ANALISIS BESARAN NILAI TAKSIRAN GADAI EMAS TERHADAP PENENTUAN PEMBERIAN UANG PINJAMAN DI PT. PEGADAIAN
(PERSERO) CABANG PEMBANTU BONDOWOSO
SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah
Oleh :
ELOK WULAN MAULIDA NIM. 083 143 045
Pembimbing :
Agung Parmono, SE, M. Si NIP. 197512162009121002
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
NOVEMBER 2018
iv M O T T O
اَهُّيَأ اي َنيِذَّلا اوُنَمآ ْمُتْنَيادَت اذِإ
نْيَدِب ىلِإ ل َجَأ مَسُم هوُبُتْكاَف ى ُُ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.1
1 Semesta Al-qur’an. QS. Albaqarah ayat 282, Komplek Buana Citra Ciwastra B. 19 Bojongsoang Bandung.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah,
Ku persembahkan karya ini untuk orang-orang yang ku sayangi :
1. Ayahanda Suharjo dan Ibunda Nur Arifah serta Keluarga sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah lelah mendo’akan dan menyayangiku, terimakasih atas pengorbanan dan kesabaran mendidikku tentang arti kehidupan dan perjuangan.
2. Semua karyawan Pegadaian Bondowoso yang telah memberikan waktu luang dalam penelitian.
3. Teruntuk segenap keluarga IKMPB, dan teman seperjuangan ( Fais, Ayu, Ifa, Nina, dan Defi Terimakasih sudah turut serta menyemangatiku.
4. Teman-teman seperjuanganku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Angkatan 2014 Prodi Perbankan Syariah, khususnya “Kelas J1” yang sudah menjadi keluarga baru dan yang selalu memberikan dukungan kepadaku.
5. Almamater IAIN Jember yang selalu kubanggakan.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya, Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menjadi penerang bagi umat manusia dari kegelapan menuju kehidupan yang penuh cahaya kebaikan. Alhamdulillah karya sederhana yang berjudul
“ANALISIS BESARAN NILAI TAKSIRAN GADAI EMAS TERHADAP PENENTUAN PEMBERIAN UANG PINJAMAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEMBANTU BONDOWOSO” telah tersusun, semoga dengan adanya karya sederhana ini bisa memberikan manfaat serta berguna demi menunjang peningkatan pengetahuan di dunia akademisi.
Adanya karya sederhana ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, untuk itu ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya.
Penulis haturkan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE.,MM selaku Rektor IAIN Jember.
2. Bapak Dr. Moch. Chotib, S.Ag.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Bapak M.F. Hidayatullah, S.H.I, M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam.
4. Ibu Hj. Nurul Setianingrum, S.E.,MM selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah.
5. Bapak Agung Parmono, SE, M. Si selaku Dosen Pembimbing.
6. Bapak Dr. Khamdan Rifai, SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
7. Segenap dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang telah memberikan ilmunya.
8. Bapak Eko Mudji Hardjono S.E selaku Pimpinan PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso yang telah memberikan izin untuk penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan.
9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh karyawan IAIN Jember yang telah memberikan pengetahuan, semangat, dan tauladannya.
10. Tim Penguji.
11. Seluruh civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember.
Mudah-mudahan kebaikan serta amal baik semua tercatat sebagai amal shalih dan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT Amin.
Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini nantinya bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Demi kesempurnaan skripsi ini, mohon saran dan kritikannya yang bersifat membangun untuk diberikan kepada penulis agar karyanya kedepan menjadi lebih baik lagi.
Jember, 15 Oktober 2018
ELOK WULAN MAULIDA NIM.083143045
viii ABSTRAK
Elok Wulan Maulida, Agung Parmono, 2018: Analisis Besaran Nilai Taksiran Gadai Emas Terhadap Penentuan Pemberian Uang Pinjaman di PT.
Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
Nilai taksiran barang gadai emas yang di taksir yang diberikan oleh pihak pegadaian. Umumya pihak pegadaian akan menetukan pedoman standar taksiran tertinggi ang dapat dijual kembali. Setelah nilai taksiran ditentukan, petugass menetukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penetuan uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan persentase ini juga ditentukan oleh pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana menentukan besaran nilai taksiran barang gadai emas di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso?2) Bagaimana menentukan besaran uang pinjaman barang gadai emas yang telah ditaksir di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso?
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai taksiran gadai dan pemberian uang pinjaman di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) adapun nilai taksiran gadai emas mengikuti kadar emas dan harga pasar saat ini. 2) dan untuk mengetahui besarnya uang pinjaman melalui hasil taksiran barang gadai emas dengan menggunakan harga pasar saat ini.
Kata Kunci: Besaran Nilai Taksiran, Pemberian Uang Pinjaman
ABSTRACT
Elok Wulan Maulida, Agung Parmono, 2018: Analysis of the Estimated Value of Gold Pawn Against Determination of Granting of Loans PT Pegadaian (persero) Bondowoso Sub-Branch.
The estimated value of the gold pledged goods estimated by the pawnshop.
Generally the pawnshop will determine the highest estimated standard guidelines that can be resold. After the estimated value is determined, the officer determines the amount of loan money that can be given. Determination of loan money is also based on a certain percentage of the estimated value, and this percentage is also determined by pawnshops based on groups whose magnitude ranges from 80- 90%.
The focus of the research in this thesis is: 1) How to determine the estimated value of gold pawn items at PT Pegadaian (Persero) Bondowoso sub- branch? 2) How to determine the amount of gold pawning goods loan that has been estimated at PT Pegadaian (Persero) Bondowoso sub-branch?
The purpose of this study was to determine the estimated value of the mortgage and the provision of loan money at PT Pegadaian (persero) Bondowoso sub-branch.
This study uses qualitative research methods with a type of descriptive research, data collection techniques in this study using observation, interviews, and documentation.
The results of this study indicate that: 1) estimated gold pawning follows the current gold level and market price. 2) and to find out the amount of loan money through the estimated results of pledged goods using the current market price.
