• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PADA TATA IBADAH AGAMA SIKH DI GURDWARA NANAK DEV JI KAMPUNG KELING MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PADA TATA IBADAH AGAMA SIKH DI GURDWARA NANAK DEV JI KAMPUNG KELING MEDAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK

PADA TATA IBADAH AGAMA SIKH

DI GURDWARA NANAK DEV JI

KAMPUNG KELING MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

YESAYA BASTAMA SIREGAR

2113340054

 

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii 

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan Rahmat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Pada Tata Ibadah Agama Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji Kampung Keling Medan.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moralmaupun materil. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ,

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

4. Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd Sekretaris Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dan Narasumber I

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M. Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik 6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd Pembimbing Skripsi I

7. Mukhlis Hasbullah, M.Sn Pembimbing Skripsi II

8. Herna Hirza, M.Sn Narasumber II dan seluruh Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

9. Pengurus The Gurdwara Parbhandak Committee Ibu Nancy yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian

(7)

iii 

mendukung baik secara moril maupun materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus tiada hentinya demi kesuksesan penulis.

11. Kakak tercinta Wenty Regina Siregar, dan adik tersayang Chintya Brenda Clarisa Siregar, beserta sepupu Sony F Ginting, Selvi Ginting, Ian Rendy Ginting dan seluruh keluarga atas semangat, doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

12. Teman terbaik penulis Debora Eunike Simanjuntak, Ade Sitorus, Maria, Grace, Petra, Ecy, Hanna, Ajeng, Tinton, Tika, Vebro Siregar, Segaris, Next Level Project, Grapiti Community dan rekan-rekan seperjuangan stambuk 011, serta seluruh teman-teman yang lain yang tidak dapat diucapkan satu-persatu. Terimakasih untuk motivasi dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga kebaikan mereka mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, baik berkenan dengan bentuk maupun isinya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran, kritik dan koreksi guna perbaikan.

Medan, September 2016 Penulis

(8)

vii 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh melodi raga bhupali ... 13

Gambar 2.2 Pola Ritme Tintal ... 15

Gambar 2.3 Pola Ritme Ektal ... 15

Gambar 2.4 Pola ritme jhaptal ... 16

Gambar 2.5 Pola ritme rupak ... 16

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 4.1. Wawancara dengan narasumber . ... 32

Gambar 4.2. Gurdwara Nanak DevJi . ... 33

Gambar 4.3. Altar kitab Guru Grant Sahib . ... 33

Gambar 4.4. Altar untuk pendeta memainkan alat music . ... 34

Gambar 4.5. Sekolah Khalsa . ... 35

Gambar 4.6. Bagian dalam Gurdawara . ... 35

Gambar 4.7. Alat musik harmonium . ... 36

Gambar 4.8. Alat musik tabla . ... 38

Gambar 4.9. Alat musik rebana ... 39

Gambar 4.10. Kitab Guru Grant Sahib. ... 40

Gambar 4.11.Umat Sikh memakai penutup kepala sebelum beribadah . ... 42

Gambar 4.12. Umat Sikh mencuci kaki sebelum memasuki Gurdwara . .... 43

Gambar 4.13 Umat Sikh berdoa di depan altar . ... 43

Gambar 4.14 Umat Sikh menyanyikan Asadivaar . ... 58

(9)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik merupakan pengungkapan melalui gagasan bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Musik merupakan suatu wujud karya dalam bentuk nada dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya yang lahir dari aliran – aliran nadi yang disertai dorongan sensitif karena salah satu indera yang merasakannya. Pada hakikatnya musik sangat berperan khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini musik telah menjadi konsumsi utama bagi kebanyakan orang pada setiap kalangan. Hal ini dikarenakan musik bisa didapatkan atau didengarkan dimana saja dan kapan saja, seperti lewat radio, telivisi, handphone, iphone, ipod, dan lain sebagainya.

Musik tidak dapat dipisahkan dari seluruh aspek kehidupan manusia, dan selalu melekat dalam seluruh kehidupan manusia. Secara mendasar, musik merupakan hasil dari karya masusia yang diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Oleh karenanya, fungsi musik sangat beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan pencipta ataupun penikmat musik yang diciptakan tersebut. Namun, meskipun musik memiliki fungsi yang berbeda, musik tetaplah karya seni yang diciptakan sebagai ekspresi jiwa.

