• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fishbone Terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas Melalui Sistem E-Tilang

N/A
N/A
Agil Widyatri

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Fishbone Terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas Melalui Sistem E-Tilang"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL WAWANCARA

ANALISIS FISHBONE TERHADAP MODERNISASI PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS MELALUI SISTEM E – TILANG

Disusun Oleh :

Nama : Agil Widyatri

NPM/Kelas : 22621016 / A1

Mata Kuliah : Manajemen dan Keamanan Jaringan

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA JAYAPURA

2024

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Analisis Fishbone Terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas Melalui Sistem E-Tilang

Nama : Agil Widyatri

NPM/Kelas : 22621016/A1

Fakultas : Ilmu Komputer

Program Studi : Sistem Informasi

Telah disetujui oleh : Tanggal ……….

Pembimbing

Ir. Andrian Sah, S.kom., M.Kom NIDN : 1420039001

(3)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Agil Widyatri

NPM/Kelas : 22621016/A1

Judul : Analisis Fishbone Terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas Melalui Sistem E -Tilang

Menyatakan bahwa tugas Manajemen dan Keamanan Jaringan Komputer dengan judul di atas beserta keseluruhan isi adalah benar – benar karya saya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam Masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saat ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya say aini.

Jayapura, 4 November 2024 Yang membuat pernyataan,

Agil Widyatri NPM 22621016

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur diselesaikannya tugas ini, penulis mempersembahkan kepada :

1. Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat, petunjuk, dan kekuatan dalam setiap langkah penulis.

2. Orang tua tercinta, atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang tidak pernah terputus.

3. Dosen, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama proses belajar.

(5)

HALAMAN MOTTO

 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya,dan ia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang dikerjakannya” Al-Baqarah (2:286)

 "Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Matius 6:34

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "Analisis Fishbone Terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas Melalui Sistem E-Tilang" dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam mata kuliah yang diampu oleh Bapak Ir. Andrian Sah, S.Kom., M.Kom.

Di era sekarang ini digitalisasi telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam penegakan hukum lalu lintas. Modernisasi dalam bentuk sistem E-Tilang merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan hukum lalu lintas di Indonesia. Sistem ini tidak hanya bertujuan untuk memudahkan proses penindakan pelanggaran, tetapi juga untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam pelaksanaannya.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berusaha mengkaji secara mendalam berbagai aspek implementasi sistem E-Tilang, mulai dari infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, hingga dampaknya terhadap masyarakat. Melalui analisis Fishbone, penulis berupaya mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem ini, serta memberikan rekomendasi untuk pengembangan di masa mendatang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Andrian Sah, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan yang sangat berharga selama proses penyusunan laporan ini.

2. Para narasumber dari pihak kepolisian yang telah bersedia memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

(7)

3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan masukan selama proses penelitian dan penyusunan laporan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini di masa mendatang. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan sistem E-Tilang dan peningkatan ketertiban lalu lintas di Indonesia.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan menjadi referensi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya modernisasi penegakan hukum lalu lintas di Indonesia.

Jayapura, 4 November 2024

Agil Widaytri

(8)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti penggunaan sistem e-Tilang dalam modernisasi penegakan hukum lalu lintas melalui studi kasus. Sistem e- Tilang diterapkan untuk meningkatkan penegakan hukum lalu lintas dengan lebih efisien dan efektif. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi interaksi langsung antara pelanggar dengan petugas serta mengurangi peluang terjadinya korupsi.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana sistem e-Tilang bekerja, cara pembayaran denda secara elektronik, dan upaya petugas dalam meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap aturan lalu lintas. Penelitian menunjukkan bahwa e-Tilang memudahkan masyarakat saat membayar dan membantu petugas memantau pelanggaran dengan lebih efisien. Namun, masih ada beberapa kesulitan dalam mengukur seberapa efektifnya dan pengaruhnya terhadap tingkat pelanggaran lalu lintas. Harapannya, temuan ini bisa membantu pihak terkait dalam meningkatkan sistem e-Tilang agar lebih efektif dan berkelanjutan.

Kata Kunci: e-Tilang, penegakan hukum, lalu lintas, kepatuhan masyarakat, modernisasi

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN MOTTO... v

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah...2

1.4 Tujuan Penelitian...2

1.5 Metode Penelitian...3

1.6 Manfaat Penelitian...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Penelitian Terdahulu...4

2.2 Definisi Sistem Informasi...4

2.3 Website...6

2.4 Draw.io...6

2.5 Elektronik Tilang (E – Tilang)...6

2.6 Tilang...7

2.7 Dasar Hukum E-Tilang...8

(10)

2.8 Perbedaan Sistem E-Tilang dan Tilang...8

2.9 Penerapan Besaran Denda...8

2.10 Cara Melakukan Pembayaran terhadap Pelanggaran E-Tilang...9

2.11 Kelebihan dan Kekurangan E – Tilang...11

2.12 Definisi Pelanggaran Lalu Lintas...11

2.12.1 Jenis – Jenis Pelanggaran Lalu Lintas...12

2.13 Dampak E-Tilang Terhadap Kepatuhan dan Keselamatan Pengendara...13

2.14 Unified Modeling Language (UML)...14

2.14.1 Use Case... 14

2.14.2 Activity Diagram...15

2.15 Fishbone...16

2.16 XAMPP...18

2.17 Visual Studio Code... 20

BAB III METODOLOGI...22

3.1 Metode Penelitian...22

3.1.1 Alur Penelitian...22

3.1.2 Lokasi Penelitian...23

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data...23

3.1.4 Metode Analisis...24

3.1.5 Metode Perancangan...28

3.2 Analisis Sistem...28

3.2.1 Analisi Berjalan...28

3.3 Perancangan Sistem... 29

3.3.1 Perancangan Proses...29

3.3.2 Perancangan Antar Muka...32

(11)

4.1 Implementasi Pada Web... 34

4.1.1 Tampilan Halaman Home...34

4.1.2 Tampilan Halaman Definisi...35

4.1.3 Tampilan Halaman Metode...36

BAB V PENUTUP...38

5.1 Kesimpulan...38

5.2 Saran...38

DAFTAR PUSTAKA...39

LAMPIRAN...42

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Alur Penelitian...23

Gambar 3. 2 Metode Analisis...24

Gambar 3. 3 Use Case Diagram...29

Gambar 3. 4 Activity Diagram Menu Home...30

Gambar 3. 5 Activity Diagram Menu Definisi...31

Gambar 3. 6 Activity Diagram Menu Metode...31

Gambar 3. 7 Rancangan Halaman Home...32

Gambar 3. 8 Rancangan Halaman Definisi...33

Gambar 3. 9 Rancangan Halaman Metode...33

Gambar 4. 1 Tampilan Halaman Home...34

Gambar 4. 2 Tampilan Halaman Definisi...36

Gambar 4. 3 Tampilan Halaman Metode...37

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Use Case...15 Tabel 2. 2 Activity Diagram...16 Tabel 3. 1 Metode Analisis...26

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minimnya kesadaran hukum oleh masyarakat pada bidang lalu lintas dan angkutan jalan raya menimbulkan suatu urgensi yang dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas pengendara di Indonesia. Hal ini bertujuan agar pelanggaran lalu lintas dapat terminimalisasi dengan maksimal. Pelanggaran lalu lintas dan jalan raya termasuk ke dalam jenis tindak pidana pelanggaran tertentu yang apabila seseorang atau suatu kelompok melakukan tindakan tersebut, maka proses hukum akan tetap diberlakukan melalui aturan yang ada.

Permasalahan yang timbul saat ini yang berkaitan dengan adanya kondisi ketidaksesuaian antara penerapan hukum dengan bunyi peraturan hukum tertulis yang semestinya dipatuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat memiliki kesadaran yang berkaitan erat dengan kepatuhan hukum atau ketaatan hukum serta efektivitas dari hukum itu sendiri. Artinya, kesadaran hukum akan memperlihatkan berfungsi atau tidaknya hukum yang telah tercipta, yaitu dengan adanya sebuah pemahaman serta ketaatan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kepolisian Negara Republik Indonesia menanggapi permasalahan di atas melalui sebuah inovasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, yaitu dengan membentuk suatu upaya penegakan tertib lalu lintas berbasis digital bernama E-TLE (Elektronik Traffic Law Enforcement). Yang merupakan sebuah sistem untuk mengawasi dan menegakkan hukum lalu lintas menggunakan alat elektronik CCTV, sehingga dalam hal ini polisi menjadi dituntut untuk dapat menguasai IT (Information Technology).

