• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Daya Dukung Tiang Kelompok Pondasi Bored Pile Dengan Metode Analitis Dan Numeris (Studi Kasus Proyek Pembangunan Hotel Di Kulon Progo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Analisis Daya Dukung Tiang Kelompok Pondasi Bored Pile Dengan Metode Analitis Dan Numeris (Studi Kasus Proyek Pembangunan Hotel Di Kulon Progo)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

39

Jurnal RENOVASI

Rekayasa dan Inovasi Teknik Sipil

p-ISSN : 2443-3187 e-ISSN : 2961-9599 Vol. 8, No.1 (April 2023)

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG KELOMPOK PONDASI BORED PILE DENGAN METODE ANALITIS DAN NUMERIS

(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KULON PROGO)

Angga Darmawan1*,Samsul Arifin1, , Zainul Faizien Haza1, Widarto Sutrisno1

1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

*coressponding author : [email protected]

Received : 21 Februari 2023 Available online : 6 April 2023

This is an open access article under the CC-BY license

Abstrak

Pondasi adalah salah satu bagian dari struktur yang cukup penting, dimana pondasi merupakan struktur paling bawah dari bangunan yang memikul beban dari bangunan itu sendiri. Terdapat beberapa jenis pondasi dan salah satunya pondasi tiang bored pile yang mana merupakan pondasi dengan prinsip kerja pengeboran. Pondasi ini banyak digunakan untuk bangunan-bangunan tinggi karena sangat efisien digunakan apalagi pada lokasi padat penduduk. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dilengkapi oleh data proyek yang didapat dari proyek pembangunan gedung Hotel Novotel dan Ibis Hotel Kulon Progo. Penelitian ini membahas tentang nilai kapasitas daya dukung kelompok pondasi bored pile dan penurunannya dengan menggunakan data N-SPT. Penelitian ini menggunakan metode analisis Reese &

Wright dan metode elemen hingga dengan menggunakan program Plaxis. Hasil analisis menujukkan bahwa nilai daya dukung ultimate (Qu) pada titik pondasi dengan kode BP 121 dengan menggunakan metode Reese & Wright didapat nilai sebesar 478,902 ton. Hasil perhitungan dari nilai Qu dengan menggunakan metode Plaxis didapat nilai sebesar 353,85 ton sebelum konsolidasi dan 536,76 ton setelah konsolidasi. Hasil penurunan pondasi dari perhitungan konvensional adalah sebesar 19,83 mm. Dan hasil penurunan menggunakan program Plaxis didapat nilai penurunan sebesar 0,262 mm.

Kata kunci : pondasi tiang, analisa pondasi, daya dukung pondasi, plaxis 2D

1. PENDAHULUAN

Pada saat ini perkembangan teknologi dan ekonomi menopang perkembangan pembangunan. Tidak dapat dipungkiri, pembangunan infrastruktur sedang gencar dilakukan khususnya pada negara- negara berkembang. Sesuai dengan program pemerintah dalam taraf memajukan pembangunan dan perekonomian negara, Indonesia yang merupakan salah satu dari negara berkembang

mulai melakukan pembangunan infrastruktur besar- besaran. Pembangunan yang terjadi di Indonesia meliputi berbagai sektor mulai dari pembangunan gedung, sarana dan prasarana transportasi, darinase, area pemukiman, pusat perbelanjaan, dan sarana-sarana lainnya.

Seiring berkembangnya pembangunan dan perekonomian diIndonesia yang semakin meningkat,

(2)

40

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan perkembangan pembangunan infrasturkur yang cukup tinggi guna meningkatkan perekonomian daerah. Dalam mendukung hal tersebut pembangunan terus meningkat dan salah satunya adalah pembangunan Hotel di Kulon Progo.