(10)

2  

tertentu untuk secara langsung mengucapkan isi hati yang dicetuskan berupa rangkaian kata yang mengandung irama, melodi, dan harmoni. Nyanyian yang dinaikkan biasanya berisi tentang ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Dalam sistem religi misalnya, sebelum datangnya agama-agama besar dunia di Sumatera Utara, masyarakat di kawasan ini mempercayai adanya makhluk-makhluk gaib yang menghuni tempat-tempat tertentu. Mereka juga mempercayai roh-roh nenek moyang yang dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupannya. Oleh karena itu mereka selalu memuja roh-roh nenek moyangnya dan pemujaan tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan musik. Musik dalam ibadah satu keagamaan mengandung pesan kecintaan terhadap Tuhan, pemujaan terhadap keagunganNya dan pemujaan terhadap kebaikanNya. Ibadah adalah suatu kegiatan keagamaan yang sacral dan kudus, acara yang memiliki tahap atau proses dalam melakukan pemujaan kepada Tuhan, ataupun dewa-dewi yang dipuja oleh penganut suatu kepercayaan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu proses ibadah dilakukan dengan tentram, damai, syahdu, dan hikmat. Dalam suatu ibadah, banyak cara dilakukan untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan yaitu melalui puji–pujian, lewat lagu, doa, dan tepuk tangan. Seluruh bangsa di dunia yang menganut satu kepercayaan yang memiliki agama, dan suatu ajaran kerohanian melakukan pemujaan kepada Tuhannya lewat ibadah, termasuk di Indonesia.

(11)

3  

masa animisme, Hindu, dan Budha. Selain itu ada pula kelompok-kelompok etnik pendatang yang membawa budaya dan agamanya di kawasan ini. Misalnya orang Bali membawa agama Hindu Dharma Bali, orang-orang dari Indonesia Timur membawa agama Kristen Protestan yang terintegrasi dalam Gereje Protestan Indonesia Bahagian Barat (GPIB), orang-orang Tionghoa yang membawa agama Budha (berkarakter budaya China) juga Taoisme, Konfusianisme, dan lainnya. Demikian pula masyarakat yang berasal dari India seperti suku Tamil, Hindustani, dan lainnya membawa agama Hindu, Islam, dan Sikh, yang tentu saja berkkarakter budaya India.

Sikh merupakan salah satu agama terbesar di dunia. Agama ini berkembang pada abad (1469-1539) pada akhir abad 15 dan awal abad 16. Sikhisme berasal dari kata Sikh, yang berarti “murid” atau “pelajar”. Sikh berasal dari sebuah desa di India yang bernama Punjab. Agama Sikh mayoritas berkembang pada masyarakat Punjabi itu sendiri. Agama Sikh didirikan oleh anak dari Mehta Kalu seorang keturunan bedi (kstaria) yang berkeja sebagai akuntan desa yang menganut agama Hindu yang bernama Guru Nanak Dev Ji.

Berkembangnya agama Sikh yang sangat pesat menyebabkan terjadinya penyebaran ke seluruh dunia. Begitu di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Menurut Tengku Luckman Sinar (1991) dalam tahun 1930 sudah lebih dari 5000 orang umat Sikh tersebar di Sumatera Utara antara lain di kota Medan, Binjai, Lubuk Pakam, Kisaran, Pematang Siantar, Perbaungan, dan Tebing Tinggi.

Sama halnya dengan agama lainnya Sikh juga memiliki tata penyembahan kepada Wahegeru1. Ibadah umat Sikh dilakasakan setiap hari Minggu di

      

1

(12)

4  

Gurdwara2. Bentuk penyajian music Sikh terdiri dari 3 bagian yang dimulai

dengan pelaksanaan Asa Di Vaar kemudian Kirtan dan yang terakhir Ardas. Asa

Di Vaar, merupakan nyanyian yang dibawakan ketika di awal ibadah, yang berisi

24 bait dan dikutip dari Guru Granth Sahib3, lirik pada Asa Di Vaar tidak berubah, selalu sama pada setiap ibadah, tetapi melodi musiknya tergantung pada yang membawakan Asa Di Vaar.

