• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FUNGSI MUSIK PENGIRING PADA TARIAN ULA-ULA LEMBING

N/A
N/A
Ristomi Simatupang

Academic year: 2025

Membagikan "ANALISIS FUNGSI MUSIK PENGIRING PADA TARIAN ULA-ULA LEMBING"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI MUSIK PENGIRING PADA TARIAN ULA-ULA LEMBING

ABSTRAK

Tarian Ula-Ula Lembing merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang kaya dari Aceh Tamiang. Tarian ini mencerminkan tradisi lokal melalui gerakan yang dinamis dan penuh makna. Dalam pertunjukan ini, para penari mengenakan kostum tradisional dengan ornamen- ornamen yang khas, serta menggunakan musik pengiring dan syair sebagai pendukung.

Gerakan tari ini menggambarkan tekad seorang pemuda yang menempuh berbagai cara untuk mendapatkan sang pujaan hatinya walupun harus dengan melewati berbagai rintangan. Tarian Ula-Ula Lembing bukan hanya sebagai hiburan, tetapi berfungsi juga menjadi sarana pelestarian budaya dan identitas masyarakat Aceh Tamiang yang melibatkan generasi muda dalam menjaga warisannya.

Kata kunci : Ula-Ula Lembing, Pelestaraian Budaya, Aceh Tamiang

STUDI PUSTAKA

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa sumber literatur yang relevan dengan topik permasalahan dan berfungsi sebagai acuan untuk permasalahan yang sedang di teliti oleh penulis. Adapun sumber literatur yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :

1) Berdasarkan Perpustakaan Digital Budaya Indonesia dengan artikel yang berjudul “Tari Ula-Ula Lembing” ditulis bahwa tari Ula-Ula Lembing merupakan tari tradisional Aceh lebih tepatnya dari Aceh Tamiang, tarian Ula-Ula Lembing ini merupakan paduan antara tari dan iringan lagu – lagu Aceh Tamiang dan tari ini biasanya di tampilkan pada saat acara –acara pernikahan adat budaya Aceh Tamiang. Berdasarkan sejarah atau asal usul tarian Ula-Ula Lembing ini berasal dari tekad seorang pemuda yang dengan berbagai cara menempuh berbagai cara untuk mendapatkan sang pujaan hatinya walupun dengan berbagai rintangan yang dihadapi. Diceritakan saat bulan purnama sedang bersinar terang, ungkapan kisah seorang pangeran melawan rintangan, untuk mencari putri idaman hatinya.

Tetapi hubunganya dengan sang gadis tidak direstui oleh sang orang tua dan masyarakat, karena seorang gadis itu berasal dari keturunan rakyat biasa, sehingga sang pangeran mencari cara bagaimana menemui gadis tersebut. Kemudian pangeran berubah menjadi

(2)

seekor ular untuk menemui sang gadis, pangeran pun langsung menulusuri pantai yang diterjang ombak untuk mencari sang gadis itu di tepian sungai. Jadi Tarian Ula – ula Lembing menggambarkan tekad pemuda untuk menghadapi berbagai tantangan atau rintangan dalam mencapai cita – citanya menemui dan mendapatkan kekasih idaman hatinya. Tarian Ula – ula Lembing merupakan tarian penghibur khas Aceh Tamiang, dahulu tari Ula – ula Lembing ini digunakan pada saat acara penyambutan tamu agung dan perkawinan adat Aceh Tamiang. Tarian Ula – ula Lembing merupakan sebuah tarian drama bermusik, jadi setiap gerakan memiliki maksud, makna atau arti – arti. Pengiringan adalah lirik – lirik atau lagu – lagu berbahasa Aceh Tamiang.

2) Menurut Nurmila Khaira dalam penelitiannya yang berjudul “Tari Ula-Ula Lembing Melayu Tamiang”. Bahwa tari Ula-Ula Lembing merupakan tari kreasi milik etnis Tamiang yang diciptakan pada tahun 1971 dalam rangka partisipasi penampilan tari pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-2 di Banda Aceh tahun 1972. Saat itu, tari Ula-Ula Lembing diciptakan berdasarkan adaptasi gerak dasar dan langkah pada tari tradisi dan silat Melayu.

Tari ini pertama kali diciptakan oleh kelompok penari terdiri dari Camat Rasyid, H. Nurdin Shaleh, Bapak Maimun Narasyid dan Tengku Lat. Bersama dengan mereka, beberapa penari berusia 16 hingga 18 tahun membantu proses penyempurnaan gerak dan langkah yang telah digambarkan dan diperagakan para koreografer dadakan saat itu. Dari penelitian ini penulis mendapat salah satu unsur pendukung dalam tarian ini adalah musik pengiring, yang dimana tari ini dimainkan dengan iringan instrumen biola dan gendang melayu meski secara berangsur-angsur mengalami perubahan dengan iringan suara-suara dari akordion dan keyboard, dinyanyikan oleh dua orang penyanyi saja, hingga memakai rekaman audio.

3) Berdasarkan skripsi dari Yangkin Marpaung yang berjudul “Bentuk dan Makna Lagu dalam Musik Iringan Tari Ula-ula Lembing pada Sanggar Lenggang Mude Community di Kabupaten Aceh Tamiang” menyatakan bahwa musik yang mengiringi tarian ini adalah musik tradisional melayu tamiang dengan irama patam-patam dan irama lagu dadoi dengan menggunakan lirik-lirik berbahasa melayu tamiang. Di dalam musik pengiring ini juga terdapat syair yang menceritakan mengenai semangat untuk berusaha mencapai apa yang di cita-citakan sejalan dengan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat suku melayu tamiang yang memiliki sifat gigih berusaha mencapai apa yang di cita-citakan.

Referensi

Dokumen terkait