BENTUK PENYAJIAN MUSIK MAMÖZI GÖNDRA DALAM
MENGIRINGI TARI PERANG NIAS
DI SANGGAR F U R A I M E D A N
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh :
AGUSTYNUS SAPUTRA SIMAMORA
NIM. 2103340001
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Agustynus Saputra Simamora. NIM 2103340001. Bentuk Penyajian Musik Mamözi Göndra Dalam Mengiringi Tari Perang Nias Di Sanggar Furai Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan musik mamözi göndra, bentuk penyajian musik mamözi göndra, fungsi musik mamözi göndra dan instrumen musik Mamözi Göndra dalam mengiringi tari perang Nias di Sanggar Furai Medan .
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk penyajian, pengertian fungsi, pengertian musik, pengertian istrument musik, pengertian mamözi göndra dan pengertian tari perang Nias.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan rengas Pulo kecamatan Medan Marelan pada bulan September sampai November 2015. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelatih musik mamözi göndra, masyarakat, para penari dan para pemusik mamözi göndra dalam mengiringi tari perang nias disanggar furai medan, sedangkan sampel berjumlah 14 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan musik mamözi göndra hingga saat ini masyarakat tetap menjaga dan menjalankan musik mamözi göndra yang diwariskan oleh leluhur mereka. Bentuk penyajian musik mamözi göndra dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan sebelum musik mamözi göndra dipertunjukkan terlebih dahulu kata fahugo digunakan, setelah fahugo digunakan instrumen musik mamözi göndra dimainkan secara bersama-sama dalam pertunjukkan, proses penutup musik mamözi göndra dilakukan hanya dengan kode dari pelatih musik atau seniman musik mamözi göndra. Terdapat lima fungsi musik mamözi göndra yaitu: Fungsi hiburan, ekspresi diri, komunikasi, pengiring tarian, ekonomi. Instrument musik mamözi göndra yang digunakan yaitu göndra sebagai pembawa tempo dan pulsa, faritia sebagai pembawa ketukan/pulsa,
aramba sebagai pedoman untuk mengetahui awal ketukan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Bentuk Penyajian Musik Mamözi Göndra Dalam Mengiringi Tari Perang Nias Di Sanggar Furai
Medan.”.
Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
3. Uyuni Widyastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan dan Pembimbing Skripsi I,
4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik dan Narasumber II,
5. Adina Sastra Sembiring, M.Pd Pembimbing Skripsi II yang selalu memberikan semangat kepada penulis,
6. Muklis Hasabullah, M.Sn Narasumber I,
7. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,
8. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda J. Simamora. S.Pd dan Ibunda N. Br Manullang yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan penulis.
iii
10.Bapak Famaigi Z. Manao Narasumber yang telah memberi semangat dan memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. 11.Teman-teman terbaik penulis Irvan Nainggolan, Ivan Manik. S.Pd, Juliarto,
Amri Tampubolon. S.Pd, Eko Saragih. S.Pd, Mona Satrian Lumban Tobing, Mangatur Nainggolan S.Pd, Arimawati Pasaribu. S.Pd, Maria Simbolon. S.Pd, Feni Purba. S.Pd, Utari S.Pd Nasrani, Yehezkiel, dan teman-teman Pendidikan Musik dan Tari Stambuk 2010, 2011 yang telah memberikan doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
12.Teman-teman Muda-Mudi KATOLIK yang terbaik Dimpos Sinaga S.Pd, DR. Dompak, terimakasih atas doa dan motivasi kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan, Februari 2016 Penulis,
Agustynus Saputra Simamora
iv
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis……… ... 10
1. Keberadaan ... 11
2. Pengertian Bentuk Penyajian ... 12
3. Teori Musik ……… ... 13
4. Teori Instrumen Musik .. ... 14
5. Pengertian MamÖzi GÖndra ... 16
6. Pengertian Tari Perang ... 16
7. Teori Fungsi ... 17
B. Kerangka Konseptual ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian... ... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
C. Populasi atau Sampel ... 24
1. Populasi ... 24
v
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
1. Wawancara ... 26
2. Dokumentasi ... 27
3. Studi Kepustakaan ... 28
4. Observasi ... 29
5. teknik Analisis Data... 30
BAB IV HASIL PEN ELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keberadaan Sanggar Furai ... 31
B. Instrumen Dalam Mamözi Göndra………..………. 32
1. Göndra………. 32
2. Faritia……… 37
3. Aramba……… 39
C. Fungsi Mamözi Göndra Dalam Mengiringi Tari Perang Nias…………..45
D. Bentuk Penyajian Musik Mamözi Göndra………...50
1. Persiapan Sebelum Musik Mamözi Göndra ... 51
2. Proses Musik Mamözi Göndra ... 51
3. Proses Penutup Musik Mamözi Göndra ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan……….55
B. Saran ………..56
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki
aneka budaya yang beranekaragam. Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu,
Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua.
