• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Alat dan Bahan dalam Analisis Parameter Perairan

N/A
N/A
03 @14_ Vikri Annas Ma'arif

Academic year: 2025

Membagikan "Pengenalan Alat dan Bahan dalam Analisis Parameter Perairan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PARAMETER PADA PERAIRAN

Vikri Annas Ma’arif (2413521030) Kelompok 7

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2025

(2)

2 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai alat dan bahan yang digunakan dalam analisis parameter perairan guna memahami kondisi ekosistem akuatik. Parameter yang diamati meliputi suhu, pH, salinitas, kandungan oksigen terlarut, dan tingkat kekeruhan. Dalam proses pemantauan, alat seperti pH meter, turbidimeter, DO meter, dan salinity refractometer berperan penting dalam memperoleh data yang akurat, sementara bahan seperti aquadest, lugol, formalin, dan alkohol digunakan untuk pengawetan sampel dan kalibrasi alat. Dengan mengenali fungsi dan cara kerja setiap alat dan bahan, mahasiswa dapat melakukan pemantauan kondisi perairan secara lebih efektif, baik dalam bidang konservasi, perikanan, maupun penelitian lingkungan. Studi ini menekankan pentingnya penggunaan alat yang tepat dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlanjutan sumber daya perairan.

Kata kunci : Parameter perairan, kualitas air, pH meter Abstract

This study aims to introduce various tools and materials used in the analysis of water parameters to understand the condition of aquatic ecosystems. The parameters observed include temperature, pH, salinity, dissolved oxygen content, and turbidity levels. In the monitoring process, tools such as pH meters, turbidimeters, DO meters, and salinity refractometers play an important role in obtaining accurate data, while materials such as distilled water, lugol, formalin, and alcohol are used for sample preservation and tool calibration. By recognizing the function and workings of each tool and material, students can monitor water conditions more effectively, both in the fields of conservation, fisheries, and environmental research.

This study emphasizes the importance of using the right tools in maintaining ecosystem balance and supporting the sustainability of aquatic resources.

Keyword : Water parameters, water quality, pH meters,

Pendahuluan

Perairan memiliki peran penting dalam ekosistem, baik sebagai habitat bagi berbagai organisme akuatik maupun sebagai sumber daya yang menunjang kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemantauan kualitas air menjadi aspek krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan keberlanjutan sumber daya perairan. Analisis parameter perairan dilakukan untuk mengetahui kondisi fisika, kimia, dan biologi suatu perairan, yang mencakup pengukuran suhu, pH, tingkat oksigen terlarut, salinitas, serta keberadaan plankton dan organisme lainnya.

Dalam penelitian ini, berbagai alat digunakan untuk memperoleh data yang akurat, seperti pH meter, DO meter, turbidimeter, dan termometer. Selain itu, bahan seperti aquadest, lugol, formalin, dan alkohol berperan dalam proses kalibrasi serta pengawetan sampel guna memastikan validitas hasil analisis. Pemahaman terhadap fungsi dan cara penggunaan alat serta bahan ini sangat penting bagi mahasiswa dan peneliti untuk melakukan studi perairan secara sistematis dan akurat.

(3)

3 Dengan mengenali alat dan bahan yang digunakan dalam analisis parameter perairan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang metode pemantauan kualitas air yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk konservasi lingkungan, perikanan, dan manajemen sumber daya air.

Bahan dan Metode

Adapun hari dan tanggal serta lokasi dari praktikum ekologi perairan tentang pengenalan alat dan bahan parameter pada perairan yaitu, Rabu 16 April 2025 berlokasi di Ruangan AU 2.2,Gedung Baronang Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana

Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum (Sumber : Google Maps)

Adapun peralatan dan bahan yang dipakai dalam praktikum ini yaitu Ekman dredge,plankton net, termometer,total dissolved solid,pH meter,kertas pH universal,DO meter,salinity

refractometer,aquadest,lugol,formalin,dan alcohol.

