Pembimbing 1 :
Alamsyah, S.T., M.T.
Pembimbing 2 :
Rodlian Jamal Ikhwani, S.T., M.T.
Pembimbing 3 :
Andi Mursid Nugraha Arifuddin, S.T., M.T.
Analisis Fatigue Life Pada Geladak Kontainer Dengan Metode Elemen Hingga
Oleh
Yasinta Ramadhani Arlian
09171069
Seminar Hasil Tugas Akhir
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
JURUSAN SAINS, TEKNOLOGI PANGAN DAN KEMARITIMAN INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN 2021
Pokok Bahasan
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Latar Belakang
Perkembangan dunia digital berpengaruh terhadap peningkatan perdagangan internasional. Khususnya dalam hal mengimpor atau mengekspor barang. Kegiatan tersebut telah dipermudah dengan penggunaan peti kemas yang dibawa oleh kapal kontainer yang diharapkan bisa menjadi lebih cepat dan aman. Container ship ataupun kapal kontainer merupakan kapal yang khusus dibangun untuk mengangkut peti kemas yang berukuran standar.
Kapal tersebut berlayar pada rute tertentu secara rutin serta melakukan pemuatan peti kemas secara berulang.
Pemuatan secara berulang yang terus terjadi dapat menyebabkan kecelakaan kapal kontainer, salah satunya yaitu pada kapal kontainer MV RENA yang kandas setelah menabrak karang astrolabe dekat selandia baru pada tahun 2011, dan terbelah menjadi dua bagian setelah terkena ombak besar setinggi 6 m setahun setelahnya (BBC, 2012). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah fatigue strength. Fatigue (kelelahan) merupakan kecenderungan suatu struktur mengalami kerusakan atau bahkan retak akibat beban berulang, dimana beban tersebut masih dibawah tegangan yang diijinkan. Jika terus dimuat, akan muncul retakan hingga akhirnya pecah (Septiana, 2012). Hal ini mengindikasikan perlunya pengawasan lebih untuk bagian-bagian yang rawan mengalami kelelahan, seperti pada bagian geladak kontainer (Choirudin, 2015).
Pendahuluan
Oleh sebab itu, pada saat desain harus dilakukan pengawasan lebih untuk meminimalkan terjadinya kerusakan pada geladak kontainer. Untuk membantu pengerjaan maka dapat disimulasikan dengan software yang bisa memperkirakan fatigue strength pada geladak kontainer tersebut. Metode elemen hingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat karena material akan dibagi menjadi elemen – elemen kecil dimana elemen tersebut akan menunjukkan kekuatan dan kelelahan dari pengujian yang dilakukan.
Maka dari itu penulis mencoba menganalisis bagaimana nilai dari fatigue life terhadap kapal kontainer tersebut yang diberikan judul “
Analisis Fatigue Life Pada Geladak Kontainer Dengan Metode Elemen Hingga”.
Latar Belakang
Pendahuluan
Berapa nilai fatigue life pada geladak
kontainer?
1 2
Dimana titik paling rawan terjadi kelelahan pada
geladak kontainer?
Rumusan Masalah
Pendahuluan
Hanya menganalisis fatigue life pada geladak kontainer Hanya menggunakan kontainer berukuran 20 ft.
Menggunakan variasi pembebanan saat 100%, 75%, 50% dan 25% muatan.
Dalam keadaan beban muatan, kondisi Sagging dan hogging.
Desain model hanya menggunakan manhole di bilga.
Menganalisis fatigue life pada midship kapal frame 65 sampai dengan 75 sepanjang 6.2 m.
Material baja yang digunakan adalah KI-A36.
Batasan Masalah Pendahuluan
1. Momen Lentur Batas Pada Kondisi Air Tenang
𝑀𝑆𝑊 = 𝑛1 ∗ 𝐶0* 𝐿2 ∗ 𝐵 ∗ (0.123 − 0.015 ∗ 𝐶𝐵) Dimana:
n1 = 1,07 [1+15 𝑛
105 2
] ≤ 1,2
n = jumlah maksimum peti kemas 20 feet (TEU) dengan berat G yang dapat diangkut kapal (409) 𝐶0 = koefisien gelombang
L = panjang kapal (m) B = lebar kapal (m)
𝐶𝐵 = koefisien blok (BKI vol II Sec. 5-B, 2019).