Pembuatan E-TLE di Indonesia telah memiliki dasar hukum, yaitu tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) serta Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang

(15)

Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan serta Penindakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Doktor Hukum, 2023a).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan E-Tilang CCTV yang dilaksanakan oleh Satlantas Polresta Jayapura Kota ?

2. Bagaimana cara melakukan pembayaran denda pada sistem tilang online?

3. Bagaimana upaya Satlantas Polresta Jayapura Kota meningkatkan kepatuhan Masyarakat melalui sistem E-Tilang, dan meningkatkan kesadaran setelah sistem diterapkan ?

1.3 Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai mekanisme pelaksanaan E- Tilang CCTV yang diterapkan oleh Satlantas Polresta Jayapura Kota, meliputi prosedur pengawasan, pelaporan pelanggar, dan proses pemberian tilang. dalam rangka meningkatkan efektifitas penegakan hukum lalu lintas.

2. Membahas tentang cara pembayaran denda pada sistem tilang online akan dibatasi dengan proses Teknik pembayaran, mulai dari metode pembayaran yang tersedia, hingga penyelesaian denda secara online tanpa perlu hadir di pengadilan.

3. pembahasan akan difokuskan pada upaya Satlantas Polresta Jayapura Kota dalam meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas melalui penerapan sistem E-Tilang berbasis CCTV, dan juga bagaimana sistem ini berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat setelah sistem diterapkan.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mampu memahami mekanisme pelaksanaan dari E-Tilang yang dilaksanakan oleh Satlantas Polresta Jayapura Kota.

2. Memahami Upaya apa yang dapat dilakukan Satlantas Polresta Jayapura Kota untuk meningkatkan kepatuhan dan kesadaran Masyarakat setelah sistem diterapkan.

(16)

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, Rusli, t.t. Penelitian deskriptif merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki kejadian, fenomena berupa fakta dan data yang menjadi objek penelitian di lapagan.

1.6 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat penting yaitu memberikan informasi mengenai mekanisme pelaksanaan E-Tilang berbasis CCTV yang dilaksanakan oleh Satlantas Polresta Jayapura Kota, kemudia dapat memberikan gambaran yang jelas tentang prosedur pengawasan dan penegakan hukum lalu lintas secara digital, memberikan informasi mengenai cara pembayaran denda tilang online yang dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami metode pembayaran yang tersedia dan prosedur penyelesaian denda secara efisien tanpa perlu kehadiran fisik di pengadilan, sehingga memudahkan proses pembayaran. Dan diharapkan dapat memberikan wawasan tentang upaya Satlantas Polresta Jayapura Kota dalam meningkatkan kepatuhan dan kesadaran masyarakat terhadap aturan lalu lintas melalui penerapan E-Tilang, sekaligus memberikan masukan terkait efektivitas sistem ini dalam menciptakan kesadaran hukum yang lebih baik di kalangan masyarakat.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada bab ini, penulis menyajikan hasil review beberapa jurnal dan laporan penelitian terdahulu yang relevan sebagai referensi untuk memperkuat teori dan menemukan gap penelitian. Melalui tinjauan ini, penulis mendapatkan pemahaman mengenai penerapan sistem penegakan hukum lalu lintas modern, khususnya e- Tilang, serta respons masyarakat terhadapnya.

Penelitian sebelumnya yang berjudul Analisis Fishbone Terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas Melalui Sistem E-Tilang mengangkat tiga aspek utama:

1. Cara Kerja Sistem E-Tilang: Mengulas proses identifikasi pelanggaran dan pemberitahuan tilang secara elektronik.

2. Proses Pembayaran Denda: Menganalisis kemudahan sistem pembayaran denda elektronik dan pengurangan interaksi langsung antara pelanggar dan petugas untuk menekan potensi korupsi.

3. Upaya Peningkatan Kepatuhan Masyarakat: Mengkaji strategi petugas dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap aturan lalu lintas melalui kampanye dan sosialisasi.

Penelitian ini juga menemukan beberapa kekurangan, seperti keterbatasan dalam mengukur efektivitas jangka panjang e-Tilang dan dampaknya pada penurunan pelanggaran lalu lintas. Aspek ini menjadi fokus yang penting untuk diteliti lebih lanjut guna mendukung sistem penegakan hukum lalu lintas yang lebih efektif dan berkelanjutan(Suhendriyo dkk., 2019).

2.2 Definisi Sistem Informasi

Menurut Bayu Kristiawan dan Sukadi dalam (Heriyanto, 2018) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

(18)

bersama sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Sistem dapat membantu dan mempermudah suatu pekerjaan yang berbasis komputer atau online. Seperti mempermudah pekerjaan disuatu perusahaan agar lebih efektif dan efisien.

Menurut Abdul Kadir dalam (Heriyanto, 2018) informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuh bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Menurut Sutabri dalam (Yanuardi & Permana, 2018) informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Dari uraian beberapa pengertian informasi menurut para ahli diatas bahwa dapat menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah dari sumber terpercaya dan diberikan sesuai dengan keperluan sehingga lebih berarti bagi penerimanya. Informasi juga harus mengandung pengetahuan yang bermaanfaat bagi penerimanya dan mempunyai tujuan tertentu untuk mengambil sebuah keputusan.

Menurut Sutabri T dalam (Yanuardi & Permana, 2018) sistem informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Menurut Edhy Sutanta dalam (Heriyanto, 2018) sistem informasi adalah sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berintegrasi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga

(19)

maupun disaat mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.

Dari uraian beberapa para ahli informasi dapat disimpulkan sistem informasi adalah berupa proses pengolahan data yang menghasilkan berupa informasi (Anjeli dkk., 2022).

2.3 Website

Website disebut juga site, situs, situs web atau portal. Merupakan kumpulan halaman web yang berhubungan antara satu dengan lainnya, halaman pertama sebuah website adalah home page, sedangkan halaman demi halamannya secara mandiri disebut web page, dengan kata lain website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna internet diseluruh dunia. Website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna Internet. Pengguna Internet semakin hari semakin bertambah banyak, sehingga hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus(Wahid dkk., 2013).

2.4 Draw.io

Draw.io yang digunakan untuk perancangan user flow. Draw.io adalah sebuah website yang didesain khusus untuk menggambarkan diagram seperti flowchart dan UML secara online. Semua fitur yang ada pada situs ini bisa digunakan dengan browser yang mendukung HTML

2.5 Elektronik Tilang (E – Tilang)

Definisi dari Elektronik tilang (E-Tilang) adalah digitalisasi dari tilang manual ke tilang menggunakan sistem elektronik yang didasarkan peraturan yang sudah di sahkan oleh pemerintah. Sistem elektronik tilang akan mendata secara otomatis pelanggaran yang terekam oleh kamera cctv tilang (Manso dkk., 2022).

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 28, Penindakan pelanggaran dengan bukti rekaman elektronik antara lain :

(20)

1) Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan yang didasarkan atas hasil rekaman peralatan elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c, Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat menerbitkan surat tilang.

2) Surat tilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan bukti rekaman alat penegakan hukum elektronik.

3) Surat tilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampingkan kepada pelanggar sebagai pemberitahuan dan panggilan untuk hadir dalam sidang pengadilan.

4) Dalam hal pelanggar tidak dapat memenuhi panggilan untuk hadir dalam sidang pengadilan, pelanggar dapat menitipkan uang denda melalui bank yang ditunjuk oleh pemerintah.

5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penindakan pelanggaran berdasarkan alat bukti rekaman elektronik diatur dengan peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dasar hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan Elektronik tilang yaitu Pasal 272 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan Angkutan Jalan yang menyatakan :

1) Untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan peralatan elektronik.

2) Hasil penggunaan peralatan elektronik sebagaimana di maksud pada ayat 1 dapat digunakan sebagi alat bukti di pengadilan.

2.6 Tilang

(Miko Budi Eryanto, t.t.)Tilang adalah denda yang dikenakan oleh Polisi kepada pengguna jalan yang melanggar peraturan.Para pengguna jalan seringkali melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh undangundang lalu lintas. Tilang diharapkan mampu menangani permasalah berlalu lintas.

(21)

2.7 Dasar Hukum E-Tilang

Salah satu bentuk penegakan hukum adalah adanya Undang - Undang No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan yang didefinisikan sebagai bentuk aturan terhadap gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan dan sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Pelayanan dan pengayoman masyarakat dalam bidang lalu lintas merupakan salah satu dari tugas polri.

2.8 Perbedaan Sistem E-Tilang dan Tilang

Sebelum adanya mekanisme E-Tilang, pengguna lalu lintas apabila melanggar aturan dikenakan sanksi yang biasa disebut Tilang atau bukti pelanggaran. Mekanisme Tilang ini berbeda berbeda dengan mekanisme E-Tilang.

Pada sistem Tilang, ketika pengguna lalu lintas terbukti melakukan kesalahan atau pelanggaran maka petugas kepolisian akan melakukan beberapa tindakan(Miko Budi Eryanto, t.t.), mekanisme tilang untuk formulir berwarna merah adalah sebagai berikut:

a) Polri menindak menggunakan formulir berwarna merah.

b) Penetapan hari sidang harus memperhatikan ketetapan dari pengadilan.

c) Jelaskan kapan dan dimana pelanggar harus menghadiri sidang.

d) Bila pelanggar tidak hadir, Polri wajib 2 kali memanggil dan ke tiga kalinya melakukan penangkapan. 6 Miko Budi Eryanto,

e) Pengembalian barang bukti menunggu selesainya sidang dan setelah pelanggar membayar denda ke Panitera.

2.9 Penerapan Besaran Denda

Sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) menerapkan denda maksimum bagi para pelanggarlalu lintas. Aturan terkait jumlah denda yang harus dibayar diatur dalamPasal 287 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut:

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas

(22)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf a atau Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulanatau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan, pelanggaran tidak menggunakan helm dikenakan denda Rp 250 ribu. Selanjutnya, pelanggaran marka jalan Rp. 500 ribu serta ancaman penjara dua bulan. Bagi pengendara yang menggunakan ponsel diancam kurungan tiga bulan dengan denda Rp 750ribu. Pihak kepolisian telah menegaskan bila pelanggar yang tertangkap kamera ETLE dikenakan denda maksimal sesuai dengan undang undang yang berlaku. Hal ini sangat berbeda dengan tilang konvensional yang mana harus mengikuti sidang tilang atau menebus surat tilang di kantor Kejaksaan Negeri yang hanya dikenai denda biasa(Azis Abdullah & Windiyastuti, 2022).

2.10 Cara Melakukan Pembayaran terhadap Pelanggaran E-Tilang Setelah mendapat surat tilang dari kepolisian, Anda bisa melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke ETLE Korlantas atau aplikasi ETLE. Jika hasil laporannya dinyatakan benar melanggar, segera bayar denda. Apabila ditunda maka registrasi kendaraan bisa dihapus(Andry Novelino, 2023) . Berikut cara bayar denda tilang ETLE.

1. Via Situs E – Tilang

Bayar denda tilang ETLE bisa melalui situs web

https://tilang.kejaksaan.go.id/ dengan metode pembayaran online. Berikut caranya:

a) Masuk ke laman https://tilang.kejaksaan.go.id/ melalui browser di hp atau pc.

b) Masukkan nomor berkas tilang atau nomor blanko di kolom yang disediakan, dan klik Cari.

c) Nantinya akan muncul nominal denda tilang yang harus dibayar.

d) Klik opsi Bayar, dan pilih metode pembayaran yang sesuai.

(23)

e) Pastikan Anda membayar denda sesuai jumlah yang sudah ditetapkan.

f) Klik opsi Konfirmasi pembayaran dan simpan bukti transaksinya dengan baik.

2. Via Bank Online atau ATM

Cara bayar denda tilang ETLE dapat memanfaatkan fitur transfer online lewat mobile banking (m-banking) atau ATM.

a) Login ke m-banking di ponsel, atau masukkan kartu ATM ke mesin dan input PIN.

b) Pilih menu Transaksi Lainnya > Transfer > Ke Rek Bank Lain.

Masukkan kode bank 002, kemudian diikuti dengan 15 angka kode pembayaran tilang.

c) Masukkan nominal uang yang harus dibayarkan.

Ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran dan konfirmasi.

d) Simpan struk transaksi sebagai bukti pembayaran yang sah.

3. Bayar Lewat Teller Bank

Alternatif lain bisa juga membayar denda tilang ETLE secara langsung dengan datang ke bank melalui teller.

a) Ambil nomor antrian transaksi teller dan isi formulir slip setoran.

b) Masukkan 15 angka Nomor Pembayaran Tilang pada kolom Nomor Rekening dan Nominal titipan denda tilang pada slip setoran.

c) Serahkan slip setoran kepada Teller bank yang telah ditunjuk.

Validasi transaksi akan dilakukan.

d) Jika pembayaran tidak sesuai, maka transaksi akan ditolak.

e) Simpan slip setoran hasil validasi sebagai bukti pembayaran yang sah untuk ditukarkan dengan barang bukti yang disita.

2.11 Kelebihan dan Kekurangan E – Tilang 1) Kelebihan

Adanya E – Tilang tentu akan menunjang akuntanbilitas dari kepolisian yang berwenang menangani masalah pelanggaran peraturan lalu lintas.

Segala peraturan lalu lintas akan tercatat secara rigid oleh sistem dari input

(24)

hingga outputnya. Sehingga tidak ada penanganan tindakan pelanggaran yang terlewat, dan pastinya jika ada hal yang mengganjal mengenai data yang ada pasti dilacak dengan lebih mudah(Miko Budi Setyanto, t.t.).

2) Kekurangan

Diantara beberapa kelebihan sistem ini memiliki kekurangan , yaitu E- Tilang masih memiliki keterbatasan. Sebab layananbaru ini hanya bisa melayani slip tilang biru. Untuk informasi, tilang biru selama ini bisa dilakukan dengan menitiokan uang tunai kepada petugas namun untuk meminimalisir terjadinya pungutan liar, diberlakukannya sistem E-Tilang ini, karena dengan sistem ini, taka da lagi transaksi tunai antara pelanggar dan petugas(Miko Budi Setyanto, t.t.).

2.12 Definisi Pelanggaran Lalu Lintas

(Moeljatno & Poerwadarminta, t.t.)Moeljatno mengemukakan bahwa pelanggaran adalah perbuatan yang bersifat melawan hukum baru dapat diketahui setelah ada undang-undang yang menentukan demikian. Jadi, pelanggaran identik dengan adanya ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Tidak dapat dikatakan pelanggaran bila tidak ada aturan yang melarang.1 Apapun alasan pembenar antaran kejatan dan pelanggaran, yang pasti jenis pelanggaran itu lebih ringan dari kejatan. Hal ini dapat diketahui dari ancaman pidana pada pelanggaran yang tidak diancam dengan pidana penjara, tetapi pidana kurungan dan denda, sedangkan pada kejahatan lebih didominasi dengan ancaman pidana penjara.

2.12.1 Jenis – Jenis Pelanggaran Lalu Lintas

Dalam aktifitas Lalu Lintas tentu ada aturan yang harus dipatuhi oleh semua pengguna jalan baik pengemudi ataupun pejalan kaki. Selain adanya Rambu-Rambu Lalu Lintas sebagai petunjuk disetiap jalan yang harus dipatuhi tentu peran polisi juga amat diperlukan dalam hal ini (Alfira, 2018) , selaku penegak hukum dimasyarakat. Polisi sebagai Penegak Hukum akan memberikan sanksi bagi masyarakat yang melakukan perbuatan tindak pidana termasuk pelanggaran berlalu lintas. Berikut jenis-jenis pelanggaran lalu lintas:

(25)

a. Melanggar Rambu Lalu Lintas seperti melanggar tanda dilarang parkir, dilarang berputar, dilarang masuk dan lain-lain b. Tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi

c. Tidak membawa Surat Izin Mengemudi

d. Tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) e. SIM telah kadaluarsa

f. STNK telah kadaluarsa

g. Melanggar atau menerobos lampu lalu lintas h. Menggunakan alat komunikasi saat berkendara i. Melawan arus lalu lintas

j. Masuk ke jalur bis/busway

k. Ngebut dijalan melebihi batas kecepatan maksimal

l. Menghambat pergerakan kendaraan yang ada disekitarnya m. Tidak menggunakan plat nomor kendaraan yang berlaku n. Mengemudi sambil mabuk/ setengah sadar

o. Balapan atau kebut-kebutan di jalan raya

p. Tidak menyalakan lampu kendaraan di malam hari

q. Berjalan di trotoar jalan yang bukan untuk kendaraan bermotor r. Melanggar pintu perlintasan kereta api yang tertutup

s. Berbelok tanpa menggunakan lampu sign/lampu sen 2.13 Dampak E-Tilang Terhadap Kepatuhan dan Keselamatan Pengendara

(Doktor Hukum, 2023b)Polisi Indonesia menghadapi kesulitan dalam menangani pelanggaran lalu lintas yang semakin meningkat. Untuk menakut-nakuti dan mengajar pelanggar hukum, penting untuk menerapkan sanksi administratif melalui sistem tilang, terutama E-Tilang. Namun, masih sering terjadi oknum anggota kepolisian yang melakukan penyimpangan, di mana pelanggar diminta untuk menyelesaikan masalah tanpa mengikuti prosedur yang benar. Ini membuat tidak ada peningkatan hukuman bagi pelanggar yang mengulangi kesalahan tersebut.

(26)

Sebelum E-Tilang diterapkan, pelanggaran lalu lintas biasanya terdeteksi melalui pemeriksaan langsung di jalan. Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa sanksi adalah hasil dari tindakan melanggar hukum. Dengan E-Tilang dan teknologi CCTV, penerapan hukum diharapkan lebih cepat dan jelas. Pasal 272 UU LLAJ menyatakan bahwa alat elektronik bisa dipakai untuk membantu menegakkan aturan lalu lintas, sementara rekaman CCTV bisa dijadikan bukti sah.

Tujuan dari Sistem E-Tilang adalah untuk mengurangi korupsi dan pungli yang sering terjadi dalam penegakan hukum lalu lintas. Mekanisme E-Tilang melibatkan penggunaan aplikasi untuk mencatat pelanggaran dan mengirimkan notifikasi pembayaran denda kepada pelanggar. Proses ini diharapkan akan meningkatkan profesionalisme polisi dan memberikan sanksi tegas kepada pelanggar.

Namun, masih ada kendala dalam mengimplementasikan E-Tilang, seperti kesalahan data, kurangnya sarana, dan rendahnya pemahaman masyarakat tentang sistem ini. Namun, E-Tilang memberikan kemudahan dalam proses penegakan hukum dan pembayaran denda. Hal ini diharapkan dapat mengurangi praktik korupsi dalam penegakan hukum lalu lintas di Indonesia.

2.14 Unified Modeling Language (UML)

UML adalah bahasa pemodelan visual yang digunakan untuk merancang dan memodelkan sistem perangkat lunak. Dilansir dari Visual Paradigm, UML mencakup notasi grafis yang digunakan untuk merepresentasikan berbagai aspek dari sistem, termasuk struktur sistem, perilaku sistem, interaksi antara objek, dan lingkungan di mana sistem beroperasi (Julianti, 2019).

Unified Modeling Language terdiri dari berbagai diagram yang masing- masing merepresentasikan aspek tertentu dari sistem. Beberapa diagram Unified Modeling Language yang paling umum digunakan termasuk class diagram, activity diagram, dan lain sebagainya.

(27)

2.14.1 Use Case

Use case adalah deskripsi atau skenario tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan suatu sistem untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya, use case digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk menggambarkan kebutuhan dan fungsi sistem dari sudut pandang pengguna. Dalam sebuah use case, didefinisikan bagaimana sistem merespons permintaan pengguna (aktor) dan langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Elemen utama dalam use case :

1) Aktor: Pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem utama. Aktor dapat berupa manusia atau perangkat lain yang berkomunikasi dengan sistem.

2) Use Case: Menggambarkan fungsi atau aktivitas yang dapat dilakukan oleh aktor dalam sistem. Use case mencakup serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

3) Association: Menunjukkan interaksi antara aktor dengan use case tertentu. Garis ini menggambarkan keterlibatan aktor dalam menjalankan atau menggunakan fitur yang diwakilkan oleh use case.

4) Include: Menggambarkan ketergantungan atau keterkaitan antara dua atau lebih use case. Panah menunjukkan arah aliran dari satu use case ke use case lain yang terlibat dalam skenario tertentu.

5) Generalization: Menunjukkan bahwa satu use case (yang disebut use case inklusi) mencakup fungsionalitas dari use case lain (yang disebut use case yang disertakan). Artinya, use case inklusi akan mengarah ke eksekusi use case yang disertakan.

Tabel 2. 1 Use Case

Simbol Nama Simbol

Aktor

(28)

Use Case

Association

Include

Generalization

2.14.2 Activity Diagram

Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan alur kerja atau aktivitas dalam suatu sistem. Diagram ini sering digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk menunjukkan alur proses atau urutan langkah-langkah yang terjadi dalam sebuah kasus penggunaan (use case), fungsi, atau aktivitas sistem lainnya.

1) Start Point : Strart point, diletakan pada pojok kiri atas dan merupakan awal aktivitas.

2) End Point: End point, Menunjukan akhir dari suatu diagram aktivitas.

3) Swimlane: Titik pengambilan keputusan yang menyebabkan alur bercabang berdasarkan kondisi.

4) Aktivitas : Aktivitas, menunjukan aktivitas-aktivitas yang terdapat pada diagram aktivitas.

5) Decision points : Decision points, menggambarkan pilihan untuk pengambilan keputusan true, false

Tabel 2. 2 Activity Diagram

Simbol Nama Simbol

Start Point

(29)

End Point

Swimlane

Aktivitas

Decision Points

2.15 Fishbone

Diagram fishbone, juga dikenal sebagai diagram Ishikawa atau diagram sebab-akibat, adalah alat analisis visual yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab suatu masalah atau hasil yang tidak diinginkan. Diagram ini disebut “tulang ikan” karena bentuknya seperti tulang ikan. Permasalahan utamanya ada pada “kepala” ikan, dan penyebabnya direpresentasikan sebagai

“tulang” yang bercabang dari “punggung” ikan (Yusdinata dkk., 2018).

Fishbone Diagram digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan berbagai penyebab yang mungkin berkontribusi terhadap suatu masalah, dengan tujuan utama sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Akar Masalah

Diagram ini membantu dalam menggali akar penyebab masalah, bukan hanya gejala-gejalanya. Dengan mengidentifikasi berbagai faktor yang berkontribusi, tim dapat lebih fokus pada penyelesaian masalah secara mendalam.

2. Mengorganisir Proses Brainstorming

(30)

Fishbone Diagram menyediakan struktur yang jelas dan logis untuk proses brainstorming. Setiap ide yang muncul selama diskusi dapat dikelompokkan ke dalam kategori tertentu, sehingga analisis menjadi lebih terarah dan efisien.

3. Memvisualisasikan Hubungan Sebab-Akibat

Diagram ini membantu dalam memetakan dan memvisualisasikan hubungan antara masalah utama dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi area mana yang memerlukan tindakan korektif.

Struktur fishbone diagram

Fishbone Diagram memiliki struktur yang khas, yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:

struktur yang khas, yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:

1. Masalah Utama (Kepala Ikan):

Di ujung diagram (kepala ikan) terdapat deskripsi singkat mengenai masalah utama yang sedang dianalisis. Ini adalah fokus dari analisis dan menjadi titik awal untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab yang berkontribusi.

