Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada I.A. Terima kasih untuk setiap doa dan perjuangannya membesarkan, mendidik dan memotivasi penulis dalam setiap langkah hidup penulis. Terima kasih atas segala ilmu, kemudahan, motivasi, kesabaran dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Nur Dwiana Sari Saudi, SE., M.Si., CWM® selaku dosen penguji, terima kasih atas setiap kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam penulisan tugas ini. Kelompok doa khususnya Tante Anni Soma, Tante Lena Lim, Tante Yuliana Erungan yang selalu ada dalam suka dan duka, yang selalu mendoakan, memberikan bimbingan, motivasi, nasihat kepada penulis, terima kasih atas segala yang diberikan kepada penulis. Sahabat PMKO Jie (Tasha, Yola, Angel, Cia, Hawa), Baru Cantika (Dwiyana Hamid, Mutmainna, Firnansi, Marbela, Nunu, Kak Jelsinda, Kak Citra, Kak Gauden, Kak Tenri) terima kasih buat komunitasnya yang telah dibangun sejak mahasiswa baru sampai sekarang, terima kasih telah menjadi teman yang selalu mendampingi penulis dan memberikan motivasi dan semangat.
Jum'at sahabat (Adel, Angel, Fifni, Lia, Pina, Tasha, Caca, Chiko, Cia, Eci, Eve, Yunita, Jeni, Yola, Yemima, Ines, Desi), terima kasih atas setiap motivasi yang diberikan kepada penulis. 107 Toraja Utara, khususnya tim Baltas dan Penanian, terima kasih telah memberikan banyak pengalaman dan kesan yang berharga bagi penulis. Keluarga Besar HIMAJIE FEB-UH, terima kasih atas semua pengalaman yang diberikan kepada penulis untuk dipelajari dan diolah.
Keluarga besar PMKO FEB-UH, terima kasih kerana menjadi tempat untuk berkembang, berkhidmat dan belajar banyak perkara demi kemuliaan Tuhan Yesus.
Latar Belakang
Dalam perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan (IKLH) menggunakan tiga komponen yaitu: Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU) dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengkategorikan hasil IKLH, dimana rentang skor IKLH 90-100 dikategorikan “sangat baik”, rentang skor 70-90 dikategorikan “baik”, rentang skor 50-70 dikategorikan “sedang”. ”, rentang 25–50 dikategorikan sebagai “buruk” dan nilai kurang dari 25 dikategorikan. Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Indonesia memiliki nilai rata-rata 68,68 yang menurut kategori IKLH masih dalam kategori sedang.
Pada tahun 2012 tidak ada target kinerja IKLH karena hanya menetapkan nilai predikat IKLH sebesar 100 poin, hal ini menunjukkan bahwa semakin mendekati skor IKLH 100 maka kualitas lingkungan semakin baik. Kondisi ini menggambarkan bahwa kualitas lingkungan di Pulau Jawa masih mengalami permasalahan. Masalah yang muncul dalam penurunan kualitas lingkungan tidak hanya disebabkan oleh penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, tetapi juga akibat aktivitas masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, salah satunya di Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel 1.2 yang diukur dengan BRDP. Meskipun pertumbuhan ekonomi membawa manfaat positif bagi negara dan kawasan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi juga menimbulkan beban bagi lingkungan. Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
Berdasarkan fakta, pertumbuhan ekonomi khususnya di Pulau Jawa yang terus tumbuh dan cenderung terus tumbuh pada gilirannya akan menimbulkan tekanan yang lebih besar terhadap lingkungan (Prawesti, 2021). Menurut data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan penduduk di Pulau Jawa terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk, transportasi juga memberikan tekanan terhadap kualitas lingkungan terutama pada transportasi darat yang meningkatkan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya.
Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah kendaraan di Pulau Jawa dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2021 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Permintaan bahan bakar yang meningkat akan meningkatkan penggunaan bahan bakar atau bahan bakar, yang akan memberikan tekanan pada kualitas lingkungan. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk membuktikan pendapat tentang kondisi yang terjadi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan di Pulau Jawa, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Penentu Kualitas Lingkungan di Pulau Jawa”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan seperti pemerintah dalam membuat kebijakan terkait kualitas lingkungan di Pulau Jawa.
Landasan Teori
- Kualitas Lingkungan Hidup
- Pertumbuhan Ekonomi
- Kepadatan Penduduk
- Transportasi darat
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2019), Indeks Kualitas Lingkungan (IQI) merupakan indikator nasional kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mendukung proses pengambilan kebijakan terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Indeks Kualitas Lingkungan (IKLH) merupakan generalisasi dari IKLH untuk seluruh provinsi di Indonesia, dimana IKLH Provinsi merupakan indeks terukur kinerja pengelolaan lingkungan dari Indeks Kualitas Lingkungan untuk seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi tersebut. Tujuan disusunnya Indeks Kualitas Lingkungan menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2019), khususnya: (1) Sebagai informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan di tingkat pusat dan daerah terkait dengan bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; (2) Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pencapaian sasaran kinerja program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (3) Sebagai indikator keberhasilan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Ada beberapa parameter dalam mengukur indeks kualitas air yaitu: TSS, DO, BOD, COD, total fosfat, fecal coli dan total coliform. Perhitungan Indeks Kualitas Udara (IKU) di Indonesia diukur dengan dua parameter, yaitu NO2 yang menggambarkan emisi kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan SO2 yang menggambarkan emisi kendaraan industri dan bermotor yang menggunakan bahan bakar solar dan belerang lainnya. Indeks Kualitas Tutupan Lahan digunakan untuk mencerminkan isu hijau dalam penilaian kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan.