Momen
Tinjauan Pustaka
2. Momen Lentur Batas Pada Kondisi Air Bergelombang
𝑀𝑤𝑣 = 𝐿2 * B * 𝐶0 * 𝐶1 * 𝐶𝐿*𝐶𝑀
Dimana:
L = panjang kapal (m) B = lebar kapal (m) 𝐶0 = koefisien gelombang
𝐶1 = kondisiSaggingatau hogging 𝐶1𝐻 = 0.19Cbkondisihogging
𝐶1𝑆 =-0.11 (Cb +0.7)kondisiSagging 𝐶𝐿 = koefisien panjang
𝐶𝑀 = faktor distribusi = 1(BKI vol II Sec. 5-B, 2019).
3. Momen Lentur Total Vertikal
𝑀𝑇 = 𝑀𝑆𝑊 + 𝑀𝑊𝑉
Momen
Tinjauan Pustaka
Perhitungan Fatigue dari struktur geladak kontainer ini berdasarkan penerapan pada aturan DNV-GL classification notes no.30.7 fatigue assessment of ship structure tahun 2014
𝐷 = 𝑣0 𝑇𝑑ത
𝑎 σ𝑛=1𝑁𝑙𝑜𝑎𝑑𝑝𝑛 𝑞𝑛𝑚𝛤(1 + 𝑚
ℎ𝑛 ≤ 𝜂)
Dimana:
𝑁𝑙𝑜𝑎𝑑 = jumlah total kondisi beban yang dipertimbangkan.
𝑝𝑛 = fraksi umur rencana dalam kondisi beban 𝜂, σ 𝑝𝑛 ≤ 1, tetapi biasanya tidak kurang dari 0,85 𝑇𝑑 = umur rencana kapal dalam detik (20 tahun = 6.3 x108 detik)
ℎ𝑛 = Parameter distribusi bentuk rentang tegangan Weibull untuk kondisi beban 𝑞𝑛 = Parameter distribusi skala rentang tegangan Weibull untuk kondisi beban 𝑣0 = respons rata-rata jangka panjang frekuensi zero-crossing
𝛤(1 + 𝑚
ℎ𝑛) = fungsi gamma
Fatigue
Tinjauan Pustaka
Setelah nilai fatigue damage diketahui maka umur dapat ditentukan dengan persamaan:
Fatigue life =
𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑙𝑖𝑓𝑒𝐷
𝑥 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠
Dimana:
Design life = 20 tahun, sesuai aturan DNV-GL
D = Cumulative fatigue damage, (DNV-GL classification notes no.30.7 fatigue assessment of ship structure, 2014).
Fatigue
Tinjauan Pustaka
SN- CURVE
Tinjauan Pustaka
Diagram (S-N) merupakan konsep tegangan-siklus untuk memahami fenomena kelelahan logam. Konsep ini telah dipergunakan secara global untuk perancangan material dengan ketentuan tegangan yang terjadi masih berada pada daerah elastis dan memiliki umur lelah yang cukup panjang. Namun sebaliknya, konsep S-N ini tidak dapat dipakai dalam kondisi tegangan yang terjadi berada pada daerah plastis dan memiliki umur lelah yang pendek.