Keywords: Estimated Value Amount, Provision of Loan Money
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 7
F. Sistematika Pembahasan ... 9
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Kajian Teori ... 18
1. Gadai ... 18
a. Pengertian Pegadaian ... 18
b. Pengertian Gadai ... 21
c. Dasar Hukum Gadai ... 23
d. Barang Jaminan ... 23
2. Taksiran ... 24
3. Uang Pinjaman ... 26
a. Pemberian Pinjaman ... 28
b. Besarnya Jumlah Pinjaman ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi Penelitian ... 34
C. Subyek Penelitian ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Analisis Data ... 38
F. Keabsahan Data ... 39
G. Tahap-Tahap Penelitian ... 40
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 42
1. Sejarah PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 42
2. Visi-Misi PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 44
3. Keunggulan PT. Pegadain (persero) cabang Pembantu Bondowoso ... 45
4. Letak Geografis PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 45
xii
5. Strategi Pengembangan PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 46 6. Struktur PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu
Bondowoso ... 47 7. Job Description ... 48 B. Penyajian Data Dan Analisis ... 50
1. Penentuan Besaran Nilai Taksiran Barang Gadai Emas di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 50 2. Penentuan Besaran Pemberian Uang Pinjaman di PT.
Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso .... 53 C. Pembahasan Temuan ... 54
1. Penentuan Besaran Nilai Taksiran Barang Gadai Emas di PT. Pegadaian Cabang Pembantu Bondowoso ... 54 2. Penentuan Besaran Pemberian Uang Pinjaman di
PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 55 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 57 B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 15 Tabel 2.2 Perhitungan Prosentase... 29 Tabel 2.3 Tarif Biaya Administrasi... 31
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso ... 47
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimiliki. Jika sudah demikian, maka harus mengurangi dengan berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat mendesak terpaksa dipenuhi dengan berbagai cara meminjam dari sumber dana yang ada sepeti halnya meminjam ke tetangga, rentenir, sampai kepinjaman dari berbagai lembaga keuangan lainnya.
Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga, kesulitan dana dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga sejumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun, risikonya barang yang telah dijual akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang yang diperoleh terkadang lebih besar dari yang diinginkan sehingga dapat mengakibatkan pemborosan. Untuk mengatasi kesulitan diatas dimana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga dengan cara menggadaikan barangnya.
Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank yang memusatkan kegiatan usahanya dibidang gadai, dalam upaya untuk membantu menunjang kestabilan perekonomian pemerintah dan mensejahterakan kehidupan masyarakat terutama masyarakat dengan
2
golongan ekonomi menengah kebawah. PT. Pegadaian merupakan sarana pendanaan alternatif yang sudah ada sejak lama dan sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota kecil. Banyak nasabah yang tertarik untuk memilih menggadaikan dikarenakan prosedur dalam pemberian gadai tidak sulit.1
Masyarakat khususnya golongan menengah kebawah mulai tertarik untuk memanfaatkan Pegadaian sebagai salah satu tempat alternatif untuk mendapatkan dana pinjaman (kredit) di samping lembaga keuangan bank yang sudah banyak dikenal masyarakat. Apalagi setelah mottonya”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” berhasil mensosialisasikan Pegadaian kepada masyarakat, khususnya golongan menengah kebawah. Dengan motto tersebut manajemen Pegadaian berkeyakinan bahwa konsumen/pengguna jasa datang ke Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan dananya.2
Pegadaian sebagai lembaga keuangan non bank dan lembaga perkreditan ini milik pemerintah yang tentunya mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bank. Adapun kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:
1. Persyaratan ringan dan mudah 2. Prosedurnya sederhana
3. Tidak dipungut biaya administrasi
4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro 5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang dapat diperoleh
6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
1http//www.google.co.id/amp/s/www.finansialku.com/definisi-pegadaian/amp/.(31mei2018)
2Martono,Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Yogyakarta:CV.Adipura,2002),170.
3
7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai kemampuan
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar sisa pinjaman
9. Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih dahulu
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani bunga (masa tunggu lelang).
Namun di sisi lain lembaga keuangan non bank ini juga memiliki kelemahan karena memang masih dalam tahap perkembangan. Adapun kelemahannya yaitu:
1. Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan, dan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.3
Peneliti memilih PT. PEGADAIAN CP BONDOWOSO sebab dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat menggunakan sistem gadai dan transaksi dengan syarat masyarakat cukup membawa barang sebagai jaminan
3http://www.google.co.id/amp/s/pratama1989.wordpress.com/2012/06/04/kelebihan-dan- kekurangan-pegadaian/amp/.(17 juni 2018).
4
kepada pihak Pegadaian. Di pegadaian CP Bondowoso menerima barang jaminan sebagai berikut:
1. Barang-barang yang berupa perhiasan a. Emas
b. Perak c. Intan d. Berlian e. Mutiara
2. Barang-barang yang berupa kendaraan a. Mobil
b. Sepeda motor c. Sepeda biasa
3. Barang-barang berupa Elektronik a. Televisi
b. Laptop c. Camera
Namun untuk PT. PEGADAIAN CP BONDOWOSO sendiri berbeda dengan UPC Sukowono dan UPC Wonosari, Sedangkan untuk UPC Sukowono dan UPC Wonosari dalam penyaluran pembiayaan dan transaksi kepada masyarakat masih menerima barang sebagai jaminan berupa barang Elektrik.
Dengan kesamaan operasional pada seluruh kantor cabang PT.
PEGADAIAN di indonesia, peneliti memilih kantor PT. PEGADAIAN CP
5
BONDOWOSO yang bertempat di jl. Letnan Karsono No.4, Kotakulon, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ( 0332421501) sebagai obyek penelitian karena PT. Pegadaian (PERSERO) CP BONDOWOSO perkembangannya sangat pesat sehingga memiliki 5 (Lima) Unit, yaitu UPC Wonosari, UPC Pujer, UPC Tamanan, UPC Sukowono, dan UPC Maesan.
Produk emas merupakan jasa yang memberikan solusi untuk memperoleh dana tunai dalam keperluan pemenuhan kebutuhan dana mendesak atau pun untuk keperluan modal usaha dengan proses cepat, mudah, dan aman. Produk gadai emas merupakan fasilitas pinjaman dana untuk keperluan mendesak dan dalam hal ini hanya emas yang telah dimilikinya sebagai jaminan atas pinjamannya termasuk pemberian fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan barang berharga kepada nasabahnya. Intinya produk gadai emas merupakan produk jasa paling tepat untuk dipilih ketika kita membutuhkan dana di waktu yang cepat, yaitu hanya dengan menggadaikan emas yang kita miliki kepada pihak Pegadaian.
