• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Melalui Pendekatan “Positive Deviance” Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Melalui Pendekatan “Positive Deviance” Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2023"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Melalui Pendekatan

Positive Deviance” Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2023

Astriana Fransiska Butarbutar (1), Yusminar Santrian Dakhi (2)

Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Kesehatan Sumatera Utara Jl. Jamin Ginting No.13,5, Lau Cih, Kec. Medan Tuntungan,

Kota Medan, Sumatera Utara.

butarbutarsiska@gmail.com (1), yusminardakhi@gmail.com(2) ABSTRAK

Indonesia sebagai salah satu Negara yang sedang berkembang masih menghadapi masalah kekurangan gizi yang cukup besar. Kurang gizi pada balita terjadi karena pada usia tersebut kebutuhan gizi lebih besar dan balita merupakan tahapan usia yang rawan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor pola asuh, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan penyakit infeksi dengan status gizi balita melalui pendekatan Positive Deviance. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control kelompok kasus 30 dan kelompok kontrol 30. Kemudian dilakukan wawancara langsung melalui form kuesioner yang diberikan kepada responden. Di lakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square, dengan menggunakan bantuan SPSS 25.0 dengan p = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, variabel pola asuh (p-value = 0,103), pengetahuan ibu (p-value = 0,195), pendapatan keluaraga (p-value = 0,006) dan penyakit infeksi (p-value = 0,021). Maka p value < 0,05 adalah variabel pendapatan keluarga dan penyakit infeksi. Ada hubungan pendapatan keluarga dan penyakit infeksi dengan status gizi balita. Disarankan kepada pihak puskesmas untuk lebih memperhatikan masalah gizi yang terjadi di masyarakat dan disarankan juga ibu lebih memperhatikan asupan makanan pada balita.

Kata Kunci : Status Gizi, Balita, Positve Deviance, Puskesmas ABSTRACT

Indonesia as a developing country is still facing a significant problem of malnutrition. Malnutrition in toddlers occurs because at that age the nutritional needs are greater and toddlers are a stage of age that is vulnerable to nutrition. This study aims to analyze the relationship between parenting factors, maternal nutritional knowledge, family income and infectious diseases with the nutritional status of children under five through the Positive Deviance approach. The design of this study was analytic observational with a case control approach of 30 case groups and 30 control groups. Then direct interviews were conducted through a questionnaire form given to respondents. Univariate and bivariate analyzes were carried out using the chi square test, using SPSS 25.0 with p = 0.05. Based on the results of the study, the variables were parenting (p- value = 0.103), mother's knowledge (p-value = 0.195), family income (p-value = 0.006) and infectious diseases (p-value = 0.021). Then the p value < 0.05 is the variable family income and infectious diseases.

There is a relationship between family income and infectious diseases with the nutritional status of children under five. It is suggested to the puskesmas to pay more attention to nutritional problems that occur in the community and it is also suggested that mothers pay more attention to food intake in toddlers.

Keywords: Nutritional Status, Toddlers, Positive Deviation, Health Center

(2)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Upaya pembangunan manusia seutuhnya harus dimulai sedini mungkin, yakni sejak manusia itu masih berada dalam kendungan dan masih balita. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah perbaikan, peningkatan gizi dan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Program Sustainable Development Goals (SDGs), melibatkan komitmen pemerintah dalam memperhatikan kesehatan masyarakatnya dalam hal gizi dan kesehatan. Hal ini disebutkan pada tujuan kedua dan tiga yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi, dan memajukan pertanian berkelanjutan serta memastikan hidup yang sehat dan memajukan kesejahteraan bagi semua orang di semua usia. Tujuan SDGs ini diharapkan dapat dicapai dalam kurun tahun 2016 – 2030 (Persarikatan Bangsa - Bangsa Indonesia, 2015). Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.

Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasaan, menurunkan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian (Direktorat Gizi RI, 2004). Gizi yang baik adalah landasan kesehatan, dengan gizi yang baik akan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu gizi yang baik juga menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian sehingga akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan didunia dimana pada tahun 2018 didapati 22,2% terdiagnosis stunting yang merupakan manifestasi klinis dari malnutrisi kronis. Di Indonesia Pada tahun 2013 didapati 4,9% balita mengalami gizi buruk dan 13,0% balita mengalami gizi kurang. Pada tahun 2018 didapati 3,9 % balita di Indonesia mengalami gizi buruk dan 13,8% balita mengalami gizi kurang. Di Sumatera Utara pada tahun 2017 didapati 18,4% balita mengalami gizi buruk dan kurang. Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tah un atau di bawah lima tahun yaitu 24-60 bulan (Kemenkes RI, 2015). Masa ini menjadi tantangan bagi orang tua karena anak susah makan, memilih makan dan suka pada jajan yang kandungan gizinya tidak baik seperti mie instant, sehingga menyebabkan kekurangan atau kelebihan asupan zat gizi yang dapat mempengaruhi status gizi dan kesehatannya (Setyawati et al., 2018). Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan dunia. WHO 2018 menyatakan pada tahun 2017 di dunia sekitar 22,2 % atau 150,8 juta balita mengalami stunting, 7,5% atau 50,5 juta balita mengalami wasting dan 5,6% atau 38,3 juta balita mengalami overweight (WHO, 2018). Salah satu kajian yang dapat dijadikan pijakan dalam merumuskan perbaikan gizi pada balita berbasis potensi sumberdaya kelurga (masyarakat) adalah belajar dari kasus deviasi positif (Positive Deviance) dalam perbaikan gizi masyarakat (Saragih, 2015). Positive Deviance (PD) adalah suatu pendekatan pengembangan yang berbasis masyarakat. Berdasarkan keyakinan bahwa pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat pada prinsipnya telah ada dalam masyarakat itu sendiri. Kejadian yang menarik ditemukan di daerah pemukiman kumuh- miskin, terdapat balita dengan status gizi baik. Hal tersebut merupakan bentuk penyimpangan positif (positive deviance) yang berhasil diterapakan oleh ibu balita dalam perawatan dan pengasuhan anak. Orangtua selain berperan sebagai pengasuh dan pendidik anak dalam keluarga juga berperan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak karena orangtua yang lebih mengenal anaknya (Merita et al., 2017) Berdasarkan hasil survey terdahulu pada April 2019 menyatakan bahwa di Kecamatan Medan Tuntungan sebagian besar penduduknya adalah bertani, sehingga sebagian besar masyarakatnya mengkonsumsi hasil-hasil tani dan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi dengan hasil tani tersebut. Akan tetapi kenyataan yang terjadi masih ada terdapat kejadian

(3)

gizi kurang atau BB tidak sesuai dengan usia balita, yaitu sekitar 21 orang (23,07%) dari 91 balita. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dalam mengolah makanan dengan baik, kurangnya informasi, kurang pengetahuan tentang makan yang bergizi (Singarimbun, 2020). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di puskesmas medan tuntungan.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Melalui Pendekatan “Positive Deviance” Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2023.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data mengenai penelitian dari Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Melalui Pendekatan “Positive Deviance” Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2023.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan dunia medis mengenai hasil dari penelitian Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Melalui Pendekatan “Positive Deviance” Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2023.

II. METODE

Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control.

Penelitian case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Jumlah sampel 60 Balita dengan kelompok kasus 30 dan kelompok kontrol 30. Lokasi Penelitian dilakukan di Puskesmas Medan Tuntungan yang berlokasi di Jalan Bunga Melati, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2023.

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

Berikut karakteristik responden dalam penelitian ini : Tabel 1. Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden N %

1. Jenis Kelamin anak Laki-laki

Perempuan

29 31

48,3 51,7

Total 60 100

2. Pendidikan Ibu Rendah

Tinggi

29 31

48,3 51,7

Total 60 100

3. Pekerjaan Ibu

Bekerja 29 48,3

(4)

Tidak Bekerja 31 51,7

Total 60 100

Berdasarkan tebel 1, dapat diketahui bahwa jenis kelamin anak laki-laki sebanyak 29 (48,3%) balita dan perempuan sebanyak 31 (51,7%) balita, pendidikan ibu tergolong rendah sebanyak 29 (48,3%) orang dan tinggi 31 (51,7%) orang, pekerjaan ibu yang bekerja sebanyak 29 (48,3%) orang dan tidak bekerja sebanyak 31 (51,7%) orang.

Karakteristik ibu yaitu pendidikan ibu dan pekerjaan ibu dapat mempengaruhi status gizi pada anak balita.