(4)

4 Hasil

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Ekman dredge Alat pengambil sampel

bentos di dasar perairan

2. Plankton net Alat pengambil sampel

plankton

3. Termometer Alat pengukur suhu

perairan

(5)

5 4. Total Dissolved

Solid

Menghitung kepadatan sampel air

5. pH meter Alat pengukur kadar pH

perairan

6. Kertas pH universal Indikator pengukuran

tingkat derajat keasaman (pH) suatu perairan

(6)

6 6. Dissolved Oxygen

(DO) meter

Alat pengukur kadar oksigen terlarut dalam air

7. Salinity Refractometer

Alat pengukur kadar garam perairan

Tabel 3. Hasil Peralatan Praktikum

(7)

7

1. Aquadest Untuk mengkalibrasi

peralatan

2. Lugol Untuk mengawetkan

warna plankton

3. Formalin Untuk mengawetkan

plankton

(8)

8 Pembahasan

Cara penggunaan alat ekman dredge yang pertama siapkan Ekman dredge lengkap dengan tali dan bandul besi (messenger). Buka kedu katup bawah Ekman dredge, kemudian kaitkan kawat katup pada tuas yang ada di bagian atas. Pastikan katup terbuka dengan kawat yang terpasang dengan tepat. Selanjutnya, masukkan Ekman dredge perlahan ke dalam air dengan posisi berdiri dan tegak lurus sampai ke dasar perairan yang akan diambil sampelnya.

Pastikan Ekman dredge terletak tegak lurus dengan mulut menghadap ke bawah di dasar perairan. Tali penghubung Ekman dredge dipegang dalam keadaan tegang dan tegak lurus.

Lepaskan bandul besi dan katup bawah Ekman dredge akan menutup. Pastikan katup bawah Ekman dredge sudah tertutup, kemudian angkat alat ini ke permukaan secara perlahan.

Keluarkan sedimen dengan membuka katup bagian bawah lalu simpan ke dalam wadah sampel yang telah disediakan. Katup pada bagian atas berfungsi untuk melihat sampel sedimen yang terambil dan untuk membilas sisa sedimen yang masih menempel pada dinding bagian dalam alat tersebut.( Prasojo, N. D et al 2022)

Selanjutnya Budiyanto, A (2015) menjelaskan cara penggunaan plankton net ada 2 cara yang pertama sampling secara horisontal metode pengambilan plankton secara horisontal dimaksudkan untuk menentukan sebaran horisontal plankton. Jaring plankton pada suatu titik di perairan, ditarik menuju ke titik lain secara perlahan, jaring plankton ditarik pada jarak dan waktu tertentu (biasanya ± 3-5 menit). Angkat jaring plankton dan biarkan air keluar dari jaring. Jumlah air tersaring ditunjukkan oleh angka pada flowmeter, volume air tersaring dapat dihitung dengan cara mengalikan panjang jarak penarikan jaring plankton dengan luas

4. Alkohol Untuk mengawetkan

plankton

Tabel 4. Hasil Bahan Praktikum

(9)

9 bukaan jaring plankton. Dengan cara horisontal, sampel terbatas pada satu lapisan saja.

Lepaskan botol penampung sampel dengan hati-hati, jangan sampai tumpah. Tuangkan air yang berisikan plankton dalam botol penampung ke dalam botol sampel yang telah disiapkan sebelumnya. Tambahkan beberapa tetes lugol sebagai pengawet.

Yang kedua sampling secara vertikal Cara ini merupakan cara termudah untuk mengambl sampel dari seluruh kolom air (composite sample). Pasang pemberat pada bagian bawah jaring. Turunkan jaring plankton sampai pada kedalaman yang diinginkan. Setelah itu tarik jaring plankton ke atas secara perlahan dengan kecepatan konstan. Volume air yang tersaring dihitung dengan cara mengalikan kedalaman air dengan luas bukaan jaring plankton. Selanjutnya penanganan sampel yang terambil sama seperti perlakuan sampling secara horisontal diatas.