Pegadaian selalu memberikan alternatif penyelesaian termudah bagi peminjamnya dalam membayar pinjamannya. Selalu ada kesempatan bagi nasabah untuk memperpanjang masa pinjamannya, mencicil uang pokok, atau membayar bunga pinjaman saja. Kemudahan ini membuatnya lebih fleksibel dibandingkan pinjaman bank. Pinjaman bank relatif lebih sullit untuk diperpanjang atau untuk dinegoisasi peninjauan uang pembayaran.4 Maka dari itu kebanyakan masyarakat lebih banyak yang tertarik untuk menggadaikan
4http//www.Adnantandzil.blogspot.com/2015/08/ Pegadaian(21 April 2018).
6
emasnya di pegadaian. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui prosedur Pegadaian pada saat menaksir barang gadai Emas sampai nasabah mendapat uang pinjaman dari pihak pegadaian. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “Analis Besaran Nilai Taksiran Gadai Emas Terhadap Penentuan Pemberian Uang Pinjaman Di Pegadaian CP Bondowoso.
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian, yaitu:
1. Bagaimana menentukan besaran nilai taksiran barang gadai emas di PT pegadaian (Persero) cabang pembantu Bondowoso ?
2. Bagaimana menentukan besaran uang pinjaman barang gadai emas yang telah ditaksir di PT Pegadaian (Persero) cabang pembantu Bondowoso ? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dirumuskan pokok-pokok tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nilai besaran nilai taksiran barang gadai emas di PT pegadaian (Persero) cabang pembantu Bondowoso
2. Untuk mengetahui besaran uang pinjaman barang gadai emas yang telah ditaksirdi PT pegadaian (Persero) cabang pembantu Bondowoso
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman penulis khususnya mengenai pegadaian tentang sistem perhitungan nilai taksiran emas dan penentuan pemberian uang pinjaman di pegadaian.
2. Bagi IAIN Jember
Bagi IAIN jember dapat menambah kepustakaan IAIN jember Khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Prodi Perbankan Syariah dan dapat dijadikan refrensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pegadaian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi pihak pegadaian dalam menentukan sistem perhitungan nilai taksiran emas dan penentuan pemberian uang pinjaman di pegadaian.
E. Definisi Istilah 1. Gadai
Gadai adalah suatu hak yang di peroleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang yang bergerak yang di serahkan oleh orang yang berpiutang sebagai jaminan orang utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh yang berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.5
5https://id.wikipedia.org/wiki/Gadai (11 july 2018)
8
2. Nilai Taksiran
Cara memperkirakan tingginya suatu biaya pembuatan suatu produk, biasanya untuk keperluan penentuan harga. Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai pinjaman (barang-barang berharga) yang diberikan. Semakin besar nilainya, semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya. Sedangkan menaksir adalah menentukan nilai atau harga perkiraan tertentu yang akan dijadikan jaminan yang didasarkan pada harga jadi,pasar dan peraturan yang berlaku untuk masa tertentu.6
3. Uang Pinjaman
Besarnya uang pinjaman tergantung dari nilai pinjaman (barang- barang berharga) yang diberikan. Semakin besar nilainya, semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya.7
Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal per bulan yang besarnya tergantung dari golongan nasabah.
Golongan nasabah ditentukan oleh pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman, yaitu A, B, C, dan D. Sedangkan besarnya sewa modal berubah sesuai dengan ketentuan pasar.
6 Anita, “ Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada PT.
PEGADAIAN (PERSERO) Cabang Tamalate Di Kota Makassar”(2016). (skripsi UIN Makassar).
7 Kasmir, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya ( Jakarta: PT Rajagrafindo, 2012). 235
9
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sesuai sistematis pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif bukan seperti daftar isi. Agar dalam pembahasan skripsi ini bisa mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka sistematika pembahasannya dimuat per bab sebagai perinciannnya.
Bab pertama membahas pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori.
Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab keempat membahas tentang penyajian data dan analisis yang terdiri dari gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta bahasan temuan.
Bab kelima penutup membahas tentang kesimpulan dan saran yang akan dipaparkan bagaimana kesimpulan dari hasil penelitian yang disertai saran.8
8 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017),42.
1 BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang akan dilakukan ini bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.diantaranya yaitu:
1. Ani Wijayanti, Institut Agama Islam Negri Jember Tahun 2016, dengan judul “ Mekanisme Penerimaan Barang Jaminan Di Perum Pegadaian Cabang Tegal Boto Jember Dalam Persepektif Islam”. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa mekanisme penerimaan barang jaminan dan penanggungan resiko atas barang jaminan pada saat jatuh tempo pada pegadaian Cabang Tegal Boto Jember jika ditinjau dari segi hukum islam sudah sesuai dengan konsep yang ada dalam hukum islam. Meskipun secara operasional Pegadaian Cabang Tegal Boto Jember tidaklah menggunakan konsep syariah islam.9
2. Etik Yudiarini, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Tahun 2007, dengan judul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Taksiran Harga Barang Jaminan di Perum Pegadaian Cabang Lempuyangan Yogyakarta”.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa mekanisme taksiran harga barang jaminan di perum
9 Ani Wijayanti, “ Mekanisme Penerimaan Barang Jaminan Di Perum Pegadaian Cabang Tegal Boto Jember Dalam Persepektif Islam”(2016). (sikripsi IAIN Jember).
10
11
Pegadaian Lempuyangan dilihat dari aspek teorinya sudah sesuai dengan hukum islam, karena langkah penaksirannya tidak melanggar hukum islam.
Sedangkan dalam pelaksanaan pemberian uang pinjaman (UP) belum sesuai dengan hukum islam, karena di dalamnya terdapat bunga (sewa modal).10
3. Fitriya Wati, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Tahun 2017, dengan judul “ Pengaruh Nilai Taksiran Emas Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Gadai Di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya”.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini pegadaian Syariah dalam memberikan nilai taksiran emas memiliki prosentase golongan A, B, C dan D berdasarkan pinjaman nasabah yakni prosentase yang diterapkan mulai dari 92%-95% dari nilai taksiran emas, Pegadaian Syariah memberikan harga dasar taksiran dan prosentasenya dengan menyesuaikan apabila harga emas tersebut turun atau naik maka tidak mempengarugi prosentase dari nilai taksiran tersebut dan tidak mempengaruhi pula terhadap harga jual barang yang dijaminkan, harga jual ini mengantisipasi untuk mengurangi resiko dikemudian hari apabila nasabah tidak dapat melunasi pinjaman tersebut.11
4. Farida Tahir, (2017) dengan judul “ Analisis Yuridis Perjanjian Gadai ( Studi di PT Pegadaian (Persero) Cabang Polewali Mandar) ” Dalam
10 Etik Yudiarini, “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Taksiran Harga Barang Jaminan Di Perum Pegadaian Cabang Lempuyangan Yogyakarta”(2007).(skripsi UIN Sunan Kalijaga).