2. Analisis Univariat

Hasil analisis univariat dapat dilihat di tabel 2 Tabel 2. Hasil Analisis Univariat

Variabel n %

Status Gizi Gizi Baik Gizi Kurang

30 30

50 50

Total 60 100

Pola Asuh Ibu Baik

Kurang Baik

53 7

88,3 11,7

Total 60 100

Pengetahuan Ibu Baik

Kurang Baik

54 6

90 10

Total 60 100

Pendapatan Keluarga Tinggi

Rendah

11 49

18,3 81,7

Total 60 100

Penyakit Infeksi Ya

Tidak

12 48

20 80

Total 60 100

Dari tabel 2, dapat diketahui frekuensi dari variabel-variabel penelitian. Status gizi yang tergolong gizi baik sebanyak 30 (50%) orang dan gizi kurang sebanyak 30 (50%) orang, pola asuh ibu tergolong baik sebanyak 53 (88%) orang dan kurang baik sebanyak 7 (11,7) orang, pengetahuan ibu tergolong baik sebanyak 54 (90%) orang dan kurang baik sebanyak 6 (10%) orang, pendapatan keluarga tergolong tinggi sebanyak 11 (18,3) orang dan tergolong rendah sebanyak 49 (81,7) orang, balita yang mengalami penyakit infeksi sebanyak 12 (20%) orang dan yang tidak mengalami penyakit infeksi sebanyak 49 (81,7%) orang.

(5)

3. Analisis Bivariat

Berikut uji normalitas pada hasil penelitian ini

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorow-Smirnov)

n Mean Standar Devisiasi Asymp.sig. (2-tailed)

60 0,000 0,39406 0,200

Berdasarkan hasi uji normalitas pada tabel 5 diketahui bahwa data memiliki nilai signifikansi > 0,05 yaitu 0,200 maka dapat di katakan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Anak Balita

Pola Asuh Kontrol Kasus Total OR 95% CI P value

N % n % n %

Baik 29 54,7 24 45,3 53 100 7,250 (815 – 64,457)

0,103 Kurang Baik 1 14,3 6 85,7 7 100

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4, menunjukkan bahwa antara kelompok balita dengan status gizi normal dan gizi kurang mayoritas memiliki pola asuh yang baik yaitu 29 (54,7%) orang dan 24 (45,3%) orang. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0.103. Maka H0 ditolak, sehingga tidak ada hubungan pola asuh dengan status gizi pada balita. Sehingga nilai OR 7,250 menyatakan bahwa pola asuh yang kurang baik berpeluang meningkatkan status gizi kurang sebanyak 7,250 kali dari pada pola asuh yang baik.

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita Pengetahuan

Ibu

Kontrol Kasus Total OR 95% CI P value

N % n % n %

Baik 29 53,7 25 46,3 54 100 5,800 (635-53,012) 0,195 Kurang Baik 1 16,7 5 83,3 6 100

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 5, menunjukkan bahwa antara kelompok balita dengan status gizi normal dan gizi kurang mayoritas pengetahuan yang baik yaitu 29 (53,7%) dan 25 (46,3%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,195. Maka H0 ditolak, sehingga tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita. Sehingga nilai OR 5,800 menyatakan bahwa pengetahuan ibu yang kurang baik berpeluang meningkatkan status gizi kurang sebanyak 5,800 kali dari pada pengetahuan ibu yang baik.

Tabel 6. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak Balita Pendapatan

Keluarga

Kontrol Kasus Total OR 95% CI P value

n % n % n %

Tinggi 10 90,9 1 9,1 11 100 14,500 (1,718- 122,395)

0,006 Rendah 20 40,8 29 59,2 7 100

(6)

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 6, balita dengan status gizi baik memiliki pendapatan yang tinggi sebanyak 10 (90,9%) dan yang rendah sebanyak 20 (40,8%), sedangkan pada balita gizi kurang mayoritas pendapatan keluarga rendah yaitu 29 (59,2%).

Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,006. Maka H0 diterima, sehingga ada hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi pada balita. Sehingga nilai OR 14,500 menyatakan bahwa pendapatan keluarga yang rendah berpeluang meningkatkan status gizi kurang sebanyak 14,500 kali dari pada pendapatan keluarga yang tinggi.

