• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis du pont system dalam mengukur kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis du pont system dalam mengukur kinerja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 1 ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKUR KINERJA

KEUANGAN PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL II PEKANBARU

Oleh : Silviana Savitri Email : silvianasavitri88@gmail.com Dosen Pembimbing : Mariaty Ibrahim

Program Studi Administrasi Bisnis Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia Kampus Bina Widya

Jl. H. R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

Financial performance appraisal is a very important activity for the company. This study aims to determine and analyze the financial performance of PT. Pegadaian (Persero) Pekanbaru Regional Office II was measured using the Du Pont System method for the period 2015 to 2019 which involved the activity ratio with the profitability ratio. The type of research used in the form of secondary data which is data from financial statements. The data collection technique used is the method of documentation and interviews. The data analysis technique used is to calculate the ratios, namely Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) and Equity Multiplier (EM). The results of the discussion show that the performance of PT. Pegadaian (Persero) Regional Office II Pekanbaru fluctuated. This can be seen from the fluctuating state of return on equity over a five-year period. This fluctuating return on equity is influenced by fluctuations in return on investment, some of which are caused by an increase in revenue and total assets of the company but the rate of increase in company assets is greater than income, so that total asset turnover fluctuates. Even so, the net profit margin has increased even though total assets have fluctuated.

Keywords: Financial Performance, Du Pont System

(2)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 2 PENDAHULUAN

Di era globalisasi sekarang dunia usaha terus berusaha untuk mempertahankan eksistensi dan kestabilan kondisi perusahaannya.

Hal ini mengakibatkan setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Persaingan yang ketat merupakan tantangan terbesar bagi suatu perusahaan, dimana pada situasi tersebut tidak dapat dihindari lagi oleh perusahaan yang sebagian besar memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan mengelola seluruh kegiatan perusahaan dengan sebaik- baiknya. Setiap manajemen perusahaan memiliki kewajiban agar tetap menjaga kondisi keuangannya dalam dunia persaingan, mendorong perusahaan untuk lebih efektif dalam beroperasi sehingga tujuan dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu mengukur tingkat kesehatan dan kekuatan perusahaanya untuk bertahan.

Untuk mengukur tingkat kesehatan dan kekuatan suatu perusahaan, seorang manajer perlu melakukan penilaian pada kinerja perusahaanya. Penilaian kinerja perusahaan dapat tercermin pada kinerja keuangan perusahaan. Fahmi (2012) mengemukakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan suatu perusahaan menjadi gambaran umum tentang bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan pada sewaktu- waktu (periode tertentu) dalam melaporkan semua kegiatan

keuangannya. Menurut Sunardi (2018) Perusahaan yang ingin tetap mempertahankan eksistensinya perlu untuk mengadakan evaluasi terhadap kinerja keuangan perusahaan yang menjadi salah satu faktor penunjang perusahaan dalam menjalankan proses bisnis yang semakin kompetitif.

Metode pengukuran yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan diantaranya adalah Analisis rasio, Analisis nilai tambah pasar (Market Value Added/MVA), Analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA) dan Balance Score Card / BSC, Analisis Capital Asset, Management, Equity and Liquidity (CAMEL). Selain metode tersebut ada sebuah metode yang lebih sederhana dan menggambarkan keseluruhan kinerja keuangan yaitu Du Pont System.

Du Pont System dicetuskan oleh Du Pont Corporation.

Pengembangan metode ini dilaksankan pada tahun 1920 oleh perusahaan tersebut yang sampai dengan saat ini dikenal dengan nama Du Pont Analysis. Anindyajati (2014) menyebutkan Du Pont System merupakan suatu alat ukur secara menyeluruh mencakup operasional perusahaan melalui sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bersih yang menggabungkan rasio profitabilitas yaitu net profit margin (NPM) dan rasio aktivitas yaitu total assets turn over (TATO). Analisis Du Pont menggunakan rasio keuangan dalam menganalisis kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pengembalian atas investasi return on investment dan return on equity.

Tujuan dari analisis ini adalah

(3)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 3 mencakup unsur pendapatan, aktiva

yang digunakan serta laba yang dihasilkan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam mengelola modalnya, sehingga analisis ini mencakup berbagai rasio (Kasmir, 2008).

Di Indonesia terdapat tiga pelaku utama yang menjadi sumber kekuatan perekonomian yaitu perusahaan negara, perusahaan swasta dan koperasi (Hidayah, 2011).

Salah satu lembaga yang menarik untuk diteliti mengenai kinerja keuangannya adalah lembaga finance. Lembaga finance yang akan diteliti yaitu PT. Pegadaian (Persero).

Peran pegadaian dalam perekonomian adalah sebagai lembaga keuangan non bank yang membantu masyarakat dalam memberikan pinjaman modal dengan jaminan suatu aset tertentu yang nilainya ditaksir sesuai dengan besarnya pinjaman, dengan modal tersebut maka masyarakat dapat melakukan kegiatan usaha dan secara otomatis akan meningkatkan perekonomian mereka.

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru merupakan salah satu Kanwil dari PT. Pegadaian (Persero) yang membawahi wilayah Sumatra Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Persebaran kantor cabang pegadaian Kanwil II Pekanbaru ini tentunya mengindikasikan bahwa Pegadaian sudah diterima oleh

masyarakat luas dan

mengindikasikan banyaknya kebutuhan masyarakat akan perusahaan tersebut. Mengutip dari TribunPekanbaru.com, Asisten Manager Penjualan PT. Pegadaian (Persero) Area Pekanbaru,

Rosnandar Abriyanto mengatakan dari sisi pertumbuhan transaksi produk di Area Pekanbaru menurutnya sangat baik, pun juga dari sisi nasabah. Tapi PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru merupakan salah satu Kanwil dari PT. Pegadaian (Persero) yang angka pertumbuhannya tidak mencapai target, padahal untuk angka pertumbuhan itu itu sendiri barada di urutan kedua dari seluruh area yang ada di Indonesia jika dilihat dari sisi pertumbuhan.

Meskipun PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru memiliki tingkat aktiva, pendapatan dan modal yang tinggi hal ini tidak menjamin perusahaan tersebut dalam keadaan sehat. Oleh sebab itu maka Perusahaan harus mengukur kinerja perusahaan dan meningkatkan kinerja, dengan Du Pont System dapat diketahui nilai pengembalian atas modal yang ada dalam bentuk laba perusahaan dan juga dapat diketahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul

“Analisis Du Pont System Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru“.

KONSEP TEORI Kinerja Keuangan

Rudianto (2013) kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan keuangan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.

Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui

(4)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 4 dan mengevaluasi sampai dimana

tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas yang telah dilaksanakan. Fahmi (2012) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan suatu keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.

Laporan Keuangan

Fahmi (2012) Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2010) Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Mulya (2013) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen kepada pemakai tentang pengelolaan keuangan yang dipercayakan kepadanya.

Rasio Keuangan

Tampubolon (2013) analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis dapat digunakan untuk menjawab berbagai pernyataan tentang keadaan keuangan korporasi.

Menurut Harahap (2010) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan (berarti).

Du Pont System

Brigham (2010) menyatakan bahwa Du Pont System merupakan rumus yang menunjukkan tingkat pengembalian aktiva yang dapat diperoleh dari perkalian margin laba bersih (Net Profit Margin) dengan perputaran total aset (Total Asset Turn Over). Menurut Djarwanto (2010) Sistem Du Pont sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, tapi pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai unsur analisisnya. Analisis laporan keuangan sistem Du Pont dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan antara Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE).

Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah studi dokumentasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan pada subjek penelitian melalui dokumen- dokumen laporan keuangan dari PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru periode 2015-2019.

Wawancara dilakukan penulis dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh data mengenai penelitian ini.

(5)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1

Hasil Perhitungan Du Pont System

PT. Pegadaian (Persero) Kanwi II Pekanbaru Tahun 2015-2019 Tahun Total Asset

Turnover

Net Profit Margin

Return On Investmen

Equity Multyplier

Return On Equity

2015 1,792 kali 32,96% 59,08% 130,60% 77,16%

2016 1,394 kali 32,92% 45,91% 122,58% 56,27%

2017 1,315 kali 38,36% 50,46% 121,47% 61,30%

2018 1,349 kali 40,78% 55,02% 113,51% 62,45%

2019 0,896 kali 41,04% 36,78% 175,52% 64,56%

Rata-Rata 1,349 kali 37,21% 49,45% 132,73% 64,35%

Standar Ukuran

2 kali 20% 18% 40% 15%

Sumber :Data Olahan Laporan Keuangan 2021

1. Total Asset Turnover (TATO)

Berdasarkan hasil tabel rekapitulasi data dari dari laporan keuangan PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru selama 5 tahun yaitu periode 2015-2019 yang telah diolah

cenderung menunjukkan

perkembangan yang berfluktuasi.

