• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis dan upay a mengurangi misk onsepsi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis dan upay a mengurangi misk onsepsi"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

A NA L I S I S D A N UP A Y A M E NG UR A NG I M I S K O NSE PSI S I S W A K E L A S X SM K N 2 PR A Y A T E NG A H M E L A L UI

PE NE R A PA N M O D E L PE M B E L A J A R A N G E NE R A T I F T A H UN PE L A J A R A N 2019/2020

oleh M UL Y A D I

NI M 150.108.110.9

J UR US A N T A D R I S F I SI K A

F A K UL T A S T A R B Y A H D A N K E G UR UA N UNI V E R S I T A S I SL A M NE G E R I (UI N) M A T A R A M

M A T A R A M

2020

(2)

A NA L I S I S D A N UP A Y A M E NG UR A NG I M I S K O NSE PSI S I S W A K E L A S X SM K N 2 PR A Y A T E NG A H M E L A L UI

PE NE R A PA N M O D E L PE M B E L A J A R A N G E NE R A T I F T A H UN PE L A J A R A N 2019/2020

S k r ipsi

D iaj uk an k epada Univer sitas I slam Neger i UI N M atar am untuk melengk api per syar atan mencapai gelar

S ar j ana Pendidik an

oleh M ulyadi NI M 150.108.110.9

J UR US A N T A D R I S F I SI K A

F A K UL T A S T A R B Y A H D A N K E G UR UA N UNI V E R S I T A S I SL A M NE G E R I (UI N) M A T A R A M

M A T A R A M

2020

(3)
(4)
(5)
(6)

M O T T O

“B erbakti kepada orang tua adalah K UNC I pintu menggapai V IS I MIS I D unia A kherat”

“Usaha gak akan menghianati hasil selama kita mau berdoa, berusaha dan berikthiar”

“J agan habiskan uang ortumu untuk memupuk kebodohanmu”

(7)

PE R S E M B A H A N Skripsi ini senantiasa saya persembahkan kepada:

1. Ayahanda (Hamdik) dan ibunda (Rusnah) tercinta yang selalumemberikan doa dan dukungan kepada saya sehingga skripsi ini bias selesai

2. K akak-kakakku yang saya cintai dan akubanggakan (T ina Y uliana dan Sri E rmawati) terimakasih atas doa-doanya

3. K luargabesarku yang ada di leneng (Rinta, Ria, Putri, Sabrina,Haifa dan F atan) dan sepulau L ombok yang tidak bias saya sebut namanya satu persatu

4. T emen-temenku (Irwan Hadi T , J umardi Sane, Zulkarnain, Zam Zurik, L Isnul Hasan, E za, Alex, Arifin, dll) yang tidak bias aku sebut namanya satu persatu, serta temen-temen seperjuanganku yang ada dijurusan fisika A

5. Bapak ibuk dosen yang kubanggakan dan kucintai, terimakasih atas ilmunya, dan semoga ilmunya bermanfaat bagi kami.

6. Almamater dari kampus UIN Mataram yang kucintai

(8)

K A T A PE NG A NT A R

A lhamdulillah segala puji hanya bagi allah s.w.t, tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad s.a.w, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. A amiin3x

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak sukses tanpa bantuan dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada:

1.

B apak A hmad Z ohdi, M.A g selaku D osen Pembimbing I dan B apak K urniawan A rizona, M.Pd, selaku D osen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis, memotivasi penulis selama membuat proposal hingga proposal skripsi ini bisa terselesaikan.

2. B apak D r.B ahtiar, M.Pd, S i, selaku K etua J urusan dan B apak A hmad Z ohdi, M. A g selaku S ekertaris J urusan T adris F isika UIN Mataram.

3. Ibu D r.Hj. L ubna, M.Pd, selaku D ekan F akultas T arbi yah dan K eguruan UIN Mataram serta para D osen J urusan Pendidikan F isika.

4. B apak D r.Mutawali, M.A g selaku R ektor UIN Mataram.

5. Orang tua (Hamdi dan R usnah) dan keluarga yang selalu memberikan doa serta motivasi, sehingga proposal skripsi ini dapat di selesaikan.

6. S emua S ahabat, kakak saya dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan disini kami ucapkan terimakasih dan semoga segala bantuan tersebut dijadikan amal jariyah dan dibalas oleh A llah S W T dengan balasan yang setimpal.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan tidak terlepas dari berbagai kesalahan serta kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan.

(9)
(10)

D A F T A R I S I

H A L A M A N S A M PUL ... i

H A L A M A N J UD UD L ... ii

PE R S E T UJ UA N PE M B I M B I NG ... iii

NO T A D I NA S PE M B I M B I NG ... iv

PE R NY A T A A N K E A S L I A N S K R I PS I ... v

PE NG E S A H A N D E W A N PE NG UJ I ... vi

H A L A M A N M A T T O ... vii

H A L A M A N PE R S E M B A H A N ... viii

K A T A PE NG A NT A R ... x

D A F T A R I S I ... xii

A B S T R A K ... xiv

B A B I PE ND A H UL UA N ... 1

A . L atar B elakang ... 1

B . R umusan Masalah ... 4

C . T ujuan dan ManfaatPenelitian ... 4

D . R uang L ingkup dan Setting Penelitian ... 6

E . T elaah Pustaka ... 6

F . K erangka T eori... 11

G. Metode Penelitian... 22

(11)

B A B I I PA PA R A N D A N T E M UA N ... 33

A . Gambaran S MK N 2 Praya T engah ... 33

1. Profil S ekolah ... 33

2. Gambaran Umum S MK N 2 Praya T engah ... 34

B . Penerapan Model Pembelajaran G eneratif ...................................................35

C . D ata yang T erjadi di S MK 2 Praya T engah ... 36

1. Hasil V alidasi ... 36

2. Hasil Miskonsepsi ... 37

B A B I I I PE M B A H A S A N ....................................................................................41

B A B I V K E S I M PUL A N D A N S A R A N.............................................................46

A . S impulan.............................................................................................................46

B . S aran ... 46 D A F T A R PUST A K A

(12)

L A M PI R A N

1. S oal Miskonsepsi, hal. 47 2. J awan soal Miskonsepsi, hal. 53

3. R PP kelas X S MK N 2 Praya T engah, hal. 54 4. F oto D okumentasi, hal. 62

(13)

A NA L I S I S D A N UPA Y A M E NG UR A NG I M I S K O NS E PS I S I S W A K E L A S X S M K N 2 PR A Y A T E NG A H M E L A L UI PE NE R A PA N M O D E L

PE M B E L A J A R A N G E NE R A T I F

T A H UN PE L A J A R A N 2019/2020 O leh:

M ulyadi NI M 1501081109

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana upaya mengurangi Miskonsepsi siswa kelas X S MK N 2 Praya T engah melalui penerapan model pembelajaran generative tahun 2020. Pada penelitian ini akan dibahas bagaimana penerapan model pembelajaran generatif di kelas X di S MK N 2 Praya T engah, dan upaya guru dalam mengurangi miskonsepsi siswa melalui penerapan model pembelajaran generatif di S MK N 2 Praya T engah tahun 2020. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dan peneliti menganalisis data-data dengan menggunakan analisis berbentuk kuantitatif.

T eknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, observasi pritespostes, wawancara dan dokumentasi. T eknik analisa data adalah induktif.

B erdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran generatif dapat mengurangi miskonsepsi siswa pada materi besaran dan satuan dengan persentase rata-rata nilai pengurangan miskonsepsi sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran generatif dapat mengurangi miskonsepsi siswa kelas X S MK N 2 Praya T engah pada materi besaran dan satuan dengan persentase peningkatan rata-rata siswa yang paham konsep sebesar 86.358%.

K ata K unci: M isk onsepsi, M odel Pembelaj ar an gener atif, S iswa K elas X S M K N 2 Pr aya tengah

(14)

B A B I PE ND A H UL UA N A . L atar B elak ang M asalah

Pendidikan memberikan peranan yang penting di setiap negara karena pendidikan merupakan bagian yang menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. S eiring dengan perkembangan zaman, dinamika pendidikan ditandai oleh suatu pembaharuan dan transformasi pemikiran mengenai hakikat pembelajaran itu sendiri yaitu mewujudkan pembelajaran sebagai suatu proses yang aktif.

1

D alam hal ini guru sebagai fasilitator yang memegang amanah dalam mengembangkan tugas utama seorang guru yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam bentuk kegiatan di sekolah dalam pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menanamkan pengertian dan konsep dengan benar. Guru harus terlebih dahulu mengetahui konsep awal atau prakonsep yang ada dalam diri siswa yang digunakan untuk dapat merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa mengkonstruksikan konsepsinya.

S iswa dapat dengan baik menggunakan satu konsep pada konteks tertentu, tetapi dapat pula mengalami miskonsepsi pada konsep yang sama namun pada konteks yang berbeda. Mereka memerlukan bantuan secara tepat agar dapat mengatasi miskonsepsi tersebut.

2

1

A zhar A rsyad, Media P embelajaran, (J akarta: R ajawali Pers, 2017), hlm. 2.

2

D ahar, R atna W ilis, Teori-Teori Belajar dan P embelajaran, (J akarta: E rlangga, 2010) hlm. 77.

(15)

D alam proses pembelajaran hendaknya menyajikan pembelajaran yang dapat membuat siswa memahami materi pembelajaran. Namun banyak permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. bahwa siswa sulit memahami konsep, karna siswa beranggapan pembelajaran tersebut sangat sulit di pahami dan cepat bosan. D alam peroses pembelajaran disebabkan karena siswa tidak mampu mengaplikasikan secara utuh serta siswa tidak mampu membedakan konsep dari pembelajaran.

Pelajaran fisika berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis.

3

D alam pelajaran fisika siswa tidak hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, maupun prinsip- prinsip saja melainkan suatu proses penemuan. S ehingga dalam mengembangkan pelajaran fisika di kelas, hendaknya ada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan dalam interaksinya dengan lingkungan. Untuk hal ini dalam pembelajaran seorang guru dapat mengembangkan berbagai kemampuan siswa, seperti dengan menerapkan proses belajar bersama dengan teman sebaya, guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing. Penerapan model pembelajaran generatif dalam proses pembelajaran memberi kesempatan siswa untuk belajar yang berkelanjutan.

Model pembelajaran generatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

4

3

Herabudin, Ilmu Alamiah D asar, ( B andung: Pustaka S etia, 2013) , hlm. 139.

4

Hamlik,”Perencanaan P engajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem”, (J akarta:PT B umi A ksara, 2005), hlm. 96.

(16)

Model pembelajaran ini berusaha untuk membangun konsep baru dengan informasi dan fakta-fakta empiris sehingga disusun menjadi sebuah kesimpulan. D engan model pembelajaran ini siswa diarahkan untuk menghasilkan sebuah kesimpulan yang tepat antara fakta-fakta dan konsep.

Perubahan konseptual sangat penting dalam proses pembelajaran fisika karena dengan adanya perubahan konseptual, baik yang memperluas konsep ataupun meluruskan konsep yang tidak tepat, seorang siswa benar-benar berkembang dalam memahami konsep-konsep fisika. D engan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami sekaligus semakin tepat konsep fisika dimengerti siswa, maka mereka benar-benar menguasai bidang fisika.

5

K esalahan konsep yang dialami siswa S MK N 2 Praya T engahadalah sesuatu yang menjadi tantangan guru dalam memberikan materi dalam pembelajaran F isika. S umber permasalahan miskonsepsi di S MK N 2 Praya T engahyang dikatakan oleh Ibu Mira selaku guru pengampu mata pelajaran F isika mengatakan:

6

S alah satu yang menjadi faktor Miskonsepsi yang dialami oleh siswa adalah kemampuan memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari ( Intuisi), hal ini dipicu oleh minat belajar siswa dalam mata pelajaran fisika kurang dikarenakan siswa/siswi terfokus pada jurusan yang diambil , dan menjadi sebab miskonsepsi adalah tidak adanya tindak lanjut (diskusi) terkait materi yang diterima oleh siswa. D ari sini saya buktikan nilai mata pelajaran siswa kelas X S MK N 2 Praya T engah kurang baik, tidak seperti mata pelajaran yang lain.

5

Paul S uparno, Miskonsepsi D an Perubahan K onsep dalam Pendidikan F isika, ( J akarta:

PT G ranmedia, 2004) hlm. 54.

6

Wawancara, Ibu Mira ( Pengampu Mata Pelajaran F isika), Selasa, 22 Oktober 2019.

(17)

D ari permasalahan yang dikemukakan disaat peneliti melakukan Observasi awal di S MK N 2 Praya T engah, perlu ada tindak lanjuti bagaimana cara atau langkah-langkah yang diambil oleh para guru untuk mengurangi miskonsepsi diatas, dan peneliti berinisiatif untuk menghubungkan permasalahan dengan penerapan pembelajaran dengan model generatif karena tentu dengan model pembelajaran tersebut bisa berorentasi pada pengembangan intelektual, dan dari hal ini peneliti tertarik melihat disisi lain keterkaitan dengan para siswa/siswi dalam memahami konsep yang perlu untuk diperkuat dan menghindari miskonsepsi (kesalahan konsep) yang peneliti kaji di sekolah S MK N 2 Praya T engah. D ari permasalahan yang di hadapi guru diatas peneliti termotivasi untuk meneliti permasalahan itu dengan mengangkat judul penelitian dengan judul “A nalisis dan Upaya M engur angi M isk onsepsi S iswa k elas X S M K N 2 Pr aya T engah M elalui Pener apan M odel Pembelaj ar an G ener atif”.

