• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengendalian Kualitas Produk Versaboard di PT Bakrie Building Industries Menggunakan Metode FTA dan FMEA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisa Pengendalian Kualitas Produk Versaboard di PT Bakrie Building Industries Menggunakan Metode FTA dan FMEA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

SistematikaPenulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dan Teori

  • Kualitas
  • Diagram Pareto (Pareto Analys)
  • FTA (Fault Tree Analysis)
  • FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Menurut Hanif et al (2015), metode FTA (Fault Tree Analysis) adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko yang berkontribusi terhadap kegagalan. Menurut Chrysler dalam Fauzi dkk (2016), FMEA merupakan prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. Menurut Moubray dalam Ghivaris dkk (2015), FMEA merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kegagalan yang dapat ditimbulkannya.

Menurut Rachman et al (2016), Design FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) digunakan untuk menganalisis produk sebelum produksi. Menurut Rachman et al (2016), Process FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) digunakan untuk menganalisis proses manufaktur dan perakitan. Menurut Rachman dkk (2016), terdapat tiga variabel proses utama dalam FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) yaitu Severity, Occurrence dan Detection.

Menurut Ghivaris dkk (2015), tingkat keparahan adalah masalah menentukan potensi dampak suatu kesalahan dengan mengurutkan kesalahan berdasarkan konsekuensi yang ditimbulkannya. Menurut Ghivaris et al (2015), RPN (Risk Priority Number) merupakan produk matematis dari tingkat keparahan dampak (severity), probabilitas penyebab akan menimbulkan cacat terkait dengan dampak (occurrence) dan kemampuan untuk mendeteksi cacat sebelum terjadi pelanggan (penemuan).

Diagram  pareto  (Pareto  Chart)  adalah  metode  dalam  mengorganisasikan  kesalahan,  atau  cacat  untuk  membantu  focus  atas  usaha  penyelesaian  masalah
Diagram pareto (Pareto Chart) adalah metode dalam mengorganisasikan kesalahan, atau cacat untuk membantu focus atas usaha penyelesaian masalah

Penelitian Terdahulu

Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) merupakan teknik pencegahan kesalahan pada tahap desain perangkat lunak, dengan melakukan analisis komprehensif menggunakan kombinasi teknik DFMEA dan DFTA, Anda dapat mengidentifikasi kesalahan desain yang berpotensi berbahaya. Mode Kegagalan dan Analisis Efek (FMEA). FMEA) adalah alat jaminan kualitas yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi cacat dan dampaknya terhadap proses dan produk sehingga peningkatan kualitas berkelanjutan dapat dicapai dengan menguranginya. Tujuan dari makalah penelitian ini adalah untuk menunjukkan kontribusi FMEA dalam mencapai peningkatan kualitas berkelanjutan (CQI).

PFMEA adalah analisis teknik yang digunakan untuk memahami potensi kegagalan dalam proses manufaktur. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar merupakan perusahaan yang menghasilkan tenaga listrik dengan mengoperasikan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung keandalan instalasi desalinasi dan menganalisis skala prioritas pengoperasian instalasi desalinasi.

Menghidupkan kembali aktivitas bisnis independen menggunakan indikator OEE dan metodologi Failure Mode Effect And Critical Analysis (FMECA). Tujuan utama penerapan TPM adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi jenis kerusakan pada komponen kritis yang menjadi subjek penelitian dan meningkatkan nilai keseluruhan peralatan efektivitas (OEE) sebagai ukuran kinerja penelitian ini. Selain itu, metode yang digunakan untuk mengurangi jenis kerusakan pada penelitian ini adalah Failure Mode and Effect Critical Analysis (FMECA).

Bimbingan Ilahi menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan metode kegagalan serta metode efek. Usulan perbaikan adalah dengan membuat alat bantu proses merajut agar pekerja mengingat jumlah jahitan yang akan dibuat yaitu 10 putaran, mengganti mesin atau melakukan perawatan berkala yaitu minimal sebulan sekali mengganti jarum yang sudah aus. keluar, ganti bohlamnya dengan yang lebih baik, tentunya mengadakan pelatihan bagi para pekerja yang ditugaskan.

