• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN MUSIK ANSAMBLE GRUP BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA) DALAM ACARA IBADAH MINGGU DI PANTI KARYA HEPHATA LAGUBOTI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN MUSIK ANSAMBLE GRUP BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA) DALAM ACARA IBADAH MINGGU DI PANTI KARYA HEPHATA LAGUBOTI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN MUSIK ANSAMBLE GRUP

BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA)

DALAM ACARA IBADAH MINGGU

DI PANTI KARYA HEPHATA

LAGUBOTI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh :

ARIMAWATI PASARIBU

NIM. 2113340007

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Arimawati Pasaribu, NIM 2113340007. Bentuk penyajian Musik Ansamble Grup Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Dalam Acara Ibadah Minggu Di Panti Karya Hephata Laguboti. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus pada acara ibadah minggu, Instrumen yang digunakan dalam musik ansamble grup berkebutuhan khusus, dan kesulitan memainkan ansamble musik dalam acara ibadah minggu di Panti Karya Hephata Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk penyajian, musik, jenis instrumen yang digunakan, pengertian ansamble, dan pengertian Berkebutuhan khusus.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sintong Marnipi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir pada bulan Oktober sampai Desember 2015. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Pimpinan Panti Karya Hephata, pemusik ansamble grup berkebutuhan khusus, pelatih musik ansamble dan jemaat yang hadir pada acara ibadah minggu di Panti Karya Hephata Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir, sedangkan sampel berjumlah 6 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus dilaksanakan untuk bertemu dengan Tuhan. Ibadah dilakukan ditiga tempat, yaitu di Sorga, di Bumi dan di hati kita masing-masing. Dalam ibadah yang menjadi tata acara ibadah sudahlah menjadi ketentuan dari pusat. Dalam acara ibadah minggu ada beberapa instrumen yang digunakan sebagai pengiring lagu pada saat ibadah minggu di Panti karya Hephata laguboti. Terdapat empat instrumen yang digunakan dalam musik ansambe grup berkebutuhan khusus, yaitu Keybord, Bass, Gitar, dan Drum. Kesulitan yang dihadapi dalam memainkan musik ansamble , yaitu para pemusik tidak dapat mengontrol emosi dan kurang fokus saat memainkan instrumen dan kurang memadainya ruangan untuk latihan.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Bentuk Penyajian Musik Ansamble Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Dalam Acara Ibadah Minggu Di

Panti Karya Hephata Laguboti”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Shawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

3. Uyuni Widyastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan,

4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik,

6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd Pembimbing skripsi I, dan Lamhot B Sihombing, M.Pd sebagai Pembimbing skripsi II,

7. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

8. Para Pegawai Tata Usaha FBS Universitas Negeri Medan : Kurnia Hendra Putra, Indri Hapsari, M. Abror Harahap dan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

(8)

iii

memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan ananda.

10.Kakak penulis Nehemia Pasaribu Am.Keb dan Suami Yan Bastian Gultom S.Hut, Pdt Elisabeth Pasaribu STh dan Suami Pdt Donal Manurung STh, abang penulis Heri Noprin Pasaribu SE, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

11.Terimakasih kepada Bapak Pdt Jonri Panjaitan STh, Yayasan Panti Karya Hephata dan seluruh anak panti Hephata yang telah memberi semangat dan memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. 12.Teman-teman terbaik Rodearni Marbun, S.Pd, Delfiana Sinaga, S.Pd, Willi,

Triadil, Yusnita Sinaga, Natalia Siregar, Nasriani Siregar, Tantrina Hutasoit, Risma Elly, Devi, Ganda Sianipar, Sisilia Sipangkar, Sareza Sihotang dan teman-teman Pendidikan Musik dan Stambuk 2011 yang telah memberikan doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.

13.Teman-teman seperjuangan penulis Maria Simbolon, Agus Simamora, Fenny Hannatasya Purba dan Hendro Samosir

14.Teman-teman PPL Ana Sinaga, Randa, S.Pd, Presli B Mulia Siagian, S.Pd, terimakasih atas doa dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, Februari 2016 Penulis,

Arimawati Pasaribu

(9)

iv

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 10

1. Pengertian Bentuk Penyajian ... 11

2. Musik ... 12

a. Ritme/Irama ...13

b. Melodi ...14

c. Harmoni ...15

d. Tempo ... 16

e. Dinamik ... 17

3. Jenis Instrumen yang digunakan ... 18

(10)

v

5. Berkebutuhan Khusus... 22

B. Kerangka Konseptual ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi dan sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Observasi dan Pengamatan ... 30

2. Studi Kepustakaan ... 32

3. Wawancara ... 34

4. Dokumentasi ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Letak Geografis Panti Karya Hephata Laguboti ... 39

B. Instrumen yang digunakan dalam Acara Ibadah Minggu ... 44

C. Faktor Kesulitan yang dihadapi ... 47

D. Bentuk Penyajian Musik ansamble Grup Berkebutuhan Khusus

(11)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 83

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, sebab kepada

manusia diberi akal, pikiran, sikap sosial dan lain-lain. Setiap manusia memerlukan waktu yang cukup panjang untuk membentuk kepribadiannya yang matang. Untuk

membentuk pribadi yang matang memerlukan banyak proses tertentu yang harus dikembangkan, salah satunya adalah melalui proses belajar.

