• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PADA UPACARA PANGGUNI UTHIRAM DI KUIL SHRI THENDAYUTHABANI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PADA UPACARA PANGGUNI UTHIRAM DI KUIL SHRI THENDAYUTHABANI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PADA

UPACARA PANGGUNI UTHIRAM DI KUIL SHRI

THENDAYUTHABANI KECAMATAN

LUBUK PAKAM KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DEDY NOBERD SIMAMORA

NIM.2111540003

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Dedy Noberd Simamora, NIM 2111542003. Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Pada Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universutas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata upacara Pangguni Uthiaram, instrument yang digunakan, bentuk penyajian dan fungsi musik pada upacara Pangguni Uthiaram di Kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk penyajian, pengertian fungsi musik, pengertian istrument musik, pengertian vokal, pengertian upacara pangguni uthiram.

Penelitian ini dilakukan di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang pada bulan Desember sampai Februari 2016. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Rajindra (ketua kuil), undangan, pendeta,

protokol dan pemusik pada upacara Pangguni Uthiram di kuil Shri

Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, sedangkan sampel berjumlah 15 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan strudi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata upacara Pangguni Uthira dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Punia Waccanam merupakan acara pembuka dalam upacara ritual Pangguni Uthiram. Ritual Penusukan Vell adalah proses penusukan dengan vell berlangsung. Perarakan Radem (Kereta Kencana) adalah proses kereta kencana diarak arakkan mengelilingi Kota Lubuk Pakam. Kegunaan istrument musik pada upacara Pangguni Uthiram agama Hindu yaitu Cinei Takkai, dua Molo, Timbalis, Djembey, kerincingan, tiga Pambo, satti, dan Urumei sebagai rithem, Vokal sebagai pembawa melodi. Bentuk penyajian musik pada upacara Pangguni Uthiram agama Hindu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu musik mendoakan alat yang dipakai pada penusukan, menambah konsentrasi pada peserta nazar, dan mengiringi perjalanan dari sungai sampai kuil. Terdapat tiga fungsi musik pada upacara Pangguni Uthiram agama Hindu, yaitu pengungkapan emosional, fungsi komunikasi, fungsi sarana pengiring upacara.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkat-Nya Skripsi yang berjudul “Bentuk Penyajian Dan Fungsi

Musik Pada Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri Thendayuthabani

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang” dapat diselesaikan dengan

baik.

Dalam penyelesaian Skripsi ini, tentunya penulis juga mengalami berbagai

kesulitan. namun proses itu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik moral

maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis

menuturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa

Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS

Universitas Negeri Medan

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik

sekaligus Pembimbing Skripsi I

6. Danny Ivano Ritonga, M. Pd Pembimbing Skripsi II.

7. Herna Hizra, M. Sn Dosen Pembimbing Akademik.

8. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

9. Narain Sami, SH, dan staf pegawai Parisada Hindu Dharma Indonesia

sebagai narasumber pada penelitian penulis.

10. Rajindra dan Rajeen selaku ketua kuil dan pemain musik.

11. Kedua Orang tua tercinta, Ayah penulis J. Simamora S. Pd dan Mama

N. Br. Manullang yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang

yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil,

memberikan motivasi, semangat dan doa yang paling tulus yang tiada

(8)

iii

12. Teman – teman terbaik penulis Maria Simbolon S. Pd, Samson Fredi Sihombing, Anastaya Pinayungan dan juga buat Seluruh Keluarga

yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

13. Seluruh teman-teman yang ada di Prodi Pendidikan Musik angkatan

2011 terimakasih atas kerjasamanya selama proses perkuliahan.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang

diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya.Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, Maret 2016 Peneliti,

(9)

iv

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis . ... 11

5. Teori Upacara Pangguni Uthiram... ... 32

B. Kerangka Konseptual... ... 33

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... ... 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian... ... 37

(10)

v

1. Observasi... ... 39

2. Wawancara... ... 40

3. Dokumentasi.. ... 41

F. Teknik Analisis Data... ... 43

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ... 45

B. Tata Upacara Pangguni Uthiram di Kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang... 46

1. Punia Waccanam.... ... 47

2. Ritual Penusukan Vell... ... 50

3. Perarakan Radem (Kereta Kencana)... ... 53

C. Instrument musik yang digunakan pada saat Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri Thendayuthabani.... ... 55

D. Bentuk Penyajian Musik dalam Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang... 59

E. Fungsi Musik dalam Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ... 87

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Raga Marwa ... 23

Gambar 2.2 : Raga Bhairav ... 23

Gambar 2.3 : Raga Gaud-Sarang... 23

Gambar 2.4 : Raga Pahadi ... 24

Gambar 2.5 : Raga Yaman ... 24

Gambar 2.6 : Raga Bhimpalasi... 25

Gambar 2.7 : Raga Kedar ... 25

Gambar 2.8 : Raga Jog ... 25

Gambar 2.9 : Tabla... 29

Gambar 2.10 : Saramgi... 30

Gambar 2.11 : Sitar ... 30

Gambar 2.12 : Sarod... 31

Gambar 4.1 : Awal Pembacaan Mantra ... 48

Gambar 4.2 : Pembersihan Diri ... 49

Gambar 4.3 : Memberi Tanda Didahi. ... 49

Gambar 4.4 : Pemasangan Cincin dari Lalang. ... 50

Gambar 4.5 : Pemberian Bunga... ... 51

Gambar 4.6 : Mendoakan alat yang dipakai peserta nazar... 52

Gambar 4.7 : Proses Penusukan dengan Vell... 53

Gambar 4.8 : Kereta Kencana yang diarak... 55

(12)