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Data dan Informasi
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Pengolahan dan Analisa Data
  • Langkah – langkah Penelitian

Penentuan jenis kesalahan tertinggi. Pada tahap ini, menganalisis penyebab kegagalan besar produk Versaboard. Saat menganalisis penyebab kegagalan terbesar, diagram Pareto digunakan untuk menentukan jenis kegagalan tertinggi pada produk Versaboard. Pada bulan Januari 2018, total cacat pada produk Versaboard sebanyak 1116 dari total produksi 92380 dengan tingkat cacat sebesar 1,21% 3. Dari Tabel 4.2 terlihat terdapat delapan jenis cacat yang terjadi pada produk Versaboard, yaitu : cacat pegangan, cacat pembengkakan, cacat chip, cacat keran, cacat tanda air, cacat bevel, cacat.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan FTA (Fault Tree Analysis) pada Gambar 5.1, faktor penyebab cacat Grepes pada produk Versaboard di PT. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rangka mata pisau potong samping yang kendor, mata pisau potong samping yang digunakan sudah tumpul dan kurangnya perawatan pada mata pisau potong samping. Gantilah mata pisau pemotong samping secara berkala, tergantung pada umur pisau pemotong samping, dan perbanyak stok pisau pemotong samping dengan bahan yang lebih tahan lama.

Berdasarkan hasil analisa 5W + 1H, proses penggantian sudu side trim pada mesin trim dilakukan secara berkala berdasarkan umur sudu yaitu setiap 2 jam sekali yang dilakukan oleh bagian maintenance, sehingga dapat meminimalisir terjadinya grpes. cacat yang muncul pada produk Versaboard. Berdasarkan analisa yang dilakukan dengan menggunakan FTA (Fault Tree Analysis), faktor penyebab terjadinya cacat grep pada produk Versaboard di PT. Usulan perbaikan adalah dengan melakukan proses perbaikan cacat grepes berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number) terbesar yaitu mata pisau potong samping yang digunakan berbentuk tumpul dengan nilai RPN sebesar 336 dari hasil FMEA (Failure Mode And Effect Analisa (Analysis) yaitu penggantian mata pisau potong samping secara berkala dan penambahan mata pisau potong samping standar dengan bahan yang lebih tahan lama.

Berdasarkan analisa 5W+1H, saran perbaikan terhadap cacat grepes adalah dengan melakukan penggantian pisau pemangkas samping secara berkala sesuai umur pisau yaitu setiap 2 jam sekali, yang dilakukan oleh bagian perawatan pemangkas, yang bertujuan untuk meminimalisir kerusakan pada grepes. terjadinya cacat grepes. Gantilah pisau pelapis dinding secara berkala agar pisau pelapis bekas tetap tajam, sehingga cacat genggaman dapat diminimalkan. Menambah stok pisau pelapis dengan bahan yang lebih awet agar proses penggantian pisau sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Menjelaskan bahwa beliau telah melakukan wawancara untuk tugas akhir yang berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK VERSABOARD MENGGUNAKAN METODE FTA (FAULT TREE ANALYSIS) DAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) DI GEDUNG PT.BAKRIE” nilai kesulitan, kejadian dan pendeteksiannya menggunakan metode Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menganalisis cacat pada produk Versaboard di PT. CVL = 100 x (detak jantung saat istirahat - detak jantung saat istirahat pada ) detak jantung maksimum - detak jantung istirahat.