Tabel 7. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Anak Balita Pendapatan

Keluarga

Kontrol Kasus Total OR 95% CI P value

N % n % n %

Ya 2 16,7 10 83,3 12 100 0,143 (0,028-0,724) 0,021 Tidak 28 58,3 20 41,7 48 100

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pola Asuh Ibu terhadap status gizi pada anak balita

Berdasarkan hasil penelitian (2023), pola asuh ibu terhadap status gzizi pada balita diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel pola asuh ibu terhadap faktor status gizi pada balita dimana nilai p-value > 0,05 yaitu = 0,103. Berdasarkan hasil analisis pola asuh (case) mayoritas baik yaitu sebesar 24 orang (45,3%), sedangkan pola asuh control sebesar 29 orang (54,7%) hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak yang berarti tidak ada hubungan pola asuh ibu dengan faktor status gizi anak balita.

2. Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap status gizi pada anak balita

Berdasarkan hasil penelitian (2023), pengetahuan ibu terhadap status gizi pada balita diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan ibu terhadap faktor status gizi pada balita dimana nilai p-value > 0,05 yaitu = 0,195.

Berdasarkan hasil analisis pengetahuan ibu (case) mayoritas baik yaitu sebesar 25 orang (46,3%) , sedangkan pengetahuan ibu (control) sebesar 29 orang (53,7%) hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak yang berarti tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan faktor status gizi anak balita. Pada hasil Positive Deviance pengetahuan ibu (control) pada keluarga pendapatan rendah tergolong baik sebanyak 20 (40,8%) orang. Hal ini ditunjukkan dari item pertanyaan pada kuesioner dimana pengetahuan ibu baik terhadap status gizi balita.

3. Hubungan Pendapatan keluarga terhadap status gizi pada anak balita

Berdasarkan hasil penelitian (2023), pendapatan keluarga terhadap status gizi pada balita diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pendapatan keluarga terhadap faktor status gizi pada balita dimana nilai p-value < 0,05 yaitu 0,006. Pendapatan keluarga (kontrol) memiliki pendapatan yang tinggi sebanyak 10 (90,9%) dan yang rendah sebanyak 20 (40,8%), sedangkan pada balita gizi kurang mayoritas pendapatan keluarga rendah yaitu 29 (59,2%), hal ini menunjukan bahwa H0 diterima yang berarti ada hubungan pendapatan keluarga dengan faktor status gizi anak balita.

4. Hubungan Penyakit Infeksi terhadap status gizi pada anak balita

Berdasarkan hasil penelitian (2023), pennyakit infeksi terhadap status gizi pada balita diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel penyakit infeksi terhadap faktor status gizi pada balita dimana nilai p-value < 0,05 yaitu 0,021. Balita dengan status gizi baik mengalami penyakit infeksi sebanyak 2 (16,7%) dan yang tidak mengalami

(7)

sebanyak 28 (58,3%), sedangkan pada balita gizi kurang yang mengalami penyakit infeksi sebanyak 10 (83,3%) dan yang tidak mengalami sebanyak 20 (41,7%). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima yang berarti ada hubungan penyakit infeksi dengan faktor status gizi anak balita.

III. KESIMPULAN

Pendapatan keluarga dan penyakit infeksi merupakan faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak balita di Puskesmas Medan Tuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen RI, 2003, Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis, Jakarta: Direktorat Bina Depkes RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia.

Kemenkes RI, (2015). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Dan Indikator Kinerja Gizi.

Leavy, B. Leading adaptive change by harnessing the power of positive deviance.

Strategy and Leadership2011; 39(2):18–27

Merita., Hesty. (2017). Positive Deviance Gizi pada Keluarga Miskin di Desa Baru, Sarolangun Jambi. Riset Informasi Kesehatan, 75-82.

Pudjiadi, S. 1990. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Rosmalia, H. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Margototo Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Kesehatan.

Saragih. (2015). Analisis Perilaku Positif Deviance Pemberian Makan dan Ketahanan Pangan Keluarga Miskin. Retrieved from https://www.researchgate.net/publi cation/

274712388

WHO. (2018). Global Nutrition Report Shining a Light to Spur Action on Nutrition. World Health Organization. 2019.

Accepted Date Revised Date Decided Date Accepted to Publish

29 Juni 2023 03 Juli 2023 07 Juli 2023 Ya

Referensi

Dokumen terkait

Dari 50 anak dengan status gizi dibawah normal, anak dengan status gizi sangat kurus sebanyak 10 anak (20%), anak dengan status gizi kurus sebanyak 40 anak (80%), anak- anak

Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Dan Pola Konsumsi Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Manyar Kabupaten Gresik.. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Dan