Principal Dimension
LOA = 98.90 m LWL = 94.50 m LPP = 92 m B = 23.5 m H = 10 m T = 6.5 m
DISP = 12048.0 t DWT = 8842.4 t Vs = 11 kn
CB = 0.809881
Diagram Alir
Metode Penelitian
Jarak Frame 65-75
Data Kapal
Metode Penelitian
muatan 20 ft 100% = Jumlah Kontainer dry 20 ft x Berat kontainer dry 20 ft x 100%
= 32 x 22 x 100%
= 704000 kg
Pressure = (jumlah beban kontainer x gravitasi)/(panjang model x lebar dalam model )
= 704000 kg x 9.8 m/s2 6.2 x 20
= 0.05563871 mpa
pembebanan air tenang frame 65-75
panjang model ( 11 frame) = 0.62 m x 10 6.2
Lebar palka 20 meter
susunan kontainer di bawah palka secara vertikal 4 pcs
secara horizontal 8 pcs
total kontainer 32 Beban muatan Pressure
beban kontainer 20 ft 100% 704000 kg 6899200 0.0556 mpa beban kontainer 20 ft 75% 528000 kg 5174400 0.0417 mpa beban kontainer 20 ft 50% 352000 kg 3449600 0.0278 mpa beban kontainer 20 ft 25% 176000 kg 1724800 0.0139 mpa
Beban Muatan
Hasil dan Pembahasan
Beban Muatan pada Kondisi Bergelombang
Hasil dan Pembahasan
𝐶0 = 10.75 − 300 − 𝐿
100
1.5 𝐶𝑅𝑊
𝐶0 = 10.75 − 300 − 94.5
100
1.5 𝑥 1
= 7.804101771.
𝐶1𝑆 = −0.11 (𝐶𝐵 + 0.7)
𝐶1𝑆 = −0.11 (0.809881 + 0.7)
= -0.166086963
𝐶1𝐻 = 0.19 * 𝐶𝐵
𝐶1𝐻 = 0.19 * 0.809881
= 0.153877481
𝑛1 = 1.07 ∗ 1 + 15 ∗ 𝑛 105
2
= 1.07 ∗ 1 + 15 ∗ 𝑛
105 2
= 1.070268486
𝑀𝑤𝑣𝑠 = 𝐿2 * B * 𝐶0 * 𝐶1 * 𝐶𝐿*𝐶𝑀
= (94.5)2 𝑥 23.5 𝑥 7.804101771 x -0.166086963 x 1 x 1
= 2.52017E+11 Nm𝑚2 𝑀𝑤𝑣ℎ = 𝐿2 * B * 𝐶0 * 𝐶1 * 𝐶𝐿*𝐶𝑀
= (94.5)2 𝑥 23.5 𝑥 7.804101771 x 0.153877481 x 1 x 1
= 2.72013E+11 Nm𝑚2
𝑀𝑆𝑊 = 𝑛1 ∗ 𝐶0* 𝐿2 ∗ 𝐵 ∗ (0.123 − 0.015 ∗ 𝐶𝐵)
= 1.070268486 x 23.5 x 7.804101771 x (0.123-0.015 x 0.809
= 1.94308E+11 Nm𝑚2
Variasi Muatan Moment Hogging Moment Air Tenang Moment Total
100% 2.52017E+11 1.94308E+11 446324395885.80
75% 1.89013E+11 1.45731E+11 334743296914.35
50% 1.26008E+11 97153803642 223162197942.90
25% 63004197151 48576901821 111581098971.45
Variasi Muatan Moment Sagging Moment Air Tenang Moment Total
100% -2.72013E+11 -1.94308E+11 -466320787065.61
75% -2.0401E+11 -1.45731E+11 -349740590299.21
50% -1.36007E+11 -97153803642 -233160393532.80
25% -68003294946 -48576901821 -116580196766.40
Beban Muatan pada Kondisi Bergelombang
Hasil dan Pembahasan
Pemodelan pada Software berbasis Elemen Hingga
Hasil dan Pembahasan
Model Midship Kapal Frame 65-75
Hasil meshing model yang digunakan untuk analisis dalam 3 kondisi dan 4 variasi muatan. Meshing size (139
mm)
Kondisi Syarat Batas dan Peletakan Beban
Hasil dan Pembahasan
2 Tumpuan Remote Displacement pada
Neutral Axis
peletakan momen pada kondisi
Bergelombang Peletakan Pressure pada kondisi
beban muatan
Hasil Analisis Nilai Tegangan pada Kondisi tidak bergelombang
Hasil dan Pembahasan
Nilai tegangan geladak pada muatan 100% dalam kondisi
tidak bergelombang dengan beban muatan
Nilai tegangan geladak pada muatan 75% dalam kondisi tidak
bergelombang dengan beban muatan
Hasil Analisis Nilai Tegangan pada Kondisi tidak bergelombang
Hasil dan Pembahasan
Nilai tegangan geladak pada muatan 50% dalam kondisi tidak
bergelombang dengan beban muatan
Nilai tegangan geladak pada muatan 25% dalam kondisi tidak
bergelombang dengan beban muatan
Hasil Analisis Nilai Tegangan pada Kondisi Hogging
Hasil dan Pembahasan
Nilai tegangan geladak pada muatan 100% dalam kondisi
Hogging
Nilai tegangan geladak pada muatan 75% dalam kondisi
Hogging
Hasil Analisis Nilai Tegangan pada Kondisi Hogging
Hasil dan Pembahasan
Nilai tegangan geladak pada muatan 50% dalam kondisi
Hogging
Nilai tegangan geladak pada muatan 25% dalam kondisi
Hogging
Hasil Analisis Nilai Tegangan pada Kondisi Sagging
Hasil dan Pembahasan
Nilai tegangan geladak pada muatan 100% dalam kondisi
Sagging
Nilai tegangan geladak pada muatan 75% dalam kondisi
Sagging
Hasil Analisis Nilai Tegangan pada Kondisi Sagging
Hasil dan Pembahasan
Nilai tegangan geladak pada muatan 50% dalam kondisi
Sagging
Nilai tegangan geladak pada muatan 25% dalam kondisi
Sagging
Perhitungan Fatigue Damage
Hasil dan Pembahasan
ℎ0= (2.21-0.54𝑙𝑜𝑔 10(L)) ℎ0= (2.21-0.54𝑙𝑜𝑔 10(94.5))
= 1.143266823
𝑣0 = 1 4. 𝑙𝑜𝑔10(𝐿) 𝑣0 = 1
4.𝑙𝑜𝑔10(94.5)
= 0.13
𝑞𝑛 = 𝛥𝜎0
(𝑙𝑛 𝑛0)1ൗℎ𝑛
𝑞𝑛 = 227.85
(𝑙𝑛 241000)1ൗ1.143266823
= 25.20
𝐷 = 𝑣0 𝑇𝑑
𝑎ത σ𝑛=1𝑁𝑙𝑜𝑎𝑑𝑝𝑛 𝑞𝑛𝑚𝛤(1 + 𝑚
ℎ𝑛 ≤ 𝜂)
= (0.13 x 630720000 )/ 2728977782808.05 x 25.203𝑥 3.62
= 1.7
Fatigue life = 𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑙𝑖𝑓𝑒
𝐷 𝑥 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠
= 20
1.7 x 1 = 11.78 tahun
Perhitungan Fatigue Damage Pada Kondisi Tidak Bergelombang Dengan Muatan Lokal Dengan Variasi Muatan 100%, 75%, 50% dan 25%.
Hasil dan Pembahasan
Fatigue Damage Muatan
100%
Muatan 75%
Muatan 50%
Muatan 25%
Unit
𝛥𝝈𝑯𝑺 Hot Spot Stress 177.35 133.01 88.676 44.338 MPa
𝒏𝟎Number of cycles over the time period
563000 1460000 4000000 32500000
𝑻𝒅Design life of ship in seconds
(20 yrs = 6.3x𝟏𝟎𝟖sec)
631000000 631000000 631000000 631000000 second
q Weibull stress range scale distribution parameter
18.12 13.07 8.20 3.66
𝒗𝟎Average zero up-crossing frequency
0.13 0.13 0.13 0.13
𝜞(𝟏 +𝒎
𝒉𝒏)Gamma function 3.62 3.62 3.62 3.62
D Accumulated fatigue damage
0.63 0.24 0.06 0.01
Perhitungan Fatigue Damage Pada Kondisi Hogging Dengan Variasi Muatan 100%, 75%, 50% dan 25%.