B . R umusan M asalah

1. B agaimana penerapan model pembelajaran generatif di kelas X di S MK N 2 Praya T engah?

2. B agaimana upaya guru dalam mengurangi miskonsepsi siswa melalui penerapan model pembelajaran generatif di S MK N 2 Praya T engah?

C . T uj uan dan M anfaat 1. T ujuan penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran generatif di S MK N 2 Praya T engah.

(18)

b. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengurangi miskonsepsi siswa melalui penerapan model pembelajaran generatif di S MK N 2 Praya T engah.

2. Manfaat penelitian

Manfaat hasil penelitian ini merupakan dampak tersendiri dari terciptanya tujuan, S ehingga dengan begitu dapat terlihat sejauh mana penelitian ini bemanfaat bagi individu maupun orang lain yaitu manfaat dari teoritis dan manfaat secara praktis. Untuk lebih jelas dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dikembangkan ilmu pengetahuan tentang pembelajaran fisika. S erta dapat di kembangkan oleh penelitian lain tentang hal-hal yang belum terungkap secara luas dan terperinci dalam penelitian ini.

b. Manfaat praktis

1. B agi guru, hasil penelitian ini di harapkan dapat menghindari terjadinya miskonsepsi dalam pembelajaran fisika kelas X di S MK N 2 Praya T engah

2. B agi segala pihak, hasil penelitian ini dapat di jadikan sumber refrensi untuk melakukan pembelajaran

(19)

D . R uang L ingk up D an S etting Penelitian 1. R uang L ingkup Penelitian

Penelitian akan memfokuskan yang akan diteliti yaitu penerapan model pembelajaran generatif dan bagaimana upaya guru dalam menghindari miskonsepsi dalam proses pembelajaran di kelas X S MK N 2 Praya T engah.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan latar alamiah (tempat dan lokasi) pembelajaran yang di lakukan. L okasi atau sasaran penelitian ini yaitu di kelas X S MK N 2 Praya T engah jalan Pejanggik Nomor 09 Praya, K elurahan J ontlak, K ec. Praya T engah, J ontlak, Praya, K abupaten L ombok T engah, Nusa T enggara B arat.

E . T elaah Pustak a

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan pada penelitian terhadap pembahasan yang diteliti,yaitu:

1. Mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas V III MT sN di kota medan.

Penelitian yang di lakukan oleh D wi A nti Prapti Siwi dengan judul

“Identifikasi Miskonsepsi S iswa K elas V III Pada K onsep Pencernaan D an Pernapasan” yang menjadi fokus penelitiannya adalah:

7

a. Mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas V III pada konsep system percernaan dan system pernapasan di MTSN 1 K ota Medan.

7

D wi A nti Prapti Siwi, Identifikasi Miskonsepsi Siswa K elas V III Pada K onsep Sistem Pencernaan dan Pernapasan,( Skripsi, F T K UIN Sarif Hidayatullah, J akarta,2013. hlm. 70.

(20)

b. Mengidentifikasi A lat-alat yang digunakan untuk mengungkap miskonsepsi siswa yaitu C R I (certainty of renponse index).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses perencanaan maupun dalam pembelajaran tentang pernapasan masih terdapat miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi pada siswa untuk konsep pembelajaran pada materi pencernaan menunjukan katagori rendah yaitu jika diangkakan maka berjumlah 16,5%, sedangkan untuk materi pernapasan siswa masih mengalami miskonsepsi sebanyak 21,9%.

D ikarenakan pemahaman siswa pada proses pembelajaran di sekolah berbeda dengan pemahaman sampai di rumah, karena proses pembelajaran seringkali siswa fokus pada mencatat materi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif yaitu suatu metode yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menggambarkan kegiatan apa adanya dari hasil penelitian.

2. S elanjutnya penelitian yang dilakukan oleh A rifatul A hla A inus S alamah dengan judul ”A nalisis Miskonsepsi S iswa Menggunakan Pendekatan K ognitif Menurut T eori Piaget Pada Materi Optik K elas V III MT s NU Mu’allimat K udus” yang menjadi fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman pesesrta didik K elas V III MT s NU muadlimat kudus tahun ajaran 2015/2016 pada materi optik dengan

(21)

menggunakan pendekatan kognitif teori piaget. Pokus penelitian di tunjukkan berbagai indikator sebagai berikut:

8

a. Untuk mengetahui terjadinya miskonsepsi pada siswa dalam materi optik dan konsep-konsep optik yang mengalami miskonsepsi.

b. Untuk mengetahui adanya faktor yang mempengaruhi terjadinya miskonsepsi pada siswa K elas V III dalam materi optik

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penilitian studi kasus dan penelitiannya di satu kelas

Hasil penelitiannya adalah peserta didik mengalami miskonsepsi karna siswa kurang mengalami konsep optik secara mendalam, di karnakan cara penyampean guru yang kebanyakan berisi ceramah, menulis dan mengerjakan soal evaluasi, S elain itu siswa juga mengalami kesulitan konteks kalimat dalam buku acuan yang di gunakan (kurangnya contoh penerapan konsep pada kehidupan nyata).

B erdasarkan penelitian yang di lakukan oleh D wi A nti Prapti S iwi, dan A rifatul A hla A inus salamahm terdapat kesamaan dan perbedaan dari penelitian yang akan di lakukan. Persamaanya tentang suatu permasalahan yang di alami dalam siswa dalam pemahamannya atau kejadian miskonsepsi dengan apa yang di konsepkan oleh guru dalam mata pelajarannya, atau sering juga di sebut kekeliruan dalam memahami materi pembelajaran. S edangkan perbedaannya dalam penelitian kedua di atas pada mata pelajaran dan materi pembelajaran

8

A rifatul A hla A inus Salamah, Analisis Miskonsefsi Siswa Menggunakan P endekatan K ognitif Menurut T eori P iaget P ada Materi Optic K elas V III.( Skripsi, F T K UIN W alisongo Semarang, 2015). hlm. 65.

(22)

yang berbeda yaitu, dwi A nti Prapti S iwi meneliti pada mata pelajaran pernapasan dan pencernaan, sedangkan A rifatul ahla ainus salamahm meneliti pada mata pelajaran optik. S edangkan penulis akan melakukan penelitian tentang analisis dan upaya untuk mengurangi terjadinya miskonsepsi pada proses pembelajaran besaran dan satuan. di S MK N 2 Praya T engah.