11 Fitriya Wati, “ Pengaruh Nilai Taksiran Emas Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Gadai Di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya”(2017). (Skripsi UIN Sunan Ampel).
12
penelitian ini menilai pelaksanaan perjanjian gadai di PT Pegadaian (persero) cabang polewali mandar belum efektif, karena masih banyak nasabah yang tidak mengindahkan pelaksanaan perjanjian gadai di PT Pegadaian tersebut sehingga yang terlaksana yakni hanya 57% sedangkan pelaksanaan perjanjian gadai yang tidak terlaksana 43%.12
5. Mulista Rahayu, (2016) dengan judul “ Analisis Nilai Taksiran Barang Gadai Terhadap Jumlah Nasabah Tahun 2013-2015”, (Studi Pada PT.
Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Kepandean Serang). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar karat emas dan berat emas, dari hasil ini dapat diterapkan batas maksimum pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah.13
6. Anita, (2016) dengan judul “ Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Tamalate di Kota Makassar”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jumlah taksiran dan uang pinjaman secara simultan terhadap laba bersih dan untuk mengetahui pengaruh jumlah taksiran dan uang pinjaman secara parsial terhadap laba bersih.14
7. Raditia Andika, (2009) dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Pengambilan Kredit Oleh Masyarakat Pada
12Farida Tahir, “ Analisis Yuridis Perjanjian Gadai ( Stadi di PT Pegadaian (Persero) Cabang Polewali Mandar” (2017), (sikripsi UIN Alaudin Makasar).
13 Mulista Rahayu, “Analisis Nilai Taksiran Barang Gadai Terhadap Jumlah Nasabah Tahun 2013-2015 (studi di PT. Pegadaian (persero) Syariah Cabang Kepanden Serang” (2016), (skripsi IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
14 Anita, “ Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada PT.
Pegadaian (persero) Cabang Tamalate Di Kota Makassar” (2016), (skripsi Universitas Negeri Makassar).
13
Perum Pegadaian Cabang Klaten “. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama bahwa variabel tingkat pendapatan, Rasio pendapatan, rasio nilai taksiran dengan jumlah uang pinjaman, berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikan 5% terhadap besarnya pengambilan kredit dan secara individual bahwa variabel tingkat pendapatan, tanggungan keluarga, jangka waktu pengambilan kredit, berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikasi 5% terhadap besarnya pengambilan kredit di Perum Pegadaian Cabang Klaten.15
8. Tri Setia, (2018) dengan judul “ Analisis Hukum Islam Tentang Penentuan Biaya Pemeliharaan Dan Penyimapanan Barang Gadai (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Cab. Raden Intan Bandar Lampung) “. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan penentuan biaya pemelirahaan dan penyimpanan barang gadai sudah sesui hukum islam, yaitu tidak berdasarkan pinjaman, dan meskipun ditentukan berdasarkan besar jaminan, pegadaian syariah mempunyai kebijakan diskon yang diterapkan pada saat menentukan biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang gadai, sebagai cara untuk meminimalisir atau memperkecil resiko terdapatnya riba dalam praktik penentuan biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang gadai.16
15 Raditya Andika, “Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Pengambilan Kredit Oleh Masyarakat Pada Perum Pegadaian (Studi Kasus di Perum Pegadaian Cabang Klaten)”
(2009), (skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta).
16 Tri Setia, “ Analisis Hukum Islam Tentang Penentuan Biaya Pemeliharaan Dan Penyimpanan Barang Gadai (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Cab. Raden Intan Bandar Lampung) “ (2018), (skripsi UIN Raden Intan Lampung).
14
9. Erliyanti, (2010) dengan judul “ Analisis Efisiensi praktek Gadai Syariah Di Pegadaian syariah Kecamatan Kota “. Berdasarkan hasil penelitian ini praktek gadai syariah kecamatan kota kuala simpang masih terdapat indikasi syariah dalam hal perhitungan batas pembayaran pinjaman, tarif simpanan yang belum sesuai dengan syariah, jenis marhun yang terbatas, penggunaan marhun bih yang tidak teliti, proses pelelangan marhun yang terbatas serta pengawasan Dewan Pengawas Syariah yang masih di bawah naungan Perum Pegadaian Pusat, sehingga pertanggung Jawaban dan laporan keuangan merujuk pada Perum Pegadaian Pusat.17
10. Mohammad Samsul Arifin, (2015) dengan judul “ Pengaruh Nilai Taksiran, Biaya-biaya dan Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Emas Tunai Hebat (ETH) di Solusi Tunai Cabang Krian Sidoarjo “. Dari hasil penelitian ini variabel nilai taksiran, biaya- biaya, dan pelayanan yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan produk Emas Tunai Hebat (ETH) di Solusi Tunai cabang krian Sidoarjo meningkat.18
17 Erliyanti, “Analisis Efisiensi praktek Gadai Syariah Di Pegadaian syariah Kecamatan Kota”
(2010), (Tesis IAIN Sumatra Utara Medan).
18 Mohammad Samsul Arifin, “Pengaruh Nilai Taksiran, Biaya-biaya dan Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Emas Tunai Hebat (ETH) di Solusi Tunai Cabang Krian Sidoarjo” (2010), (skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya).