Selanjutnya penggunaan termometer yang pertama siapkan termometer air raksa dan pastikan air raksa berwarna merah pada termometer berada di reservoir. Bila air raksa tidak berada di reservoir, ayunkan bagian ujung termometer yang tidak berair raksa secara perlahan agar air raksa dapat turun pada suhu rendah. Selanjutnya, celupkan termometer air raksa ke dalam perairan yang akan diukur suhunya, tahan sekitar 1-2 menit atau sampai air raksa tidak bergerak lagi. Ketika termometer masih di dalam kolom air, dilakukan pembacaan nilai suhu dengan melihat ujung air raksa berwarna merah berada pada angka tertentu, maka itulah nilai suhu perairan yang selanjutnya dicatat.( Akamaking, D. I et al 2022)

Selanjutnya penggunaan TDS untuk menggunakan alat ini, pertama-tama, pastikan TDS meter dalam kondisi baik dan siapkan sampel air yang akan diuji. Nyalakan alat dengan menekan tombol daya hingga layar menyala. Setelah itu, celupkan probe ke dalam air hingga batas yang ditentukan dan tunggu beberapa detik sampai hasil pembacaan stabil. Nilai TDS akan muncul dalam satuan ppm (part per million), yang perlu dicatat sebagai hasil pengukuran. Setelah selesai digunakan, alat harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum disimpan agar tetap dalam kondisi optimal.( Carpenter KE, Niem VH 1999)

Penggunaan pH meter langkah pertama siapkan pH meter dan elektrode lengkap.

Ambil cairan yang hendak diukur keasamannya. Sediakan secukupnya, jangan terlalu sedikit dan jangan pula terlalu banyak. Perhatikan terlebih dahulu suhu cairan yang hendak diukur dengan suhu yang telah dikalibrasi sebelumnya sebelum dilakukan pengukuran. Pastikan keduanya harus sama, contohnya apabila suhu cairan yang hendak diukur sebesar 20℃, larutan harus dikalibrasi dengan suhu yang sama pula. Selanjutnya, buka penutup elektrode alat pH meter dan bilas menggunakan air khusus yang tersedia pada wadah pH meter tersebut, lalu bersihkan sampai kering dengan menggunakan tisu. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol power, kemudian celupkan elektrode ke dalam cairan yang hendak diukur,

(10)

10 selanjutnya putar elektrode larut menjadi homogen. Setelah itu, tekan tombol bertuliskan FUNC HOLD atau CAL dan akan muncul kata HOLD di layar. Kemudian, tunggu beberapa saat sampai muncul angka nilai pH yang menunjukkan kadar pH cairan tersebut. Setelah selesai, bilas pH meter dengan akuades dan bersihkan kembali elektrode pH meter dengan tisu sampai kering. (Irfan, M et al 2022)

Penggunaan pH kertas yang pertama ambil satu lembar kertas pH dari dalam wadah, kemudian celupkan kertas pH tersebut ke dalam air dan biarkan selama 2 3 detik. Angkat kertas pH dari dalam air dan perhatikan perubahan warna pada kertas pH tersebut.

Selanjutnya, kertas pH tersebut dampingkan dengan indikator warna yang ada pada wadah kertas pH. Bandingkan warna pada kertas pH dengan warna indikator pada wadah kertas pH, kemudian catat nilai pH yang paling mendekati antara kertas pH dan indikator skala yang tertera pada wadah kertas pH. (Irfan, M et al 2022)

Cara penggunaan alat DO meter yang pertama sediakan DO meter dan probe lengkap.

