• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis capital asset pricing model (capm) dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis capital asset pricing model (capm) dalam"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

Analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Ekuitas (Perbankan Bursa Efek Indonesia Bulan Agustus 2016 – Juli 2018). Menjelaskan penerapan CAPM dengan menggabungkan saham-saham sektor perbankan yang efisien dan tidak efisien berdasarkan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pada periode survei Agustus 2016 hingga Juli 2018, sektor perbankan merupakan sektor dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

Penurunan harga saham sektor perbankan disebabkan oleh Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan akibat rencana kenaikan tersebut. Penelitian ini berfokus pada saham-saham sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena saham-saham sektor perbankan diyakini akan mengalami pertumbuhan yang lebih baik pada tahun 2018. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang akan diteliti yaitu saham-saham sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). .

Beberapa kalangan memperkirakan fenomena saham sektor perbankan akan meningkat di Indonesia pada tahun 2018. Cara mengelompokkan dan mengevaluasi saham-saham sektor perbankan yang efisien dan tidak efisien berdasarkan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Investasi

  • Pengertian Investasi
  • Pasar Modal
  • Proses Investasi
  • Risiko Investasi

Saham

  • Pengertian Saham
  • Return Saham
  • Risiko Saham
  • Tingkat Pengembalian Saham Individu
  • Tingkat Pengembalian Pasar
  • Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Portofolio

  • Definisi Portofolio

Efficient Market Hypotesis

  • Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah
  • Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat
  • Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat

CAPM

  • Pengertian CAPM
  • Asumsi-asumsi CAPM
  • Beta Pasar
  • Hubungan Risiko dan Tingkat Pengembalian dalam CAPM
    • Garis Pasar Modal (Capital Market Line = CML)
    • Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line = SML)
    • Penentuan Aset yang undervalued atau overvalued
  • Penggolongan saham yang efisien berdasarkan CAPM

Penelitian Terdahulu

Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian

Desain Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang dapat diukur dalam skala numerik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder saham-saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode Agustus 2016 – Juli 2018 yang dapat diakses secara resmi melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id ). dan situs resminya (www.yahoofinance.com).

Metode Pengambilan Sampel

  • Metode Sampling
  • Populasi
  • Sampel
  • Metode Pengumpulan Data

Perusahaan sektor perbankan yang tidak pernah delisting di Bursa Efek Indonesia selama periode Agustus 2016 – Juli 2018. Perusahaan dari sektor perbankan yang aktif melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia selama periode Agustus 2016 – Juli 2018. 2 Perusahaan perbankan yang tidak pernah melakukan delisting di Bursa Efek Indonesia pada periode Agustus 2016 - Juli 2018.

3 perusahaan perbankan yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode Agustus 2016 – Juli 2018. Berdasarkan kriteria pemilihan, terdapat 2 saham yang tidak dimasukkan, hal ini dikarenakan perusahaan tersebut mendapat penghentian sementara saham. perdagangan di bursa (penghentian sementara saham). Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Agustus 2016 – Juli 2018.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelitian di perpustakaan-perpustakaan di berbagai negara, buku-buku ilmiah, penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain, jurnal, berita pasar modal dan sumber-sumber lain yang berkaitan erat dengan permasalahan yang akan dibahas.

Tabel 3.3  Sampel Perusahaan
Tabel 3.3 Sampel Perusahaan

Variabel dan Operasional Variabel

  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

  • Teknik Pengolahan Data
  • Metode Analisis Data
    • Analisis Statistik Dekriptif
    • Metode CAPM

Sedangkan nilai return tertinggi masing-masing saham individu sebesar 0,1286 atau 12,86% pada perusahaan Banka Ina Perdana Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian individu Bank Ina Perdana Tbk memberikan rata-rata keuntungan sebesar 12,86% selama bulan Agustus 2016 – Juli 2018. Nilai ekspektasi tingkat pengembalian terendah terendah sebesar 0,0001 atau 0,001% terdapat pada Bank Yudha. Bhakti Tbk (BBYB) dan.

