1
ANALISIS DAMPAK LIMBAH SAMPAH TPA MRICAN TERHADAP PENYEDIAAN AIR BERSIH LINGKUNGAN SEKITAR
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mugi Rahardjo, S.E., M.S.i
Disusun Oleh :
AURERA STEVANI HETRIS SANSABELA F0121047
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2023
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... 1
DAFTAR ISI ... 2
BAB I ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 2
D. Manfaat Penelitian ... 2
BAB II ... 4
LANDASAN TEORI ... 4
A. Grand Theory ... 4
B. Penelitian Terdahulu ... 6
BAB III ... 11
METODE PENELITIAN ... 11
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 11
B. Teknik Penarikan Sampel ... 11
C. Jenis dan Sumber Data ... 11
D. Teknik Pengumpulan Data ... 11
BAB IV ... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
BAB V ... 17
PENUTUP ... 17
A. Kesimpulan ... 17
B. Saran ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
LAMPIRAN ... 19
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi masyarakat. Keberadaan sampah sangat bertolak belakang dengan faktor kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan.
Tumpukan onggokan sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan merupakan jenis pencemaran yang dapat digolongkan dalam degradasi lingkungan yang bersifat sosial (Hasibuan, 2020). Sampah dihasilkan dari aktivitas manusia yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Sampah memiliki dampak yang luas terutama dengan pencemaran lingkungan, semakin bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan tingginya volume sampah / limbah, sehingga memerlukan penyediaan sebuah fasilitas berupa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang memadai.. Potensi pengurangan sampah (waste reduction) terutama sampah yang mudah membusuk dari segi partisipasi masyarakat telah mendapatkan perhatian yang cukup banyak (Agung et al., 2021). Penampungan akhir sampah yang dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sering mengalami berbagai macam kendala baik fisik maupun non fisik, seperti masalah sosial, ekonomi, pemeliharaan dan lain sebagainya. Permasalahan dalam pengelolaan sampah yang sering terjadi antara lain perilaku dan pola hidup masyarakat masih cenderung mengarah pada peningkatan laju timbunan sampah yang sangat membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya, anggaran, kendaraan personil sehingga pengelola kebersihan belum mampu melayani seluruh sampah yang dihasilkan. Sampah apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti pencemaran air, tanah dan udara. Sehingga mengakibatkan lingkungan di sekitar TPA menjadi tercemar, banyak lalat, banyak warga yang mengeluh karena bau menyengat dan tidak nyaman di sekitar TPA.
Pencemaran lingkungan dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Desa Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo memiliki banyak permasalahan yang terus berlanjut hingga saat ini dikarenakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican tidak terkelola dengan baik. TPA Mrican berdiri sejak tahun 1995 dengan luas lahan 2,2 hektar dan sudah beroperasi sekitar 27 tahun, saat ini ketinggian sampah lebih dari 15 meter dari permukaan tanah, dan pengolahannya menggunakan sistem open dumping. Hal ini merupakan salah satu penanganan sampah yang kurang efektif lalu menimbulkan masalah baru bagi kehidupan yaitu masyarakat sulit mendapatkan air bersih karena Air lindi yang berasal dari sampah organik
2
maupun anorganik yang terkena air hujan kemudian adanya perkolasi sehingga air lindi langsung masuk ke sungai atau aliran anak sungai. Oleh karena itu, Kinerja Tempat Pembuangan Akhir (TPA) perlu kaji dalam rangka meningkatkan kemampuan mengatasi masalah sampah yang dikorelasikan dengan perkembangan penduduk.
Paradigma TPA yang bau dan kotor dalam pengelolaan sampahnya yang bertumpu pada pembuangan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan pola hidup masyarakat yang beranggapan sampah sebagai sesuatu yang harus dibuang dan tidak ada nilai ekonomis harus diganti dengan paradigma baru. Paradigma baru yang memandang TPA sebagai tempat yang indah bersih dan tidak menimbulkan bau serta menjadikan sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya: untuk energi, kompos, pupuk, untuk bahan baku industri dan TPA juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan edukasi keluarga untuk mengetahui macam-macam pengelolaan sampah yang baik. Berbagai masalah seperti cara pengelolaan dari aspek teknis operasional, teknis kelembagaan, teknis ekonomi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Paradigma pengelolaan sampah saat ini masih mengandalkan pada pola hasil, angkut dan buang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai pembatasan dalam pembahasan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak limbah TPA Mrican terhadap Lingkungan sekitar?