Setiap pulau terdiri dari beberapa Provinsi yang masing-masing memiliki
keunikan dan ciri khas tersendiri, seperti suku, bahasa, musik, nyanyian dan
adat-istiadat pada masyarakatnya.
Sebagai suatu karya seni, musik pada hakikatnya merupakan bagian dari
kebudayaan yang tidak terpisahkan dari peradaban manusia. Pada dasarnya karya
musik merupakan refleksi perasaan, pikiran atau cerminan realitas sosial dari
nilai-nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat tersebut. Kehidupan kelompok
masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada karena
adanya masyarakat pendukungnya.
Pada masyarakat Sumatera Utara kebudayaan yang hidup dan melekat di
dalam lingkungan masyarakatnya sangat beraneka ragam karena terdiri dari
beberapa suku, seperti suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola,
Mandailling, Nias, Pak-pak, Melayu dan sebagian lagi penduduknya adalah
masyarakat pendatang yang di dominasi oleh suku Jawa.
Suku Nias terletak di Pulau Nias berdekatan dengan Pulau Sumatera yang
berada di Provinsi Sumatera Utara, dan Nias merupakan salah satu suku yang
2
Nias memiliki 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya yaitu: Kabupaten Nias, Nias
Selatan, Nias Barat, Nias Utara, dan Kotamadya Gunung Sitoli. Kebudayaan nias
memiliki jenis Musik dan Tari yaitu, Musik Mamözi Göndra, Musik famolaya,
Tari Perang (baluse), tari moyo, dan Tari lompat batu.
Seni tari yang terkenal yang berasal dari Nias adalah tari hombo batu
(lompat batu), maena, moyo, dan lain-lain. Begitu juga seni musiknya yang
disebut dengan ensambel göndra dan penulisanya juga berbeda, Seperti yang
terlihat didalam tulisan mamözi göndra ( huruf Ö yang bertitik dua diatasnya
dibaca menjadi huruf E yang dibaca menjadi mamezi gendra ). Kegiatan musik
Nias disebut dengan Mamözi göndra yaitu suatu ensambel dan seperangkat alat
musik yang terdiri dari 1 buah göndra (gendang membranophone), 2 buah faritia
(suspended idiophone gongs), dan 1-3 buah aramba (idiophon ,eknobbed, gongs).
Alat musik tersebut dimainkan secara bersamaan sesuai pola yang berlaku
bagi masyarakat Nias. Alat musik tersebut dimainkan oleh 6 sampai 8 orang
pemain, 2 yang memainkan Göndra, 2 orang yang memainkan faritia dan 1
sampai 3 orang yang memainkan Aramba. Orang yang memainkan seperangkat
alat musik tersebut disebut Mamözi Göndra. Mamözi Göndra adalah sebutan yang
dibuat oleh masyarakat Nias.
Masyarakat Nias dikenal sebagai Ono Niha yang artinya anak Nias.
Masyarakat Nias berasal dari suatu pulau di bagian selatan Provinsi Sumatera
Utara yang disebut dengan Pulau Nias. Orang Nias menamai pulau Nias yaitu
Tanö Niha. Suku Nias menggunakan bahasa ibu yang disebut bahasa Nias atau li
3
Nias, yaitu Mamözi dan göndra. Mamözi artinya memukul dan göndra artinya
alat musik nias yang bentuknya menyerupai sebuah alat musik yang terbuat dari
kulit kambing, ataupun lembu yang telah diolah dan dikeringkan. Badan Göndra
dibuat dengan kayu dari pohon besar yang dikerok dan telah dikeringkan terlebih
dahulu. Di daerah lain, alat musik ini dinamakan sebagai beduk. Jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Mamözi Göndra adalah memukul
beduk.