Nilai masing –masing total asset turnover selama lima tahun sebesar 1,79 kali pada tahun 2015, sebesar 1,39 kali pada tahun 2016, sebesar 1,31 kali pada tahun 2017, pada tahun 2018 sebesar 1,34 kali dan 0,89 kali pada tahun 2019.

Peningkatan total assets turnover terjadi pada tahun 2015 dan 2018 sedangkan penurunan terjadi pada 3 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2016, 2017 dan 2019. Penyebab

terjadinya penurunan terhadap nilai total assets turnover pada PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru adalah adanya peningkatan pada pendapatan dan aktiva perusahaan namun laju peningkatan pada aset perusahaan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Sedangkan peningkatan nilai total assets turnover disebabkan oleh semakin besar selisih antara pendapatan dengan total aktiva, dalam artian semakin tinggi pendapatan yang dihasilkan dari pada total aktiva, maka semakin besar pula nilai total assets turnover yang dihasilkan dalam perhitungnnya.

Dari hasil perhitungan total asset turnover, PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru periode 2015- 2019 mampu menghasilkan rata rata 1,349 kali dimana nilai ini belum mencapai standar yang

(6)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 6 dipersyaratkan yaitu 2 kali, apabila

nilai total assets turnover mencapai 2 kali maka perusahaan dikatakan baik dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan pendapatan. Secara keseluruhan berdasarkan total assets turnover yang dihasilkan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum efektif dalam menggunakan aktiva yang tersedia dikarenakan perusahaan terlalu banyak menempatkan aktivanya dalam bentuk aset dasar.

2. Net Profit Margin (NPM) Net profit margin pada PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru berdasarkan tabel rekapitulasi dari tahun 2015 hingga tahun 2019 mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2015 perusahaan mempunyai net profit margin sebesar 32,96% dan pada tahun 2016 menurun namun tidak signifikan dengan nilai net profit margin 32,92%. Pada tahun 2017 net profit margin mengalami peningkatan sebesar 5,44% sehingga pada tahun tersebut net profit margin sebesar 38,36%. Peningkatan ini berlanjut pada tahun berikutnya yaitu tahun 2018 dan 2019 dengan masing- masing nilai net profit margin 40,78

% dan 41,04%. Penyebab terjadinya penurunan dan peningkatan terhadap nilai net profit margin pada PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru adalah adanya kenaikan dan penurunan dari selisih persentase jumlah pendapatan bersih dan laba bersih setelah pajak yang diterima oleh perusahaan. Peningkatan pendapatan terbesar dipengaruhi oleh tingginya nilai pendapatan usaha yang berasal dari produk KCA(Kredit Cepat Aman), produk KREASI (Kredit Agunan Sistem

Gadai) dan produk lainnya selain itu peningkatan laba bersih perusahaan disebabkan oleh adanya biaya-biaya tambahan untuk menjalankan operasional perusahaan seperti biaya administrasi dan pemasaran, biaya pegawai dan biaya penyusutan kantor.

Berdasarkan analisis Du Pont System PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru selama 5 tahun yaitu 2015-2019 mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak dari volume pendapatan dengan rata-rata net profit margin sebesar 37,21%

dimana nilai ini melebihi standar rasio industri yang berlaku yaitu 20%. Berdasarkan hasil rekapitulasi rata-rata net profit margin yang telah diolah menunjukkan bahwa net profit margin PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru periode 2015-2019 berfluktuasi cenderung meningkat, hal ini menunjukkan perusahaan sudah bekerja sangat baik atau sangat efisien dalam mengoperasikan perusahaannya. Maka PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru termasuk kedalam kategori perusahaan yang mampu menghasilkan laba dengan sangat baik.

3. Return On Investment (ROI) Berdasarkan hasil tabel rekapitulasi data dari dari laporan keuangan PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru selama 5 tahun yaitu periode 2015-2019 yang telah diolah, return on investment cenderung menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi. Nilai masing –masing selama lima tahun sebesar 59,08%

pada tahun 2015, sebesar 45,91%

pada tahun 2016, sebesar 50,46%

pada tahun 2017, pada tahun 2018 sebesar 55,02% dan 36,78% pada

(7)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 7 tahun 2019. Penyebab terjadi

peningkatan dan penurunan return on investment karena kedua faktor yang mempengaruhinya yaitu net profit margin dan total asset turnover.

