• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Praktikum Pengenalan Alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Akhir Praktikum Pengenalan Alat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Fazar Dwi Gustiar, 230210160073 Kelas Kelautan, Kelompok 16

ABSTRAK

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna. Tujuan praktikum ini agar kita mampu mengenali bahan dan peralatan yang digunakan sehingga diperoleh data yang cukup valid untuk dianalisa. Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Oktober 2017 di Laboratorium Avertebrata Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Setiap alat yang berada di laboratorium memiliki deskripsi, fungsi, prinsip kerja serta prosedur kerja dan standar operasionalnya masing-masing. Untuk menggunakan peralatan ini diharuskan melalui prosedur yang biasa digunakan agar peralatan dan bahan dapat digunakan dengan baik dan benar.

Kata kunci: Laboratorium, Praktikum, Prinsip kerja, dan Prosedur kerja ABSTRACT

In a practicum, praktikan is required to know and understand the workings and functions of the tools in the laboratory. In addition to avoid accidents and dangers, by understanding the workings and functions of each tool, praktikan can carry out the lab perfectly. The purpose of this practicum so that we are able to recognize the materials and equipment used to obtain data that is valid enough to be analyzed. This Practicum was held on Friday, October 6, 2017 at the Air Avertebrate Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang, West Java. Each tool in the laboratory has its own description, function, working principle and working procedures and operational standards. To use this equipment is required through a commonly used procedure for equipment and materials to be used properly and correctly.

(2)

PENDAHULUAN

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 2010).

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2009).

Praktikum pengenalan alat-alat dan bahan praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui sifat dan karakteristik berdasarkan MSDS (Material Safety Data Sheet) dari bahan-bahan kimia yang digunakan sehingga praktikan bisa memiliki pengetahuan untuk menangani bahan kimia khususnya untuk bahan-bahan kimia berbahaya, serta praktikan dapat memahami fungsi, prinsip kerja dan standar operasional prosedur (SOP) dari beberapa alat yang digunakan.

METODOLOGI

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Avertebrata Air , Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Gd.2 Lt.2 Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum dilakukan pada hari Jumat, 6 Oktober 2017 pukul 09.30 WIB.

(3)

tabung, spatula, buret. Adapun bahan-bahan yang dijelaskan saat praktikum adalah Asam Klorida (HCL), Asam Sulfat ( H2 S O4 ), Natrium Hidroksida (N H4 OH), Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Asetat (C H3 COOH), Akuades ( H2 O), Amonia (N H3 ).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah Alat dan bahan yang digunakan saat praktikum Spektrofotometer

Menurut Cairns (2009), Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah ditunjukkan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek (Herliani 2008).

Prinsip kerja Spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).

(4)

harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.

Gambar 1. Spektrofotometer (Sumber: indotrading.com)

Hot Plate

Hot plate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah magnet pengaduk yang mengaduk pada hotplate. Alat ini di gunakan untuk membuat larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan atau larutan pekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang umum di pakai adalah molar (m). Kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan (Syukri 1999).

Prinsip kerja dari hot plate sendiri yaitu mengomogenkan larutan dengan putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.

(5)

seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Gambar 2. Hot plate (Sumber: Amazon.com)

Inkubator

Inkubator merupakan alat untuk menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil. Fungsinya untuk menumbuhkan kultur sel/jarinagn pada suhu tertentu. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10 – 70o C.

Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energy panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb M. 2006).

(6)

Gambar 3. Inkubator (Sumber: edonilab.com)

Lemari Pendingin

Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan suatu zat dalam perlakuan suhu yang rendah (dingin). Lemari pendingin ini memiliki ruang yang tertutup sehingga ketika pintunya tidak dibuka, suhu rendah di dalam tidak akan terpengaruh oleh suhu ruangan. Fungsinya mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur serta untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak.

Prinsip kerjanya yaitu mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan. Prinsipnya sama seperti penguapan eter yaitu jika pada eter yang menguap hilang, maka pada lemari pendingin, zat pendingin yang telah menguap tidak dibuang tetapi dimampatkan oleh sebuah pompa sehingga mencair kembali dan melewati beberapa siklus. Siklus akan berulang terus-menerus sehingga lemari pendingin seakan-akan berfungsi mengambil kalor dari bahn-bahan makanan dalam lemari pendingin dan membebaskan kalor-kalor ini ke lingkungan.