Dalam ketiga bagian yang dilaksanakan umat Sikh dalam melaksanakan ibadah yang paling menarik perhatian peneliti adalah bagian pertama yaitu Asa Di

Vaar dimana ini merupakan bagian pembuka dalam melaksanakan ibadah yang

dilakukan oleh umat Sikh setiap minggunya tepatnya pada hari Minggu. Musik sangat berperan penting dalam melaksanakan ibadah pada agama Sikh, terutama pada bagian Asa Di Vaar. Musik akan terus dimainkan ketika pembacaan ayat oleh Bhai. Setiap Gurdwara mempunyai alat musik yang berbeda – beda, dimana alat musik tersebut berasal dari India. Mereka juga memiliki ciri masing-masing atau satu perbedaan dalam melakukan ibadah. Oleh sebab itu dapat dikatakan musik mempunyai fungsi dalam melaksanakan ibadah umat Sikh. Kenyataan inilah yang mendasari penulis memilih judul “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Pada Ibadah Agama Sikh Di Gurdhwara Nanak Dev Ji Kampung Keling Medan”.

      

2

Gurdwara adalah tempat beribadah kaum Sikh, wara artinya gerbang, Gurdwara atinya gerbang menuju Guru. Gurdwara dapat dikenali dari jauh dengan tiang bendera yang tinggi yang diujungnya berkibar bendera Nishan Sahib (bendera kaum Sikh).

3

Guru pendiri agama tersebut yang terdiri dari 1430 halaman. Agak berbeda dengan agama-agama lain seperti Kristen yang kitab sucinya adalah Injil (Bibel), Islam kitab sucinya Al-Qur’an, Yahudi kitab sucinya Taurat, maka umat Sikh memandang kitabnya adalah rangkaian yang terintegrasi dengan para sepuluh gurunya. Bahkan Kitab Guru Granth Sahib ini merupakan “guru yang

(13)

5  

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah sangat penting dilakukan dengan benar dalam penelitian ilmiah. Hal ini bertujuan agar peneliti menjadi terarah dan setiap masalah yang muncul tidak terlalu luas dan melebar. Menurut pendapat Haeli (2006:23) yang menyatakan bahwa : ”Identifikasi masalah adalah situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan – kebiasaan, keadaan – keadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan masalah.

Berdasarkan pendapat diatas dan uraian yang disajikan dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah agama Sikh?

2. Bagaimana Bentuk Penyajian Asa Di Vaar pada ibadah umat Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Keling Medan?

3. Bagaimana Fungsi musik dalam pelaksanaan Asadivaar pada ibadah umat Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Keling Medan? 4. Bagaimana tanggapan jemaat tentang Fungsi Musik dalam

pelaksanaan Asa Di Vaar pada ibadah umat Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Kelinng Medan?

5. Alat musik apa saja yang digunakan dalam melaksanakan Ibadah umat

(14)

6  

C.Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakup – cakupan masalah, dan untuk mempersingkatnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan kemampuan penulis, untuk itu penulis membatasi masalah dalam topik ini agar dapat menganalisanya dengan baik serta dipertanggungjawabkan. Menurut Sugiyono (2012:286) mengatakan bahwa : “pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”. Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan maka penulis membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dari penelitian yaitu:

1. Bagaimana bentuk penyajian Asa Di Vaar pada ibadah agama Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Keling Medan?

2. Bagaimana Fungsi musik dalam pelaksanaan Asa Di Vaar pada ibadah umat Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Keling Medan? 3. Alat musik apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah umat

Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Keling Medan?

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pertanyaan lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Mengingat perumusan masalah merupakan titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban.

(15)

7  

kontrak dalam menmukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya”.

Berdasarkan dari uraian – uraian dan pendapat maryeani tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Pada Tata Ibadah Sikh Di Kuil Gurdwara Kampung Keling Medan?”.

E.Tujuan Penelitian

Pada Umumnya sebuah kegiatan penelitian berorientasi pada tujuan dalam kaitan ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2010:397) yang mengatakan bahwa : “Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan yang sebelumnyaa belum perna ada atau belum diketahui”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tidak lain untuk mengetahui indikator – indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang berkaitan denga variabel – variabel penelitian. Dalam hal ini ditemukanlah tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk penyajian Asa Di Vaar pada ibadah agama

Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di Kampung Keling Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana Fungsi musik dalam melaksanakan

Asa Di Vaar pada ibadah umat Sikh di Gurdwara Nanak Dev Ji di

Kampung Keling Medan.

