ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUAH PISANG DI
PASAR BADUNG KOTA DENPASAR BALI
Oleh :
Ignatius De-loyola Saputra 2006511140
KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
2024
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUAH PISANG DI
PASAR BADUNG KOTA DENPASAR BALI
Ignatius De-loyola Saputra NIM.2006511140
Usulan Penelitian Skripsi ini Telah Disetujui pada Tanggal………….
Menyetujui, Pembimbing I
Ir.I.Gusti Ayu Agung Lies Anggreni,M.Par.
NIP. 196210281988032003
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Dr. Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb NIP. 19810110 200501 2 001
KATA PENGANTAR
Rasa syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang karena atas kemurahan Beliaulah akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah proposal usulan penelitian yang berjudul “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian buah pisang di Pasar Badung Kota Denpasar Bali”.
Penulis menyadari bahwa proposal usulan penelitian ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis mengenai subjek yang dibahas. Namun banyak pihak yang membantu dalam menyajikan proposal usulan penelitian ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan sehingga penulis dapat merasa terus termotivasi untuk melangkah lebih maju.
Proposal usulan penelitian ini disusun dengan baik namun masih terdapat banyak kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk ke depannya. Bila ada hal-hal yang kurang berkenan terhadap isi permasalahan dalam proposal usulan penelitian ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.
Denpasar, 21 April 2024
Ignatius De-loyola Saputra
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Komoditi buah – buahan memiliki potensi besar dan memiliki peran penting bagi masyarakat Indonesia. Buah -Buahan adalah makanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memegang peran penting bagi pembangunan pertanian. Hal tersebut dikarenakan buah- buahan memiliki keunggulan berupa nilai jual tinggi, keragaman jenis, serta konsumsi yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan bagi tubuh dan kehidupan yang panjang kedepannya dengan mulai mengkonsumsi buah buahan setiap hari dengan teratur. Buah-buahan juga sangat banyak mengandung vitamin, gizi, mineral dan memiliki rasa yang khas disetiap jenisnya.
Indonesia sendiri memiliki sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Subsektor pertanian yang dikembangkan pemerintah Indonesia tidak hanya dari tanaman pangan, tanaman perkebunan, melainkan juga tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan merupakan salah satu hasil pertanian yang dapat ditemukan di Pasar Tradisional dan pasar modern dengan harga dan tingkat kualitas yang berdeda. Salah satu buah yang banyak di jumpai di Pasar modern atau Pasar Tradisional adalah buah Pisang.
Pisang merupakan salah satu jenis komoditi holtikultura dalam kelompok buah-buahan yang memiliki nilai social ekonomi cukup tinggi bagi masyarakt Indonesia. Pisang juga merupakan komoditas yang mudah dibudidayakan dan dikembangkan di Indonesia, banyak sekali
jenisnya serta merupakan jenis buah yang cukup banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk semua umur dan status social karena harganya yang relatif terjangkau dan mudah didapat. Konsumsi pisang di Indonesia umunya dikonsumsi langsung (segar), seperti pisang Cavendish, Pisang Baranganm Pisang ambon, Pisangkepok, dan Pisang Raja. Di Bali sendiri banyak masyarakat local menggunakan pisang sebagai sarana upacara dan upakara (banten) .Namun tidak sedikit yang mengkonsumsi dalam bentuk olahan seperti keripik, sale pisang kolak, Pisang goreng ataupun Pisang rebus.
Tabel 1. Produksi Buah Pisang Provinsi Bali Kabupaten/Kot
a
Produksi Buah Pisang Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota di Bali (Ton)
2020 2021 2022
Kab. Jembrana 19.394 18.672 18.668
Kab. Tabanan 34.031 9.421 16.919
Kab. Badung 20.219 18.917 18.407
Kab. Gianyar 59.563 237.082 14.821
Kab. Klingkung 4.326 11.322 13.036
Kab. Bangli 58.287 43.543 82.485
Kab.
Karangasem
20.521 21.019 22.172
Kab. Buleleng 25.632 22.205 28.657
Kab. Denpasar 268 354 483
Provinsi Bali 242.242 382.536 215.647
Sumber: Statistik Pertanian Hortikultura SPH-BST, BPS Provinsi Bali Berdasarkan Tabel 1 diketahui jumlah produksi buah pisang di Bali pada tahun 2020-2022 cukup besar dan juga mengalami peningkatan produksi dari tahun ke than. Jumlah buah pisang yang di produksi di Bali sendiri tergolong sangat besar yang dimana Bali sendiri memiliki iklim yang mendukut dalam pertumbuhan buah pisang sendiri sehingga mampu memberikan buah yang banyak.
