Pada tahun 2020, Net Interest Margin (NIM) meningkat pada Bank Syariah Indonesia dan Bank Muamalat, namun mengalami penurunan pada Bank Mega Syariah. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan Bank Mega Syariah dalam menghasilkan pendapatan bunga. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas mengenai maraknya financial technology (FinTech) di Indonesia dan keadaan profitabilitas Bank Syariah Indonesia, Muamalat dan Bank Mega Syariah.
Batasan Masalah
ROE) pada tahun 2020 meningkat pada Bank Syariah Indonesia dan Bank Mega Syariah namun mengalami penurunan pada Bank Muamalat, hal ini disebabkan karena Bank Muamalat tidak mampu menghasilkan keuntungan. Indonesia, Bank Muamalat, Bank Mega Syariah) dimana rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM).
Rumusan Masalah
Peneliti mengambil rasio return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM), karena ketiga rasio tersebut menunjukkan return atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. Apakah ada perubahan setelah penggunaan Financial Technology (Fintech) pada Net Interest Margin (NIM) di Bank Syariah Indonesia, Bank Muamalat, Bank Mega Syariah.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian Terdahulu
19 Salhan Yahya, “Faktore wat die gebruik van Sharia Fintech in Indonesië beïnvloed”, (Bachelortesis, Erlangga Universiteit, 2020). 20Shafyra Nuruzzakiyya Mar'atushsholiha, Tuti Karyani, “Dampak Financial Technology Terhadap Kinerja Bank di Indonesia”, Jurnal Pemikiran Ilmiah Masyarakat Berwawasan Agribisnis, No.
Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan
Dasar Hukum
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT Beliau sangat membenci orang yang membayar riba, karena orang yang membayar riba termasuk golongan kafir, dan Allah swt. menasehati umatnya untuk memperbanyak bersedekah. Dari ayat di atas terlihat bahwa Allah akan melipatgandakan rezeki umat-Nya yang tidak mengkonsumsi bunga dan menjanjikan rejeki kepada umat-Nya yang senantiasa bertawakal kepada Allah SWT.
Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah
Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang bersumber dari zakat, infaq, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada lembaga pengelola zakat. Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf moneter dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai keinginan pemberi wakaf (wakif).
Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank Syariah
Prinsip ini merupakan konsep yang mencakup tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola. Bentuk produk berdasarkan prinsip ini antara lain: Garasi bank, kliring, penagihan, pelayanan, transfer dan lain-lain.
Pengertian Financial Technology
Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran yang menyatakan bahwa perkembangan teknologi dan sistem informasi keuangan terus memunculkan berbagai inovasi khususnya yang terkait dengan teknologi finansial (FinTech) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk dalam pelayanan sistem pembayaran, baik dari segi instrumen, penyelenggara, mekanisme, dan infrastruktur penyelenggaraan proses transaksi pembayaran.9. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, yang menyatakan bahwa layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi adalah penyediaan layanan keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dan penerima manfaat untuk melakukan pinjaman - dan perjanjian pinjaman dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.11. Digital di Sektor Jasa Keuangan yang menyatakan bahwa Inovasi Keuangan Digital adalah kegiatan pemutakhiran proses bisnis, model bisnis, dan instrumen keuangan yang memberikan nilai tambah bagi sektor jasa keuangan dengan melibatkan ekosistem digital.12 5.
117/DSNMUI/II/2018 tentang Pelayanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, yang menyatakan bahwa layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah adalah: penyediaan jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan. melaksanakan kontrak pembiayaan melalui sistem secara elektronik melalui jaringan internet.13. 12Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan.
Jenis-jenis Financial Technology
Peer to Peer (P2P) Lending merupakan layanan keuangan yang menggunakan teknologi digital untuk mempertemukan pihak yang membutuhkan pinjaman dan pihak yang ingin memberikan pinjaman. Crowdfunding adalah kegiatan penggalangan dana melalui website atau teknologi digital lainnya untuk tujuan investasi atau sosial. Salah satu layanan Bank yang memungkinkan nasabah memperoleh informasi, berkomunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan Internet.