Suatu struktur bangunan terdiri dari dua struktur yaitu struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas adalah struktur yang berada di atas permukaan tanah sedangkan struktur bawah adalah struktur yang berada pada bagian bawah gedung. Hal utama yang dilakukan dalam kegiatan pembangunan struktur di lapangan adalah pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi. Struktur bangunan membutuhkan pondasi yang kuat dan kokoh sebagai pendukung konstruksi di atasnya.

Secara umum pondasi yang merupakan struktur bagian bawah dibagi menjadi dua bagian yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal merupakan pondasi yang mendukung beban secara langsung dan pondasi dalam merupakan pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau besar yang berada relatif jauh di bawah permukaan tanah.

Dari tinjauan diatas maka penulis mencoba untuk mempelajari analisa daya dukung pondasi bored pile dengan menggunakan metode Reese & Wright.

Beberapa penelitian terdahulu menelii tentang analisa daya dukung pondasi bored pile. Waruwu &

Hamzah [1] melakukan penelitian berdasarkan data sondir proyek pembangunan Pasar Baru Penyambung Kabupaten Madina. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perbandingan dari hasil perhitungan daya dukung tiang pondasi bored pile dengan menggunakan metode Aoki dan De Alencer dengan metode Phillipponat. Wati &

Nurul [2] melakukan penelitian daya dukung pondasi dengan menggunakan metode Meyerhoff. Penelitian tersebut bertujuan mengetahui hasil perhitungan pondasi bored pile dan penurunannya dengan menggunakan metode Meyerhoff dan metode elemen hingga Plaxis. Iskandar dkk. [3] melakukan analisa perhitungan daya dukung aksial bored pile dengan menggunakan program plaxis versi 8,6 pada titik lubang bor 61. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan daya dukung pondasi

aksial dengan menggunakan metode elemen hingga program Plaxis.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis daya dukung tiang kelompok pondasi bored pile yang dilakukan pada pembangunan gedung hotel di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Data umum Bearing Capasity dapat dilihat dari Tabel 1 :

Tabel 1. Bearing Capacity

No Tiang Pile No

PDA CAPWAP

Daya Dukung Bearing Capacity [Ton]

Daya Dukung Bearing Capacity (Ru) [Ton]

Gaya Gesek Friction (Rs) [Ton]

Gaya Ujung End Bearing

(Rb) [Ton]

Displacement [mm]

BP121 647 708.5 579.7 128.9 21.5

BP214 325 390.0 296.2 93.8 11.3

Data teknis tiang bored pile BP 121 terletak pada jenis tanah berpasir (non kohesif) dimana kedalaman lubangnya yaitu 18 m dengan panjang oversite 70 cm. Bored pile BP 121 memiliki diameter 80 cm dengan struktur beton bertulang menggunakan tulangan D16 berjumlah 12 buah dengan tulangan spiral D10 berjarak 15 cm berselimut beton setebal 7,5 cm dengan mutu beton f’c 25 Mpa.

Dalam perhitungan analisis penelitian ini menggunakan beberapa persamaan :

2.1 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile Menurut metode Reese & Wright, perhitungan kapasitas daya dukung pondasi bored pile adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Dari Hasil SPT

Perhitungan daya dukung pondasi dilakukan berdasarkan data SPT dengan menggunakan metode Reese and Wright (1977) adlah sebagai berikut :

(3)

41

a. Daya dukung ujung pondasi bored pile (end bearing)

Qp =

q

p x Ap (1) Dimana :

Qp : Daya dukung ultimate ujung tiang (Ton) qp : Tahanan ujung per satuan luas (Ton/m2) Ap : Luas penampang pondasi tiang bor (m2)

q

p= 9 x Cu (2)

Dimana :

Untuk tanah kohesif

Cu : Kohesi tanah (Ton/m2).