15
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Perbedaan Persamaan
Ani Wijayanti Mekanisme Penerimaan Barang Jaminan Di Perum Pegadaian Cabang Tegal Boto Jember Dalam Persepektif Islam
Menjelaskan mekanisme
penerimaan barang jaminan dan penanggungan resiko atas barang jaminan pada saat jatuh tempo pada pegadaian
Kualitatif Deskriptif
Etik Yudiarini Tinjauan Hukum Islam Terhadap Taksiran Harga Barang Jaminan di Perum Pegadaian Cabang Lempuyangan Yogyakarta
Menjelaskan bahwa mekanisme taksiran harga barang jaminan di perum Pegadaian
Lempuyangan dilihat dari aspek teorinya sudah sesuai dengan hukum islam
Kualitatif Deskriptif
Fitriya Wati Pengaruh Nilai Taksiran Emas Terhadap
Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Gadai Di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya
Mejelaskan bahwa Pegadaian syariah memberikan nilai harga barang taksiran sesuai golongan yang berlaku di Pegadaian
Kuantitaif Deskriptif
Farida Tahir Analisis Yuridis
Perjanjian Gadai (Studi di PT Pegadaian
(Persero) Cabang Polewali Mandar)
Penelitian ini menjelaskan pelaksanaan perjanjian gadai di PT. Pegadaian (persero) Cabang Polewali Mandar dan bagaimana proses penyelesaian wanprestasi
perjanjian gadai di PT. Pegadaian (persero) Cabang Polewali Mandar
Kualitatif Dekriptif
Mulista Rahayu Analisis Nilai Taksiran Nilai koefisien Kuantitatif
16
Barang Gadai Terhadap Jumlah Nasabah Tahun 2013-2015”, (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Kepandean Serang)
korelasi sebesar 0,437 menunjukkan bahwa hubungan yang sedang antara nilai taksiran dalam mempengaruhi jumlah nasabah pada PT. Pegadaian (persero) Syariah Cabang Kepandean Serang
Deskriptif
Anita Pengaruh Jumlah
Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Tamalate di Kota Makassar
Untuk mengetahui pengaruh jumlah taksiran dan uang pinajaman secara simultan terhadap laba bersih dan untuk mengetahui pengaruh jumlah taksiran dan uang pinjaman secara parsial terhadap laba bersih pada PT.
Pegadaian (persero) Cabang Tamalate di Kota Makassar
Kuantitatif Deskriptif
Raditya Andika Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Pengambilan Kredit Oleh Masyarakat Pada Perum Pegadaian Cabang Klaten
Untuk mengetahui secara simultan dan parsial pengaruh tingkat pendapatan nasabah, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah permintaan kredit di PT.
Pegadaian.
Kuntitatif Deskriptif
Tri Setia Analisis Hukum Islam Tentang Penentuan Biaya Pemeliharaan Dan Penyimapanan Barang Gadai (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Cab. Raden Intan Bandar Lampung)
Penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan
penentuan biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang gadai sesuai dengan hukum islam, yaitu tidak berdasarkan
Kualitatif Deskriptif
17
pinjaman, dan meskipun ditentukan berdasarkan besar jaminan, pegadaian syariah mempunyai kebijakan diskon yang diterapkan pada saat
menentukan biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang gadai, sebagai cara untuk meminimalisir atau memperkecil resiko terdapatnya riba dalam praktik penentuan biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang gadai
Erliyanti Analisis Efisiensi praktek Gadai Syariah Di Pegadaian syariah Kecamatan Kota
Untuk mengetahui tingkat efisiensi praktik gadai syariah di pegadaian syariah Kecamatan Kota Kuala Simpang
Kuantitatif Deskriptif
Muhammad Samsul Arifin
Pengaruh Nilai Taksiran, Biaya-biaya dan Pelayanan
Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Emas Tunai Hebat (ETH) di Solusi Tunai Cabang Krian Sidoarjo
Untuk mengetahui nilai taksiran, biaya- biaya, dan pelayanan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan nasabah
menggunakan produk gadai Emas Tunai Hebat
Kuantitatif Deskriptif
Sumber : Data Diolah
Dari table tersebut bisa diketahui bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dan penelitian ini layak untuk diteliti.
18
B. Kajian Teori 1. Gadai
a. Pengertian pegadaian
Dalam persepektif ekonomi, pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan proses dan persyaratan yang rumit. Pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.19
Dan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gadai memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
2) Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang di inginkan Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali. Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi masalah masyarakat yang sedang membutuhkan uang agar tidak jatuh ketangan para rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam uang ke PT pegadaian bukan hanya saja karena prosedur yang mudah dan cepat tetapi karena biaya yang di bebankan lebih ringan jika dibandingkan dengan yang ada pada rentenir. Ini yang di lakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari PT pegadaian dlam pemberian
19Martono, Bank dan Lmbaga Keuangan Lain (Yogyakarta: CV.Adiputra,2002)170
19
pinjaman kepada masyarakat dengan motto”mengatasi masalah tanpa masalah”.
Keuntungan melakukan pinjaman di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa uang tersebut di gunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya.
Begitu pula dengan sanksi yang diberikan relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu yang telah ditentuan. Sanksi paling berat adalah jaminan yang disimpan akan di lelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diberikan.
Keuntungan melakukan pinjaman pada perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya antara lain:
1) Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini di sebabkan prosedurnya tidak berbelit-belit
2) Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya.
3) Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai kehendak nasabahnya.
Gadai memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan para nasabah dapat dengan lebih bijak memanfaatkan produk ini agar sesuai dengan kebutuhan.
20
Keuntungan gadai, antara lain:20
1) produk ini diciptakan untuk menolong orang yang sedang kesulitan dana dalam jangka pendek. Nasabah hanya diwajibkan melunasi pinjaman dengan jumlah yang sama atau bisa dikatakan tidak dikenakan biaya modal, namun dikenakan biaya sewa penitipan dan pemeliharaan emas yang dijadikan barang jaminan.
2) Produk gadai tergolong mudah dan tidak berbelit- belit
3) Gadai tergolong aman bagi lembaga keuangan pemberi pinjaman sebab emas memiliki nilai yang relatif stabil dibandingkan dengan barang jaminan lainnya. Selain itu emas juga mudah dijual kembali apabila nasabah ingkar janji (wanprestasi).
Kerugian gadai yang digabung dengan investasi emas, antara lain:21
1) Produk gadai emas ada yang digabungkan dengan produk investasi emas model kebun emas atau angsa emas atau model lainnya.
