• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN MUSIK DAN LAGU PADA RITUAL KEAGAMAAN GURUJI AGAMA SIKH DI GURDWARA SHREE GURU ARJUN DEV JI MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN MUSIK DAN LAGU PADA RITUAL KEAGAMAAN GURUJI AGAMA SIKH DI GURDWARA SHREE GURU ARJUN DEV JI MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN MUSIK DAN LAGU PADA RITUAL

KEAGAMAAN GURUJI AGAMA SIKH DI GURDWARA

SHREE GURU ARJUN DEV JI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SIYEANNE MURDIANA MINEN NIM. 2123140071

PRODI PENDIDIKAN MUSIK

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Siyeanne Murdiana Minen, NIM 2123140071. Bentuk Penyajian Musik dan Lagu Pada Ritual Keagamaan Guruji Agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk penyajian musik dan lagu pada ritual keagamaan Guruji agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan. Untuk mengetahui instrumen dan lagu yang di gunakan pada upacara Guruji agama Sikh di Gurdwara Shree Arjun Dev ji Medan.

Teori yang di gunakan dalam penelitian ini mencakup pengertian bentuk penyajian, bentuk lagu, teori lagu, teori instrumen, teori ritual Guruji, dan pengertian Sikh.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa aspek, yaitu pengamatan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan, tepatnya di jalan Mawar Sari Rejo, Karang Sari Medan dan penelitian ini di mulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 20 orang jemaat, 1 orang Kabid agama Sikh, dan 1 orang pengurus Gurdwara. Sample dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi.

Bentuk penyajian musik pada Ritual Keagamaan Guruji terdapat beberapa unsur yang mendukung kelancaran dalam upacara Guruji. Unsur-unsur tersebut meliputi: (a) Alat Musik, (b) Pemain Musik, (c) Musik, (d) Kostum/Busana, (e) Waktu dan Tempat Penyajian. Lagu yang dinyanyikan di ambil dari kirtan. Alat musik terdiri dari Tabla dan Harmonium. Pemain musik terdiri dari 3 orang, 1 orang pemain tabla 2 orang penyanyi, salah satu penyanyi memainkan harmonium. Kostum umat Sikh diwajibkan menutup kepala dengan serban atau selendang dan memakai pakaina yang sopan. Upacara Guruji dilaksanakan di halaman depan Gurdwara. Bentuk lagu di nyanyikan secara berulang-ulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda. Dengan kata lain, bait lagu yang dinyanyikan dengan nada yang sama.

Kata Kunci: Bentuk Penyajian Musik dan Lagu Pada Ritual Keagamaan Guruji Agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkatnya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi

ini berjudul “Bentuk Penyajian Musik dan Lagu Pada Ritual Keagamaan

Guruji Agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, baik bantuan secara moral dan materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan

dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga

kepada:

1.Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2.Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan.

3.Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

4.Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Medan.

5.Dr. Pulumun Petrus Ginting, S.Sn, M.Sn. Ketua Program Studi Pendidikan

Musik Jurusan Sendratasik, serta Dosen Pembimbing Skripsi I.

6.Mukhlis Hasbullahh, M.Sn. Dosen Pembimbing Skripsi II.

7.Wiflihani, M.Pd. Dosen Penguji.

8.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik

(8)

iii

9. Kedua orang tua terkasih, Ayahanda (+) Parman Raja Minen dan Ibunda Elly

Ramona Hutabarat yang selalu mendoakan putra-putrinya untuk meraih

kesuksesan, memberikan kasih sayang, motivasi dan semangat yang tiada

hentinya untuk penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

10.Ke lima kakak dan Abang penulis yang terkasih, Lestari Marhaenita Minen,

Ronald Fernando Minen, Lady Silvana Minen, Puji Astuti Minen, Rekha

Berliana Minen, dan Onni Kusriani Minen yang selalu memberikan dukungan

baik secara moral maupun materil.

11.Sahabat terbaik Ruth Helena Nainggolan, Yosie Meiwitami Hutahaean, dan

Lidia Niatirama yang selalu mendukung dalam menyelesaikan Skripsi ini.

12.Mama Gurdial dan Istri Ate Lila, serta Kak Gudi yang membantu dan

memberikan informasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.

13.Pengurus Yayasan Sosial Sikh Gurdwara Sri Guru Arjun Dev Ji dan Bapak

Gurdip Singh Aulakh beserta keluarga yang telah membantu dan memberikan

informasi kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu serta mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini,

semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dibidang Pendidikan Musik.

