pengampu, 2015).

2) Mortar

3) Sendok porselin (spatula)

Sendok porselin (spatula) adalah sendok terbuat dari porselin yang digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan kimia berbentuk tepung dan padatan (Tim Pengampu, 2015).

c. Alat-alat yang terbuat dari karet: 1) Filler

Filler adalah alat penyedot pipet yang terdiri dari bola karet yang dilengkapi dengan tiga cabang leher. Digunakan untuk menyedot dan mengeluakan larutan yang berbahaya (Tim Pengampu, 2015).

2) Prop

tutup botol atau labu yang terbuat dari karet, kadang dilubangi untuk pipa destilasi (Tim Pengampu, 2015).

d. Alat-alat yang terbuat dari logam: 1) Statif

Sebuah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau gelas lainnya. Statif dilengkapi dengan manice dan klem (Tim Pengampu, 2015).

2) Flame fotometer

3) Oven listrik

Oven yang digunakan untuk menghilangkan atau menguapkan air (Tim Pengampu, 2015).

4) Timbangan analitik

Timbangan adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan massa dari suatu padatan ataupun cairan kimia yang akan digunakan (Hendayana, 1994).

5) pH meter

Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan larutan (Tim Pengampu, 2015).

6) Deep freezer

Alat yang digunakan untuk menjaga suhu agar bahan dapat diawetkan (Tim Pengampu, 2015).

7) Spektrofotometer

Alat yang digunakan untuk mengetahui penjernihan absorbs (Tim Pengampu, 2015).

8) Kompor listrik

Alat yang digunakan untuk memanaskan zat/larutan (Tim Pengampu, 2015).

Alat yang digunakan untuk memisahkan atau mencampur zat/larutan (Tim Pengampu, 2015).

10) DHL-meter

Alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik (Tim Pengampu, 2015).

11) Muffle furnace

Alat yang digunakan untuk mengabukan atau mengarangkan suatu zat (Tim Pengampu, 2015).

12) AAS

Alat yang digunakan untuk mengukur penyerapan sinar oleh atom menggunakan lamda (Tim Pengampu, 2015).

13) Biosafety cabinet

Alat yang digunakan untuk menyimpan zat/bahan atau alat agar tetap steril (Tim Pengampu, 2015).

14) Waterbath

Alat yang digunakan untuk memanaskan larutan tanpa kontak langsung dengan sumber panas (Tim Pengampu, 2015).

i. Bahan-bahan kimia

1) Asam asetat (CH3COOH)

2) Ammonium Flouride (NH4F)

Ammonium Flouride (NH4F) memiliki bobot molekul 37, 04 g/mol, derajat kemurnian PA,dan berbentuk Kristal putih.

3) Ammonium nitrat (NH4NO3)

Bobot molekul 80, 04 g/mol. Derajat kemurnian PA. Berbentuk serbuk padat putih.

4) Ammonia (NH3)

Bahan berbentuk gas umumnya tetapi pada praktikum ini berbentuk cair, berbau, mudah larut dalam air. Bobot molekul 0, 91 kg. Derajat kemurnian 25%. Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

5) Asam klorida (HCl)

Asam klorida (HCl) memiliki bobot molekul 36, 46 g/mol, derajat kemurnian 37%, dan berwujud cair. Berbahaya.

6) Asam oksalat (C2H2O4+2H2O)

kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Bobot molekul 23, 09 g/mol. Derajat kemurnian PA. Berbentuk serbuk putih.

7) Magnesium oksida (MgO)

Magnesium oksida (MgO)memilik bobot molekul 40, 30 g/mol. derajat kemurnian USP,dan berbentuk serbuk putih.

