Analisis EIGRP Metric Dalam Penentuan Jalur Terbaik Pada Jaringan
Oris Krianto Sulaiman
Fakultas Teknik, Teknik Informatika, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, Indonesia Email: [email protected]
Submitted 18-12-2021; Accepted 29-12-2021; Published 30-12-2021 Abstrak
Dalam pengelolaan jaringan yang besar dibutuhkan kemampuan untuk manajemen jaringan agar traffic menjadi baik. Untuk menghubungkan jaringan yang besar tersebut membutuhkan router-router yang banyak pula, setiap router akan berkoneksi satu dan lainnya. Namun pemilihan jalur terbaik dari setiap router diharuskan untuk efisiensi traffic jaringan. Terdapat dua routing protocol yang dapat digunakan yaitu static routing dan dynamic routing. EIGRP merupakan dynamic routing yang prinsipnya antar router dapat berkomunikasi secara langsung secara dinamis sehingga ketika ada router baru dalam sebuah jaringan maka router dapat langsung berkomunikasi karena dapat saling bertukar informasi. EIGRP menggunakan Algoritma Diffussing Update Algorithm (DUAL) dalam penentuan jalur terbaik. Pada penelitian ini akan dianalisis bagaimana EIGRP metric dalam penentuan jalur terbaik pada jaringan dengan mencoba mengirimkan paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Terdapat dua jaringan yang akan diuji coba dengan perbedaan pada bandwidth interface Fast Ethernet dari masing masing router. Dari percobaan ini menghasilkan nilai yang berbeda antara Fast Ethernet default bandwidth dan non-default bandwidth sehingga nilai dari variabel metric mempengaruhi dalam pemilihan jalur terbaik dari traffic jaringan.
Kata Kunci: Routing Protocol; Dynamic Routing; EIGRP; EIGRP Metrci; Jalur Terbaik Jaringan Abstract
In managing a large network, it takes the ability to manage the network so that traffic is good. To connect to such a large network requires many routers, each router will connect to one another. But the best choice of any router is required for network traffic efficiency. There are two routing protocols that can be used, namely static routing and dynamic routing. EIGRP is dynamic routing which, principally between routers, can communicate directly and dynamically, so that when there is a new router in a network, routers can communicate directly because they can exchange information. EIGRP uses the Diffussing Update Algorithm (DUAL) in determining the best path. In this study, EIGRP metrics will be analyzed to try the best path on the network by sending Internet Control Message Protocol (ICMP) packets. There are two networks that will be tested with differences in the Fast Ethernet bandwidth interface of each router. This experiment resulted in different values between Fast Ethernet default bandwidth and non-default bandwidth, so that the value of the variable affects the selection of the best path of network traffic.
Keywords: Routing Protocol; Dynamic Routing; EIGRP; EIGRP Metrci; Best Path Network
1. PENDAHULUAN
Pengelolaan jaringan komputer khususnya internet saat ini semakin banyak, hal ini disebabkan karena semua pekerjaan saat ini tidak lepas dari adanya jaringan komputer. Dalam skala jaringan yang besar dibutuhkan kemampuan yang besar pula untuk manajemen sebuah jaringan agar jaringan tersebut memiliki traffic yang baik. Pemilihan jalur terbaik menjadi salah satu peran pentik dalan efisiensi jaringan. Selain itu pada jaringan yang besar dibutuhkan juga backup ketika salah satu jalur jaringan putus atau mengalami ganggunan. Dalam pembuatan jaringan yang skala besar dibutuhkan router-router yang saling terhubung satu dan lainnya, hal ini agar memudahkan untuk pembagian IP Address yang ada pada jaringan tersebut. Dalam router terapat protokol-protokol routing yang mampu untuk membuat antar router saling berkomunikasi, ada yang disebut dengan Static Routing dan ada pula Dynamic Routing.
Static routing merupakan sebuah teknik agar router dapat saling berkomunikasi dengan mengenalkan IP Address router secara manual terhadap router-router yang ada disekitarnya [1]–[3]. Admin jaringan tentu sangat sulit untuk manajemen jaringan dengan menggunakan static routing jika dalam jaringan skala besar terdapat router baru untuk jalur yang baru. Oleh sebab itu penggunaan Dynamic Routing dirasa sangat baik digunakan untuk jaringan dalam skala besar, ada beberapa routing dinamik yang dapat digunakan namun semua dynamic routing terdapat perbedaan dari sisi cara memilih jalur terbaik [4]–[6]. Dynamic routing protocol menggunakan metric sebagai tolak ukur untuk pencarian jalur terbaik. Metric routing merupakan nilai yang terdapat pada sebuah skema jaringan agar router dapat menentukan jalur terbaik yang ditempuhnya dari satu titik ke titik lainnya [7]. Salah satu Dynamic Routing yang dapat melakukan pencarian jalur terbaik adalah Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) yang merupakan desain routing protocol oleh CISCO, metrik yang digunakan oleh routing protocol EIGRP dalam penentuan jalur terbaik adalah bandwidth, load, delay, reliability dengan menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) [8]–[10]. Pada penelitian ini akan dianalisis perbedaan antara jalur terbaik dengan nilai variable metric default dengan nilai variabel metric non-default. Variabel yang diubah dalam ujicoba ini adalah nilai bandwidth dari interface yang digunakan oleh router.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Desain Topologi
Penelitian dilakukan dengan menggunakan simulasi dari aplikasi Cisco Packet Tracer dengan perangkat yang terdiri dari 5 router Cisco type 2811 dan 2 komputer. Komputer ini akan saling terhubung menggunakan dua jalur dari relasi antar router.
Router akan menggunakan dynamic routing procotol EIGRP untuk menghantarkan paket ICMP antar komputer dan akan dianalisis jalur terbaik mana yang akan diambil oleh EIGRP untuk menghantarkan paket ICMP dari satu komputer ke komputer lainnya. Adapun AS number yang digunakan untuk uji coba adalah 10. Dengan IP address yang digunakan pada PC mempunyai network 192.168.1.0/24 dan 172.16.10.0/24. Sedangkan untuk router menggunakan ip address 10.10.10.0/30, 10.10.20.0/30, 10.10.30.0/30, 10.10.40.0/30 dan 10.10.50.0/30. Sehingga desain topologi akan terlihat pada gambar 1 berikut:
Gambar 1. Desain Topologi Pengujian EIGRP
Pada gambar masing-masing perangkat saling terhubung dengan menggunakan kabel Twisted Pair dengan mode Cross Over dan interface yang digunakan adalah Fast Ethernet dengan kecepatan transfer data sebesar 100 Mbps. Adapun IP Address yang digunakan dapat dirinci pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Detail Manajemen Jaringan
Kode Perangkat Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway
PC 1 NIC 192.168.1.1 255.255.255.0 192.168.1.254
R1 NIC Fa 0/1 192.168.1.254 255.255.255.0 N/A
NIC Fa 0/0 10.10.10.1 255.255.255.252 N/A
R2 NIC Fa 0/0 10.10.10.2 255.255.255.252 N/A
NIC Fa 0/1 10.10.20.1 255.255.255.252 N/A
R3 NIC Fa 0/0 10.10.20.2 255.255.255.0 N/A
NIC Fa 0/1 172.16.10.254 255.255.255.0 N/A
PC 2 NIC 172.16.10.1 255.255.255.0 172.16.10.254
Pada percobaan kedua bandwidth dari masing-masing interface yang terhubung antar router akan diubah untuk melihat perbandingan metric default dengan metric bandwidth yang diubah. Adapun masing masing bandwidth pada interface Fast Ethernet dapat dilihat dari gambar 2 berikut:
Gambar 2. Bandwidth Fast Ethernet yang Telah Diubah
Pada gambar 2 dapat dilihat Jalur dari R1 menuju R2 bandwidthnya adalah 100000 Kbit, jalur dari R1 menuju R4 bandwidhtnya adalah 200000 Kbit, Jalur R2 ke R3 bandwidhtnya adalah 100000 Kbit, jalur dari R4 menuju R5 bandwidthnya adalah 200000 Kbit, jalur dari R5 ke R3 bandwidthnya adalah 300000 Kbit, dan jalur R3 ke PC2 adalah 200000 Kbit.