Tingkat pengembalian bebas risiko dalam penelitian ini adalah BI 7-day repo rate yang berlaku sejak 19 Agustus 2016. Tingkat pengembalian pasar adalah tingkat pengembalian yang diperoleh investor dari berinvestasi pada saham yang tercermin dari perubahan indeks harga dalam jangka waktu tertentu. Saham yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian positif menunjukkan bahwa saham tersebut telah memberikan keuntungan bagi investor selama periode penelitian.

Saham dengan return negatif merupakan saham yang tidak memberikan keuntungan atau manfaat bagi investor selama periode penelitian. Menurut (Husnan, 2015), return pasar adalah return yang diperoleh investor dengan melakukan investasi pada saham, yang tercermin dari perubahan indeks harga selama periode tertentu. Beta mempengaruhi fluktuasi harga suatu saham dan juga besar kecilnya return yang diharapkan.

Return yang diharapkan adalah seberapa besar keuntungan yang diharapkan investor dari investasi sahamnya. Saham Bank Mitra Niaga Tbk (NAGA) memiliki ekspektasi return yang positif karena saham NAGA memiliki beta tertinggi. Sedangkan imbal hasil terendahnya adalah 0,0001 atau 0,01% pada saham Bank Yudha Bhakti (BBYB).

Dapat disimpulkan bahwa saham sektor perbankan mempunyai ekspektasi return yang positif pada periode tersebut. Saham efisien adalah saham yang return individualnya lebih besar dari return yang diharapkan [(Ri) > E(Ri)]. Sedangkan kondisi saham yang tidak efisien menunjukkan tingkat pengembalian individu (Ri) lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan [(E(Ri)].

Kriteria keputusan investasi adalah pemilihan saham-saham yang efisien, yaitu saham-saham yang mempunyai return individual lebih besar dari tingkat return yang diharapkan (Ri > E(Ri). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham-saham sektor perbankan mempunyai saham-saham yang efisien, sebagai tingkat rata-ratanya. Return lebih tinggi dari perkiraan, dengan tingkat return tertinggi masing-masing sebesar 0,0115 dan 1,15% pada saham Banka Mitraniaga Tbk (NAGA).

Investor sebaiknya tidak berinvestasi pada saham-saham yang rata-rata tingkat pengembaliannya negatif pada masing-masing saham dan saham-saham yang tidak efisien karena tingkat pengembaliannya lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan.

Tabel 4.4  Statistik Deskriptif
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Statistik Deskriptif

Nilai return saham individu terendah sebesar -0,0231 atau -2,31% terdapat pada perusahaan Bank Maybank Indonesia Tbk. Return masing-masing saham dapat dihitung dengan membandingkan harga penutupan saham (closing price) bulan ini yang dilambangkan dengan bulan t dengan harga penutupan saham (closing price) bulan lalu yang dilambangkan dengan bulan t-1 dibagi dengan harga penutupan. saham (harga penutupan) bulan lalu. Return pasar terendah terjadi pada Maret 2018 sebesar -0,0619 atau -6,19% yang menggambarkan melemahnya perdagangan saham.

Pasalnya, tingkat pengembalian pasar dapat menggambarkan kondisi pasar saham dan dapat dijadikan dasar pengukuran kinerja investasi saham. Sedangkan beta terendah terdapat pada saham Bank Yudha Bhakti Tbk yaitu -2,0213 dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan sebesar 0,0001. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 31 saham perbankan dengan rata-rata return positif dan 9 saham perbankan dengan rata-rata return negatif.

Jika investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada saham perbankan, sebaiknya investor memilih saham-saham yang mempunyai rata-rata return yang positif terhadap masing-masing saham dan merupakan saham yang efisien.

Analisa Hasil dan Pembahasan

  • Harga Penutupan Saham (Closing Price) Saham Perbankan
  • BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
  • Tingkat Pengembalian Pasar

Hasil Analisis dan Pembahasan

  • Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Saham (Return Saham)
  • Hasil Analisis Risk Free Rate
  • Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Pasar (Market Return)
  • Hasil Analisis Risiko Sistematis Masing-masing saham individu
  • Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan [E(𝑅𝑖)]
  • Pengelompokan Saham-saham Efisien dan Keputusan Investasi

Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasinya. Rata-rata tingkat pengembalian saham individu yang tertinggi adalah saham Bank Ina Perdana Tbk yaitu sebesar 0,1286 atau 12,86%. Rata-rata tingkat pengembalian saham individu yang paling rendah adalah saham Bank Maybank Indonesia Tbk yaitu -0,0231 atau -2,31%.

