KAJIAN MUSIK PENGIRING PADA TARI CAKALELE
DI MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
STELLA DEBORA PELUPESSY NIM : 209142051
PROGRAM STUDI SENI MUSIK
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
DIGANTI MENJADI GAMBAR SCAN
Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah Memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Medan, September 2014
Tim Penguji,
Nama TandaTangan
1. Dra. Tuti Rahayu, M.Si _________________
NIP. 19661201 199303 2 002
2. Panji Suroso, M.Si _________________
NIP. 19741230 200604 1 003
3. Octaviana Tobing, M.Pd ___
NIP. 19631017 200112 2 001
4. Mukhlis Hasbula, M.Sn ___
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING GANTI MENJADI GAMBAR SCAN
Skripsi ini diajukan oleh Stella Debora Pelupessy, NIM 209142051 Jurusan Sendratasik
Program Studi Pendidikan Seni Musik/ S-1 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Medan, September 2014
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi I Dosen Pembimbing Skripsi II
Dra. Tuti Rahayu, M.Si Panji Suroso, M.Si
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Universitas Negeri Medan dengan judul “Kajian Musik Pengiring Pada Tari
Cakalele di Medan” Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu dengan
ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra.Tuti Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik serta Dosen
Pembimbing Skripsi
4. Uyuni Widyatusti, M.Pd selaku Sekrtaris Jurusan Sendratasik.
5. Panji Suroso, M.Si. selaku Ketua Program Pendidikan Seni Musik, sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi
6. Octaviana Tobing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
7. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Sendratasik FBS UNIMED
8. Anggota Pemuda Maluku Indonesia bersatu di Medan Sumatera Utara
9. Teristimewa kepada Orang Tua, Bpk Yopi Max Pelupessy dan Ibu Juliana
iii
maupun materil, motiviasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya.
Terimakasih untuk segala harapan yang terlahir sehingga saya bisa mencapai
pendidikan sarjana.
10.Para sahabat, Alor (Maria, Eka, Sally, Dwi Nova), Lena Marpaung, Remulus,
Desman, William, Sihar, Lusita, dan rekan rekan lainnya di Prodi Seni Musik
2009. Kepada para senior dan junior yang telah memberikan dukungan doa,
dan motivasi.
11.Jim Richard Kelo, selaku orang yang terkasih yang banyak memberikan
semangat, doa, serta menemani penulis dalam melakukan penelitian hingga
skripsi ini dapat diselesaikan
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan,
baik dari segi kalimat, isi, dan juga teknik penguraiannya. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
skripsi ini.
Medan, September 2014 Penulis
i
ABSTRAK
STELLA DEBORA PELUPESSY, NIM 209142051, Skipsi, KAJIAN BENTUK MUSIK PENGIRING PADA TARI CAKALELE DI MEDAN, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran musik pengiring pada tari cakalele, bentuk musik pengiring dalam tari cakalele, serta alat musik yang digunakan dalam tari cakalele yang ada di kota Medan.
Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peran, teori musik, teori bentuk, teori tari, serta pengertian tari cakalele.Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Lokasi penelitian dilakukan di Medan, Sumatra Utara tepatnya di Gereja GPIB Immanuel Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga bulan Desember 2013.Populasi dan sampel penelitian ini berkaitan pemain musik pengiring dalam tari cakalele sebanyak empat orang, pelatih tari cakalele sebanyak satu orang, penari cakalele sebanyak tiga orang, tetua adat suku Maluku di Medan sebanyak satu orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa musik dan tari dalam tarian cakalele tidak dapat di pisahkan antara satu dengan yang lain, karna memiliki hubungan yang sangat erat. Musik pengiring pada tari cakalele memiliki peran untuk memberikan ilustrasi atau gambaran suasana, menimbulkan rangsangan dari dalam diri penari.sebagai sarana pengungkapan emosional, sebagai sarana hiburan, sebagai sarana komunikasi, sebagai sarana menjaga identitas suku dan sebagai pengintegritas pemain dan penikmat karya. Alat musik yang digunakan antara lain, tifa, kuli bia, dan keyboard sebagai pengganti alat musik tasa. Bentuk musik pengiringnnya memiliki tempo yang bersemangat. Pada alat musik keyboard, digunakan sebagai pembawa tempo. Pada alat musik kulibia, alat musik ini dimainkan tidak berdasarkan tempo yang diberikan oleh keyboard. Sedangkan pada alat musik tifa terdapat empat motif yang berbeda yang dimainkan serentak oleh dua buah tifa.
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Alat Musik Tifa... 38
Gambar 4.2. Alat Musik Kulibia ... 40
Foto 4.1. Dokumentasi Latihan ... 46
Foto 4.2. Dokumentasi Latihan ... 47
Foto 4.3. Dokumentasi Latihan ... 49
Foto 4.4. Dokumentasi Latihan ... 51
Foto4.5. Dokumentesi Latihan ... 52
Partitur 4.1. Contoh Partitur Musik Pengiring Cakalele ... 43
Partitur 4.2. Ritme Kulibia ... 44
Partitur 4.3. Ritme Tasa ... 45
Partitur 4.4. Motif Tifa 1 ... 45
Partitur4.5. Ritme Tifa 2 ... 47
Partitur 4.6. Motif Tifa 3 ... 49
BAB 1
Mollucas. Terdapat berbagai macam kebudayaan yang berkembang di kota Maluku.
