Analisis beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX untuk memperkirakan beban kerja operator lantai produksi di PT. Tuntutan target produksi menyebabkan operator mengalami tekanan yang tinggi sehingga menimbulkan ketegangan mental. Londonsumatra Indonesia, Tbk Turangie Oil Oil Mill bertujuan untuk menilai beban kerja yang dialami operator di lantai produksi dengan menggunakan metode National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (Nasa-TLX) dengan enam indikator beban kerja yaitu tuntutan mental, tuntutan fisik, tuntutan temporal. , kinerja, tingkat upaya dan frustrasi, serta pengambilan sampel pekerjaan.
Metode Nasa-TLX dilakukan untuk mengetahui beban kerja mental yang dialami masing-masing operator dan metode work sampling dilakukan untuk mengetahui persentase waktu produktif operator di lantai produksi. Hasil pengukuran dengan metode Nasa-TLX menunjukkan bahwa beban kerja tertinggi terjadi pada stasiun penerima (operator whinch tali whinch) sebesar 82,33% dan indikator tuntutan fisik merupakan indikator dominan yang mempengaruhi beban kerja mental operator. Tingginya beban kerja pada operator maka perlu diberikan usulan perbaikan yaitu pemberian tambahan waktu istirahat antar jam kerja, rotasi operator, pengaturan shift kerja dan perbaikan kebiasaan individu operator dalam bekerja.
Analisis beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX untuk mengevaluasi beban kerja operator di lantai produksi PT. Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Beban Kerja Mental Menggunakan Metode NASA-TLX untuk Evaluasi Beban Kerja Operator di Lantai Produksi PT.
METODE PENELITIAN
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Latar Belakang Masalah
Beban kerja mental adalah beban kerja yang diterima pekerja setelah melakukan pekerjaan mental/psikologis. Beban mental/psikologis dapat berupa derajat tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki seseorang bersama dengan individu lainnya.2. Mengacu pada uraian di atas, terlihat bahwa permasalahan beban kerja mental yang dialami pekerja di lantai produksi berbeda-beda tergantung pekerjaannya.
Oleh karena itu, penulis mengkaji penelitian Analisis Beban Kerja Mental Operator di lantai produksi PT. Pengukuran beban kerja mental dalam pencarian tugas menggunakan metode rating scale mental Effort (RSME), Bandung: Teknik Industri ITB. Analisis beban kerja mental menggunakan Nasa-TLX dan evaluasi jumlah pekerja di lantai produksi, Semarang: Teknik Industri UNDIP.
NASA-TLX merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis beban kerja mental yang dihadapi pekerja yang harus melakukan berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Metode sampel kerja merupakan suatu metode pengukuran beban kerja yang bertujuan untuk mengetahui persentase waktu produktif seorang pekerja pada jam kerja normal.
Perumusan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui beban mental dan produktivitas kerja operator di lantai produksi yaitu dengan menggunakan National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) dan metode work sampling.
Batasan Masalah dan Asumsi
Operator yang diamati adalah operator yang bekerja dalam kondisi normal dan sehat jasmani dan rohani.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata yaitu ‘ergon’ yang berarti kerja dan ‘nomos’ yang berarti aturan atau hukum. Namun semuanya membahas satu hal yang sama, yaitu optimalisasi fungsi manusia atas aktivitas yang dilakukan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ‘ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyelaraskan atau menyeimbangkan seluruh fasilitas yang digunakan untuk beraktivitas dan beristirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental, sehingga kualitas hidup secara keseluruhan meningkat. .”
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, mengurangi beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. Menciptakan keseimbangan yang rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomi, antropologi dan budaya pada setiap sistem kerja yang dilakukan untuk menciptakan kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Tercapainya kualitas hidup manusia yang optimal, baik di tempat kerja, di lingkungan sosial, maupun di lingkungan keluarga, oleh karena itu menjadi tujuan utama penerapan ergonomi.3.
Manusia dan Pekerjaannya
Manusia adalah pusat dari sistem, baik manusia maupun peminat sistem. Karena manusia perlu berinteraksi dengan sistem untuk mengontrol proses yang sedang berlangsung dalam proses tersebut, maka ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pekerjaan mereka. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok faktor diri (individu), terdiri dari faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri dan seringkali sudah ada sebelum pegawai tersebut memasuki lingkungan kerja. Kecuali pendidikan dan pengalaman, semua faktor di atas tidak dapat diubah dan kelompok faktor eksternal terdiri dari faktor-faktor yang hampir seluruhnya berada di luar karyawan dan umumnya berada dalam kendali manajemen perusahaan untuk mengubahnya.
Secara umum faktor situasional tersebut dibedakan menjadi faktor fisik, seperti: mesin, peralatan kerja, material, lingkungan kerja, pengawasan, upah, lingkungan sosial dan lain sebagainya.
Beban Kerja
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dapat berupa kriteria biaya, mutu dan waktu penyelesaian yang dikaitkan dengan jumlah output. Menurut Meshkati dalam jurnal Widyanti, dkk (2010), beban kerja dapat diartikan sebagai perbedaan antara kemampuan pekerja dan kebutuhan pekerjaan. Sebaliknya jika kemampuan pekerja lebih rendah dari persyaratan pekerjaan maka akan terjadi kelelahan yang berlebihan.6.