Rata-rata tingkat bebas risiko pada bulan Agustus – Juli 2018 adalah sebesar 0,00465 dengan tingkat pengembalian bebas risiko sebesar 0,0039 atau 0,39% yang berarti bahwa tingkat pengembalian bebas risiko memberikan keuntungan sebesar 0,39%. Rata-rata return pasar berasal dari jumlah Rm sebesar 0,1392 dibagi jumlah bulan dalam periode penelitian yaitu 24 bulan. Return pasar tertinggi terjadi pada bulan Desember 2017 sebesar 0,0678 atau 6,78%, menggambarkan kondisi perdagangan saham pada bulan tersebut sangat aktif.

Jika tingkat pengembalian pasar lebih besar dari tingkat pengembalian bebas risiko maka kinerja investasi dapat dikatakan baik, sebaliknya jika tingkat pengembalian pasar lebih kecil dari tingkat pengembalian bebas risiko maka kinerja investasi tersebut baik. kinerja investasi dikatakan kurang baik. Jika dikaitkan dengan metode CAPM, tingkat pengembalian pasar merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung besarnya risiko dalam rumus CAPM. Saham yang mempunyai beta lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa saham tersebut merupakan saham yang agresif.

Saham-saham dengan beta negatif dan nilainya kurang dari 1 akan bergerak berlawanan arah dengan pasar, dimana jika pasar (IHSG) naik maka saham tersebut akan turun lebih rendah dari persentase kenaikan pasar, sedangkan jika pasar naik, jika pasar jatuh, saham akan naik, tetapi kenaikannya tidak lebih tinggi. Sedangkan untuk saham-saham yang beta negatifnya lebih besar dari 1, pergerakannya akan berlawanan dengan pasar, yaitu jika harga IHSG naik maka saham tersebut akan turun lebih besar dibandingkan persentase kenaikan pasar. Artinya, saham Bank Ina Perdana mampu memberikan keuntungan aktual sebesar 12,44% dari ekspektasi return investor.

Berdasarkan tabel terdapat 9 saham yang tidak efektif, keputusan investasi pada saham yang tidak efektif/tidak bagus pertimbangkan untuk menjual saham tersebut.

Tabel 4.13  Daftar Saham Efisien
Tabel 4.13 Daftar Saham Efisien

Implikasi Manajerial

Market Return (Rm) adalah return pasar saham atau return bagi investor yang berinvestasi pada portofolio pasar saham. Pada metode CAPM, hubungan antara keuntungan yang diharapkan dengan risiko investasi mempunyai hubungan yang positif dan berbanding lurus. Artinya semakin besar keuntungan yang diharapkan maka semakin besar pula risikonya, begitu pula sebaliknya.

Demikian pula pada penelitian ini beta tertinggi terdapat pada saham Bank Mitra Niaga (NAGA) yaitu sebesar 3,9804 yang mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi return saham Bank Mitra Niaga (NAGA) yaitu sebesar 0,0115 atau 1,15%. . Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 16 saham dengan β > 1, 16 saham dengan β < 1, dan 8 saham dengan β < 0. Rata-rata risiko sistematik saham bank sebesar 0,8030, sehingga umumnya 40 saham perusahaan dijadikan sampel penelitian. , memiliki risiko sistematis yang tidak terlalu tinggi.

Bagi pengambil risiko, sebaiknya memilih saham yang memiliki beta lebih besar dari satu. Investor yang menghindari risiko sebaiknya memilih saham yang memiliki beta kurang dari satu. Agar penelitian model penetapan harga aset modal dapat mencerminkan dengan baik, maka subjek penelitian dapat ditambahkan pada sektor lain seperti sektor keuangan lain selain perbankan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Keterbatasan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait