• Tidak ada hasil yang ditemukan

Enhanced Interior Gateaway Routing Protocol (EIGRP)

N/A
N/A
purkan grand

Academic year: 2024

Membagikan " Enhanced Interior Gateaway Routing Protocol (EIGRP)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

“Enhanced Interior Gateaway Routing Protocol (EIGRP)”

Disusun Oleh :

Widyawati 42220046

3B TRJT

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2022/2023

(2)

MODUL IV

ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)

1. Tujuan

1. Memahami teknik subnetting CIDR dan VLSM.

2. Mendesain alokasi pengalamatan IP dijaringan menggunakan teknik subnetting.

3. Memahami proses routing dengan protokol EIGRP.

4. Mengkonfigurasi routing EIGRP pada router Cisco.

2. Dasar Teori

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah protokol routing dynamic yang hanya tersedia pada perangkat router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, sehingga untuk routing protocol EIGRP ini hanya bisa digunakan pada sesama router cisco saja.

Bila dibandingkan dengan protokol routing RIP, EIGRP memiliki kelebihan yang jauh lebih baik, contohnya pada area cakupan yang mana RIP hanya dapat mencakup jaringan hingga 15 hop sedangkan pada EIGRP dapat mencakup jaringan hingga 100 hop. Hal ini membuat protokol routing EIGRP cocok untuk digunakan pada jaringan skala menengah hingga skala besar.

Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur yang tercepat/terpendek, EGIRP

menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya. EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:

1. Neighbor table : Tabel yang paling penting dari tabel-tabel yang lainnya. di tabel ini menyimpan list tentang router-router tetangganya. Setiap ada router baru yang dipasang, address dan interface langsung dicatat di tabel ini.

2. Topology table : Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari Routing table dalam 1 autonomous system (seperti sistem area di OSPF). DUAL mengambil informasi dari neighbor tabel dan topology table untuk melakukan kalkulasi cost terendah untuk mencapai tujuan. Setelah melakukan kalkulasi akan ada yang namanya successor route.

Successor route ini disimpan di tabel ini juga.

3. Routing table : menyimpan rute terbaik untuk ke tujuan. Informasi tersebut diambil. dari topology table.

Dalam melakukan update routing table, EIGRP akan mengirimkan hello packet setiap 5 detik dengan dead interval 15 detik untuk melakukan update routing table dan mengetahui apakah router-router tetangganya masih hidup ataukah sudah mati. Hello packet dikirimkan kepada EIGRP ke neighbor router dengan menggunakan Autonomous System Number (ASN) untuk mengidentifikasi router dan hanya router yang memiliki ASN yang dapat melakukan sharing information. Oleh karena itu jika kamu memiliki dua router, satu dengan “router eigrp

(3)

1” dan satunya dengan “router eigrp 2” maka mereka tidak dapat melakukan pertukaran informasi karena ASN mereka tidak sama.

1. Perhitungan EIGRP Metric

Dalam menentukan jalur terbaik, routing protokol EIGRP menggunakan persamaan Metric:

*(

)

+

Namun secara default pada routing protokol EIGRP mengatur nilai K1=1, K2=0, K3=1, K4=0 dan K5=0. Sehingga bila disederhanakan maka persamaan untuk menghitung Metric EIGRP adalah:

= ( + ). 256 Dimana:

BW = 107 / bandwidth terkecil sepanjang route (Kbps)

Delay = total delay sepanjang route dibagi 10 (microsecond) Contoh:

Pada gambar diatas terdapat dua buah router R1 dan R2 yang terhubung menggunakan fastEthernet dan telah dikonfigurasi menggunakan routing protokol EIGRP.

Jika diketahui Bandwidth yang digunakan dalam jaringan tersebut sebesar 10000 Kbit dan delay dari R1 = 5000, R2 = 1000.

Maka untuk perhitungan Metric EIGRPnya adalah:

(

) ( )

2. Wildcard Mask

Pada konfigurasi EIGRP membutuhkan masukan wildcard mask. Sama seperti subnet mask, wildcard mask juga memiliki panjang 32 bit dan sering disebut sebagai kebalikan dari subnet mask.

Cara untuk menghitung wildcard mask adalah dengan mengurangkan 255.255.255.255 dengan subnet mask, misalnya:

 Untuk subnet mask /24 atau 255.255.255.0

(4)

Bit Tinggi 255 255 255 255 Subnet Mask -255 -255 -255 -0

Wildcard Mask 0 0 0 255

Maka Wildcard Mask untuk /24 adalah 0.0.0.255

 Untuk subnet mask /29 atau 255.255.255.248

Bit Tinggi 255 255 255 255

Subnet M -255 -255 -255 -248

Wildcard Mask 0 0 0 7

Maka Wildcard Mask untuk /29 adalah 0.0.0.7

Wildcard mask digunakan untuk mengidentifikasi range alamat IP yang akan digunakan, contohnya:

 IP 192.168.1.0/24 memiliki wildcard mask 0.0.0.255. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 256 alamat IP pada jaringan tersebut.

 IP 192.168.1.0/23 memiliki wildcard mask 0.0.1.255. Dapat disimpulkan terdapat 512 alamat IP pada jaringan tersebut.

3. Konfigurasi Badwidth Serial Interface

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa besaran Bandwidth sangatlah berpengaruh dalam menentukan jalur terbaik yang akan digunakan pada routing protokol EIGRP. Oleh karena itu cara untuk mengatur besaran Bandwidth pada interface yaitu dengan

menggunakan perintah

“bandwidth [besar_bandwidth(kbps)]”.

Router(config)# interface serial 0/0 Router(config-if)# bandwidth 1024

4. Konfigurasi Routing Protokol EIGRP

Untuk melakukan konfigurasi routing protokol EIGRP dilakukan dengan langkah- langkah berikut:

a. Masuk ke mode global configuration untuk meng-enable konfigurasi EIGRP dan menentukan nomor ASN router melalui mode global configuration dengan perintah

“router eigrp [nomor_ASN]”. Nomor ASN memiliki range nilai 1 sampai 65535.

Router(config)#router eigrp 1

b. Mendaftarkan jaringan mana yang merupakan bagian dari EIGRP dengan nomor ASN yang sudah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan perintah

“network [network_ID] [wildcard_mask]”

Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255

5. Contoh Konfigurasi Routing Protokol EIGRP

Pada contoh konfigurasi routing protokol EIGRP dibawah menggunakan 3 buah router dengan nilai ASN = 10.

(5)

Konfigruasi routing EIGRP pada Router0:

Router(config)#router eigrp 10

Router(config-router)#network 10.0.0.0 0.0.0.3

Router(config-router)#network 192.168.100.0 0.0.0.255

Konfigruasi EIGRP pada Router1:

Router(config)#router eigrp 10

Router(config-router)#network 10.0.1.0 0.0.0.3 Router(config-router)#network 10.0.0.0 0.0.0.3 Router(config-router)#network 192.168.200.0 0.0.0.7

Konfigruasi EIGRP pada Router0:

Router(config)#router eigrp 10

Router(config-router)#network 10.0.1.0 0.0.0.3 Router(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.31

III. Peralatan

1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer 2. Kabel Rollover (console)

3. Kabel UTP Straight 4. Kabel Serial DTE-DCE 5. Switch

6. Router IV.

IV. Prosedur Praktikkum a) Percobaan 1

1. Simulasikan topologi jaringan dibawah ini dengan Software Cisco Paket Tracer dan konfigurasi menggunakan routing EIGRP.

(6)

2. Konfigurasi IP address, subnet mask pada interface masing-masing Router.

Interface Router0 Router1 Router2 Fa0/0 192.168.1.1

255.255.255.224

192.168.1.33 255.255.255.224

192.168.1.65 255.255.255.240 Se0/2/0 192.168.1.81

255.255.255.252

192.168.1.82 255.255.255.252

192.168.1.85 255.255.255.252 Se0/2/1 192.168.1.89

255.255.255.252

192.168.1.86 255.255.255.252

192.168.1.90 255.255.255.252 3. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.

4. Konfigurasi IP address, subnet mask dan gateway pada masing-masing PC host.

Device IP Address Subnetmask Gateway PC0 192.168.1.2 255.255.255.224 192.168.1.1 PC1 192.168.1.30 255.255.255.224 192.168.1.1 PC2 192.168.1.34 255.255.255.224 192.168.1.33 PC3 192.168.1.62 255.255.255.224 192.168.1.33 PC4 192.168.1.66 255.255.255.240 192.168.1.65 PC5 192.168.1.78 255.255.255.240 192.168.1.65 5. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.

6. Konfigurasi routing protokol EIGRP pada masing-masing router.

7. Jalankan perintah berikut dan analisa hasilnya:

 Show run

(7)

 show ip route

 show ip protocols

 show ip eigrp neighbour

 show ip eigrp topology

8. Lakukan ping dan tracert antar PC host yang berbeda jaringan.

9. Setting bandwidth pada masing-masing router Router0 – Router1 : 64 (kbps)

Router0 – Router2 : 1544 (kbps) Router1 – Router2 : 1024 (kbps)

10. Jalankan kembali perintah seperti langkah nomor 6 dan analisa hasilnya.

11. Lakukan ping dan tracert antar PC host yang berbeda jaringan.

12. Putus jalur antara Router0 ke Router2, kemudian lakukan analisa kembali dengan melakukan perintah seperti di nomor 6.

13. Ulangi tracert antar PC host.

14. Catat hasil percobaan pada laporan.

b) Percobaan 2

1. Lakukan konfigurasi jaringan seperti gambar berikut menggunakan routing protokol EIGRP

2. Hitung pengalamatan subnetting IP dari jaringan diatas Subnet Alamat

jaringan Netmask Alamat IP awal

Alamat IP akhir

Alamat broadcast 1 (30 host) 192.168.1.0 255.255.255.224 192.168.1.1 192.168.1.30 192.168.1.31 2 (30 host) 192.168.1.32 255.255.255.224 192.168.1.33 192.168.1.62 192.168.1.63 3 (14 host) 192.168.1.64 255.255.255.240 192.168.1.65 192.168.1.78 192.168.1.79 4 (6 host) 192.168.1.80 255.255.255.248 192.168.1.81 192.168.1.86 192.168.1.87

(8)

5 (2 host) 192.168.1.88 255.255.255.252 192.168.1.89 192.168.1.90 192.168.1.91 6 (2 host) 192.168.1.92 255.255.255.252 192.168.1.93 192.168.1.94 192.168.1.95 7 (2 host) 192.168.1.96 255.255.255.252 192.168.1.97 192.168.1.98 192.168.1.99 8 (2 host) 192.168.1.100 255.255.255.252 192.168.1.101 192.168.1.102 192.168.1.103

3. Lengkapi tabel pengalamatan IP address dan subnetmask dari masing-masing Router berdasarkan alokasi subnet masing-masing

Interface Router0 Router1 Router2 Router3 Fa0/0 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.81 Se0/0/0 192.168.1.89 192.168.1.93 192.168.1.97 192.168.1.101 Se0/0/1 192.168.1.102 192.168.1.90 192.168.1.94 192.168.1.98

4. Lengkapi tabel pengalamatan IP address, subnetmask dan gateway dari masing-masing PC host.

Device IP Address Subnetmask Gateway PC0 192.168.1. 2 255.255.255.224 192.168.1.1 PC1 192.168.1.34 255.255.255.224 192.168.1.33 PC2 192.168.1. 66 255.255.255.240 192.168.1.65 PC3 192.168.1. 82 255.255.255.248 192.168.1.81

5. Lakukan konfigurasi IP pada setiap router dan PC host berdasarkan alokasi alamat IP yang diberikan.

6. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.

7. Lakukan konfigurasi bandwidth pada interface Router.

 Router0 – Router1 : 1544 (kbps)

 Router1 – Router2 : 1024 (kbps)

 Router2 – Router3 : 64 (kbps)

 Router3 – Router0 : 64 (kbps)

8. Lakukan konfigurasi routing EIGRP pada masing-masing router.

9. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :

 show run

 show ip interface brief

 show ip route

 show ip protocols

 show ip eigrp neighbor

 show ip eigrp topology

10. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.

(9)

11. Lakukan tracert antar PC host.

12. Catat hasil percobaan pada laporan.

(10)

V. Data Percobaan a) Percobaan 1

1. Router0

 Konfigurasi Router0

 Ip address

(11)

 Konfigurasi routing protocol EIGRP

 Show run

(12)

 Show ip route

 Show ip protocols

(13)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tes ping dan tracert

(14)

 Setting bandwidth

 Show run setelah setting bandwidth

(15)

 Show ip route setelah setting bandwidth

 Show ip protocols seteleh setting bandwidth

(16)

 Show ip eigrp neighbor setelah setting bandwidth

 Show ip eigrp topology setelah setting bandwidth

 Tes ping dan tracert setelah setting bandwidth

(17)

2. Router1

 Konfigurasi Router1

(18)

 Ip address

(19)

 Konfigurasi routing protocol EIGRP

 Show run

(20)

 Show ip route

 Show ip protocols

(21)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tes ping dan tracert

(22)

 Setting bandwidth

 Show run setelah setting bandwidth

 Show ip route setelah setting bandwidth

(23)

 Show ip protocols setelah setting bandwidth

 Show ip eigrp neighbor setelah setting bandwidth

 Show ip eigrp topology setelah setting bandwidth

(24)

 Tes ping dan tracert setelah setting bandwidth

3. Router2

 Konfigurasi Router2

(25)

 Ip address

(26)

 Konfigurasi routing protocol EIGRP

 Show run

(27)

 Show ip route

 Show ip protocols

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

(28)

 Tes ping dan tracert

 Setting bandwidth

(29)

 Show run setelah setting bandwidth

 Show ip route setelah setting bandwidth

 Show ip protocols setelah setting bandwidth

(30)

 Show ip eigrp neighbor setelah setting bandwidth

 Show ip eigrp topology setelah setting bandwidth

 Tes ping dan tracert setelah setting bandwidth

(31)

- Pemutusan Jalur antara Router0 ke Router2

(32)

a. Router0

 Show run

 Show ip route

 Show ip protocols

(33)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tracert

(34)

b. Router1

 Show run

 Show ip route

 Show ip protocols

(35)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tracert

c. Router2

 Show run

(36)

 Show ip route

 Show ip protocols

(37)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tracert

b) Percobaan 2

(38)

1. Router0

 Konfigurasi

 Ip address

(39)

 Setting bandwidth

 Konfigurasi routing

 Show run

 Show ip interface brief

 Show ip route

(40)

 Show ip protocols

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

(41)

 Tes ping dan tracert

(42)

2. Router1

 Konfigurasi

 Ip address

(43)

 Setting bandwidth

 Konfigurasi routing protocol EIGRP

 Show run

(44)

 Show ip interface brief

 Show ip route

 Show ip protocols

(45)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tes ping dan tracert

(46)

3. Router2

 Konfigurasi

(47)

 Ip address

(48)

 Seting bandwidth

 Konfigurasi routing protocol EIGRP

 Show run

 Show ip interface brief

 Show ip route

(49)

 Show ip protocols

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

(50)

 Tes ping dan tracert

(51)

4. Router3

 Konfigurasi

 Ip address

(52)

 Setting bandwidth

 Konfigurasi routing protocol EIGRP

 Show run

(53)

 Show ip interface brief

 Show ip route

 Show ip protocols

(54)

 Show ip eigrp neighbor

 Show ip eigrp topology

 Tes ping dan tracert

(55)
(56)

VI. Analisa Data a) Percobaan 1

Pada percobaan pertama rangkaian terdiri atas 3 router dan 3 switch dimana setiap switch terhubung dengan 2 PC. Router dan PC host dikonfigurasi sesuai dengan alamat ip yang ada pada table diatas address. Kemudian router0 dikonfigurasi dengan routing protokol eigrp dengan network 192.168.1.0; 192.168.1.80; dan 192.168.1.88. Router1 dikonfigurasi routing protokol eigrp dengan network 192.168.1.32;192.168.1.80; dan 192.168.184. Dan router2 dikonfigurasi routing protokol eigrp dengan network 192.168.1.64; 192.168.1.84; dan 192.168.1.88. Setelah dikonfigurasi setiap router dijalankan perintah show run, show ip route, show ip protocols, show ip neighbor, dan show ip protocols kemudian untuk mengecek konektivitas antar PC dilakukan tes ping dan tracert dimana tes tracert ini menunjukkan jalur yang dilalui oleh paket.

Percobaan pertama ini dilakukan tanpa bandwidth dan dengan bandwidth. Setelah dilakukan simulasi didapatkan hasil bahwa ketika paket dikirimkan dari PC1 dengan alamat IP 192.168.1.2/27 ke PC2 dengan alamat IP 192.168.1.34/27 tanpa bandwidth jalur yang dilalui adalah 192.168.1.1 > 192.168.1.82 > 192.168.1.34 sedangkan ketika dilakukan pengiriman paket dengan bandwidth jalur yang dilalui adalah 192.168.1.1 > 192.168.1.90

> 192.168.1.86 > 192.168.1.34. Sebelum penambahan bandwidth paket hanya akan melalui satu network atau satu kali lompatan menuju router berikutnya, kemudian setelah

penambahan bandwidth dimana bandwidth yang diberikan pada masing-masing interface serial berbeda yaitu router0 ke router1 sebesar 64 kbps, router1 ke router2 sebesar 1024 kbps, dan router2 ke router0 sebesar 1544 kbps. Paket akan melakukan dua kali lompatan atau melalui dua network dimana network 192.168.1.90 memilki bandwidth sebesar 1544 kbps dan network 192.168.1.86 memilki bandwidth sebesar 1024 kbps. Paket tidak lagi melewati network 192.168.1.82 karena bandwidth pada network tersebut hanya sebesar 64 kbps.

Pada percobaan satu ini dilakukan pemutusan jalur antara router0 ke router2 yang memilki bandwidth terbesar hal yang terjadi adalah paket yang dikirimkan dari PC1 dengan alamat IP 192.168.1.2/27 menuju PC4 dengan alamat IP 192.168.1.78/28 sebelum pemutusan konektivitas melalui jalur 192.168.1.1 > 192.168.1.90 > 192.168.1.78

sedangkan ketika dilakukan pengiriman paket setelah konektivitas diputus maka paket melalui jalur 192.168.1.1 > 192.168.1.82 > 192.168.1.85 > 192.168.1.78. Sebelum pemutusan paket melalui network 192.168.1.90 dengan bandwidth 1544 kbps namun setelah diputus paket pun dikirim melalui network 192.168.1.82 dengan bandwidth 64 kbps dan network 192.168.1.85 dengan bandwidth sebesar 1024 kbps.

b) Percobaan 2

Pada percobaan kedua rangkaian terdiri atas 4 router, 4 switch yang terhubung dengan satu PC. Router dan PC dikonfigurasi sesuai dengan alamat ip address yang telah diperoleh dari proses subnetting. Router0 dikonfigurasi protokol routing eirgp dengan network

(57)

192.168.1.0; 192.168.1.99 ;192.168.1.100. Router1 dikonfigurasi dengan network 192.168.1.132; 192.168.1.88; 192.168.1.92. Router2 dikonfigurasi dengan network 192.168.1.64; 192.168.1.92; 192.168.1.96. Router3 dikonfigurasi dengan network 192.168.1.80; 192.168.1.96; 192.168.1.100.

Setelah dilakukan simulasi didapatkan hasil bahwa ketika paket dikirimkan dari PC0 dengan alamat IP 192.168.1.2/27 ke PC2 dengan alamat IP 192.168.1.66 paket akan melalui jalur 192.168.1.1 > 192.168.1.90 > 192.168.1.94 > 192.168.1.66. Dimana paket akan melalui network 192.168.1.90 dengan bandwidth 1544 kbps dan network

192.168.1.92 dengan bandwidth 1024 kbps. Namun ketika paket dikirim ke PC3 dengan alamat IP 192.168.1.82/29 paket akan melalui jalur 192.168.1.1 > 192.168.1.102 >

192.168.1.82 dimana network 192.168.1.102 memiliki bandwidth sebesar 64 kbps, paket tidak memilih untuk melewati network 192.168.1.90 dengan bandwidth 1544 kbps karena ketika melewati jalur tersebut paket akan melewati network 192.168.1.97 dengan

bandwidth 64 kbps yang berarti sama dengan network yang ia lalui menuju PC3 walaupun network yang ia lewati di awal adalah network dengan bandwidth besar.

(58)

VII. Tugas

1. Sebutkan kelebihan dari routing protocol EIGRP!

Jawaban :

a. Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).

b. Waktu convergence yang cepat.

c. Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan)

d. Partial updates, EIGRP tidak mengirimkan update secara periodik seperti yang dilakukan oleh RIP, tetapi EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan route/metric (triggered update). Update yang dikirimkan hanya berisi informasi tentang route yang mengalami perubahan saja.

Pengiriman pesan update ini juga hanya ditujukan sebatas pada router-router yang membutuhkan informasi perubahan tersebut saja. Hasilnya EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit daripada IGRP. Hal ini juga membedakan EIGRP dengan protokol link-state yang mengirimkan update kepada semua router dalam satu area.

e. Mendukung multiple network-layer protocol support: EIGRP mendukung protokol IP, AppleTalk, dan Novell NetWare IPX dengan memanfaatkan module-module yang tidak bergantung pada protokol tertentu.

f. Desain network yang flexible.

g. Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.

h. Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja.

i. Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping.

j. Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN : Koneksi dengan semua jenis data link dan topologi tanpa memerlukan konfigurasi lebih lanjut, protokol routing lain seperti OSPF, menggunakan konfigurasi yang berbeda untuk protokol layer 2 (Data Link) yang berbeda, misalnya Ethernet danFrame Relay. EIGRP beroperasi dengan efektif pada lingkungan LAN dan WAN.

Dukungan WAN untuk link point-to-point dan topologi nonbroadcast multiaccess (NBMA) merupakan standar EIGRP.

2. Jelaskan konsep DUAL pada routing EIGRP!

Jawaban : DUAL menggunakan informasi yang didapatkan dalam tabel tetangga dan topologi kemudian menghitung biaya rute terendah ketujuan. Saat melakukan perhitungan, DUAL menempatkan rute successor pada tabel routing dan menyalin ke tabel topologi. Rute primer disebut rute successor (pengganti).

DUAL juga mencoba untuk mengitung rute cadangan apabila rute successor gagal. Saat link jatuh, DUAL melihat alternatif jalur rute, atau fesible successor

(59)

(pengganti yang mungkin), pada table topologi. Bila feasible successor tidak ditemukan, maka rute ditandai sebagai Active, atau tidak dapat digunakan saat ini (rute passive menunjukkan rute beroperasi)

3. Berapa nilai Administrative Distance (AD) routing EIGRP?

Jawaban : Nilai Administrative Distance (AD) routing EIGRP adalah 5 4. Sebutkan parameter metric yang digunakan pada routing EIGRP!

Jawaban :

a. Bandwidth, metric bandwidth (1554 Kbit) merupakan nilai statis yang digunakan beberapa routing protocol seperti EIGRP dan OSPF. Nilai dari bandwidth bisa saja mencerminkan bndwidth fisikal interface yang

sebenarnya, tetapi tidak bisa merubah dari nilai bandwidth sebenarnya dari sebuah interface.

b. Delay merupakan suatu ukuran waktu untuk sebuah packet melintasi sebuah rute. Metric delay bernilai statis tergantung dari link yang terhubung dengan interface dan dinyatakan dalam microseconds. Sama dengan bandwidth, nilai delay bisa diubah oleh administrator.

c. Reliability merupakan suatu ukuran kemungkinan sebuah hubungan akan gagal atau seberapa sering suatu hubungan mengalami sebuah error. Ukuran reliabilty bernilai dinamis antara ) dan 255.

d. Load mencerminkan jumlah dari penggunaan suatu link. Metric load juga bernilai dinamis antara 0 dan 255. Load terbagi menjadi dua yaitu transmit load value (txload) dan rceive load value (rxload).

e. MTU dalam keadaan default, hanya bandwidth dan delay yang digunakan untuk perhitungan metric. Cisco merekomendasikan untuk tidak digunakan kecuali administrator memiliki kebutuhan eksplisit untuk menggunakannya.

(60)

VIII. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan EIGRP dapat disimpulkan bahwa :

1. EIGRP atau Enhanced Interior Gateway Routing Protocol adalah Distance vector tetapi tidak menutup kemungkinan EIGRP dapat menggunakan bandwidth sebagai salah satu cara untuk menemukan jalur terbaik suatu paket akan dikirimkan.

2. EIGRP mendukung hop count maximal sebanyak 224.

3. Untuk konfigurasi EIGRP membutuhkan masukan wildcard mask.

4. Wildcard mask memiliki panjang 32 bit dan sering disebut kebalikan dari subnet mask.

5. Wildcard mask diperoleh dengan cara mengurangkan bit tinggi (255.255.255.255) dengan subnet mask.

6. Untuk menentukan path/jalur yang tercepat/terpendek, EIGRP menggunakan algoritma DUAL.

Referensi

Dokumen terkait

( Routing Information Protocol ) EIGRP memiliki kinerja yang lebih baik, untuk. delay EIGRP mengalami penurunan sebesar 58,13%, untuk parameter

Kemudian secara detail dari masing-masing router JKT-R1, JKT-R2 dan JKT-R3 untuk hasil routing protocol eigrp dapat dilihatpada gambar 4semua ip address yang digunakan

Dengan demikian diketahui bahwa kinerja routing protocol EIGRP lebih baik 61,918% untuk nilai delay , 69,772% untuk nilai throughput dan 100% untuk nilai packet loss

Kelebihan EIGRP dibandingkan dengan protokol lain yaitu kecepatan konvergensinya dimana pada saat jaringan mengalami masalah atau gangguan maka router akan

Konfigurasi routing protocol OSPF dari tiap-tiap Core Switch dan Distribution Switch yang digunakan pada pemodelan jaringan backbone USUNETA sebagai berikut:2.

Mekanisme Kerja EIGRP EIGRP melakukan proses routing untuk mencari rute terbaik dengan menghasilkan tiga buah informasi tabel, yaitu tabel neighbor berisikan sikan informasi

▪ EIGRP adalah protokol routing yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama

79-88 ISSN: 2252-3839 Print-2549 2403 On Line Accredited Fourth Grade by Kemenristekdikti, Decree No:200/M/KPT/2020 DOI: 10.28989/compiler.v10i2.966 Enhanced interior gateway routing