2. Kategori Penyebab (Tulang-Tulang Ikan):

Cabang-cabang yang keluar dari "punggung" ikan mewakili kategori utama dari penyebab-penyebab masalah. Kategori ini biasanya mencakup enam aspek berikut:

 Manusia (People): Faktor yang berkaitan dengan perilaku, keterampilan, atau sikap manusia.

 Mesin/Peralatan (Machine): Faktor yang berkaitan dengan alat, teknologi, atau mesin yang digunakan.

 Metode (Method): Faktor yang berkaitan dengan prosedur, proses, atau cara kerja yang digunakan.

 Material: Faktor yang berkaitan dengan bahan baku atau material yang digunakan dalam proses.

(31)

 Lingkungan (Environment): Faktor yang berkaitan dengan kondisi eksternal atau lingkungan kerja.

 Pengukuran (Measurement): Faktor yang berkaitan dengan metode pengukuran, data, atau standar yang digunakan.

3. Penyebab Spesifik (Sub-Cabang):

Setiap kategori utama memiliki cabang-cabang tambahan yang mewakili penyebab- penyebab spesifik. Penyebab ini adalah hasil dari sesi brainstorming dan menggali lebih dalam untuk menemukan akar penyebab dari masalah yang lebih spesifik.

2.16 XAMPP

XAMPP adalah salah satu perangkat lunak yang mungkin sudah tidak asing lagi. XAMPP adalah singkatan dari “X” yang menggambarkan sistem operasi apa pun (Windows,Linux, macOS), “Apache” sebagai server web, “MySQL” sebagai sistem manajemen basis data, “PHP” sebagai bahasa pemrograman, dan “Perl”

sebagai bahasa pemrograman lainnya. Perangkat lunak ini dikembangkan oleh Apache Friends dan dirilis secara gratis di bawah lisensi open source (Nugroho &

Rohimi, 2020). XAMPP memungkinkan pengguna untuk membuat server web lokal dengan mudah, menjalankan skrip PHP, dan mengakses basis data MySQL tanpa harus mengakses server internet atau hosting web eksternal.

Fungsi XAMPP:

1. Server Web Lokal: Salah satu fungsi utama XAMPP adalah mengubah komputer pengguna menjadi server web lokal. Ini memungkinkan pengembang web untuk menguji situs web, aplikasi, atau proyek secara lokal sebelum mengunggahnya ke server web publik. Dengan demikian, kesalahan dan masalah potensial dapat diidentifikasi dan diperbaiki tanpa memengaruhi situs web yang sudah online.

2. Pengembangan Aplikasi Web: XAMPP menyediakan platform lengkap untuk mengembangkan aplikasi web. Dengan server web Apache, pengguna dapat menjalankan dan menguji situs web yang mereka kembangkan,

(32)

sementara PHP memungkinkan mereka untuk membuat skrip dinamis.

Basis data MySQL adalah tempat penyimpanan data untuk aplikasi web.

3. Pengujian Situs Web: Sebelum meluncurkan situs web ke lingkungan produksi, pengujian diperlukan untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. XAMPP memfasilitasi pengujian ini dengan menciptakan server web lokal yang mencerminkan konfigurasi server produksi. Ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah sebelum situs web mereka diunggah secara live.

4. Pendidikan dan Pembelajaran: XAMPP juga digunakan dalam konteks pendidikan dan pembelajaran. Banyak lembaga pendidikan dan kursus pelatihan menggunakannya sebagai alat untuk mengajarkan pengembangan web dan manajemen basis data kepada siswa.

5. Mengelola Proyek Pengembangan: Dalam situasi di mana tim pengembang bekerja pada proyek web bersama-sama, XAMPP memungkinkan pengguna untuk berbagi lingkungan pengembangan yang sama. Semua anggota tim dapat mengakses server lokal yang dihosting di komputer masing-masing.

6. Mendukung Berbagai Bahasa Pemrograman: Meskipun XAMPP dikenal karena komponen-komponen intinya (Apache, MySQL, PHP, dan Perl), perangkat lunak ini juga mendukung berbagai bahasa pemrograman lainnya. Ini berarti pengguna dapat mengintegrasikan bahasa pemrograman lain ke dalam proyek web mereka.

7. Lingkungan Pengembangan yang Ringan: XAMPP dirancang untuk menjadi lingkungan pengembangan yang mudah digunakan dan ringan. Ini berarti Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengatur server web lokal, sehingga dapat lebih fokus pada pengembangan aplikasi atau situs web Anda. Dengan XAMPP, pengembang web memiliki alat yang kuat dan fleksibel untuk mengembangkan, menguji, dan merancang situs web dan aplikasi web mereka tanpa harus bergantung pada server web eksternal.

Ini memungkinkan mereka untuk menghemat waktu dan mengidentifikasi

(33)

masalah potensial sebelum situs web mereka diunggah secara live ke internet.

2.17 Visual Studio Code

Visual Studio Code (VS Code) adalah editor kode sumber yang dikembangkan oleh Microsoft, dirilis pertama kali pada 29 April 2015. Editor ini dirancang untuk berjalan di berbagai sistem operasi, termasuk Windows, macOS, dan Linux, menjadikannya pilihan populer di kalangan pengembang perangkat lunak (Fadli., 2022).

Keunggulan Visual Studio Code

1) Gratis dan Open-Source: VS Code dapat digunakan tanpa biaya dan sumber kodenya tersedia di GitHub dengan lisensi MIT.

2) Ringan dan Cepat: Meskipun kaya fitur, VS Code dirancang agar tetap ringan dan responsif, sehingga dapat berjalan dengan baik pada perangkat dengan spesifikasi rendah.

3) Dukungan Multibahasa: Editor ini mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti JavaScript, TypeScript, Python, PHP, C++, dan banyak lagi.

4) Otomatisasi Tugas: Fitur task runner memungkinkan pengguna untuk mengotomatiskan tugas-tugas berulang dalam pengembangan perangkat lunak.

(34)

BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data berbasis wawancara untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai persepsi, pengalaman, tantangan, dan hambatan dalam memperkenalkan E -Tilang ke masyarakat.

Melalui wawancara ini diharapkan data yang diperoleh mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi efektivitas tilang elektronik dalam rangka penegakan hukum lalu lintas. Dalam menganalisis hasil wawancara, penelitian ini menggunakan metode analisis Fishbone.

Metode ini membantu mengidentifikasi akar permasalahan atau faktor-faktor yang menyebabkan berbagai tantangan dalam penerapan e-tilang.

Analisis fishbone membagi faktor-faktor penyebab ke dalam beberapa kategori utama yaitu orang (pengguna jalan, aparat kepolisian), metode (mekanisme dan prosedur e-tilang), objek (peralatan bantu seperti kamera pengintai dan jaringan internet), dan lingkungan (persepsi masyarakat dan kesadaran hukum).

Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai aspek- aspek yang perlu perbaikan dan strategi yang dapat diterapkan agar sistem tiket elektronik lebih optimal dan dapat diterima oleh masyarakat luas(History, 2021).

3.1.1 Alur Penelitian

Penelitian dilakukan berdasarkan diagram alur dibawah ini, hal ini juga disesuaikan dengan metode pengembangan sistem yang dipilih. Adapun diagram alur pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. 1 Alur Penelitian

(35)

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi oenelitian atau wawancara yang penulis ambil yaitu pada Polresta Jayapura Kota, Dimana penulis dapat bertemu dan berdiskusi mengenai permasalahan awal yaitu sistem E-Tilang khususnya pada Kota Jayapura.

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah interview yang dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstuktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang di kemukakan oleh informan.

(36)

2. Studi Pustaka

Melalui studi pustaka peneliti mengumpulkan data yang mendukung teori, konsep, serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan fokus studi. Studi pustaka berguna untuk memperkaya landasan teori, membantu memahami konteks permasalahan, dan memperoleh informasi yang mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti.

3.1.4 Metode Analisis

Dari hasil analisa sistem yang berjalan maka selanjutnya dilakukan tahapan analisa sistem yang akan dikembangkan dengan menggunakan metode fishbone.Diagram ini mengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan ke dalam empat kategori utama:

mesin/peralatan, metode, lingkungan, dan manusia.