Mamözi Göndra mempunyai 2 arti, yaitu memukul beduk dan memukul
seperangkat Göndra ( yang terdiri dari Göndra, Faritia, dan Aramba ) dimana
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, fungsi dari Mamözi Göndra
dulunya adalah sebagai pemberitahuan untuk menghimbau masyarakat untuk
berkumpul, sebagai tanda pedoman waktu bagi masyarakat dalam suatu desa,
sebagai simbol pengesahan bahwa telah dilakukannya pengangkatan gelar ataupun
pembuatan hukum adat, dan sebagai tanda sekaligus pemberitahuan kepada
masyarakat di dalam suatu desa bahwa sedang berlangsungnya acara adat,
pemberitahuan ini dapat berupa owasa (acara memasuki rumah baru, ataupun
pengangkatan gelar bangsawan), fondrakö (acara pengesahan hukum adat),
falöwa (upacara perkawinan), dan zi mate (upacara kematian). Pada zaman
sekarang sebagian fungsi dari Mamözi Göndra telah berubah. Contoh perubahan
fungsi dari Mamözi Göndra yang terjadi adalah untuk memberitahukan ataupun
mengundang masyarakat untuk berkumpul dan dalam upacara kematian. Pada
kedua kasus tersebut, Mamözi Göndra tidak lagi dipergunakan, disebabkan
4
surat undangan atau handphone untuk mengumpulkan masyarakat, dan juga
terjadinya perubahan kebudayaan yang mengikuti tradisi Barat pada upacara
kematian.
Walaupun terjadi perubahan fungsi, Mamözi göndra masih tetap eksis dan
masih digunakan dalam acara adat seperti pesta perkawinan yang digunakan
dalam mengiringi tari perang nias untuk pembukaan dan penyambutan tamu. Pada
upacara perkawinan, Mamözi Göndra dimainkan di saat menerima pengantin,
tamu, pengiring tari perang dan sebagai hiburan. Hal yang menarik yang dilihat
penulis adalah pada segmen tertentu pada upacara perkawinan dimana pemain
seperangkat alat musik Göndra (Mamözi Göndra) dipilih secara acak, tergantung
siapa yang ingin dan bisa memainkannya. Ini menunjukan bahwa dalam suatu
upacara perkawinan, pasti terdapat orang disekitarnya yang bisa memainkan
seperangkat Göndra tersebut. Selanjutnya, penulis melihat Mamözi Göndra tidak
diberi upah ataupun imbalan, dengan arti bahwa mereka memainkan seperangkat
GÖndra dengan sukarela.
Fungsi dalam Tari perang untuk mempertahankan kekuasaan dan
kampungnya dari serangan penduduk kampung lain, Tari Perang merupakan
lambang kesatria para pemuda di desa – desa di Nias, untuk melindungi desa dari
ancaman musuh, yang diawali dengan Fana’a atau dalam Bahasa Indonesia
disebut dengan ronda atau siskamling. Pada saat ronda itu jika ada aba-aba bahwa
desa telah diserang oleh musuh maka seluruh prajurit berhimpun untuk
5
perang suku di Nias. Pada saat ini tari perang Nias hanya digunakan dalam
penyambutan tamu istimewa dan pernikahan dalam suku Nias.
Tari perang yang dilaksanakan oleh suku Nias diiringi dengan Mamözi
Göndra. Terdapat beberapa jenis alat musik tradisional dalam musik Mamözi
Göndra, Alat-alat musik tersebut dimainkan oleh masyarakat Nias itu sendiri.