Hasil dan Pembahasan
Fatigue Damage Muatan
100%
Muatan 75%
Muatan 50%
Muatan 25%
Unit
𝛥𝝈𝑯𝑺 Hot Spot Stress 227.85 170.89 113.92 56.962 MPa
𝒏𝟎Number of cycles over the time period
241000 600000 2210000 17100000
𝑻𝒅Design life of ship in seconds
(20 yrs = 6.3x𝟏𝟎𝟖sec)
631000000 631000000 631000000 631000000 second
q Weibull stress range scale distribution parameter
25.2 17.76 10.91 4.87
𝒗𝟎Average zero up-crossing frequency
0.13 0.13 0.13 0.13
𝜞(𝟏 + 𝒎
𝒉𝒏)Gamma function 3.62 3.62 3.62 3.62
D Accumulated fatigue damage
1.70 0.59 0.14 0.01
Perhitungan Fatigue Damage Pada Kondisi Sagging Dengan Variasi Muatan 100%, 75%, 50% dan 25%.
Hasil dan Pembahasan
Fatigue Damage Muatan
100%
Muatan 75%
Muatan 50%
Muatan 25%
Unit
𝛥𝝈𝑯𝑺 Hot Spot Stress 235.51 176.63 117.76 58.878 MPa
𝒏𝟎Number of cycles over the time period
235000 562000 2000000 14100000
𝑻𝒅Design life of ship in seconds
(20 yrs = 6.3x𝟏𝟎𝟖sec)
631000000 631000000 631000000 631000000 second
q Weibull stress range scale distribution parameter
26.10 18.44 11.35 5.08
𝒗𝟎Average zero up-crossing frequency
0.13 0.13 0.13 0.13
𝜞(𝟏 +𝒎
𝒉𝒏)Gamma function 3.62 3.62 3.62 3.62
D Accumulated fatigue damage
1.88 0.66 0.15 0.01
SN-CURVE
Hasil dan Pembahasan
177.35
133.01
88.676
44.338 40
60 80 100 120 140 160 180
0 7000000 14000000 21000000 28000000
Stress (MPa)
Cycles
SN-CURVE Beban Muatan
227.85
170.89
113.92
56.962 55
75 95 115 135 155 175 195 215
0 5000000 10000000 15000000 20000000
Stress (MPa)
cycles
SN-CURVE Hogging Condition
235.51
176.63
117.76
58.878 55
105 155 205
0 5000000 10000000 15000000
Stress (MPa)
cycles
SN-CURVE Sagging Condition
Perhitungan Fatigue Life
Hasil dan Pembahasan
Variasi Muatan Jumlah Siklus Fatigue Damage Fatigue life (Tahun)
Beban Muatan 100% 563000 0.63 31.71
Beban Muatan 75% 1460000 0.24 84.58
Beban Muatan 50% 4000000 0.06 341.72
Beban Muatan 25% 32500000 0.01 3836.05
Variasi Muatan Jumlah Siklus Fatigue Damage Fatigue life (Tahun)
Kondisi Hogging 100% 241000 1.70 11.78
Kondisi Hogging 75% 600000 0.59 33.65
Kondisi Hogging 50% 2210000 0.14 145.18
Kondisi Hogging 25% 17100000 0.01 1638.11
Variasi Muatan Jumlah Siklus Fatigue Damage Fatigue life (Tahun)
Kondisi Sagging 100% 235000 1.88 10.61
Kondisi Sagging 75% 562000 0.66 30.09
Kondisi Sagging 50% 2000000 0.15 129.09
Kondisi Sagging 25% 14100000 0.01 1438.67
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Nilai fatigue life pada kondisi tidak bergelombang muatan 100% adalah 31.71 tahun, muatan 75% adalah 84.58 tahun, muatan 50% adalah 341.72 tahun, dan pada muatan 25% adalah 3836.05 tahun. Adapun nilai fatigue life pada kondisi hogging adalah 11.78 tahun, muatan 75% adalah 33.65 tahun, muatan 50% adalah 145.18 tahun, dan pada muatan 25% adalah 1638.11 tahun. Serta nilai fatigue life pada kondisi hogging adalah 11.78 tahun, muatan 75% adalah 33.65 tahun, muatan 50% adalah 145.18 tahun, dan pada muatan 25% adalah 1638.11 tahun.