Saat ini, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, masyarakat mulai mebeli buah di pasar modern dan pasar tradisional. Bali sendiri merupakan salah satu provinsi Indonesia yang memiliki permintaan buah pisang yang cukup signifikan. Di Bali sendiri, terdapat banyak pasar yang menjual buah maupun itu pasar modern dan pasar tradisional.
Tingkat konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri. Perilaku konsumen sangat beranekaragam dan bisa berubah-rubah, karena itu pengusaha di minta agar dapat memahami dan melakukan pendekatan dengan pengelompokan terhadap perilaku yang beraneka-ragam tersebut, sehingga bisa mengetahui motivasi dan faktor-faktor yang melatar belakangi konsumen dalam perilaku pembeliannya. Pemahaman faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian merupakan bagian yang perlu dipahami (Kotler & Keller, 2016).
Pemahan proses pengambilan keputusan belanja menjadi sangat penting, dalam hal ini konsumen ingin membeli produk di suatu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan, selera dan kepuasannya. Tingkat kepuasan konsumen tidak hanya ditentukan oleh harga produk, umumnya masyarakat sebagai konsumen akan memilih produk-produk yang berkualitas untuk dikonsumsi (Albari & Kartikasari, 2020). Faktor lain yang juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Harman, 2017). Faktor budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Sesungguhnya seluruh masyarakat memiliki stratifikasi sosial di mana kelas sosial menunjukkan pilihan produk dengan merek yang berbeda-beda. Faktor sosial merupakan perilaku seseorang konsumen yang dipengaruhi oleh faktor sosial seperti faktor referensi, keluarga, dan peran serta status sosial. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, terutama yang berpengaruh adalah umur, tahap kehidupan pembeli, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian serta konsep diri (Tanjung, 2022).
Bagi pengusaha sektor agribisnis memahami perilaku konsumen buahbuahan merupakan informasi pasar yang sangat penting.
Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan dan mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik (Isnaningsih, 2019). Membuat ketertarikan minat beli terhadap konsumen merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan agribisnis. Oleh karena itu berbagai tanggapan dari konsumen perlu
diterima sebagai masukan yang berharga bagi pengembangan dan strategi usaha 4 agribisnis yang dilakukan. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Buah Pisang di Pasar Badung Kota Denpasar Bali”
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah kualitas, harga dan lokasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian buah Pisang di Pasar Badung di Kota Denpasar Bali?
2. Faktor menakah yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian buah Pisang di Pasar Badung di Kota Denpasar Bali?
1.3 Tujuan
Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas, harga dan lokasi produk terhadap keputusan pembelian buah Pisang di Pasar Badung di Kota Denpasar Bali
2. Untuk menganalisis faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian buah Pisang di Pasar Badung di Kota Denpasar Bali
1.4 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Teoritis
Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan
pembelian. Sekaligus memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori perilaku konsumen, mengidentifikasi pola-pola yang mendasari keputusan pembelian, serta mengeksplorasi motivasi dan preferensi yang mendasari perilaku konsumen.
2. Bagi Praktis
Sebagai bahan masukin bagi pedagan atau perusahaan dalam menganalisa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Sekaligus menambah wawasan untuk masyarakat yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan memperhatikan konsumen.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian isi berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian buah pisang di Pasar Badung, Kota Denpasar, Bali. Penelitian ini akan mencakup analisis terhadap berbagai faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumen, seperti preferensi harga, kualitas produk, kebiasaan belanja, dan preferensi jenis. Tujuannya untuk mengidentifikasi factor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen.
Agar topik penelitian tidak menjadi terlalu luas atau menyimpang, perlu ditetapkan batasan masalah. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian buah pisang di Pasar Badung, Kota Denpasar, Bali.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang (Musa Paradisiaca)
Pisang merupakan salah satu jenis buah klimaterik yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena iklim yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pisang dianggap sebagai sumber makanan bergizi karena tingginya kadar antioksidan, vitamin A dan C (asam askorbat), dan fenolik yang terkait dengan kapasitas antioksidan yang tinggi (Kevers et al., 2007). Buah pisang sangat populer di masyarakat karena mudah ditemukan dan tersedia dalam berbagai jenis. Pisang secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu pisang meja dan pisang olahan.