2.2 EIGRP Metric
Metric yang digunakan oleh EIGRP dengan Algoritma Diffussing Update Algorithm (DUAL) ada 5 variabel yang dalam router Cisco ditandai dengan K1, K2, K3, K4 dan K5. Masing-Masing K ini adalah:
K1 = Bandwidth default nilai 1 K2 = Load default nilai 0 K3 = Delay default nilai 1 K4 = Reliability default nilai 0 K5 = Reliability default nilai 0
Kesemua variabel tersebut akan dikalkulasikan melalui formula:
((𝑘1 + 𝑘2
256−𝑘2+ 𝑘3) . 𝑘5
𝑘4+𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦) . 256 (1)
EIGRP metric weight K1=1, K2=0, K3=1, K4=0, K5=0
Jika nilai default ini dikalkulasikan dengan metric EIGRP maka akan menghasilkan:
EIGRP Metric
((1 * Bandwidth + 0 *bandwidth / 256 – Load + 1 *Delay) * 0 / 0 + Reliability) *256 ((Bandwidth + 0 + Delay)*0) *256
(Bandwidth + Delay) * 256 atau 256 * (Bandwidth + Delay)
Dengan menggunakan formula ini akan dihasilkan jalur terbaik yang akan ditempuh dari PC1 menuju PC2 menggunakan protokol routing EIGRP yang mengirimkan paket ICMP.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jalur Terbaik EIGRP
Dari topologi jaringan pada gambar 1 maka EIGRP akan menganggap bahwa jalur terbaik yang dilewati untuk mencapai dari PC 1 dengan IP address 192.168.1.1 menuju PC 2 dengan IP address 172.16.10.1 menggunakan jalur R2 kemudian R3.
Hal ini berdasarkan bukti dengan menggunakan tracer dari PC 1 ke PC 2 hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Hasil Tracert dari PC1 Menuju PC 2 Default Bandwidth
Sedangkan pada topologi gambar 2 di mana bandwidth telah diubah maka jalur terbaik dari dari PC 1 dengan IP address 192.168.1.1 menuju PC 2 dengan IP address 172.16.10.1 adalah melalui R4 kemudian dilanjutkan R5 lalu R3 hingga sampai diPC 2. Hal ini berdasarkan bukti dengan menggunakan tracer dari PC 1 ke PC 2 hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Hasil Tracert dari PC1 Menuju PC 2 Non-Default Bandwidth
3.2 Pembahasan
Pada pengujian pertama yang menggunakan bandwidth default dari Fast Ethernet maka jalur terbaik dari PC 1 dengan IP address 192.168.1.1 menuju PC 2 dengan IP address 172.16.10.1 menggunakan jalur R2 kemudian R3. Hal ini disebabkan pada perhitungan metric dari EIGRP dengan melihat tabel routing milik R1 maka akan terlihat:
R1#show ip route eigrp
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 6 subnets, 2 masks D 10.0.0.0/8 is a summary, 00:09:46, Null0
D 10.10.20.0/30 [90/30720] via 10.10.10.2, 00:07:27, FastEthernet0/0 D 10.10.40.0/30 [90/30720] via 10.10.30.2, 00:05:14, FastEthernet1/0 D 10.10.50.0/30 [90/33280] via 10.10.10.2, 00:06:58, FastEthernet0/0 [90/33280] via 10.10.30.2, 00:05:14, FastEthernet1/0 D 172.16.0.0/16 [90/33280] via 10.10.10.2, 00:06:49, FastEthernet0/0
Dari hasil tabel routing menunjukkan bahwa jalur menuju network 172.16.0.0 melalui 10.10.10.2 yaitu IP address R2 memiliki jumlah metric sebesar 33280. Jika kita melakukan pengujian untuk melihat berapa metric yang digunakan EIGRP untuk jalur dari R4 maka akan tabel routing milik R1 akan terlihat:
R1#show ip route eigrp
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks D 10.0.0.0/8 is a summary, 00:17:25, Null0
D 10.10.20.0/30 [90/35840] via 10.10.30.2, 00:04:52, FastEthernet1/0 D 10.10.40.0/30 [90/30720] via 10.10.30.2, 00:12:53, FastEthernet1/0 D 10.10.50.0/30 [90/33280] via 10.10.30.2, 00:12:53, FastEthernet1/0 D 172.16.0.0/16 [90/35840] via 10.10.30.2, 00:04:52, FastEthernet1/0
Dari hasil tabel routing menunjukkan bahwa jalur menuju network 172.16.0.0 melalui 10.10.30.2 yaitu IP address R4 memiliki jumlah metric sebesar 35840. Hasil ini membuktikan bahwa:
D 172.16.0.0/16 [90/33280] via 10.10.10.2, 00:06:49, FastEthernet0/0 D 172.16.0.0/16 [90/35840] via 10.10.30.2, 00:04:52, FastEthernet1/0
Jalur yang melalui 10.10.10.2 yaitu R2 mempunyai nilai metric yang lebih kecil sebesar 33280 dari pada jalur 10.10.30.2 yaitu R4 dengan metric 35840, maka ketika semua link diaktifkan routing protocol EIGRP akan memilih jalur terbaik yaitu 10.10.10.2 berdasarkan algoritma DUAL. Untuk perhitungan metric sehingga menghasilkan nilai tersebut berdasarkan:
D 172.16.0.0/16 [90/33280] via 10.10.10.2, 00:06:49, FastEthernet0/0
Hitung Bandwidth = (107/ bandwidth terkecil dari dari fa, serial, dll dalam kilobit) Hitung Bandwidth = (10.000.000/100.000) = 100
Hitung Delay = ((delay dari R1 ke R2 + R2 ke R3 + R3 ke PC2) /10) Hitung Delay = ((100+100+100)/10) = 30
Metric = 256 * (100 + 30) =33280
D 172.16.0.0/16 [90/35840] via 10.10.30.2, 00:04:52, FastEthernet1/0
Hitung Bandwidth = (107/ bandwidth terkecil dari dari fa, serial, dll dalam kilobit) Hitung Bandwidth = (10.000.000/100.000) = 100
Hitung Delay = ((delay dari R1 ke R4 + R4 ke R5 + R5 ke R3 + R3 ke PC2) /10) Hitung Delay = ((100+100+100+100)/10) = 40
Metric = 256 * (100 + 20) =35840
Pada percobaan kedua dilakukan perubahan nilai bandwidth default dari beberapa Fast Ethernet seperti yang tertera pada gambar 2. Dan hasil jalur terbaik dari dari PC 1 dengan IP address 192.168.1.1 menuju PC 2 dengan IP address 172.16.10.1 adalah melalui R4 kemudian dilanjutkan R5 lalu R3 hingga sampai di PC 2. Hasil tabel routing R1 untuk percobaan kedua ini adalah sebagai berikut:
R1#show ip route eigrp
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 6 subnets, 2 masks D 10.0.0.0/8 is a summary, 00:12:02, Null0
D 10.10.20.0/30 [90/30720] via 10.10.10.2, 00:08:00, FastEthernet0/0 D 10.10.40.0/30 [90/17920] via 10.10.30.2, 00:12:01, FastEthernet1/0
D 10.10.50.0/30 [90/20480] via 10.10.30.2, 00:12:01, FastEthernet1/0 D 172.16.0.0/16 [90/23040] via 10.10.30.2, 00:08:39, FastEthernet1/0
Dari hasil ini terlihat bahwa untuk menuju network 172.16.0.0 dari 10.10.30.2 memiliki metric sebesar 23040 hal ini lebih kecil dibandingkan nilai jika melewati jalur R2.