Medan, September 2016 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah………. 5

C. Pembatasan Masalah………. 6

D. Rumusan Masalah………. 7

E. Tujuan Penelitian………. 7

F. Manfaat Penelitian……… 8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL……... 10

A. Landasan Teoritis……….. 10

1. Teori Bentuk Penyajian……….. 10

2. Teori Musik……… 11

a. Irama/Ritme .………... 12

b. Melodi ………... 13

(10)

v

3. Teori Bentuk Lagu ………... 15

a. Motif ... 15

b. Frase ... 15

c. Kalimat Lagu ... 16

4. Teori Lagu ………... 16

5. Teori Instrumen ……….. 17

6. Teori Ritual Guruji ... 18

7. Pengertian Sikh ... 20

B. Kerangka Konseptual ………... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………... 28

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 28

B. Populasi dan Sampel ……… 28

1. Populasi ……….. 28

2. Sampel ……… 29

C. Metode Penelitian ………. 29

D. Teknik Pengumpulan Data ………... 30

1. Studi Kepustakaan ……….. 31

2. Observasi ……… 32

3. Wawancara ……….. 33

4. Dokumentasi ………... 34

(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 37

1.Riwayat Shree Guru Arjun Dev Ji……….. 38

2.Instrumen Yang Digunakan sebagai pengiring Pada ritual keagamaan Guruji... 39

3.Lagu Yang Digunakan sebagai pengiring Pada ritual keagamaan Guruji...…... 40

4.Bentuk Penyajian Musik Pada ritual Keagamaan Guruji ……… 43

5.Bentuk Penyajian Lagu Pada ritual Keagamaan Guruji……… 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 52

A. Kesimpulan ………... 52

B. Saran ………. 53

DAFTAR PUSTAKA ………... 54

DAFTAR LAMPIRAN ……… 56

Lampiran I………... 56

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Kelima Identitas Agama Sikh ... 23

2. Gambar 4.1 Instrumen Tabla ... 44

3. Gambar 4.2 Instrumen Harmonium ... 45

4. Gambar 4.3 Busana Pengibar Bendera ... 47

5. Gambar 4.4 Busana Pemusik ... 47

6. Gambar 4.5 Busana Peserta/Umat Sikh ……….. 48

7. Gambar L.2.1 Wawancara Penulis dengan Bapak Gurdip Singh Aulakh ,,,,,,, 57 8. Gambar L.2.2 Upacara Penaikan Bendera ... 58

9. Gambar L.2.3 Pada saat Penelitian ... 58

10. Gambar L.2.4 Acara Penutupan dibagikan Halwa ... 59

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk berkreasi dan

berkarya. Manusia berkarya melalui cara dan media yang berbeda-beda sesuai

dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Musik merupakan hasil karya seni

yang mengekspresikan ide dan emosi dalam bentuk media bunyi, di mana musik

merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati. Musik

merupakan hasil kerja manusia dalam konteks bunyi secara musikal untuk

mengekspresikan sebuah ide. Kemudian ide tersebut dapat dituangkan dalam

suatu karya musik berupa lagu. Musik juga berperan sebagai media dalam

berbagai upacara ritual yang bersifat magis, adat istiadat maupun hiburan.

Pada upacara ritual keagamaan, musik digunakan sebagai sarana untuk

mengungkapkan isi hati dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan karunia yang diberikan-Nya. Musik dalam ibadah keagamaan juga

merupakan salah satu alat komunikasi antara manusia dengan manusia yang

mengandung makna tolong-menolong dan toleransi antar manusia.

Dalam kehidupan masyarakat, agama merupakan suatu keyakinan atau

kepercayaan yang dianut agar tidak jatuh dari kesesatan. Agama akan menuntun

umatnya untuk berada di jalan yang benar. Agama bukan semata-mata mencari

yang paling banyak pengikutnya atau ibadahnya yang paling mudah, namun

(14)

2

sesuai dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk di berikan

kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin

semuanya akan kebebasan untuk menyembah menurut agama atau

kepercayaannya.

Di Indonesia agama yang diakui resmi, yaitu Islam, Katolik, Kristen

Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Selain agama-agama tersebut, maka

agama atau kepercayaan yang tidak di sebutkan akan termasuk dalam aliran

sistem kepercayaan di bawah Departemen Pariwisata dan Kebudayaan. Agama

Sikh salah satunya. Agama Sikh merupakan agama yang berada dibawah naungan

PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia). Dalam kolom agama di KTP, mereka

yang beragama Sikh harus memilih agama Hindu. Hal ini terjadi karena belum

adanya legalitas atau pengesahan secara resmi dari pihak pemerintah.

