• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PEMELIHARAAN JALAN KERETA API MEDAN-TEBING TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA PEMELIHARAAN JALAN KERETA API MEDAN-TEBING TINGGI "

Copied!
76
0
0

Teks penuh

Dengan demikian menjadi jelas bahwa kebutuhan pemeliharaan merupakan suatu keharusan mutlak yang harus dipenuhi agar jalur kereta api tetap dalam kondisi baik dan dapat dilalui dengan aman selama perencanaan pelayanan perkeretaapian. Berdasarkan hasil analisis JO, analisis pemeliharaan kereta api yang digunakan oleh PT Kereta Api. Berdasarkan hasil analisis JO, analisis pemeliharaan kereta api yang digunakan oleh PT Kereta Api.

Based on the analysis of the maintenance cost calculation at PT KAI, Rp.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Maksud dan tujuan
  • Rumusan Masalah
  • Batasan Masalah

Kebutuhan pemeliharaan perkeretaapian dapat berupa pemeliharaan rutin terhadap struktur perkeretaapian yang mungkin mengalami penurunan kualitas akibat beban lalu lintas kereta api. Bagaimana sistem pemeliharaan yang dilakukan pada jalur kereta api Medan-Tebing Tinggi? Berapa berat beban pada rel kereta api, baik kereta penumpang maupun barang yang melewati stasiun kereta api di kota Medan?

Cara menghitung dan menentukan biaya pemeliharaan yang optimal untuk kegiatan pemeliharaan pada rel kereta api.

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Perkeretaapian

Namun pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km hilang, diyakini telah dibongkar pada masa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk membangun jalur kereta api di sana. Rel kereta api yang dibongkar pada masa pendudukan Jepang sepanjang 473 km, sedangkan rel kereta api yang dibangun pada masa pendudukan Jepang sepanjang 83 km antara Bayah – Cikara dan 220 km antara Muaro – Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi minim, KA Muaro - Pekanbaru dijadwalkan selesai 15 bulan dan mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 di antaranya adalah Romusha.

Membaca pernyataan sikap Ismangil dan banyak anggota AMKA lainnya menegaskan bahwa sejak tanggal 28 September 1945, kekuasaan perkeretaapian ada di tangan bangsa Indonesia.

Defenisi Jalan Rel

Struktur Jalur Rel Kereta Api

  • Gaya Vertikal
  • Gaya Transversal
  • Gaya Longitudinal

Ruang manfaat jalur kereta api diperuntukkan bagi pengoperasian kereta api dan merupakan kawasan yang tertutup untuk umum. Rumija : Ruang milik jalur kereta api, adalah tanah di sebelah kiri dan kanan ruang jalur kereta api yang dipergunakan untuk menjamin pembangunan jalur kereta api. Ruwasja: Ruang pengawasan rel kereta api adalah sebidang tanah atau kawasan lain di sebelah kiri dan kanan ruang kereta api untuk keselamatan dan kelancaran pengoperasian kereta api.

Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh kereta api yang melintas pada jalur kereta api harus dilawan oleh struktur kereta api, yaitu: gaya vertikal, gaya horizontal tegak lurus sumbu lintasan (gaya transversal), dan gaya horizontal memanjang searah sumbu lintasan (gaya longitudinal).

Gambar 2.1. Struktur Jalan Rel.
Gambar 2.1. Struktur Jalan Rel.

Pengelompokkan dan Kelas Jalan Rel

Kapasitas lalu lintas angkutan adalah perkiraan jumlah angkutan yang melewati suatu trayek selama setahun, dalam satuan ton/tahun. Kb = koefisien yang besarnya tergantung pada tekanan gandar, yaitu: Kb = 1,5 untuk tekanan gandar < 18 ton. Kelas kereta api di Indonesia dapat dibagi berdasarkan lebar jalur kereta api yang ada di Indonesia.

Lebar jalur kereta api terbagi menjadi lebar 1.067 mm dan lebar 1.435 mm.

Tabel 2.1 Kelas Jalan Rel berdasarkan lebar jalan jalan rel 1067 mm
Tabel 2.1 Kelas Jalan Rel berdasarkan lebar jalan jalan rel 1067 mm

Komponen Jalan Rel

  • Rel 15
  • Bantalan
  • Penambat Rel
  • Wessel

Sambungan rel ialah binaan yang menghubungkan dua hujung rel, supaya kereta api boleh bergerak dengan selamat dan selesa di atasnya. Dengan penempatan titik rel seperti ini, perlanggaran antara roda dan titik rel adalah lebih baik, tetapi perjalanan kereta api yang melepasi muatan ini akan terasa keras. Jenis kayu yang biasa digunakan oleh PT Kereta Api untuk bantalan rel ialah kayu jati dan kayu besi.

