• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Stress Kerja dan Work Behavior terhadap Kinerja Karyawan pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus pada PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Stress Kerja dan Work Behavior terhadap Kinerja Karyawan pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus pada PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang) "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Stress Kerja dan Work Behavior terhadap Kinerja Karyawan pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus pada PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang)

Galih Kuncoro Jati, Kasno, Ninik Lukiana

Faculty of Economics and Business, STIE Widya Gama Lumajang Email: kasnotkasim77@gmail.com

Abstract

Human resources are important assets and play a role as the main driving factor in the implementation of all agency activities or activities, so they must be managed properly through Human Resource Management (HRM). The purpose of this study was to determine and analyze the effect of work stress and work behavior on employee performance during the Covid-19 pandemic (Case Study at PTPN XII Kertowono Plantation, Lumajang Regency). The type or method used in this research is quantitative. The data used is primary data. The sample used in this study were employees at PTPN XII Kertowono Plantation, Lumajang Regency. In this study, the sampling technique used is purposive sampling technique with the number of respondents as many as 60 employees. Data were obtained by distributing questionnaires which were analyzed using multiple linear regression analysis techniques. The test results in this study indicate that the work stress variable has a significant effect on employee performance, while the work behavior variable also has a significant effect on employee performance.

Keywords; Work Stress, Work Behavior, Employee Performance.

PENDAHULUAN

Lingkungan kerja merupakan tempat kehidupan fisik, sosial, dan psikologi dalam perusahaan yang mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja disekitar dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan tugas – tugas yang diembankan kepadanya (Nitisemito, 2013). Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan, ketika karyawan ditempatkan di lingkungan kerja yang mendukung kemampuan kerja yang dikeluarkan akan lebih maksimal baik dari segi fisik maupun psikis. Pemberian reward kepada karyawan juga meningkatkan kesan positif dan meningkatkan semangat dan terpacu untuk meningkatkan kualitas kerja mereka. Peran lingkungan kerja sangat penting bagi suatu organisasi tetapi dalam penerepannya secara umum masalah lingkungan kerja ini kurang mendapatkan perhatian serius oleh perusahaan ataaupun instansi pemerintah (Nurhasanah, 2010). Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kasus karyawan jenuh dan bahkan ada yang berhenti maupun pindah tempat kerja, dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang baik maka akan tercipta perilaku kerja karyawan yang baik pula.

Perilaku kerja merupakan kebiasaan karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya, penyebutan secara umum perilaku kerja sama halnya dengan kata aktivitas. Istilah prilaku kerja dikenal sejak lama tetapi tanpa disadari suatu keberhasilan kerja berakar pada perilaku kerja, selain berfungsi sebagai dasar untuk keberhasilan kerja perlaku kerja juga merupakan pedoman karyawan dalam bertindak agar aktivitas kerja yang sedang dilakukan menjadi terarah. Terdapat beberapa faktor yang menjadikan kebiasaan kerja menjadi suatu pedoman untuk menuntun seorang karyawan mencapai keberhasilan kerja, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah sikap individu karyawan. Perilaku individu menentukan bagaimana sikap dia patuh, loyal, dan bertanggung jawab terhadap peraturan yang ditetapkan perusahaan. Perilaku kerja seorang pegawai yang mempunyai

(2)

kecenderungan positif maka hasil kerja yang didapat cenderung positif, dan menguntungkan perusahaan,

sebaliknya jika pegawai tidak konsisten dengan perilaku kerjanya maka hasil yang didapat akan cenderung negatif dan akan merugikan perusahaan. Kebiasaan yang patut dihindari dalam perilaku kerja adalah tidak menetapkan skala prioritas dalam pekerjaan, menunda-nunda pekerjaan, kurangnya manajemen waktu dalam pengerjaan tugas. Dampak yang ditimbulkan dalam jangka panjang jika kebiasaan kerja yang buruk tersebut terus terjadi akan mengakibatkan pegawai mudah merasakan stress.