Meskipun hal tersebut melanggar aturan BI dan Fatwa MUI, namun faktanya masih sering dijumpai di masyarakat. Masyarakat seharusnya menyadari bahwa investasi dalam bentuk apapun pasti mengandung risiko sehingga perlu berhati-hati. Jangan mudah percaya dengan janji yang memberikan keuntungan selangit dalam waktu singkat sebab janji semacam itu biasa dijumpai pada iklan investasi yang berniat menipu.
20Martono, Bank dan Lmbaga Keuangan Lain (Yogyakarta: CV.Adiputra,2002)117-118.
21Martono, Bank dan Lmbaga Keuangan Lain (Yogyakarta: CV.Adiputra,2002)119-121.
21
2) Pembiayaan yang diberikan melalui gadai emas tergolong pembiayaan jangka pendek (kurang dari satu tahun) sehingga hanya cocok digunakan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat mendesak. Jenis pembiayaan ini tidak cocok jika digunakan mendanai investasi jangka menengah ataupun jangka panjang.
b. Pengertian gadai
Pegadaian diindonesia dikenal sejak jaman penjajahan belanda Vereenigde Oostindische Copagnie( VOC ), usaha pegadaian ini dikenal sejak pertama kali di itali kemudian meluas ke Eropa termasuk Negri Belanda yang oleh penjajahan belanda dalam hal ini VOC diterapkan di Indonesia.
Tugas pokonya adalah memberikan bantuan dana khusus untuk masyarakat kecil dengan menerapkan teknik pegadaian yaitu dengan hukum gadai. Pihak yang menghendaki dana cukup datang ke kantor pegadaian membawa barang berharga kemudian mendapatkan uang sesuai dengan ketentuan pegadaian.
Sesuai undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 disebutkan,
“gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil perlunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang- orang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang
22
barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan biaya-biaya yang harus didahulukan.22
Untuk mengatasi kesulitan dimana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barang-barangnya kelembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat di tebus kembali setelah masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan menjaminkan barang- barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat di tebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut kita sebut dengan nama usaha gadai.
Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilanagn barang-barang berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuiakan dengan harga barang yang dijaminkan, perusahan yang menjaminkan uasa gadai disebut perusahaan pegadaian.
Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada kepala pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
22 Adrian Sutedi,Hukum Gadai Syariah (Bandung:Alfabeta,2011) 1
23
c. Dasar hukum gadai
Dasar hukum gadai di indonesia diatur dalam kitab undang- undang hukum perdata pasal 1158 tentang hak penerimaan gadai untuk menerima bunga atas piutang, sebagai berikut :
“jika suatu piutang di gadaikan, sedangkan piutang ini menghasilkan bunga maka si berpiutang boleh memperhitungkannya dengan bunga yang harus dibayarkan kepadanya. Jika utang untuk menjaminnya telah di berikan suatu piutang dalam gadai, tidak menghasilkan bunga, maka bunga-bunga yang harus diterima oleh di pemegang gadai, dikurangkan dari uang pokok.”
Dari rumusan pasal 1158 kitab undang-undang hukum perdata, secara implisit memungkinkan utang yang dijamin pula dengan bunga yang di peroleh dari piutang yang digadaikan.23
d. Barang jaminan
Pegadaian dalam hal jaminan telah menetapkan beberapa jenis barang berharga yang dapat diterima untuk di gadaikan. Barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir nilainya,sehingga dapat diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan, besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran.
Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dijadikan jaminan oleh PT Pegadaian sebagai berikut :
23Totok budisantoso,Nuritomo,bank dan lembaga keuangan lain(jakarta,Salemba Empat,2014)
24
1) Barang-barang berupa perhiasaan seperti : a) Emas
b) Perak c) Intan d) Berlian e) Mutiara f) Platina g) Jam
2) Barang-barang berupa kendaraan seperti : a) Mobil
b) Sepeda motor c) Sepeda biasa
3) Barang-barang berupa elektronik seperti : a) Televisi
b) Laptop c) Komputer24. 2. Taksiran
Nilai taksiran adalah nilai/harga perkiraan tertentu yang akan dijadikan jaminan yang didasarkan pada harga jadi, pasar dan peraturan yang berlaku pada masa tertentu. Nilai taksiran pada umumnya memiliki kriteria-kriteria tertentu, di antaranya:
24 Martono, Bank dan Lmbaga Keuangan Lain (Yogyakarta: CV.Adiputra,2002) 175
25
a. Taksiran Optimalisasi adalah nilai taksiran dengan menaikkan kadar sampai denga batas-batas tertentu.
b. Asumsi harga jual kembali adalah asumsi harga jual sesuai presentase potongan yang telah diperjanjikan dalam surat toko jika emas dikembalikan ke tokonya.
c. Taksiran normal adalah taksiran sewajarnya sesuai aturan yang berlaku di pegadaian.
d. Pinjaman normal adalah pinjaman yang didapatkan dari presentase tertentu dari takiran normal
e. Pinjaman optimalisasi adalah pinjaman yang didapatkan dari presentase tertentu dari taksiran optimalisasi.25
Nilai taksiran ini digunakan sebagai acuan pencairan yang akan diberikan dengan meminimalisir resiko yang akan terjadi dikemudian hari.
Bilamana nasabah tidak mampu atau tidak bersedia melunasi pinjaman, maka umumnya pihak pegadaian akan menentukan pedoman standar taksiran tertinggi yang dapat ditetapkan oleh kantor agar barang gadai dapat dijual kembali, dengan nilai sebagai berikut:
a. Logam mulia sebesar 88% dari harga pasar b. Berlian sebesar 45% dari harga pasar
c. Tekstil (sandang) sebesar 83% dari harga pasar d. Barang elektronik 73%
e. Kendaraan bermotor sebesar 73%
25 Mulista Rahayu, “Analisis Nilai Taksiran Barang Gadai Terhadap Jumlah Nasabah Tahun 2013-2015 (studi di PT. Pegadaian (persero) Syariah Cabang Kepanden Serang” (2016), (skripsi IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
26
f. Barang lain sebesar 63%-83% dari harga pasar
Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang diperoleh. Nilai taksiran yang tinggi mampu mendorong keputusan nasabah menggunakan jasa pegadaian. Nasabah akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk dan jasa mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya. Lembaga keuangan harus mampu mengembangkan nilai tambah dari jasa gadai emas yang ditawarkan, sehingga pihak solusi tunai selaku lembaga keuangan bisa memberikan perbedaan (diferensiasi produk) dengan produk jasa gadai emas lainnya.
Jasa gadai emas membebankan biaya jasa penyimpanan kepada nasabah yang ditentukan berdasarkan nilai tasirannya. Nasabah juga dikenakan biaya administrasi yang sudah ditetapkan diawal akad. Jasa yang diperoleh nasabah sebanding dengan biaya yang dibebankan dapat mempengaruhi keputusan konsumen memilih jasa yang diinginkan.26 3. Uang Pinjaman
Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.
Hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam meminjam uang sebagai sesuatu yang sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan kegiatan perekonomiannya dan untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan
26 Anita, “ Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada PT.
Pegadaian (persero) Cabang Tamalate Di Kota Makassar” (2016), (skripsi Universitas Negeri Makassar).
27
pinjam meminjam uang sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat saat ini.
Uang pinjaman menghasilkan uang bunga. Dari uang bunga inilah terbentuk dana (profit) yang dipergunakan untuk membiayai semua kegiatan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang memerlukan jasa perum pegadaian.
Uang pinjaman adalah sejumlah uamg yang dikeluarkan oleh suatu lembaga kemasyarakatan penyaluran pinjaman, kospin jasa menggunakan sistem pelayanan cepat aman dan menghindari adanya birokrasi yang berbelit untuk memperoleh pinjaman, para anggota nasabah tidak perlu menunggu terlalu lama waktu satu hari sepanjang telah memenuhi persyaratan.
Menurut raharja pemberian uang pinjaman kepada masyarakat adalah suatu pencegahan rakyat kecil yang membutuhkan pinjaman agar tidak jatuh ketangan para pelepas uang yang mengenakan bunga dengan nilai sangat tinggi dan berlipat ganda.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa uang pinjaman merupakan sejenis modal atau sejumlah uang yang berasal dari perum pegadaian dan disalurkan kepada masyarakat/nasabah yang ingin meminjam sejumlah uang karena kebutuhan tertentu dengan prosedur yang tidak rumit, barang jaminan yang sederhana serta dalam waktu yang
28
sangat singkat para nasabah dapat memperoleh sejumlah uang yang dibutuhkan.27
a. Pemberian pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digunakan tidak sama dengan besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan.
Penentuan uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan persentase ini juga ditentukan oleh pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
Pinjaman kemudian digolongkan atas dasar jumlahnya untuk menentukan syarat-syarat pinjaman seperti besarnya sewa modal, jangka waktu pelunasan, jadwal atau waktu pelelangan. Sebagai contoh pinjaman senilai Rp. 88.000,- termasuk dalam kelompok pinjaman Rp.
40.500,- sampai Rp. 150.000,- atau termasuk golongan C ditetapkan sewa modalnya adalah sebesar 2% per 15 hari, jangka waktu empat bulan, dan pelelangan pada bulan ke 5. Barang yang digadaikan diasuransikan ke PT Pegadaian yang dana pembayaran preminya diperoleh dari peminjam dana. Pemberian uang pinjaman kepada nasabah dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya selain premi asuransi.
Berdasarkan penjelasan diatas, nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil dari pada nilai pasar dari barang yang digadaikan. Ini
27 Anita, “ Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada PT.
Pegadaian (persero) Cabang Tamalate Di Kota Makassar” (2016), (skripsi Universitas Negeri Makassar).
29
sengaja dilakukan oleh pihak pegadaian untuk mencegah munculnya kerugian. 28
b. Besarnya jumlah pinjaman
Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai jaminan(barang- barang) yang diberikan. Semakin besar nilainya, semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya.
Namun , biasanya pegadaian hanya melayani sampai jumlah tertentu dan biasanya yang menggunakan jasa pegadaian adalah masyarakat menengah ke bawah kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman) perbulan yang besarnya tergantung dari golongan nasabah. Golongan nasabah ditentukan oleh pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman, yaitu A,B,C dan D sedangkan besarnya sewa modal dapat berubah sesuai dengan bunga pasar berdasarkan persentase uang pinjaman (UP).
Tabel 2.2
PERHITUNGAN PROSENTASE (%)
Golongan
Jumlah hari 1-15
Hari
16-30 Hari
31-45 Hari
46- 60 hari
61- 75 hari
76- 90 hari
91- 105 hari
106- 120 Hari
A 0,75 1.5 2.25 3 3.75 4.5 5.25 6
B B1 1,15 2,3 3,45 4,6 5,75 6,9 8,05 9,2
B2 B3
C C1
C2 C3
28 Vika Anggun Ratna Pratiwi, Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Harga Emas, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaaan Rahn (Studi Pada Pegadaian Syariah Di Indonesia Tahun 2005-2015), (Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2017).
30
D D 1 2 3 4 5 6 7 8
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Sumber:Pegadaian
Dalam menetukan besarnya jumlah pinjaman, maka barang-barang jaminan perlu ditaksir terlebih dahulu. Nilai taksiran selalu lebih rendah dari nilai pasar, hal ini dimaksudkan apabila terjadi kemacetan terhadap pembayaran pinjaman, maka dengan mudah pihak pegadaian melakukan lelang jaminan.
1) Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Konsekuensi pertamanya adalah jumlah atau mulai pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan pemberian pinjaman uang tunai dari Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000.000,- dengan jaminan barang bergerak dengan prosedur mudah dan layanan cepat. 29
Sewa modal (bunga) pinjaman dipegadaian merupakan pinjaman dengan jangka waktu selama 4 bulan. Apabila telah
29 Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat,2006),222
31
melewati batas pinjaman nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa modal (bunga) atau dapat menebus barang pinjamannya. Apabila kedua hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian berhak untuk melelang barang jaminan.
Tabel 2.3
Tarif Biaya Administrasi Dan Biaya Asuransi Jasa Raharja Per Golongan
Golongan Distribusi Uang Pinjaman Tarif Pinjaman Per 15 hari
Golongan A Rp. 50.000 S/D 500.000 0,75%
Golongan B Rp. 500.001 S/D 5.000.000 1.15%
Golongan C Rp. 5.000.001 S/D 20.000.000 1.15%
Golongan D Rp. 20.000.001 S/D 1.000.000.000
1%
Golongan D1
Rp. 1.000.000.000 Keatas 1%
Sumber: Pegadaian
2) Prosedur pemberian dan pelunasan pinjaman
Prosedur memperoleh pinjaman dari pegadaian bagi masyarakat yang membutuhkan dana segera sangat sederhana, mudah dan cepat. Hal ini yang membedakan pegadaian dengan perbankan dalam hal pelayanan. Pegadaian pada prinsipnya tidak membutuhkan berbagai jenis persyaratan sebagaimana halnya dengan perbankan.