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengumpulan Data

  • Hasil Produksi Perusahaan
  • Sistem Kerja
  • Fasilitas PT. Bakrie Building Industries
  • Proses Produksi Versaboard
  • Data Total Produksi Versaboard dari Desember

Diresmikan pada tanggal 8 Oktober 1976, BBI memenuhi kebutuhan pasar akan bahan bangunan yang berkualitas sehingga menghasilkan bangunan yang tidak hanya cantik, namun juga kuat dan tahan lama. Pada tahun 1973 PT James Hardie Indonesia yang merupakan pendahulu BBI didirikan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dengan nama PT Harflex Asbestos Semen. Pada tahun 1985 pesatnya pertumbuhan perusahaan membuat Bakrie and Brother mengakui PT James Hardie Indonesia sebagai bagian dari PT Bakrie and Brother Tbk dan pada tahun 1986 perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya dengan mengoperasikan mesin lembaran No.2 dengan total kapasitas produksi mencapai 90.000 ton/tahun, kemudian pada tahun 1985 Pada tahun 1988 perusahaan berganti nama menjadi PT Jaya Harflex Indonesia dengan jangkauan pasar yang semakin luas hingga ke seluruh tanah air.

Pada tahun 1990 BBI menjawab kebutuhan pasar akan jasa terpadu dalam konstruksi bangunan, pada tahun ini perusahaan memperluas bidang usahanya dengan memproduksi Arcon Architectural Concrete Panel, dan pada tahun 1991 perusahaan resmi berganti nama menjadi Bakrie Building Industries sebagai bagian dari Bakrie & Brother Tbk. . Pada tahun 2000, kualitas dan komitmen perusahaan untuk memberikan yang terbaik diakui dengan keberhasilan perusahaan dalam meraih ISO pada tahun 2005, sehingga meningkatkan permintaan terhadap perusahaan. Pada tahun 2007 perusahaan merilis inovasi terbarunya dalam penjualan bahan bangunan dengan meluncurkan Versaboard (Produk Bebas Asbes dari Kalsium Silikat Board).

BBI semakin memantapkan dirinya sebagai salah satu perusahaan bahan bangunan terbesar di Indonesia ketika memasuki bisnis atap metal pada tahun 2009. Pada tahun 2010, perusahaan kembali diakui keberhasilannya dalam menjaga dan meningkatkan kualitas beberapa produknya dengan memperoleh ISO. Daan Mogot KM 17.3 Kalideres Jakarta Barat, lokasi ini merupakan pabrik tempat berlangsungnya proses pembuatan produk bahan bangunan.

PT Bakrie Building Industries bergerak dalam industri fiber semen untuk atap, plafon dan partisi. PT Bakrie Building Industries merupakan salah satu perusahaan bahan bangunan terbesar dan terkemuka di Indonesia, menawarkan berbagai macam produk kepada konsumen yang membutuhkan bahan bangunan berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri dan perumahan. PT Bakrie Building Industries mempekerjakan tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja lokal yang direkrut dari berbagai daerah di Indonesia.

Dari Gambar 4.11 diatas terlihat perbandingan total produksi dan total error pada tiga periode adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2 Lokasi Perusahaan  Sumber : Google Maps 2018
Gambar 4.2 Lokasi Perusahaan Sumber : Google Maps 2018

Pengolahan Data

  • Pengolahan Data Dengan Diagram Pareto
  • Analisa FTA (Fault Tree Anlysis)
  • Analisa FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Menurut Yamit (2010), Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan vital dengan menerapkan aturan perbandingan 80:20, artinya 80% perbaikan dapat dicapai dengan menyelesaikan 20% permasalahan terpenting yang dihadapi, oleh karena itu dari 8 jenis cacat terdapat jenis cacat yang dominan yaitu cacat Gripes dengan persentase kecacatan sebesar 42,14. Berdasarkan hasil analisis menggunakan diagram Pareto diperoleh jenis cacat yang dominan yaitu cacat gripes dengan persentase cacat sebesar 42,14. Beban kardiovaskular (cardiovaskular load) adalah perbandingan antara peningkatan denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimal (Manuaba & .vanWorterghem, 1996), beban kardiovaskular dihitung dengan menggunakan rumus.