D 172.16.0.0/16 [90/33280] via 10.10.10.2, 00:06:49, FastEthernet0/0 jalur R2 D 172.16.0.0/16 [90/23040] via 10.10.30.2, 00:08:39, FastEthernet1/0 jalur R4 Jika dikalkulasikan dari perhitungan EIGRP maka hasilnya adalah sebagai berikut D 172.16.0.0/16 [90/23040] via 10.10.30.2, 00:08:39, FastEthernet1/0
Hitung Bandwidth = (107/ bandwidth terkecil dari dari fa, serial, dll dalam kilobit) Hitung Bandwidth = (10.000.000/200.000) = 50
Hitung Delay = ((delay dari R1 ke R4 + R4 ke R5 + R5 ke R3 + R3 ke PC2) /10) Hitung Delay = ((100+100+100+100)/10) = 40
Metric = 256 * (50 + 40) =23040
4. KESIMPULAN
EIGRP merupakan salah satu dynamic routing protocol yang dapat digunakan untuk mencari jalur terbaik dalam sebuah jaringan sehingga traffic pada jaringan dapat menjadi efisien dalam penggunaannya. Routing protocol EIGRP menggunakan Diffussing Update Algorithm (DUAL) dengan menggunakan variabel bandwidth, load default, delay dan reliability. Dari pengujian yang telah dilakukan terdapat dua topologi yang digunakan ternyata jumlah metric yang digunakan sangat berpengaruh dari pemilihan jalur terbaik. Percobaan pertama nilai dari bandwidth yang digunakan sesuai dengan nilai Fast Ethernet, setelah dilakukan pengujian dan perhitungan metric dari percobaan pertama ternyata didapatkan nilai metric yang melalui R2 jauh lebih kecil yaitu sebesar 33280, namun pada percobaan kedua dengan mengubah nilai dari bandwidth Fast Ethernet maka jalur terbaik yang diambil oleh EIGRP adalah melalui jalur R4 hal ini berdasarkan pada nilai metric yang didapat yaitu sebesar 23040. Dapat disimpulkan dari pengujian ini masih hanya menggunakan satu variabel yaitu bandwidth, perbandingan dan analisa lebih jauh mengenai EIGRP dapat dilakukan dengan mengganti variabel-variabel lainnya seperti load default, delay atau reliability sehingga mendapatkan hasil yang berbeda dari penelitian ini.
REFERENCES
[1] T. Dali Purwanto, “Analisis Kinerja Dynamic Routing pada Protokol Routing EIGRP untuk Menentukan Jalur Terbaik dengan Diffusing Update Algorithm (DUAL) (Dynamic Routing Performance Analysis on the EIGRP Routing Protokol to Determine the Best Path Using Diffusing Update Algo,” Juita, vol. VI, no. 2, pp. 89–97, 2018.
[2] M. Rizal and S. U. Masruroh, “Valuasi Kinerja Jaringan DMVPN Menggunakan Routing Protocol RIPV2, OSPF, EIGRP dengan BGP,” JISKa (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga), vol. 2, no. 3, pp. 143–150, 2018.
[3] O. K. Sulaiman, 13 Lab Cisco Packet Tracer: Routing and Switching. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
[4] G. A. Loka, “Analisa dan Perbandingan Kinerja Routing Protocol OSPF dan EIGRP dalam Simulasi GNS3,” JISA(Jurnal Informatika dan Sains), vol. 1, no. 2, pp. 37–41, 2019, doi: 10.31326/jisa.v1i2.300.
[5] O. K. Sulaiman, A. M. Siregar, K. Nasution, and T. Haramaini, “Bellman Ford algorithm - In Routing Information Protocol (RIP),”
Journal of Physics: Conference Series, vol. 1007, no. 1, 2018, doi: 10.1088/1742-6596/1007/1/012009.
[6] E. Muliandri, P. H. Trisnawan, and K. Amron, “Analisis Perbandingan Kinerja Routing Protokol IS-IS dengan Routing Protokol EIGRP dalam Dynamic Routing,” Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (J-PTIIK) Universitas Brawijaya, vol. 3, no. 2, pp. 9221–9228, 2019.
[7] P. Pramawahyudi, R. Syahputra, and A. Ridwan, “Evaluasi Kinerja First Hop Redundancy Protocols untuk Topologi Star di Routing EIGRP,” ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, vol. 8, no. 3, p. 627, 2020, doi:
10.26760/elkomika.v8i3.627.
[8] A. Rahman and H. Nurwasito, “Analisis Kinerja Protokol Routing Is-Is Dan Protokol Routing Eigrp Pada Jaringan Topologi Mesh,”
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 4, no. 11, pp. 4139–4147, 2020.
[9] A. R. Wibowo, A. Anton, and P. Astuti, “the Application of Routing of Ospf and Eigrp Using the Method Redistribute To Improve the Efficiency of the Network,” Jurnal Riset Informatika, vol. 2, no. 4, pp. 219–226, 2020, doi: 10.34288/jri.v2i4.158.
[10] A. Syukur and L. Julianti, “Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol EIGRP Pada Router di Jaringan Universitasi Islam Riau Beserta Autentikasinya,” Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 5, no. 1, p. 23, 2018, doi:
10.25126/jtiik.201851535.