Siapa saja dapat belajar, siapa saja perlu belajar, baik manusia normal ataupun abnormal (cacat tubuh). Tidak ada batasan atau larangan dalam hal untuk mencari ilmu. Cacat tubuh bukanlah menjadi suatu penghalang untuk mendapatkan pendidikan dan

untuk dapat berkreasi.

Cacat tubuh (abnormal) termasuk juga kedalam kategori berkebutuhan khusus.

Berkebutuhan khusus merupakan karakteristik khusus yang berbeda dengan pada umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam berkebutuhan khusus adalah antara lain: tunanetra (gangguan pada

penglihatan, sehingga tidak dapat melihat sama sekali), tunarungu (gangguan pada pendengaran sehingga tidak dapat mendengar bunyi dengan sempurna), tunagrahita

(kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan pada mental intelektual), tunadaksa (anak yang memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna), tunalaras (individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi), dan gangguan perilaku (gangguan perilaku masa

kanak-kanak yang ditandai oleh aktifitas agresif yang menyebabkan gangguan pada lingkungan alami anak). Penyandang Berkebutuhan khusus ini memerlukan bentuk

(13)

Penyandang berkebutuhan khusus biasanya belajar dan ditempatkan di Sekolah Luar Biasa ataupun disebuah Panti Karya yang dibuka khusus untuk mendidik anak

berkebutuhan khusus.

Panti Karya Hephata merupakan salah satu wadah yang bekerja untuk menaungi para

penyandang berkebutuhan khusus yang ada di Sumatera Utara. Panti Karya Hepata merupakan salah satu Panti yang berada di kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Panti Karya Hephata ini berdiri sejak 03 Desember 1923. Di dalam Panti Karya

Hepata mulai anak-anak hingga dewasa ada disana.

Di dalam Panti Karya ini, Penyandang berkebutuhan khusus dididik untuk dapat

berkreasi, berprestasi, mandiri mengatasi hidupnya. Mereka membuat sebuah grup dalam bidang yang mereka kuasai. Misalnya seperti grup bercocok tanam, grup berternak, grup menganyam dan membuat keset kaki dan grup musik yang mereka gunakan untuk

mengiringi ibadah minggu. Mereka juga mampu bersosialisasi dengan baik dan yang terutama adalah mampu mengembangkan bakat yang mereka miliki walaupun dengan

keadaan fisik yang kurang mampu, hal ini berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan. Salah satu bakat yang paling menonjol pada penyandang berkebutuhan khusus adalah mampu memainkan alat-alat musik dan memainkanya pada acara ibadah minggu

di Gereja Panti Karya Hephata Laguboti. Mereka dapat memainkan musik sebagaimana kita manusia normal memainkan musik. Yang memainkan grup ansamble ini merupakan

mereka yang menyandang tunanetra.

Musik merupakan salah bagian dari seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan. Dipikirkan, dan dihayati serta sesuatu yang

(14)

tertentu. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa bentuk suatu musik dapat berbeda antara satu dengan yang lainya.

Musik tidak terlepas dari kehidupan manusia. Musik tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan, melainkan dapat dijadikan sebagai pendukung acara keagamaan, adat

istiadat, pendidikan, komunikasi bahkan sebagai pendatang material. Hal ini menggambarkan bagaimana musik sangat berperan penting dalam kehidupan manusia setiap hari. Musik dapat didengar dan dinikmati dimana pun manusia berada.

Musik juga dapat dimainkan oleh siapa saja. Baik itu anak-anak, orang dewasa, bahkan hingga orang tua. Siapa saja dapat belajar musik, baik itu manusia normal

maupun manusia abnormal (berkebutuhan khusus). Tidak ada batasan atau larangan dalam hal belajar musik. Abnormal (berkebutuhan khusus) bukanlah menjadi suatu penghalang untuk belajar dan bermain musik.

Musik yang dimainkan grup berkebutuhan khusus di Panti Karya Hephata Laguboti berupa musik ansamble. Musik ansamble adalah sekelompok atau grup yang memainkan

alat musik secara bersama-sama. Ansamble memiliki dua macam bentuk yaitu ansamble sejenis dan ansamble campuran.