3. S erta penelitian yang dilakukan oleh Y uli A melia dengan judul pengaruh model pembelajaran generatif ( generative learning) terhadap hasil pembelajaran fisika siswa pada konsep cahaya yang menjadi fokus penelitian ini yaitu:

9

a. K onsep fisika pada materi cahaya.

b. Masalah pada model pembelajaran generatif learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.

c. A spek kognitif dari jenjang mengingat, memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis

d. Perlakuan untuk kelas untuk mengontrol dengan menggunakan konpesional.

Metode penelitian digunakan adalah kuasai eksperimen yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel dari luar yang mengalami eksperimen.

9

Y uli A melia, Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative L earning) Terhadap Hasil Belajar F isikaa Siswa P ada K onsep C ahaya. ( S kripsi, F T K UIN Sarif Hidayatullah. J akarta 2013) . hlm. 80.

(23)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran generatif learning dapat di jadikan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran IPA khususnya pada mata pelajaran fisika. D alam model pembelajaran generatif dapat memberikan pengaruh yang signifikan hasil pembelajaran fisika.

4. A dapun penelitian yang dilakukan oleh L isna Nafikah dengan judul pengaruh model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar fisika pada konsep kalor yang menjadi fokus penelitian ini adalah menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik, baik dalam pengetahuan (kognitif), sikap ( efektif) dan keterampilan (psikomotorik).

10

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran generatif menjadi suatu pertimbangan sebagai alternatif variasi model pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Putu W ardana menyimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran generatif secara berkesinambungan dapat meningkatkan hasil belajar mengajar.

D alam peneltian ini mempunyai kesamaan dan perbedaan yaitu:

kesamaan dalam meneliti miskonsepsi. peneliti yang di lakukan oleh Y uli A melia meneliti tentang hasil pembelajaran fisika siswa pada

10

L isna Nafikah, Pengaruh Model Pembelajaran G eneratif Terhadap Hasil Belajar F isika Pada K onsep K alor, ( Skripsi F T K UIN S arif Hidayatullah, J akarta 2011), hlm. 70

(24)

konsep cahaya. S edangkan L isna Nafikah meneliti tentang agar pembelajaran menyenangkan dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik.

J adi penulis mempunyai kesamaan antara dua peneliti yang sudah diteliti dalam pembelajaran generatif namun peneliti akan melakukan proses pembelajaran generatif di S MK N 2 Praya T engah.

F . K er angk a T eor i 1. Miskonsepsi

a. Pengertian Miskonsepsi

Miskonsepsi ialah salah satu istilah yang sering digunakan untuk mengungkapkan adanya kesalahan konsep atau adanya konsep yang tidak sesuai dengan kenyatan yang ada. Menurut F owler memberikan “empat penjelasan yang lebih rinci tentang arti miskonsepsi dalam pengertian tidak akurat dalam konsep”.

11

1) Penggunaan konsep yang salah,

2) K lasifikasi contoh-contoh yang salah,

3) K ekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan 4) Hubungan hirarki konsep-konsep tidak benar

S edangkan menurut C lement menjelaskan tentang pengertian miskonsepsi dari sisi jenis miskonsepsi yang sering terjadi di dalam pendidikan, “miskonsepsi yang paling banyak

11

R eni E ka Z afitri,D kk ,”Pengembangan Tes D iagnostik Untuk Miskonsepsi P ada Materi Usaha D an E nergi Berbasis Adobe F lash K elas X I D i MA NW Samawa Sumbawa Besar T ahun Ajaran 2017 / 2018”, Pendidikan , V ol. 2. Nomor 2, F ebuari 2018, hlm 25

(25)

terjadi adalah bukan pengertian yang salah selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal yang diterima oleh siswa dalam pembelajaran.

12

Maksud ahli diatas adalah menjelaskan suatu miskonsepsi yang sering terjadi dalam pendidikan terletak pada siswa yang melakukan pembelajaran, dalam pemahaman siswa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh gurunya.

b. F aktor penyebab terjadinya miskonsepsi

D alam proses pembelajaran sering terjadi miskonsepsi pada siswa yang disebabkan berbagai faktor terjadinya miskonsepsi khususnya dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran fisika pada materi besaran dan satuan. hal ini sesuai dengan pendapatnya A kbas dan G encturk menemukan miskonsepsi terhadap konsep pembelajaran IPA , pada umumnya yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa di berbagai negara mulai dari siswa tingkat S D sampai tingkat perguruan tinggi.

Miskonsepsi yang ditemukan hampir semua materi IPA dari gaya dan gerak, bumi dan antariksa, tumbuhan dan mahluk hidup, untuk itu perlu dilakukan kajin lebih mendalam mengenai miskonsepsi yang terjadi untuk kultur pembelajaran dengan lingkungan belajar yang berbeda.

13

D alam proses memahami materi pembelajaran seringkali terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi atau salah memahami

12

Ibid. hlm. 25

13

D ek Ngurah L aba L aksana, “Miskonsepsi D alam Materi IP A Sekolah D asar”,V ol. 5, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 167.

(26)

pelajaran, dikarenakan berbagai faktor keterbatasan atau terdapat kesulitan dalam menerima konsep pembelajaran yang diberikan.

S iswa mengalami kesulitan memahami konsep-konsep pada pelajaran fisika terkadang membuat siswa menafsirkan sendiri apa yang di ajarkan atau menafsirkan konsep yang dipelajari sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajarnya, namun hasil tafsiran siswa terhadap konsep yang dia tafsirkan terkadang tidak sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh guru maupun para ahli

14

D engan hal itu dapat membuat suatu pemahaman yang berbeda atas terjadinya miskonsepsi pada siswa akan berdampak pada siswa pada tahap pembelajaran materi selanjutnya. S esuai dengan pernyataan Puspitasari yang menyatakan “Miskonsepsi pada suatu materi akan berimbas pada materi yang lain ”

15

c. Penyebab jenis miskonsepsi yang paling banyak terjadi adalah bukan pengertian yang salah selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal (prakonsep) yang di bawa siswa. S ecara garis besar penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu:

1) S iswa

Penyebab miskonsepsi yang berasal dari siswa terdiri berbagai hal, seperti prakonsep awal atau konsep awal, pemikiran asosiasif, pemikiran humanistik, reasoning yang

14

L uh Mentari, I Nyoman Suardana, I W ayan S ubagia, “Miskonsepsi Siswa SMA Pada Pembelajaran K imia Untuk Materi L arutan Penyangga”,V ol. 2, Nomor 1 T ahun 2014, hlm 77.