Gambar 3. 2 Metode Analisis

Gambar ini mengklasifikasikan faktor-faktor penyebab pelanggaran ke dalam empat kategori utama:

1. Mesin/Peralatan

(37)

 Kendaraan tidak layak jalan: Kendaraan yang tidak memenuhi standar keselamatan berpotensi meningkatkan risiko pelanggaran lalu lintas.

 Kurangnya fasilitas keselamatan pada kendaraan:

Ketidaklengkapan fasilitas keselamatan, seperti sabuk pengaman dan lampu yang memadai, dapat berkontribusi pada pelanggaran dan kecelakaan.

2. Metode

 Prosedur penegakan hukum yang tidak konsisten atau kurang efektif: Sistem e-tilang yang tidak diterapkan secara konsisten dapat menyebabkan ketidakpatuhan, karena pelanggar tidak merasa ada konsekuensi yang serius.

 Kurangnya kampanye edukasi mengenai keselamatan berkendara: Edukasi yang minim dapat membuat masyarakat kurang memahami pentingnya keselamatan di jalan raya dan bagaimana e-tilang bertujuan menegakkan peraturan tersebut.

3. Lingkungan

 Lingkungan sosial yang tidak mendukung kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas: Budaya atau norma di suatu lingkungan yang tidak mendukung kepatuhan, seperti membiarkan atau menormalisasi pelanggaran lalu lintas, dapat meningkatkan ketidakpatuhan.

 Kebiasaan masyarakat yang cenderung melanggar aturan: Kebiasaan melanggar aturan, yang mungkin sudah menjadi hal biasa, memengaruhi tingkat kepatuhan terhadap aturan lalu lintas.

4. Manusia

 Sikap acuh tak acuh terhadap keselamatan diri dan orang lain: Sikap tidak peduli atau merasa aman-aman saja saat melanggar aturan bisa meningkatkan risiko pelanggaran.

(38)

 Kurangnya kesadaran akan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas: Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kepatuhan lalu lintas berpotensi membuat pelanggaran terus terjadi.

Kemudian setelah dilakukan analisa dengan menggunakan fishbone diagram, maka didapatlah hasilnya dengan menggunakan brainstorm sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Metode Analisis

Akar Penyebab Masalah Diskusi Manusia

Sikap acuh tak acuh terhadap keselamatan diri dan orang lain

Memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain yang juga berkendara

Kurangnya kesadaran akan

pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas

Kesadaran akan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas Lingkungan

Lingkungan sosial yang tidak mendukung kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas

Meningkatkan jumlah petugas lalu lintas di lokasi-lokasi rawan kecelakaan

Kebiasaan masyarakat yang cenderung melanggar aturan

Edukasi kesadaran masyarakat pentingnya mematuhi peraturan untuk kesalamatan para pengendara Mesin

Kendaraan tidak layak jalan Menggunakan kendaraan layak jalan

Kurangnya fasilitas keselamatan pada kendaraan

Gunakan kendaraan yang fasilitas keselamatannya ada seperti rem, lampu dan sabuk pengaman Metode

Prosedur penegakan hukum yang tidak konsisten atau kurang efektif

Memperkuat sanksi bagi pelanggaran lalu lintas untuk

(39)

meningkatkan disiplin pengguna jalan.

Kurangnya kampanye edukasi mengenai keselamatan berkendara

Meningkatkan program kampanye keselamatan berkendara melalui media sosial, radio, dan pendidikan di sekolah.

Setelah melakukan analisis menggunakan metode fishbone diagram dan dilanjutkan dengan sesi brainstorming, langkah berikutnya adalah menerapkan metode 5W1H. Berikut adalah analisis 5W1H untuk kasus pelanggar peraturan lalu lintas.

1. What (Apa)

Apa saja faktor utama yang menyebabkan ketidakpatuhan terhadap peraturan lalu lintas? kurangnya kesadaran dan sikap disiplin dari pengendara yang tidak memahami pentingnya mematuhi aturan lalu lintas atau menganggapnya tidak perlu.

2. Where (Dimana)

Di mana kurangnya fasilitas keselamatan pada kendaraan paling sering ditemukan? kurangnya fasilitas keselamatan sering ditemukan pada angkutan umum atau kendaraan pribadi yang sudah berusia tua dan tidak dipelihara dengan baik.

3. When (Kapan)

Kapan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas biasanya kurang efektif? penegakan hukum sering kali kurang efektif pada waktu-waktu sibuk seperti jam pulang kerja, di mana lalu lintas padat dan petugas kewalahan mengawasi semua pelanggar.

4. Why (Mengapa)

Mengapa kebiasaan masyarakat cenderung melanggar aturan lalu lintas?

kebiasaan melanggar aturan terjadi karena rendahnya kesadaran akan risiko kecelakaan, kurangnya edukasi, serta persepsi bahwa pelanggaran tidak akan dikenakan sanksi yang berat.

(40)

5. Who (Siapa)

Siapa yang sering kali melanggar peraturan lalu lintas dan mengapa?

pengendara motor dan pengemudi kendaraan pribadi sering kali melanggar aturan lalu lintas, terutama karena kebiasaan buruk seperti tidak memakai helm, terburu-buru, dan kurangnya disiplin serta kesadaran akan keselamatan.

6. How (Bagaimana)

Bagaimana cara meningkatkan kampanye edukasi keselamatan berkendara untuk mengurangi pelanggaran? kampanye edukasi bisa ditingkatkan melalui media sosial, program TV, dan pemasangan papan peringatan di jalan. Selain itu, edukasi di sekolah dan tempat kerja tentang pentingnya keselamatan berkendara juga dapat membantu meningkatkan kesadaran.

3.1.5 Metode Perancangan

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode perancangan proses yang digunakan adalah metode perancangan berorientasi objek yang biasa dikenal dengan metode perancangan Unified Modeling Language (UML).

Dengan menggunakan metode ini maka akan dengan mudah membaca alur dari sebuah perancangan sistem yang akan dibuat secara real. Pada UML terdapat beberapa diagram yang digunakan yaitu Use Case Diagram, dan Activity Diagram(Pakaya dkk., 2020).

3.2 Analisis Sistem

3.2.1 Analisi Berjalan

Dalam penelitian saat ini, pada sistem yang saat ini proses berjalannya dimulai dengan pilihan interaksi yang terdapat pada menu utama yang terdiri dari pilihan diantaranya adalah Home, Definisi, dan Metode. Selanjutnya pengguna akan diperlihatkan sistem pada tampilan beranda awal, pengguna dapat memilih salah satu dari menu utama yang tersedia.

3.3 Perancangan Sistem

(Mulyani, 2017)Perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang

(41)

diperlukan oleh sistem baru. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem serta untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap. . Ini mencakup langkah-langkah untuk merancang bagaimana sistem akan diimplementasikan secara teknis dan bagaimana bagian-bagian sistem akan saling berinteraksi. Tujuan utama dari perancangan sistem adalah menghasilkan cetak biru yang jelas dan terperinci yang dapat digunakan untuk pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan sistem.

3.3.1 Perancangan Proses 3.3.1.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram merupakan gambaran dari pengguna yang menggunakan sistem dan perilaku actor(pengguna) terhadap sistem.

Gambar 3. 3 Use Case Diagram

Didalam website edukasi ini dapat menampilkan halaman beranda, definisi, dan metode Dimana pengguna bebas menekan atau memilih menu utama yang terdapat pada halaman dashboard.

3.3.1.2 Activity Diagram

Activity Diagram merupakan gambaran alur proses atau cara kerja sistem. Pada diagram ini digambarkan aktivitas - aktivitas apa saja yang dikerjakan oleh sebuah pengguna terhadap sistem.

1. Activity Diagram Menu Home

Gambar 3. 4 Activity Diagram Menu Home

(42)

Pada gambar diatas dijelaskan saat pengguna membuka website, kemudian akan ditampilan menu awal. Pada menu awal website pengguna memilih menu “Home” kemudia saat discroll terdaoat beberapa nama yang jika dipencet akan berpindah ke halaman pembahasan metode masing masing.

