• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Musik Pengiring Tari Maena Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Musik Pengiring Tari Maena Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara horizontal dan menghasilkan berbagai bunyi antara lain: piano, organ, klavikord, harpsikord, dan lain-lain. Alat musik ini karena penghasil utamanya adalah sinyal-sinyal elektrik maka lazim diklasifikasikan sebagai alat musik elektrofon. Dikatakan bahwa perkembangan baru sekarang keadaannya telah berubah menjadi sangat sempurna, bukan saja hanya sebagai instrumen tapi dilengkapi dengan pelbagai irama bunyi dan semua dapat diprogram secara komputerisasi.

Keyboard dapat menghasilkan berbagai bunyi atau suara alat musik, meter, ritem, jenis musik, dengan menggunakan program-program yang ada. Adapun contoh jenis meter (tanda birama) yang ada pada keyboard, seperti 4/4, 3/4, 2/4. Sedangkan contoh jenis pola ritem dapat kita lihat pada keyboard, seperti: Rhumba, Jazz, Waltz, Pop, Bosanova, Rock (Ensiklopedia Musik, Jilid I, 1992: 285 dalam Dermawan Purba, 2003:80).

▸ Baca selengkapnya: syair lagu maena nias

(2)

banyak kalangan terutama generasi muda yang sering melaksanakan gendang guro-guro aron.1

Hal yang hampir sama juga terjadi pada masyarakat Simalungun. Salah satu unsur asing yang masuk atau diadopsi oleh masyarakat Simalungun adalah musik keyboard. Genre musik ini menggunakan alat musik utamanya adalah keyboard ditambah drum, cymbal, dan gitar. Musik keyboard ini kemudian dikolaborasikan dengan gonrang sehingga mereka mulai gunakan dalam berbagai upacara adat mereka seperti upacara sayur matua. Secara umum mereka menerima karena lagu-lagu yang dimainkan hampir sama dengan ensambel musik tiup dan jenis-jenis repertoar gonrang sipitu-pitu. Selain itu musik keyboard ini mampu membawakan lagu-lagu rakyat Simalungun dan lagu dari daerah-daerah lain seperti lagu-lagu dari daerah Tapanuli, Karo, Mandailing, Melayu, Ambon, lagu-lagu Barat, dan lagu-lagu Gerejawi.

2

Masyarakat Nias yang ada di Kota Medan pada awalnya berasal dari orang-orang yang merantau untuk mencari pekerjaan. Sama juga dengan orang Nias seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, sebagian dari orang

Di dalam kebudayaan masyarakat Nias, khususnya di Kota Medan, keyboard juga digunakan pada upacara adat, salah satunya upacara pernikahan masyarakat Nias sekarang ini. Pada upacara pernikahan tersebut, keyboard digunakan sebagai pengiring tari dan nyanyian.

1

Baca skripsi Agus Tarigan yang berjudul “Penggunaan dan Fungsi Gendang Keyboard dalam Gendang Guro-Guro Aron di Desa Sukadame Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo.”

2

(3)

Nias pergi dari pulau Nias dikarenakan berbagai hal, melakukan migrasi keberbagai daerah dengan tujuan dan kepentingan yang bermacam-macam dan menuju ke daerah-daerah sepert, Tapanuli, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, dan bahkan sampai ke Malaysia (Johor, Melaka, Negeri Sembilan, Pulau Pinang), India, dan Madagaskan. Migrasi ataupun perpindahan yang dilakukan oleh orang Nias sudah berlangsung lama dan diperkirakan sudah terjadi dari abad ke-17 yaitu pada waktu berinteraksi dalam hal perdagangan dengan Arab dan bangsa Cina serta Hindia belakang (Usman Pelly 1990:80).

Masyarakat Nias yang datang ke Kota Medan beradaptasi dengan cara berbaur dengan etnis-etnis lain yang ada di Kota Medan. Suku Nias merupakan salah satu suku pendatang yang menetap di Kota Medan. Suku bangsa lain juga merupakan suku yang menetap di Medan terbagi, (1) suku bangsa tempatan (natif) yaitu suku Melayu (Usman Pelly 1990 : 84), dengan alasan bahwa suku Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Medan, (2) suku pendatang antara lain: Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, Pesisir Sibolga, dan Mandailing. Tibanya orang Nias di Kota Medan dan tinggal menetap dan melakukan aktivitas budaya dengan berbagai cara. Sistem pemerintahan di Nias saat ini berbentuk kabupaten dan kota, yang sebelumnya pulau Nias hanya memiliki satu kabupaten saja namun saat ini pulau Nias telah menajdi empat kabupaten satu kota, sehingga semakin memudahkan untuk dipahami bagi dari segi kebudayaannya maupun segi dialek bahasanya.