Pisang olahan pada umumnya perlu dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi baik pada tahap matang maupun mentah sedangkan pisang meja dapat dikonsumsi secara langsung pada tahap matang (Aurore et al., 2009). Sedangkan berdasarkan waktu konsumsinya, buah pisang terbagi menjadi 4 kelompok yaitu Musa Paradisiaca var. sapientum (banana), Musa Paradisiaca forma typiaca (Plantain), pisang yang dapat dimakan setelah matang atau diolah dahulu, dan Musa Brachycarpa (Palupi et al., 2012).
Jenis pisang meja antara lain pisang ambon, pisang susu, dan pisang mas. Jenis pisang olahan antara lain pisang siam, pisang kapas, pisang kepok, pisang tanduk, dan pisang menggala. Plantain (pisang olahan) berbeda dengan dessert banana (pisang meja) dari komposisinya berupa kandungan starchy pulp yang lebih tinggi dari pada sugary pulp dalam dessert banana (Emaga et al., 2007). Jenis pisang olahan seperti pisang kapas mengandung kadar karbohidrat yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat non beras dan biasa diolah menjadi tepung pisang untuk mengurangi kehilangan pasca panen (Rohmah, 2013). Pisang olahan juga memiliki kandungan senyawa tanin dari golongan polifenol yang cukup tinggi sehingga membuat rasa sepat pada pisang (Tetelepta et al., 2015).
Waktu optimum pemanenan buah pisang yaitu saat berusia 120-130 hari dimana pemanenan yang baik dilakukan tepat pada waktu tersebut sehingga memiliki shelf life yang panjang dengan kualitas baik (Amin et al., 2015). Pisang ambon mengandung sumber nutrisi berupa garam-garam mineral, vitamin dan karbohidrat dengan sedikit minyak dan protein (Ahenkora et al., 1997), serta kandungan gula yang tinggi (Desnilasari dan Lestari, 2014).
Oleh karena kandungan gula tinggi pada buah klimaterik membuat komoditas buah tersebut mudah rusak (Histifarina et al., 2012). Pisang rentan terhadap kerusakan mekanis dan mudah rusak selama proses pematangan, sehingga pisang sulit disimpan dan diangkut (Jiang et al., 2015).
Pencoklatan pada buah pisang pada umumnya disebabkan oleh pola respirasi klimaterik berupa peningkatan laju respirasi selama masa pendewasaan sel sehingga menyebabkan pisang mudah rusak. Respirasi buah pada umumnya memanfaatkan substrat berupa karbohidrat dan asam organik sehingga nantinya berpengaruh pada mudahnya degradasi komponen pada buah klimaterik (Paramita, 2010). Pengembangan senyawa etilen juga mempengaruhi permebilitas sel sehingga meningkatkan kegiatan enzim karatalase, peroksidase, dan amilase buah yang berdampak pada mempermudah proses respirasi (Arif dan Diyono, 2016).
Buah pisang dapat mengalami pencoklatan enzimatis dengan cepat ketika jaringannya terluka yang disebabkan oleh oksidasi fenol menjadi kuinon oleh polifenol oksidase jika bertemu oksigen lalu menghasilkan senyawa polimer warna coklat (Otwell and Iyengar, 1992). Hal tersebut juga merupakan salah satu faktor pembatas untuk mengekspor pisang ke negara-negara yang jauh karena membuat pisang lebih cepat mengalami kebusukan (Ummarat et al., 2011).
2.2 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului (Nugroho, 2019). Perilaku konsumen adalah dinamis, itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran.
Perilaku konsumen akan termotivasi oleh kebutuhan. Kebutuhan akan memunculkan perilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan dalam perilaku konsumsi. Jadi dengan kata lain setiap perilaku seseorang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau tujuan tertentu dalam memperolehnya. Sementara motivasi yang akan memberi tenaga atau dorongan untuk menggerakkan seseorang agar berperilaku tertentu. Sehingga perilaku yang dimunculkan oleh konsumen adalah merupakan perwujudan dari adanya motivasi dari dalam diri konsumen tersebut. Perilaku yang dapat diamati oleh seorang pemasar adalah bagian dari pemilihan keputusan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Keputusan berbelanja termasuk suatu perilaku konsumen. Konsumen akan merespon suatu stimulan yang diberikan dengan suatu tindakan. Seperti harga yang rendah akan
menimbulkan perilaku konsumen yang cenderung meningkatkan minat berbelanja yang tinggi. Kualitas produk yang baik akan membangkitkan keinginan konsumen untuk tertarik membeli suatu produk. Dan tempat yang strategis akan membuat konsumen ingin berbelanja di tempat tersebut.