Nilai rata-rata return on investment PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru periode 2015-2019 yaitu sebesar 49,45%. Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN Non Infrastruktur, apabila nilai bobot > 18% menunjukkan bahwa return on investment pada perusahaan tinggi dengan skor 15.

Meskipun dilihat dari return on investment PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru berfluktuatif, namun hasil perhitungan ini menandakan perusahaan cukup baik dalam mengelola aktivanya secara efisien dan hal ini menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan sudah bekerja sangat baik dalam memaksimalkan profit margin perusahaan untuk mendorong tingkat pengembalian investasi.

4. Equity Multyplier (EM) Pada rasio equity multiplier PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru memiliki laju pertumbuhan yang berfluktuasi. Pada tahun awal 2015 nilai equity multiplier sebesar 130%, kemudian pada tahun 2016,2017 dan 2018 laju pertumbuhan nilai equity multiplier mengalami penurunan dengan nilai 122%, 121% dan 113%. Namun pada tahun 2019 terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 62% dibandingkan tahun 2018 dengan nilai equity multiplier sebesar 175%.

Peningkatan equity multyplier disebabkan oleh faktor peningkatan aset perusahaan lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pada ekuitas perusahaan, begitu pula

sebaliknya penurunan equity multyplier dipengaruhi oleh faktor persentase kenaikan ekuitas yang lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan total aset perusahaan.

Berdasarkan analisis Du Pont System pada PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru periode 2015-2019, dapat dilihat dari tabel hasil rekapitulasi data laporan keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang ditunjukkan dengan rata-rata equity multyplier yaitu sebesar 132,73%. Dalam penilaian aspek keuangan standar industri apabila nilai equity multyplier besar dari 40%

menunjukkan bahwa equity multyplier berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan standar yang berlaku maka PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru periode 2015-2019 berada dalam kondisi yang sangat baik dalam memenuhi keseluruhan aset perusahaan dengan menggunakan ekuitas yang tersedia dan

menunjukkan kemampuan

perusahaan sudah sangat baik. Hal ini untuk menghasilkan pendapatan sehingga mampu meningkatkan aktiva pada perusahaan tersebut.

5. Return On Equity (ROE) Berdasarkan hasil tabel rekapitulasi data dari dari laporan keuangan PT. Pegadaian Kanwil II Pekanbaru selama 5 tahun yaitu periode 2015-2019 yang telah diolah, return on equity cenderung menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi. Nilai masing –masing selama lima tahun sebesar 77,06%

pada tahun 2015, sebesar 56,27%

pada tahun 2016, sebesar 61,30%

pada tahun 2017, pada tahun 2018

(8)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 8 sebesar 62,45% dan 64,56% pada

tahun 2019. Penyebab terjadi peningkatan dan penurunan return on equity karena kedua faktor yang mempengaruhinya yaitu nilai return on investment dan nilai equity multyplier yang berfluktuasi tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa return on investment berpengaruh terhadap return on equity dan rasio equity multyplier juga memberikan pengaruh terhadap meningkatnya atau menurunnya tingkat pengembalian ekuitas.

Berdasarkan aspek penilaian keuangan standar kesehatan BUMN, PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru termasuk BUMN Non Infrastruktur yang mencapai nilai bobot rata-rata return on equity 64,35%. Hal ini menunjukan bahwa dengan skor ROE > 15 mempunyai angka tinggi yaitu 20, sehingga hasil pengembalian ekuitas oleh pegadaian sangat baik dan perusahaan diharapkan dapat mempertahankan nilai yang telah dicapai. Dapat disimpulkan jika perusahaan akan menaikkan nilai return on equity yang semakin tinggi maka sebaiknya menaikkan return on investment dan rasio hutang tidak melebihi nilai return on investment.

6.Du Pont System PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru

Berdasarkan hasil rekapitulasi data pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru melalui analisis Du Pont System dapat diketahui secara keseluruhan kinerja perusahaan selama periode lima tahun yaitu 2015 sampai dengan 2019 menunjukkan kinerja yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari data net profit margin (NPM), return on investment (ROI), equity

multyplier (EM) dan return on equity (ROE) yang telah mencapai standar tingkat kesehatan BUMN Non- Infrastruktur, dan hanya nilai total asset turnover (TATO) saja yang belum mencapai standar yang dipersyaratkan namun masih berada dalam kategori cukup baik dalam memenuhi asetnya. Dari hasil penelitian ini, diharapkan perusahaan dapat menggunakan metode du pont system dalam pengambilan keputusannya, karena dengan menggunakan metode ini manajemen dapat menentukan aktivitas keuangan mana yang paling berkontribusi terhadap pengembalian ekuitas perusahaan.