15

Ibid. hlm. 77

(27)

tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa, dan minat belajar siswa.

2) Guru/pengajar

Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru fisika, seperti tidak menguasai bahan atau tidak kompoten, bukan lulusan dari bidang fisika, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, dan relasi guru-guru tidak baik.

3) B uku teks

B uku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi, hal tersebut disebabkan dalam buku teks terdapat penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam rumus, tingkat kesulitan penulis buku terlalu tinggi bagi siswa, siswa tidak tahu membaca buku teks, buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya menyimpang demi menarik membaca, dan gambar-gambar kartun dalam majalah sains.

4) K onteks

Penyebab miskonsepsi dari konteks disebabkan oleh pengalaman siswa, bahasa sehari-hari berbeda, teman diskusi yang salah, keyakinan dan agama, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, konteks hidup siswa (T V , radio, flim, yang keliru), dan perasaan senang atau tidak senang, bebas atau tertekan.

(28)

5) Metode/cara mengajar

B eberapa metode cara mengajar yang digunakan guru juga menyebabkan miskonsepsi, seperti: hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk matematika, tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa, tidak mengoreksi PR yang salah, model analogi, model praktikum, model diskusi, model demonstrasi yang sempit, dan non-multiple intelligences.

16

2. Model pembelajaran generatif

Model pembelajaran generatif adalah model pembelajaran dengan meggunakan pendekatan generatif yang beroreantasi pada paham bahwa belajar pada dasarnya adalah pengembangan intelektual. T eori atau konsep baru yang diperoleh dengan model ini merupakan generalisasi dari faktor-faktor empiris, sehingga pembahasan dimulai dari fakta-fakta atau data-data. konsep atau teori yang telah diuji kemudian disusun menjadi suatu kesimpulan. D engan model pembelajran generatif ini, memungkinkan untuk mengurangi miskonsepsi pada dalam pembelajaran fisika.

17

Hal ini sesuai dengan pendapat Osbornor dan W ittrock dalam jenis “model pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. pengetahuan baru itu akan di uji dengan cara

16

Paul S uparno, Miskonsepsi D an P erubahan… ., hlm. 83.

17

A ris S hoimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam K urikulum 2013 (Y ogyakarta: A r- R uzz Media, 2014) hlm. 77.

(29)

menggunakannya untuk menjawab persoalan atau gejala yang terkait.

J ika pengetaahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, mak a pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori’’.

a. Pengertian model pembelajaran generatif.

Pembelajaran generatif merupakan pendekatan pembelajaran sains yang bertolak dari filosofi. K onstruktivisme yang artinya bahwa siswa mengkonstruksi sainsnya sendiri dalam lingkungan belajar. Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara efektik pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pembelajaran generatif terdiri dari dua kata yaitu generatife dan learning. G eneratif adalah dapat menghasilkan, sedangkan learning adalah pengetahuan. J adi generatife adalah suatu proses pembelajaran yang dapat menghasilkan pengetahuan. A rtinya pengetahuan itu tidak didapat dengan sendirinya melainkan melalui usaha seseorang dengan menggunakan potensi yang dimilikinya dan usaha kognitifnya karena pengetahuan bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan.

18

b. L angkah-langkah pembelajaran generatif.

D alam pembelajaran generatif terdiri atas empat tahap, yaitu pertama pendahuluan atau disebut tahap eksplorasi, kedua

18

B aharudin dan W ahyuni, Teori Belajar dan P embelajaran, ( J ogjakarta: A r-R uz Media, 2010) hlm. 96.

(30)

pemfokusan, ketiga tantangan atau tahap pengenalan konsep dan keempat penerapan konsep.

T ahap pertama yaitu tahap eksplorasi, pada tahap ini guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide atau konseptual awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-harinya atau diperoleh dari pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Untuk mendorong siswa agar mampu melakukan eksplorasi, guru dapat memberikan stimulus berupa aktivitas atau tugas-tugas seperti melakukan penelusuran terhadap suatu permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari. Pada proses pembelajaran ini guru berperan memberikan dorongan, bimbingan, memotivasi dan memberikan arahan agar siswa mau dan dapat mengungkapkan idenya. Ide siswa mungkin ada yang benar dan mungkin ada pula yang salah. A pabila konsepsi siswa ini salah maka dikatakan terjadi salah konsep (misconception). Namun demikian, guru pada saat itu sebaiknya tidak memberikan makna, menyalahkan atau membenarkan konsepsi siswa artinya biarkan siswa melakukan proses eksperimen atau penelusuran terlebih dahulu, kemudian baru menyimpulkan.

T ahap kedua yaitu tahap pemfokusan atau pengenalan konsep. Pada tahap guru mengarahkan siswa memfokuskan konsep dalam matematika yang akan dipelajari dengan mengkaitkan

(31)

konsep yang telah dimilikinya. Untuk itu, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi memberikan pengarahan dan menggali informasi (ide) yang dibutuhkan agar siswa dapat memfokuskan terhadap konsep materi. T ugas-tugas yang dibuat guru hendaknya tidak seratus persen merupakan petunjuk atau langkah-langkah kerja, tetapi harus memberikan kemungkinan siswa untuk menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri atau cara yang diinginkan. T ugas akan dikerjakan secara berkelompok sehingga guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok dengan tujuan agar siswa dapat berlatih untuk meningkatkan sikap teman sejawat, membantu dalam kerja kelompok, menghargai pendapat teman, bertukar pengalaman (sharring idea) dan keberanian bertanya.

T ahap ketiga yaitu tantangan atau pengenalan konsep. Pada tahap ini guru berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat terarah. Guru menghargai pendapat siswanya, bahkan siswa disarankan untuk melakukan pemecahan masalah dengan jalan pikirannya sendiri dengan bekerjasama dengan temannya melelui diskusi, presentasi dan adu argumen atas ide-ide yang dimiliki berkaitan materi yang sedang di bahas. Pada tahap ini sebaiknya guru memberikan pemantapan konsep, dimaksudkan agar siswa memahami secara mantap konsep

(32)

tersebut. D i samping itu guru juga memberikan latihan soal agar siswa memahami secara mantap konsep tersebut.

T ahap ke empat penerapan konsep. Pada tahap ini, siswa diajak untuk memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi yang baru yang berkaitan dengan hal-hal yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. S iswa perlu diberi banyak latihan-latihan soal. D engan adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep (isi pembelajaran) secara lebih mendalam dan bermakna.