Jurnal Hoonaker, dkk (2011) juga menjelaskan bahwa beban kerja merupakan suatu konsep yang digunakan untuk menjelaskan sejauh mana seorang operator telah menggunakan kemampuan fisik dan mentalnya untuk menyelesaikan suatu tugas. Beban kerja sendiri dipengaruhi oleh tuntutan eksternal suatu pekerjaan, lingkungan, faktor organisasi dan psikologis, dan lain sebagainya.
Beban Kerja Mental
Faktor penyebab perubahan aspek psikologis dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar seperti pekerjaan dan lingkungan (eksternal). Faktor internal dan eksternal sulit diamati secara kasat mata, sehingga observasi hanya dapat mengidentifikasi hasil kerja atau faktor yang dapat diukur secara obyektif atau dari perilaku dan ucapan karyawan itu sendiri. Lebih jauh lagi, beberapa individu mempunyai kondisi tubuh yang sama dan melakukan hal yang sama, secara objektif menunjukkan tingkat kinerja yang sama.
Pengukuran beban kerja mental secara subyektif merupakan pengukuran beban kerja dimana sumber data yang diolah adalah data kualitatif. Pengukuran ini menggunakan pendekatan psikologis dengan membuat skala psikometri untuk mengukur beban kerja mental. Cara terciptanya skala ini dapat dilakukan secara langsung (terjadi secara spontan) atau tidak langsung (muncul dari respons eksperimental).
Metode pengukuran yang digunakan adalah dengan memilih faktor-faktor yang berpengaruh pada bidang beban kerja mental dan memberikan penilaian subjektif.
Pengukuran Kerja dengan Metode Work Sampling
Perhitungan Persentase Waktu Produktif
Uji Keseragaman Data
Uji Kecukupan Data
Artinya paling sedikit 95 dari 100 harga rata-rata pengamatan yang tercatat akan mempunyai deviasi paling banyak 5%. Sebaliknya, jika nilai N' lebih kecil dari N (N'≤N), observasi cukup untuk memberikan tingkat keyakinan dan presisi yang diharapkan.
Metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index)
Tentukan bagaimana menghubungkan subskala ini untuk mendapatkan skor beban kerja yang berbeda, baik antar tugas maupun antar penilai. Tekanan waktu dinyatakan sebagai faktor utama beban kerja yang dihitung dengan membandingkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan waktu yang tersedia. Peringkat yang diberikan pada jenis aktivitas tidak pernah ditemukan berkorelasi secara signifikan dengan beban kerja secara keseluruhan.
Jadi, pada skala terkait tugas, hanya faktor kesulitan tugas dan tekanan waktu yang memberikan informasi bermakna mengenai beban kerja. Faktor upaya fisik mencerminkan manipulasi eksperimental dengan faktor permintaan fisik sebagai komponen beban kerja utama. Hasil percobaan menunjukkan bahwa faktor upaya fisik tidak memiliki korelasi yang tinggi dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap beban kerja secara keseluruhan.
Faktor upaya mental memberikan kontribusi yang signifikan terhadap beban kerja ketika jumlah tugas operasional meningkat seiring dengan beralihnya tanggung jawab operator dari pengendalian fisik langsung ke pengawasan. Peringkat upaya mental berkorelasi dengan beban kerja keseluruhan di setiap kategori eksperimen dan merupakan faktor kedua yang paling berkorelasi kuat dengan beban kerja keseluruhan. Skala yang berkaitan dengan topik (frustasi, stres dan kelelahan) Frustasi merupakan faktor beban kerja ketiga yang paling tepat.
Pada bagian kedua, responden diminta melingkari salah satu dari dua indikator yang dirasa lebih dominan menyebabkan beban mental dalam bekerja. Berapa banyak aktivitas mental dan persepsi yang diperlukan dalam pekerjaan Anda (misalnya berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, melihat, mencari). Berapa banyak aktivitas fisik yang diperlukan dalam pekerjaan Anda (misalnya: mendorong, menarik, memutar, mengendalikan, berlari, dll).
Kondisi ini dapat dikatakan under load dan peningkatan beban melebihi titik tersebut akan menyebabkan penurunan performa. Pada tingkat beban kerja yang sangat tinggi atau kelebihan beban, informasi penting akan hilang akibat penyempitan atau pemusatan perhatian hanya pada satu aspek pekerjaan. Effort merupakan dimensi usaha dimana seberapa besar usaha yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan.
Analisis Korelasi dan Regresi 1. Analisis Korelasi 10
- Analisis Regresi 11
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan linier antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, apakah positif atau negatif, dan untuk memprediksi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas bertambah atau berkurang. Hoonaker, P., dkk., 2011, Mengukur beban kerja perawat perawatan intensif dengan kuesioner: NASA Task load Index (TLX), USA: IIE Transactions on Healthcare System Engineering.
Pengaruh beban kerja mental dengan metode Nasa-Taak Load Iindex (TLX) terhadap stres kerja, Yogyakarta: Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND.
Pembobotan
Rating
200 DIGAMBAR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
Boiler C 27. Boiler B
Engine Room 29. HSD Tank
Tower Tank