KESIMPULAN

1. Total asset turnover (TATO) PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru pada tahun 2015-2019 dalam menghasilkan pendapatan dikatakan cukup baik dan menunjukkan bahwa perusahaan belum efektif menggunakan aktiva yang tersedia dikarenakan perusahaan terlalu banyak menempatkan dananya dalam bentuk aset tetap dan aset lancar. Meskipun demikian jika dibandingkan dengan standar industri yang berlaku total asset turnover masih berada dibawah standar yang berlaku.

2. Net profit margin (NPM) PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru pada tahun 2015-2019 bisa dikatakan sangat baik karena dalam beberapa tahun terus mengalami peningkatan. Ini berarti perusahaan mampu

(9)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 9 menghasilkan laba yang baik

dalam melakukan usaha gadai sehingga menunjukkan bahwa operasional perusahaan sangat efisien.

Selain itu jika dibandingkan dengan standar industri maka net profit margin berada dalam kategori perusahaan yang sangat baik karena mampu mencapai standar industri yang berlaku.

3. Dari return on investment (ROI) dengan pendekatan Du Pont System pada tahun 2015-2019 mengalami fluktuasi, meskipun demikian nilai return on investment telah memenuhi standar BUMN yang telah ditetapkan yaitu >18%. Fluktuasi ini disebabkan oleh nilai net profit margin dengan total asset turnover yang berfluktuasi. Maka dapat

dinyatakan bahwa

manajemen perusahaan sudah mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan meskipun terjadi fluktuasi dan telah sesuai dengan standar BUMN yang ditetapkan.

4. Equity multyplier (EM) pada

tahun 2015-2019

menunjukkan angka yang berfluktuasi. Meskipun demikian nilai equity multyplier pada PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru berada diatas standar industri. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola ekuitasnya untuk memenuhi aktiva perusahaan.

5. Dari return on equity (ROE) dengan pendekatan Du Pont System pada tahun 2015- 2019 menunjukkan nilai yang mengalami fluktuasi.

Kenaikan nilai return on equity menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.

Penurunan dan peningkatan return on equity pada PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru dipengaruhi oleh nilai return on investment dan equity multyplier yang berfluktuasi.

Berdasarkan standar BUMN maka return on equity (ROE) PT. Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru berada dalam kategori perusahaan yang sangat baik karena memiliki nilai return on equity yang berada diatas standar dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anindyajati. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Du Pont System (Studi Pada Ud Az Zahra Food Periode Tahun 2011-2013. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 1- 20.

Brigham & Houston. (2010). Dasar-

Dasar Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Djarwanto. (2010). Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta: BPFE.

Harahap, Sofyan. Safri. (2010).

Analisis Kritis Atas Laporan

(10)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 10 Keuangan. Jakarta: Rajawali

Persada.

Irham, Fahmi. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan.

Bandung: Alfabeta.

Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulya, H. (2013). Memahami Akuntansi Dasar :

Pendekatan Siklus Akuntansi.

Jakarta: Mitra Wacana Medis.

Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.

Tampubolon, M. (2013). Manajemen Keuangan . Bogor: Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen yang kedua adalah ROE, pengukuran ROE adalah suatu indeks atau rasio yang digunakan oleh user sebagai analisis tingkat profitabilitas atau keuntungan yang

Berdasarkan hasil penelitian dari penerapan Du pont System dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan semen yang terdafatar di BEI selama lima tahundiperoleh rata-rata

Dari hasil penelitian dan analisis laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang keadaan keuangan, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dimasa

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai

Dari data diatas juga menunjukan bahwa nilai Return On Investment (ROI) mengalami penurunan pada tahun 2013 dan 2014, hal ini menunjukan bahwa aktiva yang

Data di atas menunjukkan kinerja keuangan perusahaan ini yang terus menurun setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada hasil ROE yang terus menurun, penurunan ini disebabkan karena

Total Asset Turnover dari operating asset (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi, yaitu kecepatan berputarnya aset dalam suatu periode). b) Net Profit

dengan menggunakan teknik du pont system dilihat dari rasio TATO selama periode tahun 2017-2021 dengan hasil menunjukan kurang efisiennya dalam mengatur perputaran aset yang berarti