Dalam ansamble sejenis penyajian yang dilakukan secara bersama-sama atau

kelompok hanya memakai alat musik satu jenis saja, sedangkan ansamble campuran dimainkan bersama-sama atau kelompok dengan beberapa alat musik yang berbeda. Di

Panti Karya Hephata grup berkebutuhan khusus menggunakan ansamble campuran dalam menyajikan sebuah musik ansamble dalam mengiringi acara ibadah minggu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyajikan sebuah musik dapat dihadapi dengan

dukungan-dukungan yang diberikan kepada pemain musik melalui tanggapan-tanggapan positif bagi pendengar musik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti

(15)

khusus yang ada di Yayasan Panti Karya Hephata Laguboti. Sebagai judul penelitian yang berjudul “ Bentuk penyajian Musik Ansamble Grup Berkebutuhan Khusus dalam

Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hepata Lahuboti”.

B. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena dalam identifikasi masalah peneliti dapat menemukan hal-hal atau

pertanyaan yang ada dalam masa penelitian. Adanya identifikasi masalah didapatkan dari latar belakang penelitian. Hal ini dilaksanakan agar penelitian yang dilakukan menjadi

terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa: “Identifikasi masalah adalah suatu situasi

yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaa,

keadaan-keadaan dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang timbul

dan dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Instrumen apa saja yang digunakan dalam musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

2. Bagaimana faktor kesulitan yang dihadapi pada saat latihan dan menyajikan musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah

Minggu di Panti Karya Hephata?

3. Lagu apa saja yang dimainkan dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

(16)

5. Bagaimana bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

6. Bagaimana tanggapan audience (jemaat) terhadap bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di

Panti Karya Hephata?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan

masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:286) mengatakan bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat

kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen apa saja yang digunakan dalam musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

2. Bagaimana faktor kesulitan yang dihadapi pada saat latihan dan menyajikan musik

ansamble grup berkebutuhan khusus(tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

3. Bagaimana bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak

(17)

untuk pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Uraian di atas didukung juga dengan pendapat Sugiyono (2008:288) mengatakan bahwa: “Rumusan masalah adalah pertanyaan

penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabanya melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut “ Bagaimana Bentuk Penyajian Musik

Ansamble Grup Berkebutuhan Khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata Laguboti”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian senantiasa berorientasi kepada tujuan tertentu. Tanpa

adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah, karena tidak tau apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Itu sebabnya tujuan penelitian

mempunyai rumusan yang tegas dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Hal ini didukung oleh pendapat Syahrum (2011:95)

mengatakan bahwa: “Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui dan

didapatkan dari pertanyaan penelitian yang harus dijawab oleh peneliti itu sendiri”. Maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui instrumen apa saja yang digunakan dalam menyajikan musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata.

2. Untuk mengetahui faktor kesulitan yang dihadapi pada saat menyajikan musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di

(18)

3. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata.

F. Manfaat Penelitian

Seseorang yang melakukan kegiatan penelitian tentu dapat memikirkan kemungkinan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitianya. Penelitian akan mempunyai manfaat jika tujuan yang diharapkan tercapai. Manfaat adalah suatu yang dapat memberi faedah dan

mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga maupun orang lain. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2009:213) yang mengatakan bahwa: “ Manfaat penelitian

merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat”.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :.

1. Menambah wawasan peneliti dalam rangka menuangkan gagasan kedalam karya tulis dalam bentuk proposal penelitian.

2. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan dikemudian hari.

3. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik Unimed.

4. Sebagai informasi kepada masyarakat dan lembaga yang mengemban visi dan misi kebudayaan, khususnya bidang ansamble musik di Yayasan Hepata

Laguboti.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap Acara Ibadah Minggu di Panti Karya

Hephata laguboti, penulis mengambil kesimpulan yaitu :