Untuk tanah non kohesif : untuk N < 60 maka qp = 2

3𝑥 1

0,30482xNSPTx𝐴𝑝 (Ton/m2) untuk N > 60 maka qp = 40

0,30482x𝐴𝑝 (Ton/m2) b. Daya dukung selimut bored pile (skin friction)

Qs = fs x L x P (3)

Dimana :

Qs : Daya dukung ultimate selimut tiang (ton) fs : Gesekan selimut tiang per satuan luas (α x Cu)

(Ton/m2)

L : Tebal lapisan tanah yang bergesekan (m) P : Keliling penampang tiang (m)

Untuk tanah kohesif : fs = α x Cu

(4) Dimana :

α : Faktor adhesi. Berdasarkan penelitian Reese and Wright (1977) α = 0,55

Cu : Kohesi tanah (Ton/m2) Untuk tanah non kohesif:

Dimana :

N < 53 maka fs = 0,32 N-SPT (Ton/m2) 2. Kapasitas Daya Dukung Lateral

Dalam metode perhitungan Broms ini, digunakan persamaan berikut :

R = 𝐸𝐼

𝑛ℎ 5

(5)

Dimana :

K= kh . d = kl/1,5 = Modulus tanah.

kl : Modulus reaksi subgrade dari Terzaghi.

E : Modulus elastisitas tiang.

I : Momen inersia tiang (cm4).

d : Lebar atau diameter tiang (cm).

Dengan modulus tanah : k = nhz

Dan modulus reaksi sub grade horizontal : kh = nh

(z/d)

Mmax = 2/3 Hu x L (6)

Hu = 1,5 d x γ x L2 x Kp

(7) Dimana :

Hu : Daya dukung lateral (kN) Kp : Koefisien tekanan tanah pasif Mmax : Momen maksimum (kNm) My : momen leleh (kN-m) L : panjang tiang (m) d : diameter tiang (m)

f : jarak momen maksimum dari permukaan tanah (m)

γ : berat isi tanah (kN/m3)

e : jarak beban dari permukaan tanah (m) Hu = 𝑀𝑦

e+3𝑑

2+1

2𝐹 (8)

Dimana :

Hu : beban lateral (kN)

Kp : koefisien tekanan tanah pasif = tan2(450+ϕ/2) My : momen ultimate (kNm)

d : diameter tiang (m)

f : jarak momen maksimum dari permukaan tanah (m)

γ : berat isi tanah (kN/m3)

e : jarak beban lateral permukaan tanah (m) = 0 3. Kapasitas Daya Dukung Aksial Kelompok Pondasi Bored Pile

Qg = Eg x n x Qa (9) Dimana :

Qg : Beban maksimum kelompok tiang yang mengakibatkan keruntuhan (kg)

Eg : Efisiensi kelompok tiang (%) n : Jumlah tiang dalam kelompok Qa : Beban maksimum tiang tunggal (kg)

(4)

42

Metode Converse-Labarre

Efisiensi kelompok tiang (Eg) diperoleh dari persamaan :

Eg = 1 − 𝜃(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛

90.𝑚.𝑛 (10)

Dimana :

Eg : Efisiensi kelompok tiang M : Jumlah baris tiang

N : Jumlah tiang dalam satu baris θ : Arc tg D/S, dalam derajat

s : Jarak pusat ke pusat antara tiang (m) d : Diameter tiang (m)

2.2 Analisa Pondasi Bored Pile Menggunakan Bantuan Program Plaxis

Program plaxis ini melakukan perhitungan berdasarkan metode elemen hingga yang digunakan secara khusus untuk melakukan analisis deformasi dan stabilitas untuk berbagai aplikasi dalam bidang geoteknik. Kondisi sesungguhnya dapat dimodelkan dalam rengangan bidang maupun secara axisymetris. Program ini menerapkan metode antarmuka grafis yang mudah untuk digunakan sehingga pengguna dapat dengan cepat membuat model geometri dan jaring elemen berdasarkan penampang melintang dari kondisi yang dianalisis.

Program ini terdiri dari empat buah sub-program yakni masukan, perhitungan, keluaran, dan kurva.