Tari perang Nias yang diiringi dengan musik Mamözi Göndra dapat ditemukan
disanggar Furai Medan. Sanggar Furai merupakan tempat untuk latihan suku Nias
dalam Musik dan Tari, seperti halnya dengan Musik Mamözi Göndra dan Tari
Perang Nias.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menjadikan sebagai
topik penelitian. Maka untuk penulis mengambil judul “Bentuk Penyajian Musik MamÖzi GÖndra dalam Mengiringi Tari Perang Nias di Sanggar Furai Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Setiap penelitian perlu dilakukan identifikasi masalah. V. Wiratna
Sujarweni (2014:54) mengatakan bahwa “ identifikasi masalah merupakan hal
yang inti dari penelitian, didalamnya mengandung pertanyaan apa saja yang akan
dicari didalam sebuah penelitian”. Hal ini dilakukan agar penelitian menjadi
terarah serta dapat mencakup masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Hasil
identifikasi dapat diangkat beberapa permasalahan yang saling berkaitan satu
sama lain. Sesuai dengan pendapat di atas maka permasalahan penelitian ini dapat
6
1. Bagaimana keberadaan musik Mamözi Göndra dalam mengiringi Tari
Perang Nias di Sanggar Furai Medan?
2. Bagaimana bentuk penyajian musik Mamözi Göndra dalam
mengiringi Tari Perang Nias di Sanggar Furai Medan?
3. Apakah Musik Mamözi Göndra dalam mengiringi Tari Perang Nias
dapat mengangkat kebudayaan Indonesia?
4. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi Tari Perang Nias
di Sanggar Furai Medan ?
5. Apakah fungsi Musik Mamözi Göndra dalam mengiringi Tari Perang
Nias di Sanggar Furai Medan ?
C. Pembatasan Masalah
Sukardi (2003:30) mengatakan bahwa:
“dalam merumuskan atau membatasi permasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung kepada kesenangan peneliti. Oleh karena itu, perlu hati-hati dan jeli dan mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa
pertanyaan yang jelas”.
Luasnya permasalahan yang diambil, perlu dilakukan pembatasan masalah
untuk mempermudah masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keberadaan musik Mamözi Göndra dalam Mengiringi Tari
Perang Nias di Sanggar Furai Medan?
2. Bagaimana bentuk penyajian musik Mamözi Göndra dalam Mengiringi
7
3. Apakah fungsi musik Mamözi Göndra dalam Mengiringi Tari Perang Nias
di Sanggar Furai Medan?
4. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi Tari Perang Nias
di Sanggar Furai Medan?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan. V. Wiratna Sujarweni (2014:54) mengatakan “rumusan
masalah merupakan pertanyaan yang timbul berdasarkan judul maupun latar
belakang yang ada”.
Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Bentuk Penyajian
Musik Mamözi Göndra dalam mengiringi Tari Perang Nias di Sanggar Furai
Medan?”.
E. Tujuan Penelitian
Karya ilmiah memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian
aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakan pasti mempunyai tujuan
tertentu yang sesuai dengan permasalahannya. V. Wiratna Sujarweni (2014:55)
mengatakan bahwa, “tujuan penelitian mengenai apa saja yang akan dicapai
dalam penelitian tersebut dan selalu menuliskan apa yang ingin dicapai dalam
8
rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui keberadaan musik Mamözi Göndra dalam
mengiringi Tari Perang Nias di Sanggar Furai Medan.
2. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik Mamözi Göndra dalam
mengiringi Tari Perang Nias di Sanggar Furai Medan.
3. Untuk mengetahui fungsi musik Mamözi Göndra dalam mengiringi
Tari Perang Nias di Nias di Sanggar Furai Medan.
4. Untuk mengetahui instrument Mamözi Göndra dalam mengiringi
Tari perang Nias di Nias di Sanggar Furai Medan.
F. Manfaat Penelitian
Selain tujuan penelitian, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat,
sehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tetapi dapat dipakai oleh
pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:56) yang
mengatakan bahwa “manfaat penelitian berkenaan dengan manfaat yang ilmiah
dan praktis berkenaan dengan hasil dari penelitian ”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka manfaat penelitian merupakan hal-hal
yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal pengembangan ilmu dan praktik.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada :
1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti pada permasalahan yang sama atau
9
2. Memperkenalkan kesenian tradisional nias dan dokumentasi kepada
masyarakat dan pembaca.
3. Dapat memberikan informasi mengenai alat musik tradisional Nias serta
Tari tradisional yang terdapat di Nias.
4. Sebagai upaya dalam melestarikan salah satu kebudayaan nasional.
5. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
6. Menambah perbendaharaan perpustakaan UNIMED khususnya Fakultas
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Masyarakat Nias masih tetap menjaga dan menjalankan musik
mamözi göndra yang diwariskan oleh leluhur mereka hingga saat ini.