2. Bagaimana pengelolaan limbah di TPA Mrican?
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan limbah di TPA Mrican untuk mencegah pencemaran lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengevaluasi dampak limbah TPA Mrican terhadap Lingkungan sekitar.
2. Untuk mengetahui Teknik pengelolaan limbah di TPA Mrican
3. Mempelajari penanganan pengelolaan limbah di TPA Mrican untuk mencegah pencemaran lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal, antara lain : 1. Bagi Masyarakat :
a. Upaya untuk mendapatkan air bersih yang layak minum.
3
b. Memberikan pengetahuan tentang cara pengelolaan sampah agar lebih berdaya guna.
c. Memberikan solusi pada masalah limbah yang tercemar ke perairan masyarakat 2. Bagi peneliti :
a. Dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana proses pengolahan sampah di TPA Mrican
b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan keadaan TPA Mrican.
4 BAB II
LANDASAN TEORI A. Grand Theory
1. Tempat Pembuangan Akhir
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Berdasarkan data SLHI tahun 2007 tentang kondisi TPA di Indonesia, sebagian besar merupakan tempat penimbunan sampah terbuka (open dumping) sehingga menimbulkan masalah pencemaran pada lingkungan. Beberapa permasalahan yang sudah timbul terkait dengan operasional TPA yaitu :
1) Pertumbuhan penyakit. Sampah merupakan berbagai jenis rodentisida dan insektisida seperti, tikus, lalat, kecoa, nyamuk.
2) Pencemaran udara Gas metana (CH4) yang dihasilkan dari tumpukan sampah ini, jika konsentrasinya mencapai 5 – 15 % di udara, maka metana dapat mengakibatkan ledakan
3) Pandangan tak sedap dan bau tak sedap.
4) Asap pembakaran Apabila dilakukan pembakaran, akan sangat mengganggu terutama dalam transportasi dan gangguan kesehatan
5) Pencemaran leachate Leachate merupakan air hasil dekomposisi sampah, yang dapat merusak dan mencemari air tanah.
6) Kebisingan disebabkan karena adanya kegiatan operasi kendaraan berat dalam TPA (baik angkutan pengangkut sampah maupun kendaraan yang digunakan meratakan dan atau memadatkan sampah).
2. Air Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah
5
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.
Adapun jenis jenis limbah sebagai berikut : 1) Jenis limbah berdasarkan jenis senyawa
a. Limbah Organik
Limbah yang berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah membusuk yang mengandung unsur karbon, yang meliputi kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, sisa tumbuhan mati dan sejenisnya.
b. Limbah Anorganik
Limbah yang sulit terurai/ membusuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai.
Limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, yang meliputi logam, kaca, plastic, karet, dan sejenisnya.
2) Jenis limbah berdasarkan wujudnya a. Limbah Cair
Limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:
● Air limbah rumah tangga (domestik), yang berasal dari perumahan, perdagangan, kelembagaan, dan rekreasi.
● Air limbah industri, yang bergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, serta derajat penggunaan air dan pengolahan limbah yang ada.
● Air limbah rembesan air hujan yang meresap ke dalam tanah secara bersamaan sebagai akibat terjadinya hujan.
b. Limbah Padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat. Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dan sejenisnya.
3. Kebutuhan Air bersih
Pemenuhan air bersih menjadi tantangan bagi masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di daerah dekat TPA . Air menjadi sumber daya yang sangat krusial, karena merupakan penopang utama kehidupan manusia. Air merupakan sumberdaya alam yang
6
sangat penting dan mutlak diperlukan oleh semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan(Mathematics, 2016). Bagi kehidupan manusia, air memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya untuk metabolisme tubuh tetapi juga untuk keperluan-keperluan lainnya seperti pelarut mineral/kimia, pelapuk mineral, dan mengimbangi penguapan.
Selain itu air juga digunakan dalam proses kehidupan manusia untuk kebutuhan sehari–hari seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, keperluan pertanian, keperluan pertambangan, dan sebagainya. Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air tersebut. Jelas bahwa kebutuhan air minum untuk pemenuhan keperluan penduduk harus memenuhi standar kualitas air minum. Berbagai cara dilakukan manusia untuk mendapatkan air bersih.
4. Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai acuan dalam perencanaan tata ruang.
B. Penelitian Terdahulu
No. Judul dan Tahun
Terbit Penulis Tujuan Variable Hasil
1. Dampak Sosial Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bagi Pemulung Desa Mrican Ponorogo (2022)
Muhammad Siregar, Robby Darwis Nasution
Menganalisis dampak pembuangan akhir sampah trhadap pemulung, menganalisis upaya
Variable independent:
tempat pembuangan akhir (TPA) bagi
pemulung
Hasil penelitian menunjukan bahwa tempat pembungan akhir sampah Mrican memberi peluang kerja, menambah
penghasilan unutk
7 pemulung terhadap ampak yang ditimbulkan oleh
pembungan akhir sampah.
Desa Mrican Ponorogo
Variabel dependent:
dampak social
ekonomi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bagi
pemulung Desa Mrican
kebutuhan sehari- hari dan biaya pendidikan. Orang tua yang melibatkan anak untuk
memulung dapat menghambat penddikan anak.
Pemulung
memanfaatkan air PDAM disekiar tmpat tinggalnya untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. Upaya jangka waktu kedepan dalam mempertahankan kehidupan pemulung
dilakukan dengan bekerja sampingan yaitu bertani 2. Pengaruh
Keberadaan TPA Terhadap Kualitas Air Bersih
Diwilayah Pemukiman Sekitar: Studi Literatur (2022)
Ahmad Walid, Radem Gamal Tamrin Kesumah, Erik Perdana Putra, Puji
Metode penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pengumpulan data-data dengan
Variable Independent:
Kualitas air bersih diwilayah pemikiman warga sekitar
Peningkatan jumlah penduduk
berpengaruh dalam aktivitas manusia yang dapat menghasilkan sampah semakin meningkat. Tamod (2009) menyatakan
8 Suciarti,
Wira Herlina
mencari referensi referensi yang relevan dan fakta untuk
mendapatkan deskripsi argumentatif tentang pengaruh TPA, Literatur tersebut disaringkan dan
dihubungkan untuk
mendapatkan kesimpulan yang untuk memahami dampak dari adanya TPA terhadap kualitas air bersih di lingkungan sekitar.hasil yang didapat dan
disimpulkan
Variabel dependent:
Pengaruh Kebedaradaan TPA terhadap kualitas air bersih
sampah kota yang ditimbun di tempat pemrosesan akhir (TPA), berpotensi menyebabkan pencemaran terhadap
lingkungan baik pencamaran air permukaan dan air tanah maupun pencemaran tanah karena adanya air lindi. Permasalahan yang paling
signifikan dari tempat pemrosesan akhir (TPA)
sampah ini adalah lindi. Air Lindi dapat didefinisikan sebagai cairan yang timbul dari hasil dekomposisi biologis sampah yang telah membusuk yang mengalami pelarutan akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah.
9 kota yang ditimbun di tempat pemrosesan akhir (TPA), berpotensi menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan baik
pencamaran air
permukaan dan air tanah maupun pencemaran tanah karena adanya air lindi
Air lindi akibat proses degradasi sampah dari TPA merupakan sumber yang
mempengaruhi perubahan sifat fisik, kimia maupun biologi (Husin dan Kustaman, 1992).
Air lindi yang berada di
permukaan tanah dapat menimbulkan polusi pada air tanah dan air permukaan (Ehrig, 1993). Pengelolaan sampah tanpa ada upaya pengurangan dan pendaur-
ulangan sampah mengakibatkan kapasitas TPA dalam menampung sampah semakin berkurang.
3. Analisis Dampak TPA Kebon Kongok Terhadap Kualitas Air Di Bantaran Sungai
Nurhidayah, Azwarudin, Sri Nuryanti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
Variable Independent:
Kualitas Air Di Bantaran Sungai Kebon
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua parameter memenuhi baku
10 Kebon Kongok
Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (2021)
kandungan dari BOD, COD, TSS dan coliform serta
mengetahui pengaruh air lindi terhadap kualitas air sungai di bantaran kebon kongok Lombok Barat.