(4)

tari seperti tari maena dan tari faluaya ( tari perang), serta upacara adat seperti upacara pernikahan masyarakat Nias.

Upacara pernikahan pada masyarakat Nias yang dilakukan merupakan salah satu dari bosi (tingkat kebudayaan hidup pada masyarakat Nias) yang disebut fangowalu atau pesta pernikahan. Di dalam pesta perkawinan ini ada tahap-tahap yang harus ditempuh namun ketika dilangsungkannya pesta perkawinan ada sebuah tarian yang dipertunjukan pada urutan perkawinan ini yaitu Maena. Pada upacara pernikahan ini, tari Maena dipertunjukkan dengan menggunakan musik pengiring dan keyboard merupakan alat musik yang mengiringi tarian Maena tersebut.

Tari Maena adalah tarian yang dipolakan dengan gerakan yang membentuk pola lantai segi empat dan dalam pertunjukannya bermakna kegembiraan dan kemeriahan suatu acara yang dilangsungkan. Maena tidak terlepas dari tari yang saling mempengaruhi antara musik vokal dengan tari. Di dalam pertunjukannya maena dahulunya tidak menggunakan alat musik pengiring tetapi karena perubahan zaman atau karena dalam pertunjukannya bermakna suatu kegembiraan dan sukacita sehingga digunakan ensambel pengiring yang terdiri dari gong, gondra (gendang Nias), faritia (gong kecil ), dan ukulele (lute). Namun demikian, karena dilihat bahwa dengan menggunakan alat-alat tersebut sangat banyak biaya yang akan dikeluarkan serta penyediaannya yang susah, maka berubah dan kebanyakan dengan menggunakan keyboard (wawancara dengan A. Hendrik Zega, 20 Januari 20133

3

(5)

Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengangkat judul Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Alat Musik Pengiring

Tari Maena Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan untuk

melihat peranan alat msik keyboard baik berupa penggunaan style maupun timbre pada upacara pernikahan masyarakat Nias di kota Medan.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini adalah :

1. Bagaimana struktur musik keyboard yang mencakup melodi, dan akord yang mengiringi tari Maena di Kota Medan?

2. Sejauh apa fungsi keyboard sebagai musik pengiring tari Maena pada pesta pernikahan masyarakat Nias di Kota Medan?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui struktur musik keyboard sebagai alat musik pengiring

dalam pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan

(6)

3. Sebagai dokumentasi tentang salah satu kebudayaan masyarakat Nias yang dapat menjadi masukan bagi Departemen Etnomusikologi dimana referensi tentang kesenian tradisional Nias sangat minim.

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Mengetahui struktur musik keyboard sebagai alat musik pengiring dalam pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan.

2. Agar dapat menjadi bahan dokumentasi dasar bagi para peneliti, terutama etnomusikolog untuk dikembangkan berikutnya.

3. Agar dapat menjadi bahan dokumentasi dasar dan bahan acuan bagi pemerintah untuk revitalisasi dan pelestarian kesenian di Nias.

1.4. Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

(7)

Fungsi dapat dikatakan adalah manfaat atau kegunaan dari suatu hal. Sosial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Fungsi sosial adalah manfaat maupun kegunaan suatu hal dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini penulis akan melihat apa fungsi atau pun kegunaan keyboard sebagai alat musik pengiring dalam pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan.

1.4.2 Kerangka Teori

Teori merupakan landasan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa. (Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1995:1041). Dalam tulisan ini unsur utama yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas adalah pola melodi yang dipakai dalam musik pengiring tari Maena.

Dalam konteks penelitian, teori digunakan sebagai arahan untuk melakukan kerja-kerja penelitian. Teori hanya sebagai acuan sementara, agar penelitian tidak melebar ke mana-mana. Teori adalah bangunan yang mapan, ada pendapat peneliti, ada simpulan awal. Itulah sebabnya teori harus dibangun terstruktur, sejalan dengan apa saja yang mungkin akan digunakan (Suwardi, 2006:107).