Sambungkan kabel probe dengan DO meter, kemudian buka penutup probe yang berwarna merah. Sebelum menyalakan DO meter, pastikan posisi tombol oksigen berada pada posisi O2 (air). Nyalakan DO meter dengan menekan tombol power, selanjutnya kalibrasi DO Meter dengan menekan tombol O2 CAL, tunggu hingga angka pada layar berada pada nilai oksigen udara sebesar 20,9 atau ada pada kisaran nilai 19-21. Setelah kalibrasi celupkan probe ke dalam air yang akan diukur kadar oksigen terlarutnya, tunggu sekitar 1-2 menit lalu geser tombol O2 (air) ke posisi mg/L (DO), diamkan hingga angka yang tertera di layar stabil.

Nilai tersebut menunjukkan nilai kadar oksigen terlarut di air, angkat kembali probe keluar dari air, bilas ujung probe dengan akuades, lalu bersihkan (Merlina, D 2021)

Penggunaan alat refractometer yaitu sebelum dipakai untuk mengukur salinitas perairan, teteskan akuades atau larutan NaCl 5% pada bagian prisma refractometer salinitas untuk kalibrasi. Setelah itu, bersihkan alat ini dengan tisu atau kain lembut dengan cara mengusap mengarah ke bawah. Untuk mengukur salinitas air, ambil sampel air yang akan diukur salinitasnya dengan menggunakan pipet tetes, kemudian teteskan air hingga melapisi seluruh permukaan prisma. Tutup menggunakan pipet tetes, lalu teteskan air hingga melapisi seluruh permukaan prisma. Tutup refraktometer salinitas secara hati-hati dengan mengembalikan pelat ke posisi awal. Prisma jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.

Untuk mendapat hasil salinitas, lihat kedalam ujung bulat refraktometer salinitas (seperti teropong). Kemudian akan terlihat satu angka skala atau lebih. Skala salinitas biasanya bertanda ‰ yang berarti “bagian per seribu” atau part per thousand (ppt), dari 0 didasar skala hingga 100 di ujung atasnya. Catat nilai ukuran salinitas yang terlihat pada garis atau batas pertemuan bagian putih dan biru. Setelah dipakai, bersihkan dan bilas kembali refraktometer salinitas dengan akuades lalu diusap hingga kering menggunakan tisu atau kain lembut.

(11)

11 Simpan kembali refraktometer salinitas pada wadah yang tersedia dan dalam keadaan kering.( Prasetyarini, A et al 2013)

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini menegaskan bahwa pemahaman dan penggunaan alat serta bahan yang tepat sangat berpengaruh terhadap validitas dan akurasi data dalam penelitian perairan. Berbagai parameter kualitas air seperti suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, dan kekeruhan harus diukur dengan peralatan khusus seperti pH meter, turbidimeter, DO meter, dan salinity refractometer untuk mendapatkan hasil yang akurat. Selain itu, bahan seperti aquadest, lugol, formalin, dan alkohol memainkan peran penting dalam kalibrasi dan pengawetan sampel.

Melalui pemahaman yang mendalam mengenai alat dan bahan yang digunakan, mahasiswa dapat melakukan pemantauan kondisi perairan secara lebih sistematis dan efektif.

Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk penelitian akademik, tetapi juga mendukung konservasi ekosistem perairan dan keberlanjutan sumber daya yang ada. Dengan demikian, penggunaan alat yang sesuai serta metode yang tepat menjadi aspek krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem akuatik dan memastikan kualitas air yang optimal.

Selain itu, praktikum ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana setiap alat bekerja dan bagaimana data yang diperoleh dapat digunakan dalam analisis lingkungan.

Misalnya, TDS meter digunakan untuk mengukur jumlah zat padat terlarut dalam air, yang dapat memberikan indikasi tentang tingkat pencemaran atau kualitas air secara keseluruhan.

DO meter membantu dalam menentukan kadar oksigen terlarut, yang sangat penting bagi kehidupan organisme akuatik. Plankton net digunakan untuk mengambil sampel plankton, yang dapat memberikan gambaran tentang produktivitas perairan dan keseimbangan ekosistem.