Kongok Lombok Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat Variable Dependent:
Dampak TPA Kebon
Kongok Terhadap Kualitas Air Di Bantaran Sungai Kebon Kongok Lombok Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat
mutu dengan nilai BOD sebesar 4,82 mg/L; 8,20 mg/L;
4,39 mg/L, TSS sebesar 5; 10; 30 mg/L, COD sebesar
11 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini berfokus pada dampak adanya TPA Mrican terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih.
B. Teknik Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik Probability Sampling yang mengambil sampel secara acak dari masyarakat desa Mrican yang bertempat tinggal dekat dengan TPA berjumlah 10 responden.
C. Jenis dan Sumber Data
Metode penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif. Dengan melakukan observasi secara langsung, wawancara serta mengambil beberapa sampel untuk mendapatkan data primer dan data sekunder guna memenuhi kajian penelitian. Target wawancara merupakan pegawai Dinas yang mengelola TPA.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi lapangan, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Dijelaskan sebagai berikut:
a. Teknik observasi
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian(Guanabara et al., n.d.). Data yang diperoleh dari hasil observasi di TPA Mrican yaitu :
- Keadaan sampah yang menggunung - Keadaan bak lindi
- Aktivitas penduduk yang bekerja sebagai pemulung b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan cara sistematis untuk memperoleh informasi-informasi dalam bentuk pernyataan-pernyataan lisan mengenai suatu objek atau peristiwa pada masa lalu, kini, dan akan datang (Pujaastawa, 2016). Data yang diperoleh dari hasil wawancara di TPA Mrican yaitu :
12 - Latar belakang berdirinya TPA Mrican - Upaya pemerintah dalam pengelolaan TPA
- Rencana pemerintah di masa yang akan untuk pengelolaan TPA yang efisien agar tidak berdampak buruk terhadap masyarakat
c. Teknik Kuesioner
Metode kuesioner dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh pengguna untuk mengetahui opini pengguna terhadap sistem yang digunakan.(Dewi et al., 2018). Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner di TPA Mrican yaitu:
- Sumber air yang digunakan oleh masyarakat sekitar TPA Mrican - Keadaan air yang digunakan untuk kehidupan sehari hari
- Ketersedian air bersih yang layak konsumsi
- Upaya yang dilakukan untuk penghematan air dan pemenuhan air bersih
- Ketersedian masyarakat untuk membayar biaya tambahan (WTP) terhadap pemenuhan air bersih
d. Teknik Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data wawancara dan observasi yang telah dilakukan(Los, n.d.). Data yang diperoleh dari hasil dokumentasi di TPA Mrican yaitu :
- Gambar sampah yang menggunung
- Gambar alat berat untuk pengurangan sampah - Gambar air lindi di perairan sungai
- Gambar Peta lokasi TPS yang membuang sampah ke TPA Mrican - Gambar wawancara dengan pegawai DLH pengelola TPA Mrican.
13 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. (Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, 2010). Jenis sampah dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang pada umumnya dapat membusuk, contohnya adalah sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, sayuran dan sejenisnya.
Sampah anorganik merupakan sampah yang pada umumnya tidak dapat membusuk, contohnya logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo berdiri sejak tahun 1995 dengan luas lahan 2,2 hektar dan sudah beroperasi sekitar 27 tahun. TPA ini dikelola oleh Pelaksana Teknis Dinas (PTD) lingkungan hidup pengolahan sampah. Volume sampah masuk setiap harinya mencapai 70 hingga 90 ton, karena tidak adanya pengelolaan yang terstruktur sampah melebihi kapasitas dan saat ini ketinggian sampah lebih dari 15 meter. TPA di desa Mrican menampung sampah dari beberapa TPS di
Kabupaten Ponorogo seperti gambar disamping, khususnya Kec. Kota, Kec. Siman, Kec.
Babadan, Kec. Jenangan dan termasuk pasar di setiap kecamatan, yang merupakan penghasil sampah terbesar. Akibatnya sampah yang
semakin menggunung serta mengeluarkan air lindi atau limbah. Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) memiliki banyak permasalahan yang terus berlanjut hingga saat ini dikarenakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican tidak terkelola dengan baik. TPA ini dapat dikatakan tidak ideal karena memiliki jarak dengan permukiman hanya 300 meter padahal normalnya adalah 500-1000 meter Undang- undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah mengatakan umur TPA maksimal 25 tahun selebihnya harus dipindahkan, namun TPA ini sudah beroperasi sebelum adanya undang-undang sehingga dari awal tidak ada pengelolaan yang jelas, untuk proses pemindahan nya pun memerlukan proses yang panjang.