Fitur yang dapat digunakan antara lain informasi layanan/produk perbankan, informasi saldo rekening, transaksi transfer antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik dan telepon), pembelian (voucher dan tiket) serta transfer ke bank lain. Mobile banking merupakan layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui jaringan telepon seluler GSM (Global For Mobile Communication) atau CDMA.
Model Bisnis Usaha FinTech
Profitabilitas
Pengertian Profitabilitas
Selain itu, perbandingan juga dapat dilakukan dengan tujuan yang telah ditentukan, atau dibandingkan dengan standar rasio rata-rata industri.27.
Profitabilitas dalam Islam
منْوُرُكْشمت
مرْوُ بم ت ْنَّل
Faktor yang mempengaruhi Profitabilitas
Rasio Lancar: Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Terdapat tiga teori yang antara lain secara implisit menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat keuntungan. Teori teknologi yang menekankan modal fisik, skala ekonomi dan ruang lingkup sebagai faktor yang menentukan ukuran perusahaan yang optimal dan pengaruhnya terhadap profitabilitas.
Teori kelembagaan menghubungkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem peraturan, peraturan antimonopoli, perlindungan paten, ukuran pasar, dan perkembangan pasar keuangan. Rata-rata persediaan harian, rata-rata periode persediaan, atau rata-rata periode persediaan di gudang.
Rasio-rasio Profitabilitas
Return on Assets merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi suatu aset dalam menghasilkan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah aset yang tertanam dalam aset bersama. Return on equity merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana suatu perusahaan secara efektif mengelola ekuitasnya (net worth), mengukur tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh pemilik ekuitas atau pemegang saham perusahaan tersebut.32.
Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham, dan sering digunakan untuk membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri yang sama. NIM merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.33 Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, yang berarti suatu bank dapat mengalami lebih sedikit pendapatan bunga. masalah. .
Kerangka Berfikir Penelitian
Sebelum
Sesudah
Hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM) pada saat Bank Syariah Indonesia bermitra dengan startup FinTech. H2 : Terdapat perbedaan Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM) pada saat Bank Muamalat bermitra dengan startup FinTech. H3: Terdapat perbedaan return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM) pada saat Bank Mega Syariah bermitra dengan start-up FinTech.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang memerlukan banyak hal untuk mengungkapkan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, interpretasi data dan penampilan hasilnya.2.
Sumber Data
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode yang menyajikan data dalam bentuk angka-angka yang sekilas lebih mudah diketahui dan dibandingkan satu sama lain untuk keperluan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan.1. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan dan majalah berupa laporan keuangan, publikasi perusahaan, laporan masyarakat, artikel, buku-buku seperti teori, majalah dan lain sebagainya.3. Data sekunder yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan masing-masing bank yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh Bank Syariah Indonesia, Bank Muamalat dan Mega Syariah pada situs resmi Bank Indonesia atau pada situs resmi bank masing-masing.
Periode data yang dikumpulkan adalah tahun sebelum menggunakan fintech dan tahun 2018-2020 setelah menggunakan fintech. Periode tersebut dinilai cukup untuk menutupi perkembangan profitabilitas Bank Syariah yang dipengaruhi oleh financial technology yang terus berkembang di Indonesia.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis laporan keuangan yang digunakan adalah neraca keuangan, laporan laba rugi dan perhitungan rasio keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Syariah Indonesia, Muamalat dan Bank Mega Syariah. Data runtut waktu (time series) adalah data yang terdiri dari objek terapi yang mencakup beberapa periode waktu, misalnya harian, bulanan, mingguan, tahunan, dan sebagainya.
Laporan keuangan menerbitkan laporan keuangan lengkap triwulan I – IV selama tiga tahun berturut-turut mulai tahun 2018 – 2020. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Indonesia, Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah periode 2018-2020 yang telah diterbitkan.