Metode elemen hingga pada sebuah rekayasa geoteknik memiliki sedikit perbedaan dengan metode elemen hingga pada rekayasa struktur, karena dalam rekayasa geoteknik terjadi interaksi elemen yang memiliki kekuatan yang cukup berbeda. Seperti halnya pondasi dan juga tanah, dalam menganalisis pondasi dengan metode elemen hingga terdapat perbedaan kekakuan antara dua elemen, yaitu elemen tanah dan elemen struktur atau pondasi itu sendiri.

2.3 Penurunan Yang Terjadi S = Se(1) + Se(2) + Se(3

(11) Dimana :

S : Penurunan total

Se(1) : Penurunan elastis dari tiang

Se(2) : Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban diujung tiang

Se(3) : Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang batang tiang

Se(1) = (𝑄𝑤𝑝 + 𝜉𝑄𝑤𝑠)𝐿

𝐴𝑝 𝑥 𝐸𝑝

(12)

Se(2) = 𝑄𝑤𝑝 𝑥 𝐶𝑝

𝑑 𝑥 𝑞𝑝

(13)

Se(3) = 𝑄𝐿 𝑥 𝑞𝑤𝑝 𝑥 𝐶𝑠

𝑝

(14) Dimana :

Qwp : Daya dukung yang bekerja pada ujung tiang dikurangi daya dukung friction (kN)

Qws : Daya dukung friction (kN) Ap : Luas penampang tiang (m2) L : Panjang tiang

Ep : Modulus elastisitas dari bahan tiang (kN/m2) ξ : Koefisien dari skin friction

d : Diameter tiang (m)

qp : Daya dukung Ultimate (kN) Cp : Koefisien empiris

Cs : Konstanta empiris

Gambar 1. Bagan alir penelitian

4.1.

Studi Pustaka Mulai

Analisa Data :

1. Analisa Daya Dukung Ultimate Bored Pile Berdasarkan Data

2. Menghitung Kapasitas Daya Dukung Kelompok Pondasi Bored Pile

3. Perhitungan Menggunakan Bantuan Program Software Plaxis

4. Menghitung Penurunan Elastisitas yang Terjadi

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai Pengumpulan Data

(5)

43

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir penelitian pada Gambar 1.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile 1. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Dari Hasil SPT

Data bored pile

Diameter bored pile (d) = 80 cm Keliling bored pile (p) = π x d

= 3,14 x 80

= 251,2cm = 2,512m Luas bored pile = 14. 𝜋. 𝑑2

= 1

4 × 3,14 × 802

= 5.024 cm2

= 0,502 m2

a. Daya dukung ujung pondasi bored pile (end bearing)

Untuk lapisan tanah kedalaman 4 m : Qp = qp x Ap

qp = 9 x Cu

Cu = 2

3 × 𝑁 − 𝑆𝑃𝑇 × 10 = 2

3× 3 × 10

= 20 kN/m2 = 2,039 t/m2 qp = 9 x Cu

= 9 x 2,039 = 18,351 t/m2 Ap = 14. 𝜋. 𝑑2

= 14× 3,14 × 0, 82 = 0,502 m2

Qp = qp x Ap

= 18,351 t/m2 x 0,502 m2 = 9,212 ton

Untuk lapisan tanah kedalaman 14 m ; N-SPT = 47.

Karena N-SPT ≤ 60, maka digunakan persamaan berikut :

Qp = 23× 1

0,30482× 47 × 0,502 = 169,309 ton

b. Daya dukung selimut bored pile (skin friction) Untuk lapisan tanah kedalaman 4 m :

Qs = fs x L x p

Dari persamaan (3.5) fs = α x Cu

α = 0,55

fs = 0,55 x 2,039 t/m2

= 1,122 t/m2 Qs = fs x L x p

= 1.122 x 2,5 x 2,512 = 7,046 ton

Qu = Qp + Qs

= 9,212 + 7,046 = 16,258 ton

Untuk daya dukung selimut tanah non kohesif pada kedalaman 14 m nilai fs dapat diketahui dengan menggunakan grafik Reese & Wright untuk 53 < N <

100.