1. Ibadah Minggu merupakan Datang ke Gereja dan beribadah dilakukan untuk

berjumpa dengan Tuhan. Ibadah dilakukan di tiga tempat. Ibadah yang pertama diadakan di Surga, sebagaimana diceritakan di Kitab Wahyu. Ibadah ke dua ada di bumi, seperti ibadah minggu yang dilakukan di Panti Karya Hephata Laguboti. Ibadah

yang ke tiga ada di dalam hati kita. Ketiga-tiganya haruslah dalam satu ikatan yang harmonis. Dalam ibadah minggu, yang menjadi tata acara ibadah sudahlah menjadi

ketentuan dari pusat Gereja. Tata ibadah telah dipersiapkan dari satu tahun sebelum. Tata ibadah ini dituliskan dalam Almanak. Almanak adalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan untuk satu tahun berdasarkan tahun Gerejawi yang dijadikan sebagai

panduan untuk melakukan ibadah, baik itu ibadah setiap hari maupun ibadah minggu di setiap gereja. Dalam acara ibadah minggu di Panti Karya Hephata mereka

menggunakan beberapa instrumen musik yang dijadikan sebagai pengiring lagu pada saat ibadah berlangsung. Instrumen ini mereka gabungkan menjadi satu ansamble musik yang harmonis. Instrumen yang mereka gunakan merupakan instrumen

campuran

Ibadah minggu dimulai pada pukul 11.00 WIB dan diawali dengan membunyikan

(20)

bunyi lonceng dengan memanjatkan doa-doa peribadi ke dalam hadirat Allah dan ibadah siap untuk dilaksanakan.

2. Dalam penyajian musik ansamble berkebutuhan khusus (Tunanetra) ada beberapa alat musik yang digunakan sebagai pengiring dalam acara Ibadah Minggu. Berdasarkan

wawancara dengan salah satu pelatih musik ansamble di Panti Karya Hephata ada empat instrumen yang digunakan, antara lain:

a. Keybord

b. Bass c. Gitar

d. Drum

3. Ada beberapa kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam memainkan musik ansamble yaitu; keadaan kondisi yang mempunyai kekurangan tersendiri dan tidak sama dengan

manusia lainya membuat sedikit keterbatasan dalam memainkan instrumen musik yang ada di Panti Karya Hephata itu. Terkadang para pemusik cenderung kurang

mengontrol diri dan kurang fokus saat memainkan instrumen sehingga membuat tempo atau ketukan dalam memainkan instrumen tidak teratur. Ada juga kendala dalam memainkan musik ansamble di Panti Karya Hephata Laguboti yaitu: kurang

memadainya ruangan untuk latihan ansamble. Dalam mengajarkan musik ansamble diharapkan pelatih yang bukan saja profesional dibidang musik tetapi juga harus

(21)

B. Saran

1. Upaya penerapan musik ansamble berkebutuhan khusus yang dilakukan oleg pelatih

di Panti Karya Hephata perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan berbagai proses kreatif sesuai dengan peratutan di Panti karya Hephata,

2. Fasilitas ruang latihan sebaiknya lebih diperhatikan demi kenyamanan pemain musik ansamble berkebutuhan khusus(tunanetra dalam berlatih.

3. Untuk selalu memberikan motivasi dan membangun rasa percaya diri dalam

memainkan instrumen musik.

4. Disarankan kepada Bapak Pimpinan Panti Karya Hephata untuk lebih memperhatikan

(22)

1

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kencana.

. 2003. Kamus Musik. Jakarta: Kasinus.

Bungin. Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Djelantik, AAM. 1990. Pengantar Pasar Estetika. Denpasar: STSI Denpasar.

Hadeli. 2006. Pedoman Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Kamien. 2004. Musik An Appreciation Usa: Mc Crow Hill, Inc.

Mangunsong, Frieda. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Pustaka.

Miller. 2002. “The Rule Of Music In My Life” : Quantum teaching.

Peter, Nichol. 2005. Panduan Praktis Membaca Notasi Musik. Jakarta: PT

Soeharto. 2001. Musik Dalam mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala.

. 1992. Kamus Musik. Jakarta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2004. Metode Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing Hause.

. 1992. Ansamble Musik Sekolah. Jakarta: Cakrawala. Gramedia Pustaka Umum.

Referensi

Dokumen terkait

Serangkaian percobaan dilakukan untuk menyeleksi genotipe tenggang Al dan tahan terhadap penyakit blas dari galur haploid ganda hasil kultur antera, menganalisis

Syukur Alahamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi

Her thesis was on “Examination of Land Degradation Based on Erosion Potential by using Revised Universal Soil Loss Equation, Cased Study of Bandung Regency, West Java,

Mixer sampai hancur lalu bekukan lagi.. Ulang hingga tekstur es

(2) among non-regular work, only a certain type is applicable, meaning that workers by independent contract workers (673 thousand workers), workers in special types of

Puji syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah yang di limpahkan oleh kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia yang

Senyawa kalsium fosfat hidroksiapatit biasanya digunakan dalam bentuk serbuk atau bentuk kompak yang telah disinter, karena hidroksiapatit yang telah disinter pada suhu tertentu akan

Interestingly, one strain sensitive to at least six anti-TB drugs demonstrated a new mutated allele carrying CCC (Pro) to CAC (His) at codon rpoB535, but the clinical significance