Akibat adanya masa penjajahan bangsa asing di kepulauan Maluku terdapat beberapa
kebudayaan Maluku yang di pengaruhi oleh budaya luar, misalnya seperti bahasa,
nyanyian rakyat, tarian tradisional dan sebagainya.
Suku Maluku juga mulai tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia salah
satunya di Medan, Sumatra Utara. Penyebaran suku Maluku pertama kali terjadi
ketika zaman kolonialisme Belanda, di mana pemerintah Belanda saat itu membentuk
suatu gerakan yang di sebut dengan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger)
yang didirikan di seluruh Indonesia. Pada saat itu suku Maluku yang menjadi pasukan
Belanda di KNIL di perbantukan ke Medan, Sumatra Utara untuk kepentingan
pemerintahan Belanda. Dengan adanya persebaran masyarakat suku Maluku ini
melalui KNIL ke kota Medan, maka bahasa dan budayanya pun ikut tersebar. Tarian
tradisional, alat musik tradisional, Bahasa dan nyanyian tradisional perlahan tapi pasti
di bawa ke Medan dan dijadikan warisan kebudayaan bagi masyarakat suku Maluku
bagi anak cucu yang lahir di Medan, dengan harapan masyarakat suku Maluku yang
Kebudayaan suku Maluku yang di bawa ke Medan memiliki keunikan
tersendiri dan jauh berbeda dengan kebudayaan masyarakat setempat, yang di
dominasi oleh suku Batak dan Melayu. Baik melalui bentuk gerakan tari, makna
tarian, pakaian dalam menari, alat musik pengiring tari, bentuk musik iringan, lirik
dalam lagu, sudah tentu berbeda jauh dengan adat budaya setempat.Salah satu
kebudayaan yang cukup terkenal di Indonesia ini adalah tari Poco – poco yang
biasanya diiringi oleh musik khas Maluku, dan bahasa Maluku. Namun yang perlu di
ketahui selain dari tari Poco – Poco yang cukup terkenal di Medan ternyata banyak
juga adat kebudayaan Maluku yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat Medan.
Seperti dalam lagu hawaiian yang di pengaruhi oleh adat istiadat di daerah pasifik,
sehingga terdapat alat musik Ukulele di dalamnya. Tari Katreji yang memiliki bentuk
musik pengiring dipengaruhi oleh adat budaya portugis, dan lain sebagainya. Tari
Polonise yang bisa di ikuti oleh seluruh anggota komunitas yang hadir.
Salah satu tari yang cukup khas dan banyak di tunggu-tunggu penampilannya
adalah Tari Cakalele. Tarian ini dikatakan cukup khas karna alat musik pengringnya
yang tidak biasa, dan tidak terdapat di wilayah lain Indonesia selain di wilayah
Maluku, bahkan di kota Medan, alat musik pengiring untuk mengiringi tarian ini di
bawa langsung dari Maluku. Tari Cakalele sering menarik perhatian para penonton
karena keriuahan yang diciptakan oleh penari pada saat tarian ini berlangsung.
Biasanya yang mengetahui tarian ini hanya masyarakat suku Maluku
keunikan tarian ini. Hal ini juga merupakan salah satu faktor penarik bagi penulis,
untuk mengangkat Tari Cakalele dalam bentuk penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengamati bentuk musik pengiring dalam tarian tradisional khas Maluku
dengan Judul : “Kajian Bentuk Musik Iringan Tari Cakalele di Medan”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ialah sejumlah masalah yang berhasil di tarik dari uraian
latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup
permasalahan yang lebih luas.
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian
latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasi
menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Kebudayaan suku Maluku di Medan, Sumatra Utara 2. Apa arti tari Cakalele
3. Bentuk musik iringan dalam tarian Cakalele yang menggambarkan semangat dan perjuangan rakyat Maluku melawan penjajahan
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan
kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
untuk memudahkan pecahan maslah yang dihadapi dalam penelitian identifikasi
masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian
sangatlah bervariasi dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas.”
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran musik iringan pada Tari Cakalele yang ada di kota Medan? 2. Alat musik apa saja yang digunakan untuk mengiringi Tari Cakalele yang ada
di kota Medan?