Untuk N<53 maka digunakan : fs = 0,32N

= 0,32 x 47 = 15,04 t/m2 Qs = fs x L x p

= 15,04 x 4 x 2,512 = 151,122 ton Qu = Qp + Qs

= 169,309 + 151,122 = 320,431 ton

Tabel 2. Perhitungan kapasitas daya dukung bored pile pada titik BP 121

Depth (m)

Soil

Description N Cu

(ton/m2)

Skin Fraction (ton) End Bearing

(ton) Q ult (ton) Local Cummulative

0 Lanau 0 0 0 0 0 0

2 Lempung 3 2,039 7,046 7,046 9,212 16,258

4 Lempung

Organik 3 2,039 7,046 14,092 9,212 23,304

6 Lempung

Organik 2 1,359 4,697 18,789 6,139 24,928

8 Lempung

Berpasir 1 0,679 5,637 24,426 3,068 27,494

10 Lempung

Berpasir 1 0,679 5,637 30,063 3,068 33,131

12 Lempung

Berpasir 3 2,039 16,911 46,974 9,212 56,186

14 Pasir 47 0 151,122 198,096 169,309 367,405

16 Pasir 29 0 93,245 291,341 104,467 395,808

18 Pasir 36 0 57,877 349,218 129,684 478,902

2. Kapasitas Daya Dukung Lateral

Daya dukung lateral (BP 121 kedalaman 18 m dengan diameter 80 cm)

Jenis tanah = Granular

Berat isi tanah (γ) = 23 kN/m Sudut Geser tanah (ϕ) = 48 Data tiang :

Diameter bored pile (d) = 0,8 m Mutu beton (f’c) = 25 Mpa Kuat lentur beban tiang (fb) = 101,972 kg/cm E = 4700 √f′c

= 4700√25

= 23.500 Mpa = 23.500.000 kN/m2

(6)

44

I = 641 × 𝜋 × 𝑑4 = 641 × 3,14 × 0,84

= 0,02 m4 = 2.009.600 cm4 w = 𝑑/2𝐼

= 2.009.60080/2 = 50.240 cm3

Momen maksimum tiang : My = fb x w

= 101,972 x 50.240 = 5.123.073,28 kg.cm = 502,4 kNm

Cek terhadap grafik

Tahanan momen lentur = 𝑀𝑦

𝑑4𝛾𝐾𝑝

= 0,84502,4×23×5,21 = 10,236

Gambar 2. Grafik plot nilai tahanan lateral Dari grafik diatas didapat nilai ultimate lateral resistance sebesar 11, maka :

11 = 𝐻𝑢

𝐾𝑝𝛾𝑑3

Hu = 11 x 5,21 x 23

= 1.318,13 kN = 134,41 ton

3. Kapasitas Daya Dukung Aksial Kelompok Pondasi Bored Pile

Struktur kelompok tiang bored pile pada BP121 dapat dibuat seketsa seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3. Sketsa konfigurasi kelompok tiang bored pile

Metode Converse-Labarre Eg = 1 − 𝜃(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛

90.𝑚.𝑛

= 1 − (𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔0,82,4) ×(2−1)1+(1−1)2 90×1×2

= 0,999 = 99,9 % Qg = Eg x n x Qa

= 0,999 x 2 x 647

= 1.281,06 ton

3.2 Analisis Pondasi Bored Pile Menggunakan Bantuan Program Plaxis

Tabel 3. Data parameter tiang

Keterangan Nilai

Diameter Bored Pile (m) 0,8

Panjang (m) 18

Luas Penampang (A) (m2) 0,502 Modulus Elastisitas (E)