2. Activity Diagram Menu Definisi

Gambar 3. 5 Activity Diagram Menu Definisi

(43)

Pada gambar diatas dijelaskan didalam menu utama beranda terdapat menu pilihan definisi yang akan menampilkan halaman definisi dari e – tilang.

3. Activity Diagram Menu Metode

Gambar 3. 6 Activity Diagram Menu Metode

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa pada menu utama terdapat pilihan menu metode yang jika di klik akan menampilkan pilihan nama yang berisi tentang metode penjelasan yang dibawakan oleh masing masing orang.

(44)

3.3.2 Perancangan Antar Muka

3.3.2.1 Rancangan Halaman Home

Rancangan halaman utama akan muncul pada saat pengguna pertama kali membuka website. Di halaman ini terdapat menu penjelasan, ada home, definisi yang menjelaskan mengenai definisi e tilang serta metode.

Gambar 3. 7 Rancangan Halaman Home

3.3.2.2 Rancangan Halaman Definisi

Rancangan halaman definisi menampilkan halaman penjelasan serta gambar. Mengenai ap aitu e tilang dan jenis pelanggaran apa yang tertangkap kamera dan dinyatakan sebagai pelanggar lalu lintas.

Gambar 3. 8 Rancangan Halaman Definisi

(45)

3.3.2.3 Rancangan Halaman Metode

Rancangan halaman metode menampilkan beberapa option button naman ama pembawa metode yang Dimana jika pengguna menekan salah satu button maka halaman akan berpindah ke bagian halaman penjelasan metode yang dipilih.

Gambar 3. 9 Rancangan Halaman Metode

(46)

BAB IV IMPLEMENTASI

4.1 Implementasi Pada Web

Dalam implementasiwebsite edukasi ini berisi tentang definisi serta penjelasan metode metode yang disajikan dalam bentuk gambar dan penjelasan.

4.1.1 Tampilan Halaman Home

Dalam halaman ini penulis membuat beberapa button nama yang bisa diklik yang dimana jika diklik maka halaman akan berpindah ke halaman metode yang disajikan berdasarkan nama, kemudia ada halaman definisi yang berisikan penjelasan ap aitu e tilang.

Gambar 4. 1 Tampilan Halaman Home

(47)

4.1.2 Tampilan Halaman Definisi

Menampilkan halaman penjelasan mengenai e tilang, serta menerangkan pelanggaran seperti apa yang tertangkap kamera.

(48)

Gambar 4. 2 Tampilan Halaman Definisi

4.1.3 Tampilan Halaman Metode

Menampilkan beberapa pilihan metode yang digunakan penulis untuk disajikan, dan jika diklik salah satu maka halaman akan berpindah ke penjelasan e tilang berdasarkan metode yang dibawakan.

(49)

Gambar 4. 3 Tampilan Halaman Metode

(50)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari Analisis Fishbone terhadap Modernisasi Penegakan Hukum Lalu Lintas melalui Sistem E-Tilang menunjukkan bahwa sistem ini meningkatkan kecepatan, transparansi, dan akurasi penegakan hukum lalu lintas.

Penyebab ketidakpatuhan diidentifikasi dalam empat kategori utama:

mesin/peralatan, metode, lingkungan, dan manusia, yang menyoroti tantangan teknologi dan perilaku pengendara. Keberhasilan E-Tilang bergantung pada pemeliharaan teknologi, pelatihan petugas, dan edukasi publik. Faktor lingkungan dan dukungan pemerintah dalam perbaikan infrastruktur juga penting untuk efektivitas sistem ini. Dengan pendekatan holistik yang mencakup teknologi, pendidikan, dan lingkungan, E-Tilang dapat berjalan lebih optimal.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan efektivitas sistem E-Tilang, diperlukan peningkatan infrastruktur dan pemeliharaan teknologi secara rutin, terutama di area rawan pelanggaran, serta pelatihan petugas untuk memastikan akurasi dan transparansi dalam pengelolaan data pelanggaran. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai aturan lalu lintas dan cara kerja E-Tilang juga sangat penting untuk mengurangi ketidakpatuhan. Pengembangan sistem pembayaran denda yang mudah, baik melalui aplikasi maupun lokasi tertentu, akan mempermudah masyarakat dalam menyelesaikan kewajiban mereka. Selain itu, keamanan data pengguna harus diperkuat untuk melindungi privasi dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem ini. Langkah-langkah ini akan mendukung efektivitas E- Tilang dalam penegakan hukum lalu lintas.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Alfira. (2018). Pelanggaran UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh Anak di Wilayah Polsek Rappocini Kota Makassar.

Andry Novelino. (2023, Februari 4). Cara Bayar Denda Tilang ETLE secara Online dan Offline  . CNN Indonesia.

https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230201143757-584-907615/3-cara- bayar-denda-tilang-etle-secara-online-dan-offline

Anjeli, D., Faulina, T., Fakih, A., Informatika, J., & Komputer, D. (2022). Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 49 OKU Menggunakan Embarcadero XE2 Berbasis Client Server. Dalam JIK (Vol. 13, Nomor 2).

Azis Abdullah, F., & Windiyastuti, F. (2022). Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Sebagai Digitalisasi Proses Tilang. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2).

Doktor Hukum, P. (2023a). PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS MELALUI E- TILANG DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS Singgamata (Vol. 11, Nomor 1).

Doktor Hukum, P. (2023b). PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS MELALUI E- TILANG DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS Singgamata (Vol. 11, Nomor 1).

Fadli, A., Rahmatulloh, A., Atmaja, G., Wijaya, H., Ahussalim, I., Hidayat Abdul Latif, O., Eka, R., Gimnastiar, R., & Hafizh Maulana, R. (2022). Pengenalan Dasar Pembuatan Website HTML Dengan Software Visual Studio Code. AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(11). https://journal.mediapublikasi.id/index.php/amma History, A. (2021). Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika Analisis dan

Perancangan Sistem Manajemen Inventaris Menggunakan Metode Fishbone Article Info ABSTRACT. 7(2), 95–102.

http://http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jtmi

(52)

Julianti. (2019). Sistem Informasi Pendataan Alat Tulis Kantor  Berbasis Web pada PT Astari Niagara Internasional. JURNAL SISFOTEK GLOBAL.

Manso, K., Lengkong, F. D. J., & Londa, Y. (2022). IMPLEMENTASI PROGRAM ELEKTRONIK TILANG (E-TILANG) PADA DIREKTORAT LALU LINTAS (DITLANTAS) POLDA SULAWESI UTARA. Dalam Jurnal Administrasi Publik JAP: Vol. VIII (Nomor 2).

Miko Budi Eryanto. (t.t.). Perbedaan Tilang dan E -Tilang. http://indrayanti_prastica- fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-165462-

Miko Budi Setyanto. (t.t.). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem E-Tilang.

https://kumparan.com/jofie-yordan/polisi-pakai-E-Tilang-proses-bayar-denda- Moeljatno, & Poerwadarminta. (t.t.). pelanggaran lalu lintas.

Mulyani. (2017, April). Definisi Pengertian Perancangan Sistem.

Nugroho, & Rohimi, T. (2020). Perancangan Aplikasi Sistem Pengolahan. JUTIS, 8(1), 17749231–5527063.

Pakaya, R., Tapate, A. R., & Suleman, S. (2020). PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN HEWAN TERNAK UNTUK QURBAN DAN AQIQAH DENGAN METODE UNIFIED MODELING LANGUAGE (UML). Jurnal Technopreneur (JTech), 8(1), 31–40. https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.531 Rusli, M. (t.t.). Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/Deskriptif dan Studi Kasus.

http://repository.uin-

Suhendriyo, A., Setiawati, B., & Hayati, R. (2019). IMPLEMENTASI E-TILANG DI POLRES TABALONG (Studi Proses Pembayaran Denda Tilang dengan E- Tilang). Dalam JAPB (Vol. 2, Nomor 2).