(8)

Untuk melihat fungsi dan kegunaannya penulis juga menggunakan teori use and function Alan P. Merriam (1964:223-226). Menurut Merriam penggunaan (uses) dan fungsi (function) merupakan salah satu masalah yang terpenting didalam Etnomusikologi. Penggunaan musik meliputi pemakaian musik dalam konteksnya atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi musik berkaitan dengan tujuan pemakaian musik tersebut.

Di dalam buku Allan P. Merriam juga disebutkan bahwa terdapat sepuluh fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu:

1. Fungsi pengungkapan emosional, 2. Fungsi pengungkapan estetika, 3. Fungsi hiburan,

4. Fungsi komunikasi, 5. Fungsi perlambangan, 6. Fungsi reaksi jasmani,

7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial,

8. Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan, 9. Fungsi kesinambungan kebudayaan, dan

10. Fungsi pengintregasian masyarakat.

(9)

center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodik (melody formula), dan (8) kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari 1993: 13) . Penulis tertarik untuk menganalisis melodi pada keyboard sebagai alat musik pengiring tari Maena pada pesta pernikahan masyarakat Nias di kota Medan.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur atau urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam rangka penyelidikan dari suatu bidang yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis, dimana pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta, termasuk di dalamnya, pemilihan lokasi penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, memformulasikan hipotesa, penentuan model dalam pengujian hipotesa, studi kepustakaan dan kerja labolatorium.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3).

(10)

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu landasan dalam melakukan sebuah penelitian, yaitu dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, buletin, artikel, laporan penelitian dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan penulis akan mendapat cara yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan skripsi ini.

Hal pertama yang dilakukan penulis adalah melakukan studi kepustakaan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek pembahasan. Dalam hal ini penulis mempelajari skripsi yang sudah pernah ditulis oleh sarjana dari Etnomusikologi. Penulis juga mengumpulkan data dengan menggunakan teknologi internet, seperti dari dan catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian.

Studi pustaka ini diperlukan untuk mendapatakan konsep-konsep dan teori juga informasi yang dapat digunakan sebagai pendukung penelitian pada saat melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

(11)

1.5.2.1 Wawancara

Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan metode wawancara. Menurut Harja W. Bachtiar (1985:155), wawancara adalah untuk mencatat keterangan-keterangan yang dibutuhkan dengan maksud agar data atau keterangan tidak ada yang hilang.

Dalam proses melakukan wawancara penulis beracuan pada metode wawancara yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat (1985:139), yaitu: wawancara berfokus (focused interview), wawancara bebas (free interview), wawancara sambil lalu (casual interview).

Langkah awal yang penulis lakukan adalah menyiapkan dan menyusun sejumlah pertanyaan yang terperinci sebelum bertemu dengan informan. Dalam hal ini penulis terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan saat wawancara, pertanyaan yang penulis ajukan bisa beralih dari satu topik ke topik lain secara bebas.

Untuk pemotretan dan perekaman wawancara penulis menggunakan kamera dan handycam untuk mempermudah perekaman dan penyimpanan data, dan juga dalam bentuk tulisan.

1.5.3 Kerja Laboratorium

(12)

seperlunya. Semua hasil pengolahan data tersebut disusun dalam satu laporan hasil penelitian berbentuk skripsi. (Meriam 1995:85).

Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial tersebut.

Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dan penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian dan selanjutnya dianalisis.

1.5.4 Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2011 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Nomor 40) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

Siswa dapat menentukan besar salah satu unsur dari dua pasangan unsur yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai, jika diberikan soal cerita dengan tiga unsur

Evaluasi terhadap program pendidikan harus dilakukan secara sistematik, terstruktur, periodik dan berkesinambungan dengan menggunakan alat ukur yang dapat diterima

Modul Bimbel Kami selalu disesuikan dengan Kurikulum yang ada di sekolah, sehingga kegiatan Bimbingan tidak sia-sia karena soal-soal yang kita sediakan hampir sama dengan

25.980.000,00 ( Dua puluh lima juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah ) Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung.. Indikator Tolok Ukur Kinerja

Hotel kini juga dapat digunakan sebagai tampat untuk mencari hiburan dan dapat digunakan sebagai tempat untuk untuk melakukan aktivitas- aktivitas bisnis. Salah satu usaha yang

dilakukan dalam meningkatkan etos kerja yang akan meningkatkan mutu dari hasil. pekerjaan serta pemberdayaan SDM salah satu upaya yang penting

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Early Warning System (EWS) yang diwakili oleh rasio likuiditas, rasio retensi sendiri, rasio beban, dan rasio investasi