2.3 Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2018:66) keputusan pembelian adalah proses pendekatan untuk menyelesaikan masalah terdiri dari mengenali masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan pembelian dan perilaku konsumen setelah membeli. Menurut Tjiptono dan Chandra (2021:76) keputusan pembelian adalah proses konsumen mengetahui permasalahan, mencari tahu tentang produk tertentu danmengevaluasi untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam membeli produk konsumen akan memandang suatu produk dari berbagai sudut pandang sebelum akhirnya menentukan keputusan pembelian. Cara pandang yang dilakukan konsumen inilah yang disebut dengan tahap–tahap proses keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen meliputi lima tahap yang dilakukan konsumen sebelum mencapai keputusan pembelian dan pasca pembelian.
Adapun langkah – langkah dalam proses pembelian tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap Langkah – langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengenalan kebutuhan (Problem Recognition) Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli yakin bahwa ada perbedaan antara situasi aktualnya dan situasi yang diharapkan. Permintaan bisa dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Ketika seorang konsumen menyadari bahwa dirinya membutuhkan sesuatu, dia biasanya mulai menyadari bahwa dirinya berada dalam konflik atau persaingan sumberdaya keuangan atau waktunya yang terbatas. Oleh karena itu, dia harus menyelesaikankonfliktersebut sebelum bertindak. Jika tanpa pemecahan maka proses ini hanya akan berhenti pada titik ini.
2. Pencarian informasi (Information Research) Konsumen yang tergerak oleh kegembiraan akan berusaha untuk mencari informasi lebih lanjut. Begitu seseorang mulai menyadari kebutuhannya, dia harus menentukan pilihan produk dan merek. Dalam pencarian informasi ada beberapa faktor – faktor sebagai berikut :
a. Berapa banyak biaya dan waktu
b. Berapa banyak informasi dari masa lalu dan sumber – sumber lain yang sudah dimiliki konsumen
c. Jumlah resiko yang akan dipikul jika pemberian informasi salah.
3. Evaluasi alternative (Evaluation of Alternatives) Jika semua alternatif yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu persatu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Proses evaluasi konsumen berorientasi secara kognitif, yaitu mereka melihatkonsumen dalam membuat pertimbangan produk sebagian besar secara sadar rasional.
Setelah alternatif dapat dievaluasi, kriteria harus ditentukan atau dipilih. Oleh karena itu konsumen harus menemukan standar yang penting untuk memilih berbagai macam produk.
4. Keputusan pembelian (Purchase Decision) Setelah mengevaluasi berbagai pilihan, konsumen pada suatu saat harus memutuskan apakah akan membeli atau tidak. Ada dua faktor yang mempengaruhi niat beli dan keputusan membeli, antara lain :
a. Faktor sikap atau pendirian orang lain, pengaruh orang lain menjadi kompleks bila beberapa orang yang dekat dengan pembeli mempunyai pendapat saling berlawanan dan si pembeli ingin menyenangi mereka semua.
b. Faktor keadaan tak terdugaberdasarkan pendapat keluarga yang diharapkan, harga dan pengembalian produk yang diharapkan. Faktor ini mungkin saja terjadi, sehingga mengubah niat beli.
5. Perilaku setelah pembelian (Postpurchase Decision) Perilaku pasca pembelian dapat dikatakan sebagai tahapan proses pengambilan keputusan dimana pembeli konsumen memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan.
2.3.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Proses keputusan konsumen dalam memilih produk sangat dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran dan lembaga lainnya serta penilaian dan persepsi pembeli itu sendiri. Pengenalan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi 11 perilaku konsumen dapat memberikan pengetahuan terhadap pemasar untuk menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik.
Menurut Malau (2017) faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari 1. Faktor Budaya, Budaya adalah penyebab paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen dan pemasaran dapat memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budayanya, dan kelas social pembeli.
2. Faktor Sosial, selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor referensi kelompok sosial, keluarga, serta peran status dalam
lingkungannya. Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran konsumen dan status sosial.
3. Faktor Personal, faktor personal yang membentuk perilaku konsumen, meliputi tahapan umur dan siklus hidup, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, seperti usia dan tahapan siklus hidup pembeli, lokasi, status ekonomi, gaya hidup, kepribadian pembeli, dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, faktor – faktor psikologis terdiri dari faktor motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Keinginan pembelian konsumen dapat
dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu faktor motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap.