14
Sebenarnya sebelum penumpukan sampah ini terjadi TPA mengimbau dari TPS 3R sudah di pilah sehingga yang masuk ke TPA hanya residu namun hal ini tidak berjalan, semua sampah langsung di buang di TPA tanpa adanya pemilahan. Untuk saat ini cara pengurangan sampah dilakukan dengan adanya pemulung dengan jumlah rata-rata 75 orang per hari, mereka memiliki akses bebas untuk keluar masuk dengan alur jam kerja sama dengan jam masuk sampah yaitu pukul 04.00-11.00. Pemulung mengambil sampah yang memiliki nilai jual dan sampah organik untuk dijadikan pakan ternak. Kebanyakan dari mereka menjadikan ini sebagai pekerjaan tetap dengan rata-rata penghasilan perbulan 1 sampai 2 juta.
TPA di desa Mrican ini belum bekerja sama dengan Instansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), TPA ini hanya memiliki bak lindi namun volumenya melebihi kapasitas sehingga air lindi/limbah tetap terserap oleh tanah. Air lindi yang berasal dari sampah organik maupun anorganik yang terkena air hujan kemudian adanya perkolasi sehingga air lindi langsung masuk ke sungai atau aliran anak sungai, hal itulah yang berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat dan pertanian. Saluran irigasi sawah yang menjadi satu-satunya harapan petani desa setempat kini telah tercemar limbah sampah hingga membuat air berubah warna menjadi hitam pekat, air limbah dari TPA ini juga mencemari sungai dan mengalir ke persawahan warga. Sejumlah petani diketahui gagal panen sekitar 60% hasil panen rusak/ isi padinya kosong semua bahkan, warga mengeluhkan banyak yang terkena penyakit kulit.. Air lindi ini memberi pengaruh hingga radius 5km. Usaha dari dinas pengelola untuk mengatasi air lindi yang dikeluhkan masyarakat yaitu dengan rencana pembuatan IPAL selain itu rencana pengelolaan TPA di desa Mrican ke depannya adalah sampah tidak langsung masuk ke TPA namun harus diolah dahulu di TPS 3R dengan target 100 ton per hari, jadi nanti untuk kekurangan nya mengambil 10-30 ton per hari dari tumpukan sampah di TPA ini sehingga gunungan sampah akan menurun. Air lindi juga akan diproses melalui biofilter sebelum dibuang ke sungai lalu mengalir ke masyarakat, adanya indikator seperti kolam ikan untuk
15
menilai kualitas air. Dari hasil pemantauan daerah yang tercemar air lindi adalah daerah bawah sedangkan daerah atas meskipun dekat TPA terpantau aman. Daerah bawah air minum tidak layak konsumsi sehingga untuk masyarakat yang terdampak untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya menggunakan PDAM karena dilihat dari sumur pantau air sangat pekat. Berikut ini hasil rekapitulasi pendapatan masyarakat dan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Air adalah salah satu sumber daya alam paling penting bagi makhluk hidup namun sering menjadi permasalahan dalam keberadaannya (occurrence), peredaran/sirkulasinya (circulation) dan penyebarannya (distribution). Selain itu karena sifat sifatnya, air sangat mudah terkontaminasi dengan zat-zat kimia lainnya melalui pencemaran lingkungan (Sallata, 2015). Maka dari itu diperlukan upaya konservasi melalui sistem pengelolaan yang efektif dan efisien sehingga terjadi pemanfaatannya secara berkelanjutan sampai ke generasi mendatang.
Pengelolaan air berdasarkan keberadaannya sebagai sumber daya alam merupakan bagian dari program konservasi air yang secara utuh memelihara, merehabilitasi, menjaga dan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada secara efektif dan efisien terhadap kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini diperlukan untuk mengurangi pencemaran sumber daya air akibat air lindi dari TPA yang berlebihan dan juga memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang semakin meningkat. Aliran permukaan merupakan komponen penting dalam konservasi air, sehingga tindakan-tindakan yang berhubungan dengan pengendalian dan pengelolaan aliran
PENDAPATAN
PENGELUARAN UNTUK KEBUTUHAN AIR
%
< Rp.