(kN/m2) 23500000

Berat Jenis (γ) (kN/m3) 25 Angka Passion (V) 0 Tabel 4. Data parameter tanah

Jenis

Lapisan Lanau Lempung Lempung Organik

Lempung Berpasir

Pasir Halus

Pasir Mengandung

Kerikil γ'unsat

(kN/m3) 16 18,63 19,36 19,36 22,66 21,76

γ'sat

(kN/m3) 19,769 19 20 20 23 22

Kx

(m/hari) 0,000505 0,000001 0,000001 0,000001 0,0055 0,505 Ky

(m/hari) 0,000505 0,000001 0,000001 0,000001 0,0055 0,505 E (kN/m2) 10787,3 2941,99 2941,99 33832,9 15690,6 63743,2

μ 0,3 0,2 0,2 0,3 0,25 0,25

Cu (kN/m2) 1 20 16,7 11,1 1 1

ϕ (°) 26 30 32 32 48 43

Ψ (°) 0 0 0,2 0,2 1,8 1,3

(7)

45

Gambar 4. Hasil kalkulasi dan nilai ΣMsf sebelum konsolidasi

Gambar 5. Hasil kalkulasi dan nilai ΣMsf sesudah konsolidasi

1. Nilai dari ΣMsf sebelum konsolidasi

Nilai ΣMsf sebelum konsolidasi adalah 2,359, maka : Qu = ΣMsf x 150

= 2,359 x 150 = 353,85 ton

2. Nilai dari ΣMsf setelah konsolidasi

Nilai ΣMsf sesudah konsolidasi adalah 3,578, maka : Qu = ΣMsf x 150

= 3,578 x 150 = 536,76 ton

3.3 Penurunan Yang Terjadi

Qwp = Daya dukung ujung – daya dukung selimut = 1.271,77 – 567,58

= 704,19 kN Qws = 567,58 kN qp = 4.696,44 kN

Ap = 0,502 m2

Ep = 23.500.000 kN/m2 L = 18,8 m

ξ = 0,67 d = 0,8 m Cp = 0,09

Cs = (0,93 + 0,16√𝐷𝐿) Cp

= (0,93 + 0,16√18,80,8) × 0,09

= 0,154 Se(1) = (𝑄𝑤𝑝𝐴 + 𝜉𝑄𝑤𝑠)𝐿

𝑝 𝑥 𝐸𝑝

= (704,19+0,67×567,58)18,8 0,502×23.500.000

= 0,00173 m Se(2) = 𝑄𝑤𝑝𝑑 𝑥 𝑞 𝑥 𝐶𝑝

𝑝

= 704,19×0,09 0,8×4.696,44

= 0,01687 m Se(3) = 𝑄𝑤𝑝𝐿 𝑥 𝑞 𝑥 𝐶𝑠

𝑝

= 704,19×0,154 18,8×4.696,44

= 0,00123 m

Sehingga didapat nilai total penurunan elastik dengan Persamaan berikut :

S = Se(1) + Se(2) + Se(3)

= 0,00173 + 0,01687 + 0,00123 = 0,01983 m

= 19,83 mm

Penurunan yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan Program Plaxis adalah sebesar 0,262 mm.

Gambar 6. Penurunan Tiang

(8)

46

3.4 Diskusi

1. Perbandingan Kapasitas Daya Dukung Pondasi Hasil dari perhitungan daya dukung pondasi melalui tiga metode diatas dapat disimpulkan bahwa dari ketiga metode tersebut terdapat perbedaan nilai daya dukung yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan perhitungan daya dukung tiang

Analisis Hasil Qu (ton)

SPT 478,902

PDA 674

Plaxis 353,85 (Sebelum Konsolidasi) 536,76 (Setelah Konsolidasi) 2. Perbandingan Penurunan Pada Pondasi

Sama halnya dengan perhitungan pada daya dukung pondasi tiang, penurunan tiang juga memiliki perbedaan dari setiap metode yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perbandingan penurunan pondasi Analisis Penurunan (mm)

SPT 19,83

PDA 24

Plaxis 0,262

4. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil perhitungan dan analisa daya dukung dan penurunan tiang pondasi didapat kesimpulan sebagai berikut :