Agama Sikh lahir sekitar abad ke-16 dan ke-17 di India, tepatnya di daerah

Punjab. Agama Sikh berkembang sangat pesat yang menyebabkan terjadinya

penyebaran ke seluruh dunia. Kata Sikhisme berasal dari kata Sikh, yang berarti

“murid ataupun pengikut”.

Agama Sikh bermula di Sultanpur, berhampiran dengan Amritsar di

wilayah Punjab, India Utara. Pendiri dari agama Sikh ialah Guru Nanak

(1469-1539), seorang yang pada asalnya beragama Hindu. Guru Nanak mendirikan

agama Sikh dengan Misi agung dari hidupnya, yaitu untuk menunjukkan jalan

yang benar kepada umat manusia yang sedang berbuat kesalahan-kesalahan besar

dan penderitaan-penderitaan yang menekan. Guru Nanak mengajarkan cinta

(15)

3

atau agama. Ia mengajarkan bahwa semua orang dilahirkan sama tanpa ada

perbedaan apapun. Guru Nanak memiliki konsep monotheisme (bertuhan satu

saja). Hanya ada satu Tuhan, manusia bisa berhubungan langsung dengan Tuhan

tanpa perlu perantaraan ritual.

Tuhan penganut agama Sikh di panggil Waheguru. Selepas guru Nanak

meninggal dunia, penggantinya juga diberi pangkat “Guru”. Sebanyak sepuluh

guru telah mengambil ahli tempat Guru Nanak. Kitab suci agama Sikh yaitu Shree

Guru Granth Sahib Ji yang juga merupakan Guru terakhir dan Guru Abadi yang

terdiri dari 1430 halaman dan menguraikan kebesaran Tuhan dan pengabdian

bakta-bakta (pengikut) Tuhan . Tempat ibadah atau kuil peribadatan agama Sikh

dinamakan Gurdwara .

Pada ajaran agama Sikh terdapat banyak acara-acara ritual, yaitu

Peringatan hari kelahiran guru(Gurpur), Kematian(Shaheed), Perkawinan,

Pembaptisan atau Pemberian nama, dan Pengibaran bendera agama. Namun di

setiap acara ritual keagamaan ini, mereka selalu mengawalinya dengan

membacakan kitab suci Guru Granth Shaib dengan hikmat. Dengan demikian,

setiap acara dapat berjalan baik dan penuh berkah. Kegiatan-kegiatan ritual ini

membuat setiap ajaran agama Sikh dapat memahami ajaran-ajaran yang

ditinggalkan oleh kesepuluh Guru.

Upacara pengibaran bendera agama Sikh dilaksanakan dua kali dalam

setahun dimana pengibaran bendera ini dilaksanakan untuk memperingati hari

kelahiran maupun hari kematian salah satu Guru dan apabila salah satu Gurdwara

(16)

4

Upacara pengibaran bendera ini hampir sama dengan upacara bendera yang di

lakukan setiap hari senin di seluruh instansi di Indonesia, yaitu di iringi musik dan

lagu. Musik pengiring dalam upacara bendera ini menggunakan alat musik

tradisional India dan lagu yang dinyanyikan pada saat pengibaran bendera

menggunakan bahasa Punjabi.

Nishan Sahib merupakan sebuah bendera Sikh yang berbentuk segitiga

dan terbuat dari kain katun atau kain sutra dengan rumbai di ujungnya. Bendera

ini diikatkan pada sebuah tiang tinggi dengan ujungnya yang memiliki simbol

Khada (belati bermata dua) dan ditengahnya ada simbol melingkar yang disebut

Chakkar yang diapit oleh dua pedang bermata tunggal(Kirpans). Tinggi tiang

bendera harus lebih tinggi dari bangunan Gurdwara. Ada cara masing-masing

untuk melakukan pengibaran bendera ini, umat Sikh di Amerika Serikat sebelum

upacara bendera dilaksanakan, ada ritual khusus yang dilakukan, yaitu

Memandikan atau Menyucikan Nishan Sahib (tiang bendera) dengan siraman Air

dan Susu. Ritual ini konon melambangkan agar Nishan Sahib (Agama Sikh) bisa

menjadi agama yang kuat, seperti kuatnya Air dan Susu, karena dalam tradisi

India susu merupakan komoditi utama yang menghasilkan banyak energi. Namun,

ritual ini tidak dilakukan di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan.