2. Titik paling rawan terjadi kelelahan pada konstruski geladak kontainer adalah pada wing tank bagian atas saat kondisi Sagging muatan 100% dengan tegangan sebesar 235.51 MPa
Saran
1. Perlunya desain model yang lebih detail agar hasil yang didapatkan lebih relevan dengan kondisi yang sebenarnya.
2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan software berbasis elemen hingga seperti MSC Patran, Nastran, dan Abacuss.
Daftar Pustaka
Bhavikatti, S. (2005). Finite Element Analysis. New Delhi: New Age International.
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Volume II. 2019. “Rule Construction of Hull for SeaGoing Steel Ship”
Choirudin, dkk. (2015). Jurnal Analisa Fatigue Crude Oil Tanker 306507 DWT Berdasarkan Common Structural Rules (CSR) Oil Tanker. Universitas Dipenogoro: Jurusan S1 Teknik Perkapalan.
Damanik, L., Mulyanto, I. P., & Arswendo, B. (2016). Kajian Teknik Kekuatan Konstruksi Kapal Tugboat 2 x 800 HP dengan Metode Elemen Hingga. Semarang: Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro.
Djatmiko, Eko. (2012). Perilaku Dan Operabilitas Bangunan Laut Di Atas Gelombang Acak. Surabay: ITS Press Djaprie, S. 1995. Ilmu dan Teknologi Bahan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 483- 510.
DNVGL. (2014). Fatigue Assessment of Ship Structures. DNV.GL.
Fogler, 1992,” Elements of Chemical Reaction Engineering”, 4th edition, Prentice-Hall International, Inc, Amerika
Haryanto, Yuli. (2020). Skirpsi Pengaruh Patahnya Wing Ponton Terhadap Daya Muat Kapal Kontainer Di Mv.
Pulau Hoki. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang: Program Studi Nautika Diploma IV.
Kirk, R. E., dan Othmer, D. F., 1995, “Encyclopedia of Chemical Technology”, 4 th edition, vol. 16, John Wiley and Sons CoMPany Inc., New York.
Lamb, T. (2003). Ship Design and Construction. America: The Society of Naval Architecture and Marine Engineers.
Lestari, Putri. (2018). Skripsi Analisis Pengaruh Modulus PenaMPang Terhadap Kekuatan Batas Kapal Double Hull Tanker (Studi Kasus Kapal Tanker T3 Dan Kapal Tanker T4). Universitas Hasanuddin:
Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik.
Logan, D. L. (2007). A First Course in the Finite Element Method. United States: Nelson a division of Thomson Canada Limited.
Lubis, R. (2008). Diktat Kuliah Fisika Dasar 1. UNIKOM: Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik &
Ilmu Komputer.
Popov, E. (1978). Mechanic of Materials. California: University of California Berkeley.
Popov, E.P. (1978). Mechanics of Material 2nd edition. Prentice-Hall: Inc.
Daftar Pustaka
Salam, dkk. (2017). Jurnal Analisa Kelelahan Propeller Kapal Ikan PVC Dengan Metode Elemen Hingga.
UNDIP: Departemen Teknik Perkapalan.
Viranda, Rezca. (2017), Skripsi Optimalisasi Pembongkaran Semen Di Mv. Ocean Sparkle. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang: Program Studi Nautika Diploma IV.
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/01/120108_renabroken
https://dimensipelaut.blogspot.com/2019/02/jenis-jenis-kapal-kontainer-kontainer.html