19

c. Penerapan Model Pebelajaran generatif di K elas

19

A ris S hoimin, Model Pembelajaran Inovatif… , hlm.78

No

T ahap Pembelaj ar an

K egiatan G ur u K egiatan S iswa 1 Pendahuluan

(E ksplorasi)

Memberikan aktifitas melalui demonstrasi atau contoh- contoh yang dapat meransang siswa untuk melakukan eksplorasi.

Mengeksplorasi

pengetahuan awal yang diperoleh dari awal dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh dari pembelajaran

sebelumnya.

Mendorong dan merangsang siswa untuk mengemukakan

Mengutarakan ide-ide dan merumuskan

(33)

ide atau pendapat serta merumuskan hipotesis.

hipotesis.

Membimbing siswa untuk mengklasifikasi pendapat.

Melakukan klasifikasi pendapat yang telah ada.

2 Pemfokusan Membimbing dan

mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks.

Menetapkan konteks permasalahan,

memahami mencermati.

Permasalahan berkaitan dengan ide siswa yang

kemudian dilakukan

pengujian.

Permasalahan,

sehingga siswa menjadi familier terhadap bahan yang digunakan untuk mengekplorasi konsep.

Membimbing siswa

melakukan proses sains, yaitu menguji sesuatu.

Melakukan pengujian, berfikir apa yang terjadi, menjawab pertanyaan

berhubungan dengan konsep. Memutuskan menggambarkan apa yang ia ketahui

(34)

tentang kejadian.

Mengklarifikasi ide dalam konsep.

Menginterpretasi respon siswa. Menginterpretasi dan menguraikan ide siswa.

Mepresentasikan ide kedalam kelompok dan juga forum kelas ke dalam diskusi.

3. T antangan Mengarahkan dan

memfasilitasi agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

menjamin semua ide siswa dipertimbangkan. Membuka diskusi. Mengusulkan, melakukan demonstrasi jika diperlukan.

Memberikan

pertimbangan ide kepada ( a) siwa yang lain, (b) semua siswa dalam kelas.

Menunjukan bukti ide ilmuan. Menguji validitas ide atau pendapat dengan mencari bukti.

Membandingkan ide ilmuan dengan ide kelas.

4. A plikasi Membimbing siswa

merumuskan permasalahan

Menyelesaikan

problem praktis

(35)

G . M etode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian

20

20

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan P raktik. (J akarta: R ineka C ipta, 2006) , hlm. 115.

yang sangat sederhana.

Membawa siswa

mengklasifikasi ide baru.

Membimbing siswa agar mampu mengambarkan secara verbal penyelesaian masalah.

dengan menggunakan konsep dalam situasi

yang baru.

Menerapkan konsep baru dipelajari dalam berbagai konteks yang berbeda.

Ikut terlibat dalam meransang dan mengkontribusi kedalam diskusi untuk menyelesaikan masalah.

Mempresentasikan penyelesaian dihapan teman. D iskusi dan

debat tentang

penyelesaian masalah, mengkritisi dan menilai penyelesaian masalah. Menarik kesimpulan akhir.

(36)

1. J enis dan pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran. D alam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. K ualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, presepsi, motivasi, tindakan secara holisitik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

21

J adi penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang memiliki sifat atau karakteristik bahwa data yang diperoleh dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya.

2. T empat dan W aktu Penelitian a. T empat penelitian

L okasi yang menjadi tempat penelitian adalah di S MK Negeri 2 Praya T engah terletak di jalan Pejanggik Nomor 09 Praya, K elurahan J ontlak, K ec. Praya T engah, J ontlak, Praya, K abupaten L ombok T engah, Nusa T enggara B arat.

21

L exi J . Moeleong, Metode P enelitian K ualitatif E disi Revisi, ( B andung: R osdakarya, 2010) , hlm. 6

(37)

b. W aktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, dimana penelitian ini dimulai pada bulan S eptember sampai dengan bulan November 2019.

3. S umber D ata

S umber data sebuah penelitian kualitatif yaitu tampilan berupa kata-kata lisan atau tertulis yang diamati oleh seorang peneliti, dan benda-benda yang diamati harus sampai detailnya agar dapat disimpulkan makna yang tersirat dalam dokumen atau benda yang diteliti. S umber data penelitian kualitatif yang sudah disebutkan tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu, data primer dan data skunder:

22

a. D ata Primer

D ata primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung mengenai data miskonsepsi dengan menggunakan alat ukur ( Instrumen) dengan menggunakan T es, dan data berikutnya akan peneliti ambil pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. D ata primer akan diperoleh dari kepala sekolah, guru pengampu dan siswa kelas X S MK N 2 Praya T engah.

22

L exi J . Moeleong, Metode P enelitian K ualitatif E disi Revisi, ( B andung: R osdakarya, 2010) , hlm. 6

(38)

b. D ata S kunder

D ata sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua setelah data primer. W alaupun dinyatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. D ilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat di bagi atas sumber buku, dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dan dokumen resmi.

23

D alam hal ini data sekunder digunakan untuk mendapat data-data yang lebih valid dari pihak kedua (skunder) sebagai data pendukung seperti dakumen-dokumen guru baik itu berbentuk dukumentasi dan data-data tentang pembelajaran miskonsepsi untuk menjawab permasalahan yang di teliti oleh peneliti tentang model pembelajaran generatif untuk mengurangi miskonsepsi siswa kelas X di sekolah S MK N 2 Praya T engah.

4. T eknik Pengumpulan D ata

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber, dan berbagai cara. B ila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tes, observasi (pengamatan) tentang keterkaitan aktivitas siswa, interview (wawancara) , kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

6

T eknik penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode tes dan wawancara.

Y ang mana wawancara digunakan untuk memperoleh data yang

23

B urhan B ungin, Penelitian K ualitatif: K omunikasi, E konomi, K ebijakan Publik, D an Ilmu Sosial L ainya, ( J akarta: K encana,2007), hlm. 114

(39)

mendalam dari hasil tertulis siswa. Pada penelitian ini yang menjadi informan yang diwawancarai adalah kepala sekolah, para guru dan siswa kelas X yang berada di S MK N 2 Praya T engah.

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pendataan dan pengindraan.

24

Observasi juga dapat dikelompokkan berdasarkan peranan yang dimainkan oleh peneliti. A da dua jenis observasi yaitu obsevasi partisipan dan observasi non partisipan.

Pada penelitian yang akan diteliti peneliti menggunakan observasi partisipan yang di mana peneliti merupakan bagian dari keadaan alamiah, tempat dilakukannya observasi.

25

A lasan peneliti memilih observasi partisipan adalah untuk mengetahui pembelajaran di S MK N 2 Praya T engah, untuk mengkaji tentang upaya penerapan miskonsepsi siswa kelas X S MK N 2 Praya T engah dalam penerapan model pembelajaran generatif.