Sebelum upacara pengibaran bendera dilakukan, maka terlebih dahulu

yang dilakukan di dalam Gurdwara adalah pembacaan Guru Granth Shaib yang

dibacakan oleh pendeta yang berisi sabda dan doa-doa agar acara yang akan

berlangsung berjalan dengan baik yang diiringi oleh musik. Setelah pembacaan

(17)

5

pengibaran bendera yang di iringi dengan musik dan lagu. Musik dan lagu terus di

lantunkan sampai bendera berada dipuncak tiang bendera.

Setiap Gurdwara mempunyai alat musik yang berbeda-beda, di mana alat

musik tersebut berasal dari India. Mereka juga memiliki ciri masing-masing

dalam melakukan ibadah. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik

dengan Upacara bendera agama Sikh ini, karena upacara seperti ini tidak

dilakukan oleh agama lainnya, upacara keagamaan yang biasanya dilakukan oleh

agama Sikh maupun agama lainnya, yaitu upacara Kelahiran, upacara Pemberian

nama, Upacara Pernikahan dan Upacara Kematian, beda halnya dengan upacara

pengibaran bendera agama Sikh, maka peneliti merasa tertarik untuk membahas

lebih dalam dan membuat sebuah penelitian dengan judul “Bentuk Penyajian

Musik dan Lagu Pada Ritual Keagamaan Guruji Agama Sikh di Gurdwara Shree

Guru Arjun Dev Ji Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil di tarik dari

uraian latar belakang masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang

lebih luas. Menurut pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa:

“Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi

dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan dan lain

sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan.

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka permasalahan

(18)

6

1. Apa instrumen yang digunakan sebagai pengiring pada ritual keagamaan

Guruji ?

2. Apa lagu yang digunakan sebagai pengiring pada ritual keagamaan

Guruji?

3. Bagaimana bentuk penyajian musik pada ritual keagamaan guruji agama

Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan?

4. Bagaimana bentuk penyajian lagu pada ritual keagamaan guruji agama

Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan?

5. Apa kendala yang di hadapi oleh pemusik dan penyanyi pada saat ritual

berlangsung?

6. Bagaimana sejarah agama Sikh?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan teoritis, maka peneliti melakukan pembatasan masalah untuk

memudahkan pemecahan masalah yang di hadapi dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2014:286) mengatakan bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif

lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan

tenaga, dana dan waktu”.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti

membatasi ruang lingkup permasalahan yang mencakup:

1. Apa instrumen yang digunakan sebagai pengiring pada ritual keagamaan

(19)

7

2. Apa lagu yang digunakan sebagai pengiring pada ritual keagamaan

Guruji?

3. Bagaimana bentuk penyajian musik pada ritual keagamaan guruji agama

Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan?

4. Bagaimana bentuk penyajian lagu pada ritual keagamaan guruji agama

Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan upaya untuk menemukan jawaban atas

pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik sehingga dapat

mendukung jawaban atas pertanyaan. Menurut Sugiyono (2014:288) mengatakan

bahwa: “Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu

peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan”.

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: Bagaimana Bentuk Penyajian Musik dan Lagu Pada Ritual Keagamaan

Guruji Agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan manusia selalu berorientasi kepada tujuan. Salah satu

keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian

selalu di rumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang

akan di capai. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari

(20)

8

1. Untuk mengetahui instrumen yang digunakan sebagai pengiring pada

ritual keagamaan guruji agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev

Ji Medan.

2. Untuk mengetahui lagu yang digunakan sebagai pengiring pada ritual

keagamaan guruji agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji

Medan.

3. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik pada ritual keagamaan guruji

agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan.

4. Untuk mengetahui bentuk penyajian lagu pada ritual keagamaan guruji

agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam menambah wawasan dan

pengetahuan tentang bentuk penyajian musik dan lagu pada ritual

keagamaan guruji agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji

Medan.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang ritual keagamaan guruji

agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan.

3. Sebagai bahan acuan dan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan

(21)

9

4. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa seni musik, Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Medan.

5. Menambah wawasan peneliti dalam menuangkan ide maupun gagasan

(22)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Gurdwara Shree Guru Arjun

Dev Ji Medan, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan, diantaranya:

1.Upacara Guruji merupakan Hari peringatan kematian atau yang di sebut dengan

Saheed Purd salah satu Guru dalam agama Sikh, yaitu Shree Guru Arjun Dev ji.

Shree Guru Arjun Dev Ji merupakan martir pertama dalam agama Sikh. Shree

Guru Arjun Dev Ji merupakan Guru ke V dari sepuluh guru yang ada dalam

agama Sikh.