200.000-,
Rp.200.000-, s/d Rp. 500.000-,
> Rp.
500.000-,
< Rp. 1.000.000 3 - - 3
% 30% - - 30%
Rp.1.000.000- Rp.
2.000.000 2 3 1 6
% 20% 30% 10% 60%
Rp. 2.000.000 - - 1 1
% - - 10% 10%
TOTAL 5 3 2 10
% 90% 10% 20% 100%
16
permukaan dapat diformulasikan dalam strategi konservasi air Ada banyak pilihan teknologi konservasi air yang tersedia dan telah menjadi pengetahuan umum masyarakat dapat menjadi pertimbangan menurut kondisi fisik wilayahnya. Hasil dari penelitian terhadap kesediaan masyarakat untuk melakukan konservasi air di TPA mrican, dirangkum dalam tabel berikut:
Dilihat dari tabel diatas masyarakat sangat peduli terhadap keberadaan air bersih.
Meskipun harus mengeluarkan biaya, mereka bersedia ikut serta dalam melakukan program konservasi air. Upaya konservasi air tidak akan memiliki kontribusi secara signifikan dalam peningkatan produktivitas lahan, jika pemanfaatan air yang dilakukan boros. Oleh karena itu, upaya konservasi air harus disertai dengan pemanfaatan air secara efisien. Tidak semua bentuk teknik konservasi air dapat diterapkan pada setiap kondisi lingkungan. Untuk Menjaga kelestarian lingkungan peran air ini berhubungan dengan tumbuhan, adanya air pepohonan mendapatkan makanan yang cukup dan terpenuhi kebutuhan air nya. Adanya air membantu proses irigasi yang bertujuan untuk mengalirkan ke sawah dan sebagai nya.
Penyediaan air harus sesuai dengan kebutuhan kisaran kurang lebih 150-200 liter perhari.
Air sebagai sumber daya alam yang sangat vital posisinya, harus dijaga kebersihannya. Jika keberadaan air bersih tidak dijaga dan terus menerus dipakai manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya, tentunya akan menimbulkan bahaya tersendiri bagi kita yang mengkonsumsi sesuatu yang mengandung kuman atau bakteri. Tubuh manusia membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk menjalankan sistem kinerjanya sedangkan air yang dibutuhkan bukanlah sembarang air, namun air bersih.
NO JENIS
KONSERVASI
BIAYA
JUMLAH
< Rp.
10.000,-
Rp. 10.000,- s/d Rp.20.000,-
>Rp.
20.000,-
1. Penanaman Pohon 9 - - 9
2. Alat Penyaringan 8 - - 8
3. Sumur Resapan 7 1 - 8
4. Biopori 6 1 - 7
TOTAL 30 2 - 32
17 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat yang sangat dibutuhkan masyarakat tetapi sangat tidak diinginkan keberadaanya. TPA Mrican yakni salah satu TPA yang tidak ideal di Kabupaten ponorogo. Dapat dilihat dari keadaan dan pengelolaanya yang tidak memenuhi standar sehingga menyebabkan banyak permasalahan yang dikeluhkan masyarakat, mulai bau tidak sedap yang menyengat hingga air lindi / limbah mengalir ke daerah pemukiman warga oleh karena itu, masyarakat sulit mendapatkan air bersih. Keberadaan TPA ini juga menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat dengan cara mengambil sampah yang memiliki nilai ekonomis lalu di jual.
2. Karena terbatasnya air bersih maka masyarakat harus mengeluarkan uang untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi seperti Air PDAM dan pembelian air mineral. Dari analisis hasil kuesioner , dapat disimpulkan bahwa pemasukan masyarakat tidak berpengaruh positif terhadap terhadap pengeluaran untuk air bersih, karena pada dasarnya manusia akan selalu mencari cara bagaimana mereka bisa mendapatkan air bersih.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Saran bagi dinas pengelola TPA yaitu diharapkan segera ada pengelolaan yang
terstruktur dan efisien agar tidak berdampak buruk pada lingkungan dan sumberdaya lainnya. Misalnya dengan pembangunan IPAL
2. Saran bagi masyarakat di lingkungan TPA yaitu sebaiknya masyarakat mengurangi sampah yang bersifat sulit terurai, dan ikut serta dalam penghematan penggunaan air bersih.
18
DAFTAR PUSTAKA
Agung, K., Juita, E., & Zuriyani, E. (2021). Analisis Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) Desa Sido Makmur Kecamatan Sipora Utara. 6(2), 115–124.
Ahmad Walid. Et al. 2020. Pengaruh Keberadaan TPA Terhadap Kualitas Air Bersih Diwilayah Pemukiman Warga: Studi Literatur. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. Vol. 20 (3).
Dewi, S. P., Dantes, G. R., & Indrawan, G. (2018). Evaluasi Usability Pada Aspek Satisfaction Menggunakan Teknik Kuesioner Pada Sistem Lms Program Keahlian Ganda. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 15(1), 60–70. https://doi.org/10.23887/jptk- undiksha.v15i1.13028
Guanabara, E., Ltda, K., Guanabara, E., & Ltda, K. (n.d.). Metode Pengumpulan Data. 1–4.
Hasibuan, R. (2020). Analisis Dampak Limbah Sampah Rumah tangga Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup. 21(1), 1–9. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Los, U. M. D. E. C. D. E. (n.d.). Instrumen Pengumpulan Data. 1–20.
Mathematics, A. (2016). UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH. 3, 1–23.
Muhammad Siregar, Robby Darwis Nasution. 2020. Dampak Sosial Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bagi Pemulung Desa Mrican Ponorogo. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni. Vol.4 (1).
Nurhidayah, Azwardin, Sri Nuryanti. 2021. Analisis Dampak TPA Kebon Kongok Terhadap
Kualitas Air Di Bantaran Sungai Kebon Kongok Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan. Vol. 2 (1).
Pujaastawa, I. B. G. (2016). Teknik wawancara dan observasi untuk pengumpulan bahan informasi.
UniversitasUdayana,4.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/8fe233c13f4addf4cee15c68d038aeb7.p df
Sallata, M. (2015). KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
BERDASARKAN KEBERADAANNYA SEBAGAI SUMBER DAYA ALAM M. Kudeng Sallata *. Info Teknis E-BONI, 12(1), 75–86.
Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
(2010).Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 287.
http://arxiv.org/abs/1011.1669%0Ahttp://dx.doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201 Yoseph,Ghani.2022.Dampak Tumpukan Sampah TPA Mrican Ponorogo Para Petani Mengalami
Gagal Panen. https://nggalek.co/2022/04/16/dampak-tumpukan-sampah-tpa-mrican-ponorogo- para-petani-mengalami-gagal-panen/
19 LAMPIRAN
Kondisi TPA Mrican
Wawancara dengan pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pengelola TPA Mrican.
20 Lampiran Kuesioner
KUESIONER KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
DI TPA MRICAN KECAMATAN JENANGAN KABUPATEN PONOROGO A. Identitas responden
Petunjuk : Berikan tanda (√) pada kotak jawaban sesuai dengan identitas anda!
Nama :
Jenis Kelamin : □ Pria □ Wanita
Umur : ……….. Tahun
Status Perkawinan : □ Menikah □ Belum Menikah
Pendidikan terakhir : □ SD □ SMP □ SMA □ Sarjana
Pekerjaan :
□ PNS/ TNI / POLRI
□ Tenaga
Kesehatan □ Wiraswasta □ Petani
□ Lainya…..
Jumlah Tanggungan : ……… Orang
B. Informasi responden untuk memahami lingkungan sekitar
1. Berapa lama anda tinggal di Desa Mrican Kec. Jenangan Kab. Ponorogo?
□ < 1 tahun □ 1-5 tahun □ > 5 tahun 2. Apakah status rumah yang anda tempati sekarang?
□ Milik sendiri □ Sewa □ Lainya…..
3. Berapakah penghasilan anda perbulan?
□ < Rp. 1.000.000 □ Rp.1.000.000- Rp. 2.000.000 □ > Rp. 2.000.000 4. Sumber air apa yang anda gunakan?
□ PDAM □ Sumur □Lainya…..