D alam lembaran observasi yang akan diambil oleh peneliti antara lain seperti, aktivitas guru dan siswa, selain itu pada observasi ini peneliti akan melihat upaya mengurangi miskonsepsi siswa dengan menganalisis keterlaksanaan R PP (R encana

24

Ibid., hlm. 115.

25

J ames A . B lack D an D ean J . C hamion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, ( B andung: PT R afika A ditama, 1999), hlm. 289.

(40)

Pelaksanaan Pembelajaran) yang dimana dalam R PP peneliti akan melihat silabus dalam pembelajaran generatif.

b. Metode W awancara

Metode wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa dalam materi besaran dan satuan. W awancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari hasil tes tertulis guna menggali informasi yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

c. D okumentasi

Metode dokumentasi adalah penyelidikan terhadap benda- benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, praturan-praturan, catatan harian dan sebagainya.

26

J adi, metode dokumentasi adalah suatu cara mengumpulkan data melalui penelitian benda-banda tertulis dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti akan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber tersebut.

Metode dokumentasi juga salah satu hal penting dalam penelitian, dokumen yang utamanya merupakan catatan, gambar- gambar, atau yang lainnya yang memiliki keterkaitan dengan topik permasalah yang diteliti. Metode ini sebagai pendukung dalam

26

Muhammad, Metodologi … , hlm. 112

(41)

penelitian, di mana dalam penelitian nanti membutuhkan data mengenai analisis dan upaya mengurangi miskonsepsi siswa dalam penerapan model pembelajaran generatif.

5. T eknik A nalisis D ata

Menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian deskriptif. A da tiga langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini, yaitu:

a. R eduksi D ata

R eduksi data adalah proses pengabungan dan penyeragaman segala data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.

b. Penyajian D ata

Penyajian data dilakukan setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, peneliti akan menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif.

c. Penarikan K esimpulan.

Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. T etapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

(42)

falid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

27

6. Pengecekan keabsahan data.

B erdasarakan hal yang akan peneliti lakukan setelah data terkumpul yakni pengecekan keabsahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan memungkinkan terjadinya hubungan antara peneliti dengan narasumber menjadi akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi dan peneliti dapat memperoleh data secara lengkap setelah melakukan penelitian, dibaca kembali dan dicek kebenarannya dan masih ada keraguan maka peneliti akan melakukan perpanjangan waktu penelitian dan pengamatan lagi secara mendalam dan lebih luas sehingga didapatkan kebenaran data yang diperlukan sehingga tidak ada lagi keraguan.

28

S erta peneliti harus lebih bertanya mengenai masalah yang sedang di teliti oleh peneliti agar mendapatkan hasil yang bagus sebagai bukti yang akurat.

b. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

27

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (B andung: A lfabeta, 2017) , hlm. 335.

28

D jamaan Satori D an A an K omariah, Metodologi Penelitian K ualitatif , (B andung:

A lfabeta C V , 2014), hlm. 169.

(43)

T eknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara maupun hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi, sehingga apa yang menjadi masukan dalam diskusi yang dilakukan dengan rekan-rekan sejawat.

29

S etelah data seluruhnya dikumpulkan oleh peneliti maka selanjutnya di diskusikan bersama teman satu jurusan, teman- teman organisasi dan teman-teman yang cukup berkompeten di dalam hal itu, dengan tujuan untuk mendapat masukan sehingga penelitian ini lebih baik dan sempurna.

c. T riangulasi

T riangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. D i luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, teknik tringulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya, peneliti menggunakan metode tringulasi karena peneliti akan membandingkan hasil wawancara dengan observasi, dan membandingkan hasil dokumentasi dengan wawancara, hal ini untuk mendapatkan antara apa yang dilihat selama observasi dengan apa yang dilihat dan didengarkan, sehingga nantinya tidak bertolak belakang dengan apa yang didapatkan.

30

29

L exsy J . Moleong, Metodologi P enelitian K ualitatif, (B andung: PT R emaja R osdakarya, 2008) , hlm. 320.

30

Sugiono, Metode Penelitian… , hlm. 330.

(44)

B A B I PE ND A H UL UA N a. L atar B elakang

b. R umusan Masalah c. T ujuan dan Manfaat

d. R uang L ingkup dan S etting Penelitian B A B I I K A J I A N PUS T A K A

a. T elaah Pustaka b. K erangka T eori

1. miskonsepsi

2. model pembelajaran generatif B A B I I I M E T O D E PE NE L I T I A N

A . Metode Penelitian

1. Pendekatan dan J enis Penelitian 2. L okasi Penelitian

3. S umber D ata a. D ata Primer b. D ata S kunder

4. T eknik Pengumpulan D ata.

a. Metode observasi b. Metode wawancara c. Metode dokumentasi 5. T eknik analisis data

a. R eduksi D ata

(45)

b. Penyajian D ata c. Penarik K esimpulan 6. Pengecekan keabsahan data.

a. Perpanjangan pengamatan

b. Pemeriksaan sejawat dengan diskusi c. T ringulasi.

D aftar pustaka

(46)

B A B I I

PA PA R A N D A T A D A N T E M UA N

A . G ambar an S M K N 2 Pr aya T engah 1. Profil S ekolah

1. t rofil S e kolah

b o

1b ! a ! S 9Yh [ ! I 2b .t .S .b 3b .S .S . 4b .L.S 5b .S .. 6t wh t Lb S L 7Y! . U t ! T9b 8Y9/ ! a ! T! b 959S ! / Y9[ U w! I ! b 10W! [ ! b 5! b b h a h w 11Yh 5 9 t h S 12T9[ 9t h b 13C! YS a L[ 9

145! 9w! I t 9wYh T! ! b

15S T! TU S S 9Yh [ ! I

16Y9[ h a t h Y S 9Yh [ ! I

17W9b LS S 9Yh [ ! I w9DU [ 9w

18. 9w5 ! S ! wY! b S Y b h 19! Yw95LT! S L

1. T9Yb LY D! a . ! w . ! b DU b ! b b L[ ! L TD[ . [ b TI b

2. T9Yb LY Yh b S TwU YS L Y! YU b L[ ! L TD[ . [ b TI b

3. T9Yb LY ! U 5 Lh V L5Lh b L[ ! L TD[ . [ b TI b

4. T9Yb LY Lb S T! [ ! S L T9b ! D! [ LS TwLY b L[ ! L TD[ . [ b TI b 5. T9Yb LY Y9b 5 ! w! ! b wLb D! b b L[ ! L TD[ . [ b TI b