Variabel dan Definisi Oprasional
- Uji Hipotesis
- Bank Muamalat
- Bank Mega Syariah
- Uji Asumsi Dasar a) Uji Normalitas
Uji normalitas data variabel ROA Bank Syariah Indonesia sebelum dan sesudah kerjasama dengan start up FinTech uji normalitas. Hasil uji homogenitas pada Tabel 4.11 untuk variabel rasio ROA sebelum dan sesudah menunjukkan nilai sig = 0,120 lebih dari ≥ 0,05. Hasil uji homogenitas pada Tabel 4.17 variabel rasio NIM sebelum dan sesudah menunjukkan nilai sig = 0,367 lebih dari ≥ 0,05.
Hasil uji homogenitas pada Tabel 4.19 variabel rasio NIM sebelum dan sesudah menunjukkan nilai sig = 0,064 lebih besar dari ≥ 0,05. Data variabel ROA Bank Muamalat hasil uji sampel berpasangan sebelum dan sesudah kerjasama dengan start-up FinTech. Data variabel sample t-test ROE Bank Muamalat sebelum dan sesudah kerjasama dengan start-up FinTech.
Uji Paired Sample t-test Data Variabel NIM Bank Muamalat Sebelum dan Sesudah Kerjasama dengan FinTech Start-Up.
Pembahasan
- Dampak Financial Technology terhadap Return On Asset (ROA)
- Dampak Finansial Technlogy terhadap Return On Equity (ROE)
- Dampak Start-up Fintech terhadap Net Interest Margin (NIM)
Hasil penelitian pada Bank Mega Syariah sendiri menunjukkan bahwa variabel ROA sebelum kerjasama dengan Start-Up Fintech dan sesudahnya tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dimana nilai sig pada uji beda pada penelitian ini sebesar 0,283 lebih dari 0,05. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Return On Equity (ROE) pada Bank Syariah Indonesia menunjukkan bahwa variabel ROE sebelum bekerjasama dengan Start-Up Fintech kemudian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, dimana nilai sig in berbeda. uji penelitian ini adalah 0,187 lebih dari 0,05. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Return On Equity (ROE) pada Bank Mega Syariah menunjukkan bahwa variabel ROE sebelum kerjasama dengan Start-Up Fintech dan sesudahnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dimana nilai sig pada uji beda penelitian ini adalah 0,341, lebih dari 0,05.
Hasil penelitian di Bank Muamalat sendiri menunjukkan bahwa variabel NIM sebelum kerjasama dengan Start-Up Fintech dan sesudahnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dimana pandangnya. Hasil penelitian di Bank Mega Syariah sendiri menunjukkan bahwa variabel NIM sebelum kerjasama dengan Start-Up Fintech dan sesudahnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dimana nilai sig pada uji beda pada penelitian ini sebesar 0,124 lebih dari 0,05.
Saran
- Bank Mega Syariah
- Bank Syariah Indonesia
Pada Bank Muamalat, uji pair sample t-test menunjukkan nilai sig = 0,01 dengan ≤ 0,05 yang merupakan perbedaan signifikan dan positif. Sedangkan Bank Mega Syariah menunjukkan uji Paired Sample T-test dengan sig = 0,128 dimana ≥ 0,05 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dan negatif. Syariah disarankan untuk lebih giat mempromosikan produknya hingga ke pelosok desa agar masyarakat dapat mengetahui produk dan layanan yang dapat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya serta lebih dapat menjalin kerjasama dengan Sart-Up Fintech yang sudah kami miliki. Ketahuilah bahwa banyak bermunculan Fintech Start-Up yang menawarkan berbagai layanan yang memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya tanpa harus keluar rumah.
Bagi para akademisi dan praktisi perbankan, penelitian ini dapat dijadikan acuan atau sumber referensi mengenai layanan Financial Technology untuk menarik nasabah sehingga dapat meningkatkan pengelolaan keuangan dan pengelolaan pembiayaan perbankan syariah. Imanuel Adhitya Wulanata Chrismatianto, Analisis Swot Penerapan Teknologi Finansial Terhadap Kualitas Pelayanan Perbankan di Indonesia.