Bentuk dan dimensi bantalan kayu yang umumnya digunakan sesuai dengan lebar rel konstruksi kereta api di Indonesia yaitu 1067 mm. Terdapat dua jenis bantalan beton yang digunakan dalam konstruksi perkeretaapian di Indonesia, yaitu bantalan beton dua blok (bi-blok) dan bantalan beton satu blok (monolitik). Semakin berat beban dan semakin tinggi kecepatan kereta yang melewatinya, maka sambungan yang digunakan harus semakin kuat untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam pengoperasiannya.

Wessel merupakan penghubung antara dua jalur kereta api dan tujuannya adalah untuk mengalihkan atau mengalihkan pergerakan kereta api dari satu jalur ke jalur lainnya. Dengan lidah berputar dan lidah pegas, ujung lidah dapat digeser untuk menempel dan menekan rel ram, sehingga menentukan lintasan kereta. Jarum dan flensa pada wessel memungkinkan flensa roda kereta melewati persimpangan rel.

Agar musang dapat mengarahkan kereta pada jalur kereta api yang diinginkan, lidahnya harus menempel dan menempel pada rel rangka. Jadi pada dasarnya, rel paksa lebih mengacu pada kemampuan rel dalam memaksa roda kereta api agar tidak bergerak keluar ke arah horizontal.

Tabel 2.3 Karakteristik Rel
Tabel 2.3 Karakteristik Rel

Peraturan Tentang Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Ketika roda berada di ujung jarum, kemungkinan pergerakan horizontal roda akan dicegah oleh rel pemaksa. Mengenai pemeliharaan prasarana perkeretaapian, kecukupan prasarana perkeretaapian, dalam semua pekerjaan yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengelola prasarana wajib memelihara prasarana perkeretaapian agar tetap layak operasional.

Risiko Kerusakan pada Jalan Rel

Khusus pada tikungan rel kereta api, resiko keausan lebih besar karena tekanan flensa roda terhadap kepala rel pada saat diputar akan lebih besar akibat gaya sentrifugal. Pemantauan akibat keausan railhead biasanya dilakukan dengan melakukan pengukuran railhead secara manual atau dengan melakukan pengukuran kereta ukur mekanis (MTT) yang nantinya akan menghasilkan data Indeks Kualitas Rel pada lintasan. Pada jalan lurus, keausan lintasan maksimum (e max) diukur secara manual dengan mengukur pada sudut 450 terhadap sumbu horizontal (E).

Nilai keausan yang diperbolehkan pada kepala rel menurut jenis rel dapat dilihat pada Tabel 2.5. Pergerakan berkelok-kelok pada jalur kereta api disebabkan oleh pergerakan sepasang roda yang tidak bergerak lurus ke depan melainkan bergeser ke kiri atau ke kanan. Kejadian ini umumnya terjadi akibat lebar rel yang melebar karena adanya beban lalu lintas yang melewatinya, lepasnya ikatan rel sehingga mengakibatkan perpindahan rel, atau karena faktor waktu dari roda kereta itu sendiri.

Patah sambungan merupakan resiko kerusakan yang terjadi akibat kurang sempurnanya pelaksanaan penyambungan antar rel. Selain itu, patahnya sambungan juga dapat terjadi akibat pembengkokan lintasan (rail creep) atau larinya rel. Kerusakan patah pada bantalan umumnya terjadi akibat ketidakmampuan bantalan dalam menerima beban vertikal akibat beban melintang yang melewati rel kereta api.

Kerusakan akibat sabotase adalah kerusakan pada badan kereta api yang terjadi akibat pencurian bagian-bagian kereta api. Kerusakan akibat longsor pada badan kereta api dapat terjadi karena drainase jalur tidak berfungsi maksimal, pemanfaatan lahan kereta api oleh masyarakat atau faktor alam yang terjadi.

Gambar 2.7 Pengukuran menentukan aus kepala rel  Sumber: Adventia Mega Wardhani. 2016
Gambar 2.7 Pengukuran menentukan aus kepala rel Sumber: Adventia Mega Wardhani. 2016

Pemeliharaan jalan rel dengan analisa JO tahun 2011

  • Analisa Pemeliharaan jalan rel dengan Analisa JO tahun 2011
    • Pemeliharaan dengan Pemecokan
    • Pemeliharaan Terowongan
    • Pemeliharaan Lingkungan jalan rel
    • Pemeliharaan Wesel

Frekuensi pemeriksaan adalah 8 kali dalam setahun untuk kereta jalan raya dan 4 kali dalam setahun untuk kereta api. Frekuensi perawatan pelumasan sendi dilakukan 8 kali dalam 1 tahun untuk kereta api jalan raya dan 4 kali dalam 1 tahun untuk jalur kereta api. Frekuensi pemeliharaan pemeriksaan sambungan adalah 8 kali setahun untuk kereta api jalan raya dan 4 kali setahun untuk jalur kereta api.

Frekuensi pemeliharaannya setiap 12 bulan sekali selama 1 tahun, dan standar JO untuk bekerja adalah 2 jam per jam. upaya. Frekuensi pekerjaan pembersihan rumput dilakukan sebanyak 8 kali dalam 1 tahun dengan standar JO 5 meter per jam. Frekuensi pekerjaan dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 tahun dan standar JO untuk analisis pekerjaan sebanyak 10 track gauge.

Frekuensi pekerjaan penyapuan mesin dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 tahun dan standar JO pekerjaan adalah 30 track meter untuk 1 jam kerja. Penyemprotan ini dilakukan sebanyak 8 kali dalam 1 tahun dan standar JO untuk pekerjaan ini adalah 30 lajur meter/jam. Pemeriksaan wesel atau perlintasan dilakukan 4 kali dalam 1 tahun untuk kereta api jalan raya dan 2 kali dalam 1 tahun untuk jalur kereta api.

Frekuensi pemeliharaan ini dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 tahun untuk kereta jalan raya dan 2 kali dalam 1 tahun untuk jalur kereta api. Frekuensi pengencangan baut pada wesel ini dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 tahun untuk satu wesel. Frekuensi kerja angkatan ini adalah 4 kali setahun untuk kereta jalan raya dan 2 kali setahun untuk jalur kereta api.

Frekuensi kerja gaya ini adalah 4 kali setahun untuk kereta api jalan raya dan 2 kali setahun untuk jalur kereta api.

Tabel 2.8 Penjelasan Kebutuhan JO Pemeliharaan jalan rel PT Kereta Api Indonesia (lanjutan)
Tabel 2.8 Penjelasan Kebutuhan JO Pemeliharaan jalan rel PT Kereta Api Indonesia (lanjutan)

Perbedaan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan

  • Rencana Anggaran Biaya Upah Pemeliharaan
  • Perhitungan kebutuhan pekerja pemeliharaan untuk setiap bulan

Pelan anggaran kos buruh penyenggaraan dengan analisis JO dilakukan dengan mengambil kira rancangan anggaran kos apabila pekerja berasal dari tenaga kerja PT Kereta api sendiri dan juga tenaga kerja apabila mereka datang dari tenaga kerja penyedia perkhidmatan. Pengiraan upah penyelenggaraan kereta api apabila pekerjanya menjadi buruh harian dari PT Kereta Api sendiri dilakukan dengan persamaan. Pengiraan gaji penyenggaraan kereta api apabila pekerja adalah buruh harian yang datang dari penyedia perkhidmatan dilakukan dengan persamaan.

Upah pemeliharaan kereta api setiap pegawai dalam 1 bulan (UMR 1 bulan) UMR per bulan = Tenaga Kerja (OH) x UMR/bulan/orang.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Gambaran Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Motode Penelitian
  • Pengumpulan Data
    • Data perhitungan evaluasi komponen rel berdasarkan Passing Tonnage
  • Pengolahan Data
  • Flowchart

Penelitian ini dilakukan di wilayah operasional PT Kereta Api Divisi Regional I Sumatera Utara rute Stasiun Medan – Tebing Tinggi sepanjang 80,5 kilometer. Stasiun Tebing Tinggi merupakan stasiun penghubung yang dilalui kereta penumpang dan barang dari Stasiun Medan menuju Stasiun Rantau Parapat sebagai stasiun akhir Kereta Api Divisi Regional I Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah dengan mengevaluasi komponen rel yang terpasang berdasarkan metode Passing Tonnage dan analisis JO sebagai standar yang digunakan dalam menghitung kebutuhan pemeliharaan tahunan pada jalur kereta api.