Menurut Rivai (2014) stress kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi karyawan. Sejalan dengan pendapat tersebut stress kerja umumnya terjadi karena tekanan atau tuntutan dan beban pekerjaan yang berlebihan terdapat dua faktor yang menjadi penyebab stress kerja. Faktor yang pertama yaitu faktor personal atau faktor dari dalam diri seorang karyawan faktor personal dapat berupa peristiwa atau hal pribadi sorang karyawan dapat berupa kondisi sosial dan ekonomi keluarga yang kurang mendukung dan faktor personal lainnya. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor pada lingkungan kerja karyawan yang dapat berupa hubungan sosial antar pegawai dan manajemen kantor yang kurang baik. Stress kerja dapat menguntungan maupun merugikan. Stress kerja pada karyawan dapat dikatakan menguntungkan apabila karyawan terpacu untuk lebih meningkatkan kapabilitas dirinya dan lebih termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik baiknya sedangkan dapat dikatakan merugikan apabila seorang karywan terpaku pada stress kerjanya, merasa dirinya tidak akan mampu dan merasa putus asa berlebihan yang dampaknya hanya akan menurunkan kinerja dan merugikan perusahaan saja.

Terlebih lagi dimasa pandemi virus COVID – 19 (Corona Virus Diesase) ini. Mengatasi penyebaran virus yang semakin meningkat pemerintah menerapkan kebijakan kebijakan baru untuk berbagai kalangan mulai dari pelajar, hingga pekerja/karyawan. Masyarakat diminta untuk melakukan berbagai kegiatan dirumah atau yang dikenal dengan istilah Work From Home (WFH) dan harus menerapkan social distancing. Dampak positif diterapkannya social distancing dan WFH ini anatara lain masyarakat lebih memerhatikan kesehatan dan meminimalisir penyebaran virus sementara di sisi lain dampak negatif diterapkannya kebijakan ini adalah timbulnya kejenuhan, kebosanan dan kurang efektifnya kegiatan yang dilakukan karena dilakukan secara online. Dikutip dari (Kompas.com) berdasarkan dari hasil survey PPM Manajemen. Tingkat stress pekerja diketahui mencapai 80 % selama masa pandemi virus corona (COVID – 19) tingkat stress terjadi mulai dari level sedang hingga tinggi. Tingginya stress level ini disebabkan oleh kekhawatiran karyawan kepada kesehatan keluarga dan juga pada bidang pekerjaannya terbukti tingkat stress level karyawan paling tinggi dialami pada rentang usia 26– 35 tahun.

Pergeseran work behavior dan tingginya kasus stress kerja yang terjadi di masa pandemi COVID – 19 ini menyebabkan tidak sesuainya rencana program dan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan kepada karyawan sehingga menimbulkan kurang efektifnya kerja karyawan. PTPN XII Kebun Kertowono merupakan salah satu pabrik teh di Jawa Timur yang memproduksi teh hitam untuk komoditi ekspor. Setelah adanya pandemi ini karwyawan pada kantor PTPN XII Kebun Kertowono melakukan kegiatan kerja dirumah atau disebut Work From Home (WFH). Selain merupakan anjuran dari pihak pemerintah , hal tersebut juga dilakukan untuk menjamin keamanan pegawai yang bekerja dikantor PTPN XII Kebun Kertowono setelah salah satu penduduk yang berdomisili diperumahan PTPN XII Kebun Kertowono terjangkit virus COVID-19. Penerapan kebiajkan WFH tersebut diapandang peneliti sebagai potensi untuk melakuakan penelitian terkait dengan pergeseran perilaku kerja, stres kerja yang dihadapi dan kinerja karyawan di di kantor PTPN XII Kebun Kertowono. Sejalan dengan hal tersebut terdapat beberapa penelitian terdahulu yang sudah menghubungkan perilaku dan strees kerja terhadap kinerja karyawan disuatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh (Sidik et al., 2018) yang meneliti hubungan antara perilaku kerja terhadap kinerja.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menguji, mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan pada PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang. 2) Untuk menguji, mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh pergeseran

(3)