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kegiatan ekonomi dan pembangunan negara, yang juga menggambarkan perubahan kegiatan ekonomi. Berbicara mengenai pertumbuhan penduduk tidak akan pernah ada habisnya karena manusia akan selalu merasakan adanya pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk akan terus meningkat atau berubah, sehingga kemungkinan akan menciptakan kepadatan penduduk di suatu wilayah.
Pertumbuhan penduduk tidak hanya berkaitan dengan jumlah kelahiran, tetapi juga dengan jumlah kematian. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dapat terjadi setiap saat dan dapat dihitung demikian. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah.
Pertumbuhan penduduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk tidak alami, dan pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang terjadi atau berasal dari selisih antara angka kelahiran dan angka kematian yang terjadi dalam setahun. Pertumbuhan penduduk abnormal adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih penduduk yang akan bermigrasi (imigrasi) dan bermigrasi keluar (emigrasi). Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan yang dihasilkan dari perhitungan selisih jumlah kelahiran dan jumlah kematian, yang kemudian ditambahkan dengan selisih jumlah imigrasi dan jumlah emigrasi.
Hubungan Antar Variabel
Selain polusi yang diakibatkan oleh kendaraan, penggunaan bahan bakar atau BBM juga berdampak pada kualitas lingkungan. Hal ini didukung oleh penelitian (Jati, Sugiyanto, & Muryani, 2017) yang menyatakan bahwa bahan bakar atau penggunaan bahan bakar akan berdampak negatif terhadap kualitas air karena tercemarnya air sumur yang dekat dengan area penambangan dan limbah dari penambangan minyak. tuangkan ke sungai..
Hasil Penelitian dan Studi Empiris
Sementara itu, variabel pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan IPM berpengaruh signifikan terhadap indeks kualitas lingkungan. Anisa Bella Pertiwi (2021) meneliti “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia Tahun 2014-2019”. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh ketimpangan pendapatan, kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks kualitas lingkungan; (2) melihat hubungan dua arah atau kausal antara pertumbuhan ekonomi dengan indeks kualitas lingkungan.
Hasil penelitian ini adalah (1) kemiskinan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap indeks kualitas lingkungan, sedangkan ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks kualitas lingkungan; (2) Hubungan sebab akibat berjalan satu arah, yaitu pertumbuhan ekonomi menyebabkan kualitas lingkungan hidup. Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto (2022) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kepadatan Penduduk dan Tingkat Kemiskinan Terhadap Indeks Kualitas Lingkungan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan angka kemiskinan terhadap indeks kualitas lingkungan di Pulau Sumatera tahun 2011.
Artinya jika terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi maka dibarengi dengan penurunan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Pulau Sumatera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi 22 variabel dalam penelitian ini dan mengurutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan dari tahun 1996-2016. Hasil survei menunjukkan bahwa PDB berhubungan negatif dengan kualitas lingkungan dan menempati urutan pertama.
Konsumsi energi serta pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk memiliki hubungan negatif dengan kualitas lingkungan. Putri Annisa (2022) dengan judul penelitian “Analisis Penentu Indeks Kualitas Lingkungan Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan pertambangan batubara, PDRB industri, kendaraan bermotor dan indeks kualitas lingkungan di Kabupaten/Kota Provinsi Jambi serta mengetahui pengaruh pertambangan batubara, PDRB industri, kendaraan bermotor dan kualitas lingkungan. indeks di Kabupaten/Kota Provinsi Jambi.
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 di Kabupaten/Kota Provinsi Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keadaan kualitas lingkungan di Provinsi DKI Jakarta periode 2019-2021 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepadatan penduduk, perumahan dan transportasi darat berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan.
Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain survey ekologi berbasis waktu (time-trend) dengan unit analisis kota. Selain itu faktor kepadatan penduduk, dimana peningkatan jumlah penduduk akan menyempitkan lingkungan yang ada. Kepadatan penduduk secara langsung mempengaruhi ketersediaan lahan karena polusi yang meningkat, selain itu pembukaan lahan akan terus berlanjut dan menyebabkan penurunan tutupan lahan, seperti hutan.
Meningkatnya kepadatan penduduk juga akan meningkatkan pencemaran air dari limbah domestik dan industri, serta kualitas udara dan air bersih akan menurun. Dan salah satu faktor penurunan kualitas lingkungan adalah transportasi darat yang terlihat dari jumlah kendaraan bermotor.
Hipotesis Penelitian