Pada penelitian tugas akhir ini, jalur yang diteliti adalah jalur kereta api Medan-Tebing Tinggi. Pengumpulan data melalui survei data pada instansi terkait bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan perkeretaapian yang sedang dikerjakan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh data mengenai berat lokomotif dan gerbong baik kereta barang maupun penumpang yang melewati jalur kereta api Medan-Tebing Tinggi, penataan lokomotif dan gerbong kereta api (Formasi stempel), peta perlintasan kereta api di Regional Sumatera Utara Wilayah operasional I, data jumlah komponen rel yang terpasang, data spesifikasi bantalan rel yang digunakan, buku PTDO 2019 yang berisi daftar nomor kereta yang melintas dan jumlah lokomotif yang digunakan pada setiap kereta, serta grafik perjalanan kereta api tahun 2019 (GAPEKA 2019).

Kepala resor merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan pemeliharaan jalur kereta api yang terbagi dalam beberapa bagian jalur pemantauan. Selain data pemeriksaan dan pemeliharaan kereta api, data lain yang diperlukan untuk melaksanakan tugas akhir ini adalah biaya gaji 1 orang pekerja pemeliharaan kereta api, serta biaya alat kerja dan seragam seorang pekerja pemeliharaan kereta api. Berdasarkan perhitungan dan analisis kebutuhan pemeliharaan jalur KA Medan – Tebing Tinggi berdasarkan analisis transient tonnage dan NO maka dapat disimpulkan.

Herbet (2017) Evaluasi komponen perkeretaapian berdasarkan analisis tonase lintasan dan kebutuhan pemeliharaan menggunakan analisis JO. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem pemeliharaan kereta api tahunan berdasarkan hasil pengukuran mekanisasi dengan kereta EM-120 dan perawatan visual.

Gambar 3.1 Lokasi penelitian
Gambar 3.1 Lokasi penelitian

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Data Lintas Kereta Api

Perhitungan Passing Tonage (Perjana 2012)

Hitung Ketebalan Minimum Balas

Kondisi Struktur Jalan Rel

  • Data Bantalan Rel

Perhitungan kebutuhan pemeliharaan jalan rel dengan analisa JO tahun 2011

  • Resort I.1 Medan (KM 0+000 s.d 21+100)
    • Perhitungan Analisa JO kebutuhan jalan rel
    • Perhitungan biaya pemeliharaan jika pekerja berasal dari penyedia
    • Perhitungan kebutuhan tenaga kerja per-hari untuk setiap bulan
  • Resort I.3 Perbaungan (KM 29+000 s.d 54 +000) Error! Bookmark not
  • Resort I.4 Bamban (KM 54+000 s.d 80 +000) ..... Error! Bookmark not

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Jalan Rel.
Gambar 2.2 Ruang Bebas Jalan Rel Single Track  Sumber: Peraturan Dinas No.10 (PD 10)
Gambar Profil Jalan Rel
Tabel 2.1 Kelas Jalan Rel berdasarkan lebar jalan jalan rel 1067 mm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran tingkat kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil pengukuran yang terukur di lapanagn dalam periode waktu tertentu dengan standar yang telah ditetapkan serta

Pembangunan jalan layang kereta api sepanjang ± 8 km yang merupakan bagian dari rencana membangun jalur Stasiun Medan-Stasiun Bandara Kualanamu dengan total panjang 27

daerah manfaat jalan kereta api dan pelebaran jalan rel maupun penambahan jalur dikemudian hari serta kebutuhan ruang untuk pengamanan kontruksi jalan rel. 7) Dawasja Rel

“ Pola Permukiman Masyarakat di Pinggiran Rel Kereta Api (Studi Kasus : Permukiman Lingkungan XII Jalan Arteri Ringroad Medan) ”.. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan

Judul Skripsi : Pola Permukiman Masyarakat di Pinggiran Rel Kereta Api (Studi Kasus : Permukiman Lingkungan XII Jalan Arteri Ringroad Medan).. Nama Mahasiswa : Cut

*MAKALAH PENGETAHUAN TENTANG STASIUN, FASILITAS & JALAN REL KERETA API* 22 Intinya lapisan ballast harus rapat, bersih tidak bercampur tanah dan lumpur, harus ada di bawah bantalan

Studi Keselamatan Dan Keamanan Transportasi Di Perlintasan Sebidang Antara Jalan Rel Dengan Jalan Umum Studi Kasus Perlintasan Kereta Api Di Jalan Kaligawe Kota Semarang.. Samurai PKK

Laporan perencanaan jalan kereta api dari Kecamatan Semin ke Kecamatan Mayaran disusun sebagai salah satu syarat untuk mata kuliah Jalan