Work Behavior terhadap kinerja karyawan pada PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penlitian yang bersifat kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah karywan PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang. Alasan peneliti memilih karyawan PTPN XII Kertowono Kabupaten Lumajang adalah karena adanya kebijakan work from home dampak dari pendemi COVID – 19 pada karyawan selama beberapa hari yang dilakukan PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 150 karyawan di PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017:144) purposive sampling merupakan teknik yang menjadi penentu sampel dengan beberapa pertimbangan tertentu. Adapun kriteria responden sebagai berikut 1) Karyawan pada PTPN XII Kebun Kertowono Kabupaten Lumajang. 2) Karyawan mengalami dampak pada masa pandemi COVID-19. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus slovin yaitu sejumlah 60 karyawan. Teknik analisis data dengan menggunakan uji instrumen penelitian (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas), uji regresi linier berganda, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan dua uji yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dalam penelitian ini memperoleh nilai rhitumg lebih besar dari nilai rtabel, maka dinyatakan seluruh pertanyaan pada variabel stres kerja, work behavior dan kinerja karyawan dinyatakan valid. Pengujiaan instrumen yang kedua yaitu uji reliabiitas, dalam pengujian ini menghasilkan nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel diatas 0,60, sehingga kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang handal .

Pengujian normalitas data menggunakan metode normal probability plot. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal, yaitu apabila titik pada grafik mendekati garis horizontal maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Dalam hasil uji normalitas menggunakan normal probability plot menunjukkan titik-titik berada didekat garis horizontal.

Maka dapat disimpulkan bahwa data model regresi tersebut berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji multikolinearitas diukur dengan pemenuhan kriteria bahwa nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa stres kerja dan work behavior sebesar 0,431 > 0,10 sehingga model data terbebas dari multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antara variabel bebas. Serta dari kedua variabel stres kerja dan work behavior menghasilkan 2,318 < 10, sehingga model data terbebas dari multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antara variabel bebas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji scatter plot dengan kriteria bahwa apabila penyebaran titik pada plot tidak memperlihatkan pola tertentu, maka dapat dinyatakan model terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa penyebaran titik pada plot tidak memperlihatkan pola tertentu, sehingga dapat dinyatakan model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

Regresi Linier Berganda Tabel 1 Analisis Data

Variabel B t Sig. Keterangan

Konstanta 0,199

Stres Kerja 0,395 4,057 0,000 Berpengaruh Signifikan

Work Behavior 0,475 3,116 0,003 Berpengaruh Signifikan Sumber: Output SPSS versi 21, 2021

(4)

Hasil analisis data dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 0,199 + 0,395 (X1) + 0,475 (X2)

Nilai constant sebesar 0,199 menunjukkan bahwa nilai Y akan sama dengan 0,199 jika nilai X1, X2 sama dengan nol (0). Koefisien stres kerja (X1) sebesar 0,395 (positif menunjukkan hubungan searah) menyatakan bahwa setiap kenaikan satu (1) stres kerja akan menaikkan kinerja karyawan sebesar 0,395 dan sebaliknya setiap penurunan satu (1) stres kerja akan menurunkan kinerja karyawan sebesar -0,395. Koefisien work behavior (X2) sebesar 0,475 (positif menunjukkan hubungan searah) menyatakan bahwa setiap kenaikan satu (1) work behavior akan menaikkan kinerja karyawan sebesar 0,475 dan sebaliknya setiap penurunan satu (1) work behavior akan menurunkan kinerja karyawan sebesar -0,475.

Koefisien Determinasi

Menurut Bahri (2018:192) koefisien determinasi (R2) yaitu perbandingan pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi ini dapat diketahui dengan R- Square atau Adjusted RSquare sebagai tolak ukurnya. R-Square umunya dipakai pada penelitian dengan satu variabel bebas (regresi linear sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada variabel bebas lebih dari satu (regresi linear berganda).