6. T9Yb LY S 9t 95 ! a h Th w b L[ ! L TD[ . [ b TI b

7. w9Y! Y! S ! t 9w! b DY! T [ U b ! Y b L[ ! L TD[ . [ b TI b 20S U w! T Y9t U TU S ! b /S Y

21t 9b 9w. LT S Y (5L T! b 5! T! b D! b L h [ 9I ) 22T! I U b . 9w5LwL

23T! I U b t 9wU . ! I ! b

24Y9DL! T! b . 9[ ! W! w a 9b D! W! w t ! DL S L! b D

25. ! b DU b ! b S 9Yh [ ! I a L[ LY S 9b 5 LwL . U Y! b a L[ LY S 9b 5LwL 26[ U ! S T! b ! I

27[ U ! S . ! b DU b ! b [ : t :

28[ h Y! S L S 9Yh [ ! I 29W! w! Y Y9 t U S ! T Y! . U t ! T9b 30W! w! Y Y9 t U S ! T Y! . U t ! T9b

31T9w[ 9T! Y t ! 5 ! [ Lb T! S ! b 59S ! t wh t Lb S L

32WU a [ ! I Y9! b DDh T! ! b w! Yh b 33h wD! b LS ! S L t 9b Y9[ 9b DD! w!

34WU a [ ! I S LS W!

35WU a [ ! I wh a . 9[ [ : t :

36b ! a ! Y9t ! [ ! S 9Yh [ ! I 37b Lt .

38S U w! T Y9t U TU S ! b /S Y

39t 9b 9w. LT S Y (5L T! b 5! T! b D! b L h [ 9I ) 40b ! a ! Y9t ! [ ! T! T! U S ! I !

41b Lt .

t 9a 9wLb T! I t wh V Lb S L b U S ! T9b DD! w! . ! w! T 5 Lb ! S t 9b 5 L5 LY! b 5! b Y9. U 5 ! Y! ! b

S a Y b 9D9wL 2 t w! Y! T9b D! I

50201370 4,01239+11

t wh CL[ S 9Yh [ ! I

W[ . t e janggik b o. 09 praya 83512 te lp/fax (0370) 654501 we b site : www.smkn 2 praya te ngah .se h.id e mil : smkn2prayate ngah @yahoo.com

L59b TLT! S S a Y b 9DwL 2 t w! Y! T9b D! I

b U S ! T9b DD! w! . ! w! T [ h a . h Y T9b D! I t w! Y! T9b D! I

Ya Ya S 9Yh [ ! I T9Yb h [ h DL 5! b w9Y! Y! S ! wU WU Y! b

2004

10.285 a 2 . T

wh a . 9[

b h a h w : 322 TD[ :22 WU [ L 2004 . U t ! TL [ h a . h Y T9b D! I 83513

Yh 5 9 WL[ ! Y! I : (370) 654501 Yh 5 9 WL[ ! Y! I : (370) 654501

t 95 9S ! ! b S W! S T!

b 9D9wL Wh b T[ ! Y

W! [ ! b t 9W! b DDLY b h . 9 t w! Y!

Y! . U t ! T9b /Yh T!

Y9/ ! a ! T! b

t 9a 9wLb T! I h wD! b LS ! S L

(47)

2. Gambaran Umum S MK N 2 Praya T engah

S MK N 2 Praya T engah terletak di pinggir jalan ditengah-tengah masyarakat yang sangat setrategis, yaitu mulai dari jalan umum, pedagang, sekolah, dan lain-lain. S MK N 2 Praya T engah bisa dikatakan cukup maju di bidang teknik, karena bisa mencetak siswa-siswi yang kreatif dan berbakat di bidang teknologi.

31

a. L etak giografis

S MK N 2 Praya T engah terletak di K elurahan T ampar-A mpar K ecamatan Praya T engah yang telah memberikan atmospor lembaga yang kondusif, ramah, dan damai dengan alamat yang berada dijalan penjanggik, Praya T engah, yang terkenal dengan berbagai jurusan teknik.

b. T enaga pengajar profesional

S MK N 2 Praya T engah sebagian besar memiliki tenaga kependidikan yang sangat profesional dalam berbagai tenaga ahli di bidang teknologi yang sangat terkenal di luar maupun di dalam sekolah dengan kemampuan yang dimiliki.

c. K ondisi fisik sekolah

K ondisi fisik bangunan S MK N 2 Praya T engah cukup memadai dan sangat layak digunakan untuk belajar mengajar, dan ada juga beberapa bangunan kelas yang sedang direnovasi.

31

D okumen, Profil Sekolah SMK N 2 Praya Tengah. hlm. 2

(48)

S MK N 2 Parya T engah yang terletak sangat strategis yang berada di pinggir jalan sehingga cepat ditemukan atau cepat diakses.

S elain itu batasan-batasan S MK N 2 Praya T engah adalah sebagai berikut:

1) S ebelah kiri berbatasan dengan toko A lfamart

2) S ebelah kanan berbat asan dengan sekolah S MK N 2 Praya T engah

3) D epan berbatasan dengan jalan umum.

4) B elakang berbatasan dengan kalangan masyarakat.

B . Penerapan model pembelajaran generatif di K elas X S MK N 2 Praya T engah D alam model pembelajaran generatif pada mata pelajaran fisika akan mempengaruhi efektifitas belajar aktif dari siswa-siswi K elas X , karena dengan penerapan model pembelajaran generatif pada dasarnya bisa mengembangkan intelektual.

L angkah-langkah yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran fisika di K elas sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di saat peneleti melakukan observasi partisipan:

32

1. Pendahuluan

Hasil utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemahaman konsep pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran genertif.

B erikut disajikan hasil pretes dan postes dari kelas eksperimen:

32

Wawancara, Mira ( Guru Mata Pelajaran F isika kelas X S MK N 2 Praya T engah), Senin 11 D esember 2019.

Gambar

Grafik 2.1. Hasil rata-rata postest dan pretest kelas eksperimen
Grafik 2.2. persentase jawaban pretest siswa yang paham konsep (pk), tidak  paham konsep (T PK ), mi skonsepsi (M) pada materi besaran dan satuan
Grafik 2.4. persentase rata-rata jawaban pretes dan postest siswa yang paham  konsep (PK ), tidak paham konsep (T PK ), miskonsepsi (M) pada materi besaran
Grafik 2.5. pengurangan miskonsepsi sebelum dan setelah dengan menggunakan  model pembelajaran generatif pada materi besaran dan satuan

Referensi

Dokumen terkait

Diantaranya adalah akurasi, logis, kedalaman, keluasan, dan prediksi (Kurniawati, 2017). Dalam mengakses kemampuan berfikir reflektif siswa, sejatinya setiap indikator