• Daya dukung fondasi tiang menurut analisis SPT sebesar 478,902 ton, dan metode PDA sebesar 674 ton. Daya dukung dari analisis plaxis sebesar 353,8 ton (sebelum konsolidasi) dan 536,76 ton (setelah konsolidasi)

• Penurunan pondasi berdasarkan analisis SPT sebesar 19,83 mm, metode PDA sebesar 24 mm, dan metode plaxis sebesar 0,262 mm.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Akhmad Gazali, Eka Purnamasari dan Ilyas Refallandi Kesuma, 2021, Analisis Komparasi Nilai Daya Dukung Vertikal Pondasi Bored Pile Berdasarkan Data N-SPT,

Uji PDA dan Metode Elemen Hingga (Studi Empiris Proyek Pembangunan Jembatan Aranio Kabupaten Banjar), Universitas Islam Muhammad Arsyad Al Banjari, Banjarmasin.

[2] Bashori, Eka Priadi, Abu Bakar, 2019, Kajian Efisiensi Group Pada Kelompok Tiang Dengan Konfigurasi Empat – Empat, Universitas Tanjungpura, Pontianak.

[3] Hardiyatmo H. C., 2015, Analisis Dan Perancangan Pondasi I, Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

[4] Hardiyatmo H. C., 2015, Analisis Dan Perancangan Pondasi II, Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

[5] Hardiyatmo H. C., 2018, Mekanika Tanah 2, Edisi Keenam, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

[6] Irpan Ramadhan, 2019, Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile BH 48 Dengan Program Software Plaxis (Studi Kasus Jalan Layang Kereta Api Medan – Kualanamu KM 3+300), Universitas Sumatera Utara, Medan.

[7] Nurmaidah, 2017, Studi Analisis Perilaku Daya Dukung Pondasi Tiang Bor Dengan Mengguanak Uji Beban Statistik Dan Model Tanah Mohr Coulumb Pada Proyek Paragon Square Tangerang, Banten, Universitas Medan Area, Medan.

[8] Rahma Nur Afifa, 2021, Analisis Daya Dukung Bored Pile Pada Pembangunan Jembatan Kereta Api Antara Araskabu-Tebing Tinggi Dan Lintas Tebing Tinggi- Siantar (Studi Kasus), Universitas Muhammadiah Sumatera Utara, Medan.

[9] Ully Nurul Fadilah, dan Halimah Tunafiah, 2018, Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Berdasarkan Data N-SPT Menurut Rumus Reese &

Wright Dan Penurunan, Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR (BORED PILE) PADA STRUKTUR PYLON JEMBATAN SOEKARNO DENGAN PLAXIS 3D..

Tesis ini menganalisis kapasitas daya dukung dan penurunan/settlement pada pondasi tiang bor/bored pile diameter 800 mm secara tiang tunggal maupun kelompok tiang/pile

Tesis ini menganalisis kapasitas daya dukung dan penurunan ( settlement ) pada pondasi tiang bored pile diameter 600 mm secara tiang tunggal maupun kelompok tiang, dengan

Tesis ini menganalisis kapasitas daya dukung dan penurunan (settlement) pada pondasi tiang bored pile diameter 600 mm secara tiang tunggal maupun kelompok tiang, dengan

Dilihat dari pelaksanaan test pile yang tidak dapat daya dukung yang direncanakan, penulis mencoba melakukan perencanaan pondasi dengan menggunakan Bored Pile

PERBANDINGAN ANALISA BESAR DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE PADA STA 29+800 DI TITIK A MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA TERHADAP METODE ANALITIK STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan daya dukung pondasi bored pile untuk menara transmisi adalah mengenai Metode Aoki dan de Alencar lebih kritis dan

KESIMPULAN Dari perhitungan peninjauan ulang pondasi mengenai analisis daya dukung pondasi bored pile berdasarkan hasil uji lapangan yaitu SPT dapat diambil kesimpulan yaitu