Menurut Thomson dalam Cahyadi et al. (2022:10) ada empat indikator keputusan pembelian yaitu :
1. Sesuai kebutuhan artinya, produk yang ditawarkan kepada konsumen sesuai kebutuhan dan mudah mencari produk yang dibutuhkan sehingga konsumen melakukan pembelian.
2. Mempunyai manfaat artinya, konsumen membeli produk yang sangat penting dan juga bermanfaat.
3. Ketepatan dalam membeli produk, maksudnya menawarkan harga sesuai dengan kualitas produk dan keinginan konsumen.
4. Pembelian berulang artinya, konsumen merasa puas dan senang dengan pembelian sebelumnya sehingga konsumen berniat dan maumelakukan pembelian berulang di masa yang akan datang.
2.4 Atribut Produk
Menurut, Tjiptono (2018) Atribut produk adalah konsumen memandang unsur-unsur produk yang penting dan menjadikan dasar untuk mengambil keputusan pembelian. Atribut produk memberikan manfaat kepada produk yang dikomunikasikan dan juga memenuhi atribut berwujud seperti merek, mutu, ciri, desain, label, kemasan, dan layanan pendukung produk.
(Henry, 2018). Sedangkan menurut, Kotler dan Amstrong (2019) Atribut produk mengembangkan produk atau jasa dengan melibatkan dan memberikan suatu manfaat.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) atribut produk adalah karakteristik atau fitur dari produk yang dianggap bisa untuk menarik pelanggan. Atribut produk yang melekat pada produk biasanya menggambarkan perspektif penjual atau produsen. Atribut produk terbagi dua jenis diantaranya Tangible Attributes dan Intangible Attributes.
Tangible Attributes adalah atribut produk yang nyata (berwujud). Misalnya ketika akan membeli sebuah mobil, maka tangible attributesnya adalah ukuran mobil, warna mobil, dan kuantitas bahannya. Sedangkan intagible attributes adalah atribut produk yang tidak berwujud karena tidak ada bentuk fisik. Contoh atribut produk ini adalah harga, kualitas, kehandalan, keindahan atau estetika (desain).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur yang membentuk suatu produk, di mana masingmasing atribut memiliki kapasitas yang berbeda dalam memberikan keputusan bagi konsumen dan atribut produk merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian suatu produk.
2.5 Penelitian Terdahulu
2.6 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap buah pisang di Pasar Badung di Kota Denpasar Bali. Dengan melihat atribut yang ada pada produk pisang yang di tawarkan yaitu atribut kualitas produk, harga dan tempat. Untuk kemudian atribut ini di analisis dengan uji validitas dan realibilitas apakah berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen atau tidak. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis atribut buah apel yang paling dominan menjadi pertimbangan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, dalam membeli buah pisang di Pasar Badung di Kota Denpasar Bali. Berikut ini adalah gambar kerangka pemikiran.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Data dan Metode Pengumpulan 3.2.1 Jenis jenis data
3.2.2 Sumber data
3.2.3 Metode Pengumpulan data 3.3 Penentuan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
3.3.2 Metode Penentuan Sampel
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran 3.5 Analisis Data
3.5.1 Metode Successive Interval 3.5.2 Uji Validitas dan Reabilitas 3.5.3 Uji Asumsi Klasik
3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda 3.6 Definisi dan Batasan Operasional
Definisi Operasional merupakan definisi atau uraian-uraian yang menjelaskan dari suatu variabel-variabel yang akan diteliti dan mencangkup indikator-indikator yang ada pada masing-masing variabel.
Dengan adanya uraian tersebut maka penulis akan lebih mudah mengukur variabel yang ada. Penjabaran operasional variabel dalam penelitian ini secara singkat sebagai berikut:
1. Konsumen adalah konsumen sekaligus pembeli buah pisang di Pasar Badung Kota Denpasar Bali
2. Produk (X1) adalah Buah pisang yang ditawarkan di Pasar Badung Kota Denpasar Bali untuk dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
3. Jenis Pisang adalah semua jenis pisang yang di jual di Pasar Badung baik jenis pisang import atau jenis pisang lokal.
4. Harga (X2) adalah nilai yang ditukarkan untuk mendapatkan pisang di Pasar Badung Kota Denpasar Bali.
5. Tempat (X3) adalah wilayah atau lokasi suatu usaha yang berpengaruh dalam keberlangsungan suatu usaha yaitu di Pasar Badung Kota Denpasar Bali.
6. Keputusan Pembelian (Y) adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keputusan
pelanggan untuk melakukan pembelian produk pisang di Pasar Badung Kota Denpasar Bali