5. Berapakah kebutuhan air bersih yang anda perlukan per hari untuk kehidupan sehari-hari?
□ < 100 liter □ 100 – 300 liter □ > 300 liter
6. Berapakah pengeluaran rata-rata anda perbulan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam rumah tangga?
□ < Rp. 200.000 □ Rp.200.000- Rp. 500.000 □ > Rp. 500.000
7. Jika anda menggunakan sumber air PDAM dan Sumur, manakah yang lebih banyak anda gunakan?
□ Air PDAM ……..% □ Sumur ……….%
a. Untuk keperluan apa saja anda menggunakan air PDAM? (tidak perlu diisi jika hanya menggunakan air sumur).
□ Minum dan Makan □ Mencuci dan Mandi □ Lainya…..
b. Untuk keperluan apa saja anda menggunakan air sumur? (tidak perlu diisi jika hanya menggunakan air PDAM).
21
□ Minum dan Makan □ Mencuci dan Mandi □ Lainya…..
8. Jika anda menggunakan sumber air sumur, apakah di sekitar sumur anda terdapat banyak pohon?
□ Ya □ Tidak
9. Apakah jumlah dan kualitas air di desa Mrican sudah cukup baik?
□ Ya □ Tidak
10. Apakah anda melakukan penghematan dalam pemakaian air?
□ Ya □ Tidak
a. Jika Ya, bagaimana cara anda menghemat air?
□ Mematikan kran bila bak air penuh
□ Menampung air hujan
□ Menggunakan mesin cuci hemat air
□ Menggunakan filter air
□ Lainya………
11. Apakah anda ikut serta menjaga kebersihan air?
□ Ya □ Tidak
a. Jika Ya, bagaimana cara anda menjaga kebersihan air?
□ Membuang bahan kimia dengan benar
□ Mendaur ulang barang bekas
□ Menjaga kebersihan saluran air
□ Menanam pohon
□ Lainnya………..
12. Berapakah timbunan sampah anda perhari?
□ < 3kg □ 3-10 kg □ > 10 kg
13. Dimana anda biasanya membuang sampah?
□ Tempat pembuangan akhir
□ Tempat pembuangan sementara
□ Diambil oleh petugas
14. Menurut anda, apakah dengan adanya TPA memudahkan anda mendapatkan air bersih?
□ Ya □ Tidak
Willingness to pay (WTP), untuk strategi konservasi sumber daya air.
1. Menurut anda, dengan adanya konservasi apakah bermanfaat untuk generasi mendatang?
□ Ya □ Tidak
2. Jika pemerintah / Lembaga swasta mengadakan program penjernihan air yang nantinya akan menghasilkan air bersih, dapat diminum bersediakah anda ikut serta ?
□ Ya □ Tidak
3. Bila program tersebut berupa anjuran penanaman pohon di area pekarangan rumah anda, bersediakah anda untuk ikut serta?
□ Ya □ Tidak
a. Jika Ya, berapakah biaya yang bersedia anda keluarkan untuk membeli bibit dan pemeliharaan pohon yang anda tanam?
22
□ < Rp. 10.000,- □ Rp. 10.000,- s/d Rp.20.000,- □ > Rp.20.000,-
4. Bila program tersebut berupa anjuran untuk memasang alat penyaring (katalisator) di kantor PDAM, bersediakah anda untuk ikut serta?
□ Ya □ Tidak
a. Jika Ya, berapakah biaya yang bersedia anda keluarkan untuk memasang alat penyaring (katalisator) di kantor PDAM?
□ < Rp. 10.000,- □ Rp. 10.000,- s/d Rp.20.000,- □ > Rp.20.000,-
5. Bila program tersebut berupa anjuran untuk membuat sumur resapan , bersediakah anda untuk ikut serta?
□ Ya □ Tidak
a. Jika Ya, berapakah biaya yang bersedia anda keluarkan untuk membuat sumur resapan?
□ < Rp. 10.000,- □ Rp. 10.000,- s/d Rp.20.000,- □ > Rp.20.000,-
6. Bila program tersebut berupa anjuran untuk membuat biopori di pekarangan rumah anda bersediakah anda untuk ikut serta?
□ Ya □ Tidak
7. Jika Ya, berapakah biaya yang bersedia anda keluarkan untuk membuat biopori di pekarangan rumah anda?
□ < Rp. 10.000,- □ Rp. 10.000,- s/d Rp.20.000,- □ > Rp.20.000,-