Gambar 4.12 diagram pareto data total keseluruhan jenis cacat produk  Versaboard PT. Bakrie Building Industries
Gambar 4.12 diagram pareto data total keseluruhan jenis cacat produk Versaboard PT. Bakrie Building Industries

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Hasil Dari Metode FMEA (Failure Mode And Effect

Saran untuk meningkatkan kualitas kemudi engkol pada produsen senjata dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA): Jurnal Online National Institute of Technology, Vol. Panduan Ilahi Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA): Jurnal Kalibrasi, Vol. X Menggunakan metode Failure Method and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA): Institut Online Journal.

Usulan perbaikan produk cacat dengan menggunakan metode Fault Mode and Effect Analysis dan Fault Tree Analysis di PT. Analisis penentuan faktor kegagalan dominan pada desain komponen filter oli jok ASS'Y menggunakan metode FMEA (Failure Mode And Effect Analysis) di PT. CVL sebesar 32,81%, hasilnya antara 30% hingga 60%, operator stacker mengalami kelelahan kerja sehingga mengakibatkan penurunan kinerja operator selama bekerja.

CVL sebesar 36,36%, karena hasilnya bervariasi antara 30% hingga 60% maka operator stacker mengalami kelelahan kerja sehingga menyebabkan menurunnya kinerja operator selama bekerja. CVL sebesar 31,81%, karena hasilnya bervariasi antara 30% hingga 60% maka operator stacker mengalami kelelahan kerja yang menyebabkan menurunnya kinerja operator selama bekerja.

Tabel 5.2 Analisa 5W + 1H Usulan perbaikan cacat grepes
Tabel 5.2 Analisa 5W + 1H Usulan perbaikan cacat grepes

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Pengukuran Fisik Lingkungan Kerja dan Operator untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja: Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. Perhitungan dan Usulan Peningkatan Tingkat Keandalan Pabrik Desalinasi PLTGU Muara Tawar Menggunakan Analisis Weibull dan FMEA Sebagai Dasar Pemeringkatan Prioritas: Jurnal PASTI, Vol. Revitalisasi Bisnis Mandiri Menggunakan Indikator OEE DAN FMECA (Failure Mode Effect dan Critical Analysis) Metode : Jurnal PASTI, Vol.

Lingkungan kerja fisik yang diukur terdiri dari suhu, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan di sekitar area mesin penumpukan.

Tabel Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan
Tabel Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan

Gambar

Gambar 1.1 Persentase cacat bulan Desember 2017  – Febuari 2018  Sumber : PT. Bakrie Building Industries 2018
Diagram  pareto  (Pareto  Chart)  adalah  metode  dalam  mengorganisasikan  kesalahan,  atau  cacat  untuk  membantu  focus  atas  usaha  penyelesaian  masalah
Tabel 2.1 Simbol Dalam FTA (Fault Tree Anlysis)
Gambar 2.2 Contoh FTA Gerbang OR  Sumber : Kartika et el (2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian pengolahan data menggunakan metode stratifikasi untuk mengelompokkan cacat-cacat yang ada berdasarkan karakteristik keseriusan cacatnya, diagram pareto untuk

Selanjutnya dilakukan analisa Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) dari kriteria cacat dominan yang telah diketahui dari diagram pareto. Diagram ini bertujuan untuk

Metode Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi kualitas sebagai tindakan perbaikan dan memberikan usulan

Diagram ini dapat menunjukkan masalah yang yang harus segera dipecahkan untuk menghilangkan kerusakan dan memperbaiki operasi (Harahap et al., 2018). Jenis cacat yang paling

Setelah data-data tersebut diolah didapat hasil yaitu berdasarkan diagram pareto diketahui jenis cacat yang paling dominan pada baja tulangan S.25 adalah cacat dimensi yaitu

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Bordir Komputer Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di CV.BATARI

Diagram 4.3 Diagram Pareto Cacat proses Welding Furnace Bed Boiler Diagram 4.4 Diagram Sebab Akibat (fishbone) cacat

Pengolahan Data Produk Deffect Handle ss belly shape TK dengan Menggunakan Metode FMEA Key Process Input Potential Failure Mode Potential Failure Effect Severity