Wahid, U., Semarang, H., & Abbas, W. (2013). F.1 Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013 Fakultas Teknik. www.webqual.co.uk

Yusdinata, Z., Ansyar Bora, M., Arofah, N., Umar, J. T., Baja, L., Batam, K., Riau, I.,

(53)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE FISHBONE DIAGRAM. Dalam Oktober (Vol. 3, Nomor 2). JT-IBSI.

 

(54)

LAMPIRAN

Lampiran I Wawancara

Narasumber : AKP Pieter S. Rumkorem, S.H.

: Briptu L.SL. Yappo Pewawancara : Agil Widyatri 22621016

: Gallant Mustakim 22621036 : Ahda Nabila Putri 22621006

Pewawancara 1: Agil Widyatri Selamat Pagi bapak – bapak, saya disini mewakili kelompok saya dari prodi Sistem Informasi Universitas Yapis Papua ingin mengucapkan terima kasih banyak karena sudah meluangkan

waktunya untuk berdiskusi dengan kami, pada pagi hari ini dengan membahas topik E Tilang atau tilang Online. Sebelum kami masuk pembahasan apakah boleh berkenalan dahulu dengan bapak bapak dan pada bagian apa bapak bapak ini bekerja.

Narasumber 1: AKP Pieter S.

Rumkorem, S.H.

Baik nama saya AKP AKP Pieter S. Rumkorem, S.H. sebagai kasat intelkam

Narasumber 2 Briptu L.SL.

Yappo

Nama saya Briptu Lisak SL.

Yappo jabatan satuan lalulintas Pewawancara 1: Agil Widyatri Mohon izin bapak apakah boleh

dijelaskan mekanisme dari E - Tilang

Narasumber 1: AKP Pieter S.

Rumkorem, S.H.

“jadi pada setiap jalan diberikan atau dipasang CCTV pada area area tertentu, kemudian CCTV tersebut yang bekerja secara otomatis jika menemukan pengendara tidak menggunakan sabuk, helem, DS mati atau kelengkapan motor seperti kaca spion maka CCTV akan memotret

(55)

secara otomatis gambar atau video yang direkam oleh kamera akan dikirim ke pusat data kepolisian.

Kami akan memastikan keaslian dan kejelasan bukti berupa foto atau video yang menunjukkan pelanggaran. kami juga akan mencocokkan plat nomor dengan data kendaraan di Samsat. Setelah verifikasi, pelanggar akan

menerima surat konfirmasi yang dikirimkan ke alamat melalui kantor pos kepada pemilik kendaraan yang tercatat di Samsat.

Surat ini berisi rincian pelanggaran, seperti jenis pelanggaran, lokasi, waktu kejadian, dan denda yang harus dibayarkan. Surat juga disertai foto bukti pelanggaran. Jika pemilik kendaraan mengakui pelanggaran, proses akan dilanjutkan ke tahap pembayaran denda. Pelanggar dapat membayar denda tilang melalui bank yang ditunjuk atau aplikasi pembayaran online yang sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian. Jumlah denda sesuai dengan jenis pelanggaran yang diatur dalam undang-undang lalu lintas.”

Pewawancara 1: Agil Widyatri Baik bapak kemudian jika

pelanggar tidak merasa melakukan pelanggaran apakah bisapelanggar mengajukan keberatan atau mengelak?

Narasumber 2 : Briptu L.SL.

Yappo

Tidak bisa, karena bukti rekaman atau potret cctv sudah dipastikan valid.

Pewawancara 2 : Gallant Mustakim

Apakah bisa pelanggar

mengajukan keberatan jika denda yang di berikan terlalu besar ? Narasumber 2 : Briptu L.SL.

Yappo

Untuk keberatan sepertinya tidak bisa, karena denda yang diberikan

(56)

sesuai dengan pelanggaran yang dia lakukan.

Narasumber 1: AKP Pieter S.

Rumkorem, S.H.

Terkait dengan denda itu sudah di tentukan dengan pasal- pasal, kalau keberatan itu tidak ada masalah, tapi untuk mengurangi biaya denda tidak bisa karena sudah di tetapkan berdasarkan aturan.

Pewawancara 2 : Gallant Mustakim

Bagaimana proses dari kasus e tilang ini sampai ke pengadilan Narasumber 2 : Briptu L.SL.

Yappo

Untuk proses nya, apabila surat tilang sudah di terima kepada pemilik kendaran, dan tidak ada Tindakan atau di bayar denda tilangnya, maka berkas- berkas nya akan di bawa ke pengadilan, meskipun stnk sudah di peggang pelanggar tapi bukti- bukti denda tilang yang tidak di bayar akan di masukkan ke pengadilan.

Pewawancara 2 : Gallant Mustakim

apa yang terjadi jika pelanggar tidak urus surat tilang di pengadilan ?

Narasumber 2 : Briptu L.SL.

Yappo

yaa.. dia punya motor akan di anggap motor curian

Pewawancara 3: Ahda Nabila Putri

Bagaimana pihak kepolisian memastikan pelanggar membayar denda tilang yang telah diputuskan oleh pengadilan?

Narasumber 2: Briptu L. SL.

Yappo

“Itukan di dalam satu surat tilang sudah ada nomor BRIVAnya jadi, jika pelanggar ingin melunasi tilangnya, dia harus bayar tilangnya melalui BRIVA. Nanti ada kode BRIVAnya di dalam surat tilang itu”

Narasumber 1: AKP Pieter S.

Rumkorem, S.H.

“terlihat di BRIVAnya itu kalau sudah dibayar.”

Pewawancara 3: Ahda Nabila Putri

Bagaimana tingkat kepatuhan Masyarakat terhadap sistem tilang

(57)

online? Apakah ada peningkatan kesadaran setelah sistem ini diterapkan?

Narasumber 2: Briptu L. SL.

Yappo

“Untuk kesadaran kalau mau dibilang di wilayah Papua masih kurang. Nah, setelah adanya ETLE atau tilang online itu untuk kesadaran masyarakat di wilayah Papua khususnya Papua itu masih kurang. Kalau untuk berjalannya sampai sekarang ini kayaknya saya belum tahu karena yang pegang tilang online cuma Polda, kalau kita Polresta masih tilang manual yaa jadi”

Narasumber 1: AKP Pieter S.

Rumkorem, S.H.

“hanya mereka yang bisa tahu.

Sebenarnya di sini masih banyak, bisa dilihat dengan banyaknya kita lakukan tilang terhadap kendaraan- kendaraan tapi program Pak Kapolresta itukan ada kita masukkan KRYD, KRYD itu untuk menekan pelanggar itu, jadi ada kegiatan kita setiap hari melaksanakan KRYD. KRYD itu

Gambar

Tabel 2. 1 Use Case
Tabel 2. 2 Activity Diagram
Diagram ini membantu dalam menggali akar penyebab masalah, bukan hanya   gejala-gejalanya
Gambar 3. 2 Metode Analisis
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Upaya-upaya apa yang akan dilakukan polisi untuk penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran lalin selain tilang dan denda. Bagaimana polisi

b. Optimalisasi aplikasi E-tilang dalam penindakan pelanggaran lalu lintas di Polres Banyumas menerapkan teori manajemen G.R. Terry yang terdiri dari Planning,

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya praktik suap dalam kasus tilang pada pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Satlantas Polres Gorontalo Kota

Hal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan text mining pada postingan mengenai sistem e-Tilang pada media sosial Twitter menggunakan algoritma

saragih: Penegakan Hukum Di laut Teritorial Berkenaan Dengan Lintas Damai Bagi Kapal Asing Di Perairan Indonesia, 2004... saragih: Penegakan Hukum Di laut Teritorial Berkenaan

Penelitian ini dilatarbelakangi kurang efektifnya proses penilangan menggunakan blangko tilang oleh unit turjawali satuan lalu lintas Polres Banyumas dalam menanggulangi

Dari segi manfaat, kepastian hukum serta keadilan juga telah jelas dengan sistem e-tilang saat ini selain mendapat manfaat kemudahan juga bisa sebagai bentuktransparasi dan

Penerapan sanksi pidana denda daIam menekan angka pelanggaran laIu Iintas di WiIayah Hukum Satuan Lalu Lintas PoIisi Resort Kota MaIang menggunakan sistem E-tilang kamera statis dan