8) Natrium karbonat (Na2CO3)

Natrium karbonat (Na2CO3) mimiliki bobot molekul 105, 99 g/mol, derajat kemurnian PA, berbentuk Kristal putih higroskopis. 9) Natrium hidroksida (NaOH)

Basa berupa padatan putih, tak berbau, berbentuk pelat atau flakes. Amat korosif baik bentuk padatan maupun larutannya. Bobot molekul 40, 00 g/mol. Derajat kemurnian PA. Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11, 5), ditandai sebagai bahan korosif (Achmad, 1993) 10) Asam oksalat (C2H2O4)

Asam oksalat (C2H2O4) memilik bobot molekul 38, 37 g/mol, derajat kemurnian PA, berbentuk Kristal.

11) Kalium klorida (KCl)

12) Sukrosa (C12H12O5)

Sukrosa (C12H12O5) memiliki bobot molekul 342, 30 g/mol, derajat kemurnian PA, dan berbentuk serbuk putih.

Simbol berbahaya bahan-bahan kimia

No Simbol Keterangan

1 Nama : Explosive

Lambang : E

Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.

Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

2 Nama : Oxidizing

Lambang : O

Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.

Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

3 Nama : Flammable

Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.

Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api.

Contoh : Minyak terpentin. 4 Nama : Highly Flammable

Lambang : F

Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.

Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.

5 Nama : Extremely Flammable Lambang : F+

Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.

Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

6 Nama : Very Toxic

Lambang : T+

Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan.

Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan Atripin.

7 Nama : Toxic

Lambang : T

Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup. Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit.

Contoh : Metanol, Benzena.

8 Nama : Corrosive

Lambang : C

Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.

Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

9 Nama : Irritant

Lambang : Xi

Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.

10 Nama : Dengerous For the Environment Lambang : N

Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.

Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup. Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.

11 Nama : Harmful

Lambang : Xn

Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi. Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam menggunakan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk seperti cara penggunaan alat, meletakkan dan juga cara menggunakan alat dari listrik.

2. Terdapat alat yang terbuat dari kaca atau gelas, porselin, logam, dan karet , namun kebanyakan alat terbuat dari kaca atau gelas karena gelas merupakan bahan yang tahan panas, kuat dan transparan.

3. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena ada yang berbahaya. 4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.

5. Alat-alat yang terbuat dari gelas mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi dibandingkan alat-alat lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari kaca yang mudah pecah.

6. Bahan-bahan kimia yang mempunai derajat kemurnian yang berbeda-beda dan sifat yang berbeda seperti beracun, berbahaya, korodif, dan mudah terbakar.

C. Saran

2. Botol bahan kimia yang label keterangannya sudah berkelupas atau sudah pudar sebaiknya tidak digunakan lagi karena dapat mempersulit dalam pembacaan informasi

3. Setiap praktikum harus menjaga kebersihan dari alat dan ruang laboratorium dan teliti saat praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 1993. Penuntun Dasar-dasar Praktikum Kimia. ITB, Bandung. Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang.

Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga,Jakarta.

Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta. Khasani. 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty, Yogyakarta

Neinlands. 1990. Analisa Kimia. Erlangga, Jakarta.

Prabowo, E. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat,Banjar baru.

Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia, Banjarbaru.

Setiawati. 2009. Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed, Purwokerto. Tim Pengampu. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed,Purwokerto. Waltor, M. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta, Jakarta.

LAMPIRAN

bahan kimia

Alat-alat kimia

 

Gambar

Tabel 1. Hasil pengamatan alat-alat kimia

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam laboratorium kimia terdapat alat-alat yang di gunakan untuk melakukan percobaan. Laporan ini akan membahas alat-alat yang sering digunakan di dalam

Karena apabila kita tidak mengetahui cara kerja dan fungsi masing-masing alat, kita dapat melakukan kesalahan yang nantinya dapat berbahaya bagi kita maupun praktikan

Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Selain itu, peralatan dan bahan kimia yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang

Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur,maka perubahan entropi (ΔS) positif dan menunjukkan bahwa reaksi berlangsung

Laboratorium Kimia adalah suatu tempat yang sangat berbeda dengan tempat lain karena Anda akan berhadapan langsung dengan zat-zat yang banyak sekali macamnya berbahaya dan peralatan