(7)

Gambar 2. Lemari pendingin (Sumber: lazada.co.id)

Labu Erlenmeyer

Labu Erlenmeyer adalah alat laboratorium yang terbuat dari jenis gelas borosilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labu erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 – 200 mL. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus berada di atas garis leher).

Prinsip kerja dari labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

(8)

Gambar 5. Labu erlenmeyer (Sumber: indotrading.com)

Water Bath

Water bath merupakan sebuah peralatan yang diisi air sebagai alat pemanas dan suhunya diatur dengan thermostat. Peralatan ini dapat mempertahankan/menciptakan suhu konstan pada kondisi tertentu. Fungsinya untuk menciptakan suhu panas yang konstan dan menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi

Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ‘ON’ maka arus listrik dari sumber akan memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu yang diinginkan.

Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, pertama dengan menghubungkan instrument dengan sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON. Isi air kira-kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan kebutuhan. Setelah selesai tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan. Kemudian tutup alat dengan plastik pengaman.

Gambar 6. Waterbath (Sumber: shellab.com)

(9)

Gelas Kimia terbuat dari tipe kaca borosilikat yang terbuat dari silica dan oksida boron yang tahan terhadap panas. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 – 1000 ml. Fungsinya sebagai tempat untuk menyimpan atau melarutkan zat dan sebagai tempat memanaskan sampel. Prinsip kerjanya yaitu melihat skala pada sisi beaker glass yang digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti

Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, Larutan dituangkan ke dalam beaker glass secara perlahan, ukur volumenya dengan mengamati skala pada badan gelas. Jika ingin memasukkan larutan asam terlebih dahulu masukkan akuades di beaker glass tersebut.

Gambar 7. Gelas kimia (Sumber: bisakimia.com)

Weighing Scoops

Alat ini terbuat dari kaca borosilikat dan memiliki permukaan dasar yang datar sehingga dapat ditempatkan pada keseimbangan dan ditimbang. Fungsinya untuk menimbang bubuk dalam jumlah yang sangat kecil.

Prinsipnya yaitu menimbang kuantitas berat dengan volume atau jumlah yang sangat kecil. Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya yaitu pastikan bahwa weighing scoops sudah menyala. Pastikan skala yang ada pada display menunjukkan angka nol. Letakkan benda yang akan diukur massanya pada bagian depan weighing scoops. Kemudian baca skala yang tertera pada display.

(10)

Pipet Tetes

Pipet Tetes, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya. Fungsinya memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dengan skala kecil kemudian meneteskannya pada bahan lain.

Prinsip kerjanya yaitu memipet cairan secara kurang teliti dengan memasukkan larutan dari tempat satu ke tempat lain. Mengambil larutan dengan menekan thumb knob sampai hambatan pertama, kemudian melepaskan/meneteskan dengan melepas thumb knob.

Prosedur Kerja dan Standar Operasional, dari alat ini yang pertama adalah denagn menekan karet penghisapnya lalu masukkan ke dalam cairan yang akan diambil. Lepaskan tekanan pada karet penghisap agar cairan masuk ke dalam pipet. Tekan karet penghisap untuk mengeluarkan cairan.

Gambar 9. Pipet tetes (Sumber: skelaboratory.com) Pipet Ukur

Pipet adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang mirip dengan sedotan. Terbuat pipet ukur dari bahan gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (ml). Secara umum Pipet berfungsi untuk memindahkan suatu volume cairan dari satu tempat ke tempat yang lain.

(11)

Gambar 10. Pipet ukur (sumber: bukalapak.com) Akuades (H2O)

Aquades merupakan air murni atau H2O ,yang dimana air hasil destilasi atau hasil penyulingan karena aquades hampir tidak mengandung mineral. Berbentuk cair, tidak berbau dan tidak berwarna, titik beku 0°C dan titik didih 100°C, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan tidak berbahaya. Simpan di wadah yang tidak memiliki daya serap.