3. Bagaimana bentuk musik iringan pada Tari Cakalele yang ada di Kota Medan?
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah hal yang sangat penting sebab tanpa perumusan
masalah penelitian dapat membingungkan peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat
sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah maka penulis membuat rumusan permasalahan yang menjadi
kajian penelitian ini adalah “ Bagaimana kajian bentuk musik pengiring pada tari
Cakalele yang ada di kota Medan”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian yaitu penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban
atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak di capai oleh penulis
adalah:
1. Untuk mengetahaui peran musik pengiring pada Tari Cakalele yang ada di kota Medan
2. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan dalam Tari Cakalele yang ada di kota Medan
3. Untuk mengetahui bentuk musik iringan pada Tari Cakalele yang ada di kota Medan
Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diperbuat
tidak sia-sia, manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka
dengan penelitian ini diharapkan dapat bermafaat sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan ke dalam karya tulis berbentuk karya ilmiah
2. Untuk mengangkat kebudayaan Indonesia yang ada di kota Medan 3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan
dengan topik penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional Maluku, dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, tetapi pada saat sekarang ini yang biasanya
memainkan tarian ini hanya laki-laki.
2. Cakalele pada jaman dahulu mengundang roh roh nenek moyang untuk hadir atau merasuki penari Cakalele sedangkan pada jaman sekarang praktek
mengundang roh nenek moyang tidak banyak dilakukan lagi, hanya
digunakan sebagai sarana hiburan.
3. Musik pengiring Cakalele yang ada di Medan disebut dengan tepe-tepe menggunakan Tifa, Kuli bia, Tasa dan juga di tambah dengan teriakan
teriakan dari para penari yang menambah kesan hiruk pikuk.
4. Musik pengiring Cakalele banyak menggunakan alat musik perkusi bertempo semangat, dan menggunakan motif-motif sederhana dan repetisi. Beberapa
pertunjukan bahkan menambahkan alat musik kontemporer di dalamnya.
6. Musik pengiring dalam tarian Cakalele memiliki banyak peranan baik itu peranan terhadap emosional pemain musik, rangsangan gerak kepada penari
maupun penyampaian pesan terhadap penikmat tarian. Musik pengiring juga
tidak dapat dilepaskan dari tarian ini, karna musik dengan tarian memiliki
integritas yang kuat, dan jika dipisahkan tidak akan memiliki nilai estetis lagi.
7. Alat musik yang digunakan sangat sederhana begitu pula dengan range suara yang dihasilkan oleh masing-masing alat musik. Terdiri dari 2 alat musik
yaitu alat musik tiup dan alat musik perkusi
B. Saran
Untuk menyempurnakan skripsi ini maka penulis membuat beberapa saran
yaitu sebagai berikut:
8. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Maluku agar tetap bersama-sama menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur dahulu,
warisan yang diberikan oleh leluhur merupakan harta terbesar dan aset negara
yang tidak terhingga nilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga menjaga
identitas bangsa di mata dunia
sehingga kebudayaan ni tidak akan punah dimakan waktu dan masih bisa
dipertunjukan kembali
10. Meningkatkan minat genarasi muda untuk mencintai dan mengenal budaya kesenian tradisional masyarakat Maluku agar tidak dikalahkan dengan
kemajuan teknologi yang semakin canggih
11. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya yang ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang belum dibahas
1
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2012, Metodologi Pendidikan Kualitatif (cetakan kesembilan), Jakarta: Rajawali Pers
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Brakel, Clara. 1998, Seni Tari Jawa, Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Butterworth, Anna. 2002, Harmoni in Practise (cetakan ketiga), USA: The Association Board of the Royal Schools of Music
Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius
Endraswara, Suwardi, 2006. Metode, Teori, Teknik Pneleitian Kebudayaan. Pustaka Widyatama, Sleman
Djohan dan Sloboda. 2005. Fisikologi Musik. Yogyakarta: Biku Baik
Djohan, 2003. Fisikologi Musik. Yogyakarta: Biku Baik
Ikbar,Yanuar. 2012, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Bandung: PT. Rafika Aditama
Jones, Thaddeus George. 1974, Music Theory, USA: Harper K Row Publisher, Inc
Kamien, Roger. 1975, Music An Apreciation (cetakan kelima), USA: McGraw-Hill Inc
Maeryani. 2005, Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara
Meriam, Alan. 2004, Teori dan Interpretasi Musik, Bandung: Penerbit Eresco
Murgiyanto, Sal. 1983, Kritik Tari: Bakal dan Kemampuan Dasar, Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
Mardilis. 2003. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana
Nallin. 1968. The Musical Idea; A Consideration Of Music and Its Ways. New York: The Macmillan Company
2
Soedarsono. 1986, Elemen - Elemen Dasar Tari, Jakarta: Lagaligo
Supardjan. 1982, Pengetahuan Tari, Surabaya: Sabdhaya
Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Pendidikan (cetakan keenam), Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Alfabeta
Soekarno.2002. Paduan Olah Vokal. Jakarta: Media Pressindo
Soekarno dan Jackson. 1999. Tari, Jakarta: Inovasi
Tampubolon, M. 2007. Ilmu Harmoni Dasar. Jakarta: CV. Baru
Trisuci. 1973. Harmoni Untuk Kelas Harmoni Sekolah Musik Murni. Medan: Tensilan
http://yokimirantio.blogspot.com/2012/tari-tradisional
http://wikipedia.org/wiki/cakalele