Dengan memahami cara kerja dan fungsi alat-alat ini, mahasiswa dapat lebih siap dalam melakukan penelitian dan pemantauan kualitas air di berbagai lingkungan perairan.

Praktikum ini juga menekankan pentingnya prosedur yang benar dalam pengambilan sampel dan analisis data, sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk mendukung kebijakan konservasi dan pengelolaan sumber daya perairan secara berkelanjutan.

(12)

12 Daftar Pustaka

Akamaking, D. I., Paulus, C. A., & Ayubi, A. A. (2022). KARAKTERISTIK PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA KAWASAN EKOWISATA MANGROVE DI WILAYAH PESISIR . Jurnal Bahari Papadak,vol 3(2), 41-48.

Allen G. 1997. Marine Fishes of Tropical Australia and South-East Asia. Western Australian Museum. Francis Street, Perth, Western Australia 6000.

Budiyanto, A. (2015). PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SEDERHANA STRUKTUR DAN ORGAN DALAM IKAN UNTUK MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN PADA PRAKTIKUM . Jurnal Kelautan Vol 8,(2), , 83-88.

Carpenter KE, Niem VH (eds). 1999a. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. The living marine resources of the western Central Pacific. Volume 3 Bony fishes part 1. (Elopidae to Linophrynidae). Rome: FAO, pp 1397-2068.

Carpenter KE, Niem VH (eds). 1999b. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. The living marine resources of the western Central Pacific. Volume 4 Bony fishes part 2. (Mugilidae to carangidae). Rome: FAO, pp 2069-2790.

Irfan, M., Jailani, & Kusumaningrum, W. (2022). KARAKTERISTIK BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR (FISIKA-KIMIA) DI PERAIRAN PANGEMPANG KECAMATAN MUARA BADAK KUTAI KARTANEGARA. Tropical Aquatic Sciences, Vol 1(2), 90-95.

Merlina, D. (2021). Pengembangan Kinerja Mikroskop Binokular Menjadi Mikroskop Berkamera untuk Alat Praktikum dan Penelitian . INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Vol 4 (1) , 15-20.

Prasetyarini, A., Fatmaryanti, S. D., & Akhdinirwanto, R. W. (2013). Pemanfaatan alat peraga sederhana IPA untuk peningkatan pemahaman konsep fisika pada siswa SMP Negeri 1 . Radiasi, 2(1), 7-10.

Prasojo, N. D., Jamilah, & Sasmito, M. S. (2022). Manajemen Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium. INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY,vol 6(2), 122-132.

Referensi

Dokumen terkait

sistem.. Laporan hasil perhitunga model analisis garis kecenderungan. Laporan jumlah ideal alat mesin pertanian. Laporan peramalan jumlah alat mesin pertanian. Laporan kebutuhan

Pengenalan alat dibutuhkan agar praktikan dapat memahami fungsi, prinsip kerja serta aplikasi dari peralatan-peralatan yang ada, sehingga praktikan dapat menentukan alat yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan luasan terumbu karang periode tahun 2001 - tahun 2011, kondisi ekosistem terumbu karang serta kondisi parameter perairan

LAPORAN GEOLOGI LAUT PENGENALAN ALAT DAN

Melalui praktikum ini, praktikan dapat mengetahui prinsip, fungsi dan cara pengoperasian beberapa alat praktikum yaitu spektrofotometer, hot plate, inkubator, lemari

13 ANALISIS HUBUNGAN PARAMETER SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TERI Stolephorus sp PADA ALAT TANGKAP BUNDES DANISH SEINE DI PERAIRAN KOTA TEGAL JAWA

Laporan praktikum instrumentasi kelautan yang membahas pengenalan alat-alat instrumentasi kelautan beserta fungsi dan cara

Analisis parameter kualitas air, logam berat, plankton, dan substrat dasar di perairan Angsana sebagai indikator pencemaran di Kabupaten Tanah