(16)

8  

F.Manfaat Penelitian

Setiap penulisan pastilah memiliki manfaat secara langsung maupun tidak, karena penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah dirumuskan oleh penulis. Setelah penulisan ini selesai dilakukan, akan didapat hasil penulisan yang memberi manfaat sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan penulis tentang bentuk penyajian dan fugsi musik dalam ibadah agama sikh.

2. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan maupun ide ke dalam karya tulis.

3. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat/pembaca mengenai “Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Pada Tata Ibadah Agama Sikh Gurduwara Nanak Dev Ji Kampung Keling Medan”.

4. Sebagai bahan reverensi untuk menjadi acuan bagi peneliti yang relevan dengan topik ini dikemudian hari.

5. Sebagai bahan tambahan kepustakaan dalam kajian musik dan lagu (studi bentuk dan fungsi).

6. Menambah sumber kepustakaan di jurusan Sendratasik Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

(17)

   

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Dalam tata ibadah agama Sikh di Gurdawara Nanak Dev JI Kampung Keling Medan, masih tetap menjaga dan menjalankan sesuai tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka sebelumnya.

2. Instrumen yang digunakan pada setiap ibadah adalah, harmonium dan

tabla serta rebana. Harmonium dan table merupakan alat musik yang

wajib dimainkan ketika beribadah.

3. Bentuk penyajian musik dalam tata ibadah agama Sikh di Gurdawara Nanak Dev Ji Kampung Keling Medan, memiliki bentuk penyajian yang menarik karena di dalam musik tradisional tersebut juga terdapat nilai seni yang tinggi yang tidak bisa dibandingkan dengan musik modern.

(18)

62  

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara lain:

1. Bagi pendeta dan pengurus Gurdawara untuk lebih meningkatkan minat

anak-anak dalam memainkan alat musik India. 

2. Memberikan pembelajaran dan motivasi kepada generasi muda untuk lebih

(19)

63  

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yokyakarta: Kanisius. Hadeli. 2006. Pedoman Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Hidayat, Azis Alimun. 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Surabaya: Salemba Media.

http://raag-hindustani.com/Scales2.html

http://homepage.usask.ca/~jrc871/rhythm.html

Johar, Surinder Singh. 1998. Holy Sikh Shrines. India: Prints India

Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London Nallin, Walter. 1998. The Musical Idea. London : The Maccmilan Company. Maryaeni. 2005. Metode penelitian kebudayaan. Jakarta: bumi aksara Merriam, Alan P. 1964. The Anthopology Of Music. Evanston Illinois:

North Western University Press.

Muttaqqin, Ali. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 2. Jakarta: Erlangga Siti. Waridah 2001. Tata ibadah. Jakarta: www.tataibadah.co.id

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2009. Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: alfabeta. . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Supranto. 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing

House.

Soedarsono. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata upacara Pangguni Uthiaram, instrument yang digunakan, bentuk penyajian dan fungsi musik pada upacara Pangguni Uthiaram di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian, fungsi musik, dan alat musik pada Musik Paranaue Pada Komunitas Seni Bela Diri Ginga Firme Capoeira

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui instrumen apa yang digunakan pada upacara pernikahan di Kuil Shri Mariamman Medan, bentuk penyajian pada upacara

Oleh karena itu masalah yang akan diteliti dalam tulisan ini hanya membahas kajian bentuk penyajian dan aransemen dari kesenian group musik rebana Al Khoiriyah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Campursari Pada Pernikahan Etnis Jawa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian pertunjukan ludruk di Kabupaten Asahan, Fungsi musik pengiring pertunjukan ludruk, dan kegunaan instrument dalam

dokumentasi penelitian, maka akan didapatkan data yang kemudian akan digunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan fungsi dan bentuk penyajian musik Krumpyung kepada khayalak

Dalam melakukan penelitian fungsi dan bentuk penyajian musik cengklungan , peneliti turun langsung ke dalam kelompok atau paguyuban Podho Rukun, dimana musik cengklungan