Dari hasil perhitugan dengan menggunakan program SPSS versi 21 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (Adjusted R-Square) yang diperoleh sebesar 0,635. Hal ini berarti 63,5%

kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel stres kerja dan work behavior sedangkan sisanya yaitu 36,5% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PTPN XII Kebun Kertowono Lumajang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Damayanthi, 2015). Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Julvia, 2016) yang menghasilkan bahwa stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Julvia, 2016) stres adalah suatu kondisi seseorang dimana kondisi fisik atau psikisnya terkena gangguan dari dalam atau luar dirinya sehingga mengakibatkan ketegangan dan menyebabkan munculnya perilaku tidak biasa (yang dikategorikan menyimpang) baik fisik, sosial maupun psikis. Perilaku karyawan yang menyimpang dalam bekerja merupakan salah satu bentuk stres kerja. Stres

sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang pekerja. Stress kerja harus ditangani dengan baik karena karyawan yang cenderung stress kerja akan merasakan frustasi, emosional dan merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga dapat memicu adanya kegagalan dalam organisasi karena dapat mengganggu satu sama lain dalam mengerjakan tugas.

Dalam penelitian ini stress kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PTPN XII Kebun Kertowono Lumajang. Hal ini dikarenakan, PTPN XII Kebuh Kertowono Lumajang saat ini sejak adanya pandemi COVID 19 tahun lalu target kerja untuk karyawan lebih meningkat. Dengan adanya target yang meningkat ini maka karyawan memiliki tingkat kestresan kerja yang tinggi.

Pengaruh Work Behavior terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh work behavior terhadap kinerja karyawan PTPN XII Kebun Kertowono Lumajang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sidik et al., 2018).

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Maulana (2012) perilaku kerja merupakan apapun kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh seorang pegawai mulai dari berbicara dengan atasan, mengeti surat, menyimpan arsip melayani pelanggan dan lain sebagainya. Perilaku kerja dipengaruhi oleh individu sendiri maupun lingkungan dan keadaan di sekitar pegawai. Perilaku

(5)

kerja merupakan kemampuan kerja sikap maupun tingkahlaku pegawai yang mereka tunjukkan dalam melaksanakan tugas tugas pekerjaaan yang ada di tempat kerja.

Berdasarkan temuan penelitian diatas maka work behavior dalam penelitian ini memilioki pengaruh terhadap kinerja karyawan PTPN XII Kebun Kertowono Lumajang. Hal ini di karenakan, Dapat dilihat pada deskripsi reponden bahwa karyawan di PTPN masih terdapat karyawan yang dengan usia lanjut misalnya di usia 41-45 Tahun. Yang mana biasanya dengan work from home karyawan dituntut untuk kreatif dalam menjalankan sistem operasi teknologi.

Sedangkan di usia tersebut karyawan lebih memilih dan nyaman untuk bekerja sebagai eksekutor maupun konseptor di PTPN yang mana untuk menemukan kreatifitas dalam operasi teknologi sangat minim. Jadi dapat disimpulkan work from home akan mengarah ke kerja yang negatif.

KESIMPULAN

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini meliputi. 1) terdapat pengaruh secara signifikan stres kerja terhadap kinerja karyawan PTPN XII Kebun Kertowono Lumajang. 2) terdapat pengaruh secara signifikan work behavior terhadap kinerja karyawan PTPN XII Kebun Kertowono Lumajang.

REFERENCE

Bahri, S. (2018). Metodologi Penelitian Bisnis Lengkap dengan Teknik Pengolahan Data SPSS.

Yogyakarta: Andi offset.

Damayanthi, E. L. (2015). Hubungan Antara Stress Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan.

Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 4(1). https://doi.org/10.30996/persona.v4i1.488

Julvia, C. (2016). Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 16(1), 59–72.

Maulana, T. (2012). Analisa Perilaku Kerja Karyawan Di De Boliva Surabaya Town Square.

Jurnal Hospitality Dan Manajemen Jasa.

Nitisemito, A. S. (2013). Manajemen Personalia (Edisi Keti). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhasanah, A. (2010). Kerja Karyawan Pada Bank Indonesia Cabang Samarinda. 6(1), 1349–

1356. Rivai, V. (2014). Manajemen sdm untuk perusahaan (p. 20).

Sidik, W. W., Samdin, & Syaifuddin, D. T. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Perilaku Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen, Bisnis, Dan Organisasi, 2(1), 32–

45.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berfokus untuk melihat efisiensi kinerja mesin ripple mill pada perusahaan PT X Jambi menggunakan analisa dengan metode overall