Prosedur untuk mendapatkan pinjaman dari pegadaian antra lain sebagai berikut :
a) Calon nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang akan dijaminkan dengan
32
menunjukan KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri dan mengisi aplikasi yang tersedia untuk peminjam uang.
b) Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir oleh juru taksir dan menetapkan harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, ditetapkan besarnya uang pinjaman yang mungkin dipinjamkan kepada nasabah.
c) Atas dasar jumlah taksiran harga barang yang akan digadaikan dinegosiasikan antara nasabah dan pegadaian untuk jumlah pinjaman yang layak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan jangka waktu pinjaman . dalam proses ini ditentukan besarnya sewa uang pinjaman yang harus menjadi kewajiban pihak yang menggadaikan barangnya.
d) Tahap selanjutnya, dilakukan penyerahan barang yang akan digdaikan, yaitu setelah jumlahnya disepakati dan jangka waktu disetujui bersama, dilakukan perikatan gadai, dan barang yang digadaikan diterima pegadaian dan akhirnya pegadaian memberi bukti tanda terima barang yang digadaikan.
e) Nasabah mencairkan uang pinjaman pada loker yang tersedia.
f) Pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya apapun kecuali potongan premi asuransi.
Prosedur pelunasan uang pinjaman dilakukan dengan cara sebagai berikut :
33
a) Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu selesainya jangka waktu.
b) Bila nasabah telah memiliki uang dan bermaksud akan melunasi pinjaman dan bermaksud akan menebus barang yang digadaikan, dapat segera dilakukan kendatipun waktu pinjaman belum berakhir. Uang pinjaman tersebut, dapat di setor kepegadaian.
c) Nasabah membayar kembali pinjaman beserta sewa modal (bunga) langsung kepada kasir disertai dengan barang bukti surat gadai.
d) Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang jaminan.
e) Barang yang digadaikan dikembalikan kenasabah.
Dalam hal hingga batas akhir waktu gadai yang disepakati, nasabah tidak memenuhi kewajibannya dalam menembus barang yang digadaikan, pegadaian akan segera melelang barang tersebut.
Hasil lelang akan diberitahukan kepada nasabah, dan pegadaian memperhitungkan hasil dari lelang dengan uang pinjaman beserta sewa modal (bunga) dan biaya administrasi lelang. Selanjutnya sisa hasil lelang diserahkan kepada nasabah yang disertai dengan rincian perhitungan. 30
30Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dkk, bank adn financial institution management (Jakarta : PT. Raja grafindo,2007) 1337-1338
1 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dimana tujuan dari penelitian adalah untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan, kemudian memaparkan, menggambarkan dan menganalisa data yang ada.31
Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dan dinyatakan dalam bentuk deskriptif yaitu data yang disimpulkan berupa gambar, kata-kata, dan bukuan angka. Data tersebut mungkin berasa dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.32
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu. Termasuk proses-proses yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.33 Peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian, untuk kemudian dituliskan dan digambarkan sebagai adanya.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan dimana peneliti hendak melakukan penelitian tersebut. Dalam suatu penelitian ilmiah ini akan berhadapan dengan lokasi penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih adalah PT. Pegadaian
31 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press, 2008),10.
32 Lexy J. Moleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 4.
33 Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung:Sinar Baru Argensindo, 2001),
34
35
(Persero) di Jl. Letnan Karsono No.4, Kotakulon, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ( 0332421501).
C. Subyek Penelitian 1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.34 Data diperoleh dari beberapa informan, diantaranya:
a. Eko Mudji Hardjono.SE sebagai pimpinan PT. Pegadaian (persero)Cabang Pembantu Bondowoso.
b. Arif Kurniawan sebagai petugas administrasi PT. Pegadaian (persero)Cabang Pembantu Bondowoso.
c. Farid Agung Irzandi.SE sebagai penaksir PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
d. Suharto sebagai pemegang agunan barang gadai PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
e. Ahmad Supriono sebagai Driver PT. Pegadaian Cabang Pembantu Bondowoso.
f. Rizki Kurniawan sebagai satpam PT. Pegadaian Cabang Pembantu Bondowoso.
g. Angga Bayu sebagai satpam PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
34Saifuddin Azwar,Metode Penelitian cet.1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), 91.
36
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung yang berasal dari buku-buku maupun literatur lain35 yang berhubungan dengan Sistem Perhitungan Dan Penentuan Waktu Lelang Barang Jaminan di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Dokumentasi, suatu model pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen terkait lelang barang jaminan. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data yang bersifat dokumenter seperti halnya:
a. Sejarah berdirinya PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
b. Visi-misi PT. Pegadaian (persero)Cabang Pembantu Bondowoso.
c. Struktur Organisasi PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
35Saifuddin Azwar,Metode Penelitian cet.1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), 92.
37
d. Lokasi PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
e. Surat Bukti Gadai (SBG) PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
2. Wawancara
Merupakan suatu interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran/sharing aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi. Peneliti melakukan tanya jawab langsung dengan Pimpinan PT. Pegadaian, dan praktisi Gadai di PT. Pegadaian Cabang Pembantu Bondowoso. Data yang diperoleh dari hasil wawancara : a. Perhitungan Nilai Taksiran Gadai Emas di PT. Pegadaian (persero)
Cabang Pembantu Bondowoso.
b. Perhitungan Besarnya Uang Pinjaman di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
c. Anggota DPS yang bertugas di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso.
3. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.
Dalam hal ini peneliti mengamati proses transaksi gadai dan lelang jaminan di PT. Pegadaian Cabang Pembantu Bondowoso. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil observasi, adalah kegiatan operasional gadai emas di PT. Pegadaian (persero) Cabang Pembantu Bondowoso
38
E. Analisis Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif deskriptif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.36 Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.37 Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati dan tidak berbunyi. Alasan itulah yang menjadikan analisis data memiliki arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data.
Metode analisis data deskriptif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan rangkuman, meneliti hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting dari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
36Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011), 143.
37Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63