Gambar 11. Larutas aquades (sumber: Wikipedia)

Natrium Hidroksida

Zat padat berupa kristal putih sangat mudah menyerap uap air dan udara

sehingga mudah mencair, bersifat racun dan korosif, jika terkena kulit menyebabkan

luka bakar. Warna Natrium Hidroksida yaitu putih, berbentuk padat (kristal), tidak

(12)

terkontaminasi bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki banyak udara segar, apabila tertelan beberikan beberapa gelas air dan susu untuk menetralkannya.Simpanlah ditempat yang sejuk, kering, berventilasi baik dan tempat yang jauh dari bahan bahan yang tidak kompatibel. Usahakan tempat penyimpanan tertutup rapat.

Gambar 12. NaOH (sumber: bisakimia.com) Asam sulfat (H2SO4)

Asam sulfat atau sulphuric acid adalah asam mineral kuat tak berwarna dengan sifat korosif yang tinggi. Asam sulfat dapat larut dalam air dalam berbagai perbandingan. Asam sulfat sangat berbahaya bila terkena jaringan kulit karena sifatnya yang korosif, dan dengan sifatnya sebagai penarik air yang kuat (pendehidrasi) akan menimbulkan luka seperti luka bakar pada jaringan kulit. Semakin tinggi konsentrasi asam sulfat semakin bertambah bahayanya.

(13)

Gambar 13. Asam sulfat (Sumber: ilmupengetahuan.org) Asam klorida (HCl)

Asam Klorida merupakan salah satu asam kuat yang tidak bewarna dan memiliki bau seperti klorin pada konsentrasi yang lebih tinggi serta bersifat korosif. Asam Klorida dapat larut dalam bentuk perbandingan apapun di dalam air, sehingga asam ini bersifat "miscible" terhadap air. Asam Klorida merupakan asam kuat yang bersifat sangat korosif dan tentunya hal ini berbahaya bagi kulit dan mata kita. Dengan Pka sebesar -6 , maka sudah dapat dipastikan senyawa ini memiliki tingkat keasamaan yang sangat tinggi. Bila kulit kita terlanjur kontak dengan HCl maka secepatnya dibersihkan dengan air mengalir selama 10 - 15 menit dan setelah itu rendamlah bagian kulit yang terkena HCl dalam larutan Na2CO3 selama 5 menit untuk mengurangi dampak berbahaya selanjutnya.

Gambar 14. Larutan HCl (Sumber: en.indotrading.com) Kalium Hidroksida (KOH)

(14)

pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki banyak udara segar. Simpan di tempat yang dingin, kering, berventilasi yang baik, dan simpan di tempat yang selalu rapat jangan simpan dalam wadah alumunium.

Gambar 15. KOH (Sumber: skelaboratory.com)

KESIMPULAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Tjurmin. 2009. Penentuan Praktikum Kimia Dasar I. Universitas

Sriwijaya.Palembang

Hadi, Anim. 2009. Spektrofotometri. Unnes : Tjah Kimai

Khasani.1990. Prosedur alat-alat Kimia. Yogyakarta : liberty

Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Makassar

Syukri.1999. Kimia Dasar Jilid 2.Bandung: UI Press.

Gambar

Gambar 3. Inkubator (Sumber: edonilab.com)
Gambar 2. Lemari pendingin (Sumber: lazada.co.id)
Gambar 5. Labu erlenmeyer (Sumber: indotrading.com)
Gambar 7. Gelas kimia (Sumber: bisakimia.com)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengenalan alat dibutuhkan agar praktikan dapat memahami fungsi, prinsip kerja serta aplikasi dari peralatan-peralatan yang ada, sehingga praktikan dapat menentukan alat yang

Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus

Telah dilakukan praktikum “Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum Biokimia Perairan” pada tanggal 10 Oktober 2016 yang bertujuan agar praktikan dapat mengenali bahan dan peralatan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam suatu pengukuran dibutuhkan alat-alat untuk mengukur benda tersebut berdasarkan cara kerja dan

Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang

Melalui praktikum ini, praktikan dapat mengetahui prinsip, fungsi dan cara pengoperasian beberapa alat praktikum yaitu spektrofotometer, hot plate, inkubator, lemari

Fungsi dan prinsip kerja dari masing-masing alat laboratorium sangat penting untuk diketahui agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.. Alat-alat dalam laboratorium memiliki

Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta fungsinya.dan kita