2.Instrumen yang di gunakan dalam Upacara Guruji ini adalah tabla dan

harmonium. Tabla sebagai musik pembawa ritme dan harmonium sebagai

pembawa melodis.

3.Lagu yang digunakan pada saat upacara bendera di ambil dari kirtan yaitu

Dayh Shivaa. Kirtan merupakan pembacaan kitab suci secara musikal. Kirtan

lebih bersifat kontekstual, artinya lirik dan melodi tergantung pada

upacara/ibadah apa yang sedang berlangsung di Gurdwara. Pada upacara Guruji,

lagu di bawakan dengan penuh semangat patriotik. Lagu yang di gunakan

berbahasa Punjabi dengan tulisan Gurmukhi.

4.Musik yang dimainkan mempunyai birama 4/4. Dengan nada dasar Do=G.

5.Bentuk penyajian musik pada Ritual Keagamaan Guruji terdapat beberapa

(23)

53

tersebut meliputi: (a) Alat Musik, (b) Pemain Musik, (c) Musik, (d)

Kostum/Busana, (e) Waktu dan Tempat Penyajian.

6. Bentuk lagu dinyanyikan secara berulang-ulang, kemudian bentuk nyanyiannya

di ulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian tentang Bentuk

Penyajian Musik dan Lagu pada Ritual Keagamaan Guruji Agama Sikh di

Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji Medan, maka peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bangsa Indonesia dikenal masyarakat yang multikultural dan berbagai macam

agama, maka dari itu diharapkan untuk tetap terus menghargai dan

menghormati perbedaan antara suku, ras dan agama.

2. Masyarakat Sikh mempertahankan dan meningkatkan persatuan komunitas

dengan menjalankan kebudayaan-kebudayaan dan adat-istiadat yang ada dalam

masyarakat itu sendiri.

3. Bagi penganut agama yang minoritas di Indonesia dan belum di legalitaskan

keberadaannya, di harapkan tetap menjalankan dan beribadah sesuai dengan

(24)

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Banoe. Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Buana. Utari. 2016. Bentuk Penyajian Lagu Oemar bakrie di Marching Band Pada Gebyar Pendidikan Nasional Kabupaten Labuhan Batu Utara. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Djelantik. 1993. Estetika: sejarah pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Gulo. W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia

Hardjana. Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik

Hadi. 2000. Pengertian Upacara keagamaan

Hidayat, Azis Alimun. 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Surabaya: Salemba Media.

Linggono, Budi. 1993. Bentuk dan Analisis Musik, Jakarta. Depdikbud

Manurung. Maria. 2016. Bentuk Penyajian dan Fungsi Gondang Sipitu-pitu Pada Upacara Kematian Sayur Matua di Desa Raya Kecamatan Pematang Raya Kabupaten Simalungun. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Muttaqqin. Ali. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Pendit. Nyoman. 2008. Guru Nanak Pendiri Agama sikh Jilid 4. Jakarta: Yayasan Sikh Gurdwara Mission

Singh. Gopal. 1978. History Of The Sikh People. World Sikh University Press

Singh. Gurbachan. 1969. Ugama Sikh. Malaysia: Sikh Naujawan Sabha

Silitonga. Pita. 2014. Teori Musik. Medan: UNIMED PRESS

(25)

55

Haholongi Ma Sidoli KaryaDompak Sinaga Serta Proses Penciptaannya. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Soeharto. 2001. Musik Dalam Mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala

Sugiyono. 20012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2004. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

http://www.zulfanafdhilla.com/2014/08/agama-sikh-sikhism.html diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 19.30

http://www.dw.com/id/asal-usul-agama-kaum-sikh/a-16151272 diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 10.15

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan produksi pangan di sektor petani saat ini sangat bergantung pada berbagai jenis pupuk kimiawi yang sebenarnya kurang baik untuk kelanjutan sistem

Serangkaian percobaan dilakukan untuk menyeleksi genotipe tenggang Al dan tahan terhadap penyakit blas dari galur haploid ganda hasil kultur antera, menganalisis

Her thesis was on “Examination of Land Degradation Based on Erosion Potential by using Revised Universal Soil Loss Equation, Cased Study of Bandung Regency, West Java,

[r]

Penggunaan bahan yang tepat dalam perawatan luka perineum merupakan tehnik yang benar, karena jika penggunaan bahan yang kurang tepat dapat menyebabkan luka

[r]

Dari data proil Dinas Kesehatan Kabu- paten Kepulauan Sula tahun 2012, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Sula adalah 1 unit rumah sakit milik

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, kompetensi komite audit, kepemilikan saham institusional, dan