Musik mamözi göndra dapat ditemukan di setiap sanggar Nias, dan
dapat dilihat juga pada setiap kegiatan-kegiatan adat suku Nias.
2. Dalam penyajian musik mamözi göndra, terlebih dahulu kata fahugo
(pembuka) dilakukan. Setelah fahugo dilakukan selanjutnya musik
mamözi göndra dapat dimainkan secara bersama-sama dengan
instrument musik lainnya seperti göndra, faritia dan aramba.
Unsur-unsur yang harus terpenuhi dalam penyajian musik mamözi göndra
adalah seniman, alat musik, kostum dan tempat pertunjukkan
3. Fungsi musik mamözi göndra yang terdapat dalam penyajian tari
perang Nias memiliki 5 fungsi yaitu sebagai berikut:
a. Hiburan b. Ekspresi Diri c. Komunikasi d. Pengiring Tarian e. Ekonomi
4. Instrumen yang digunakan dalam bentuk penyajian musik mamözi
56
terdapat Instrumen musik yang memiliki makna pilosofi yaitu
instrument aramba dimana semakin banyak Instrumen tersebut
digunakan dalam penyajian mamözi göndra maka semakin tinggi
derajat orang yang menyajikan mamözi göndra dalam upacara adat.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara
lain :
1. Bagi penelitian selanjutnya peneliti harus lebih mengetahui dasar-dasar
teori untuk meneliti mamözi göndra tersebut, seperti teori seni
pertunjukan, teori fungsi dan teori analisa musikal yang ada agar hasil
penelitian tersebut lebih baik lagi.
2. Hendaknya setiap komunitas sosial maupun adat Nias membuat suatu
pelatihan khusus dalam menarik minat kepada generasi muda untuk
mempelajari musik tradisonal Nias khususnya mamözi göndra yang telah
57
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2009.”Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara”. Bandung: Sarana Ilmu.
Bungin, Burhan. 2011.”Penelitian Kualitatif”. Jakarta :Kencana.
Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument of The Philippines Nevada : FMA digest
Daminto. 2004. “Kerangka teoritis Penelitian”, Jakarta:Gramedia Pustaka
Djelantik, A.A.M. 2000. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakatseni Pertunjukkan Indonesia
Gunawan imam. 2014. “ Metode Penelitian Kualitatif: Teorid an Praktik”.Jakarta: Bumi Akasra.
Harefa, Brian Laso Saro, 2012 dangan judul skripsi “Analisis Fungsional Dan Musikal Ensambel MamÖzi Aramba Dalam Kebudayaan Nias diGunung Sitoli”.
Universitas Sumatera utara.
Hidayat,Robby M.Sn.2005.Wawasan Seni Tari. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Kurnia,akbar.2002 dengan judul skripsi “Musik Iringan Tari Mendulang Emas Pada Masyarakat Mandailing Angkola Di SanggarDos Niroha ( Kajian Terhadap Bentuk, Fungsi Dan Makna) Universitas Negri Medan.
Marpaung, Nurlena, 2014. Keberadaan Musik Pengiring Pencak Silat Pada Sanggar
Bertuahdi Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Universitas Negeri Medan.
Merriam, Alan P. 1964. The Anthopology Of Music. Evanston Illinois: North Western University Press
Miller, Michael. 2002. The Complete Idiot’s Guide to Music Theorg”Indianapolis : Pearson Education,Inc.
Setyadin. 2005. “Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik”. Jakarta: BumiAkasra.
Silitonga, Dameria Hotma. 2014. “TeoriMusik”.Medan :Unimed Press.
58
Sinaga Kristian, 2015 dengan judul skripsi “ Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Pada Upacara Thau Chit Kepercayaan Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ”. Universitas Negeri Medan.
Sugiyono.2010.”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabetha.
SujarweniWiratna. V. 2014.”metodologi Penelitian lengkap, praktis, dan mudah dipahami”.
Yogyakarta: pustaka baru press
Sukardi, 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta
Supranto.2004 .Prosedur Penelitian, Jakarta : Penerbit PT.Rineka Cipta.
Susetyo, Bagus. 2009. ”Handout Materi Pembelajaran: Kajian Seni Pertunjukan”. Semarang. Unnes press.