vii

Kerincingan, Molo 2 ... 57

Gambar 4.10 : Pambo I, II, III, Satti Urumei ... 58

Gambar kuil Shri Thendayuthabani ... viii

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemahaman tentang hakikat musik dapat menyadarkan kita tentang

keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak

saja melibatkan aspek pelaku- pelakunya, tetapi pada waktu yang sama, juga

melibatkan aspek pendengar yaitu, orang-orang yang mendengarkan musik yang

dilakukan oleh para pelaku musik tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

kegitan bermain musik atau bernyanyi merupakan sebuah kecenderungan yang

dilakukan oleh manusia atau kelompok masyarakat untuk mengungkapkan

perasaanya atau mengekspresikan dirinya. Musik dalam kehidupan setiap individu

atau kelompok masyarakat, memegang peranan tertentu dalam berbagai aspek

kehidupan.

Perasaan atau keinginan untuk berekspresi bagi setiap individu atau

kelompok masyarakat terdapat pada hampir seluruh aspek kehidupan.

Pengungkapan eksperesi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti,

menulis puisi, mengarang cerita, melukis, bersenandung, bernyanyi dengan

mengikuti syair lagu, atau bernyanyi sambil memainkan alat musik, dan berbagai

cara lainya. Dalam hal ini nyanyian merupakan sarana atau cara bagi setiap

individu atau komunitas tertentu untuk secara langsung mengucapkan isi hati yang

(14)

2

Sebuah lagu atau melodi akan membuat kata-kata menjadi lebih hidup,

bersungguh-sungguh yang terpadu dengan iringan musik.

Dalam menyanyikan sebuah lagu, seseorang berupaya untuk

mengekspresikan dirinya sesuai dengan makna yang terdapat dalam teks/syair

lagu yang telah dinyanyikannya dengan cara mengidentifikasi , menghayati, dan

mengekspresikanya. Seseorang akan merasa senang dan terhibur saat

menyanyikan sebuah lagu atau dapat mencurahkan rasa kesedihanya sehingga

beban kesedihan yang dirasakan menjadi lebih ringan. Oleh karena itu,

mengekspresikan diri merupakan sebuah keinginan yang kuat atau merupakan

kebutuhan dari setiap individu.

Dalam konteks agama, nyanyian merupakan salah satu dari beberapa ciri

agama yang ada. Ciri-ciri selengkapnya adalah ragam ritual atau kebaktian, doa,

nyanyian, tari-tarian, saji-sajian, dan kurban.

Agama Hindu sebagai salah satu agama di Indonesia, bersendikan

Ketuhanan Yang Maha Esa, beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dengan melaksanakan sila dan memiliki sifat-sifat Tuhan dan memuji kebesaran

Tuhan dalam setiap pelaksanaan kebaktian atau upacara Agama Hindu ( India ).

Ajaran agama tersebut harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga

setiap umat Hindu mendapatkan berkat dari Tuhan.

Pada mulanya hubungan antara Indonesia dengan India dalam bentuk

hubungan dagang, kemudian berkembang dengan hubungan agama dan budaya.

Proses masuknya budaya India ke Indonesia tidak hanya pada satu daerah. Kita

(15)

3

sekitar tarikh masehi di Indonesia telah dikenal agama Hindu dan Budha. Pada

mulanya agama Hindu berkembang dan mempunyai banyak pengikut di

Indonesia. Sebenarnya agama budha sudah masuk tetapi belum berkembang.

Pada masyarakat Tamil-Hindu memiliki banyak ritual, adapun beberapa

ritual pada masyarakat Tamil-Hindu meliputi : Thai Ponggal, Maha Puja

Thaipusam, Pangguni Uthiram, Maha Sivarahtri, Varudap Pirappu, Maha Adhi Puja, Vinayagar Chathurthi, Navarathri, Vijaya Dasami, Deepavali, Kumbhabisegam, Karthigei Thibem. Ritual-ritual ini merupakan bentuk ritual komunal yang umum dilakukan oleh masyarakat Tamil-Hindu walaupun diluar

hal tersebut masih banyak bentuk ritual personal yang mereka miliki.

Suku Tamil di dalam kehidupan sehari-harinya melakukan berbagai

kegiatan/acara sebagai ungkapan dari permohonan, persembahan atas segala

keinginannya. Mereka melakukan berbagai kegiatan tersebut seperti, upacara,

perayaan, pemujaan dan lain sebagainya sebagai wujud terimakasih kepada yang

dipercayai dengan menyertakan kesenian sebagai kelengkapan dalam Perayaan

tersebut, seperti upacara Pangguni Uthiram. Upacara pangguni Uthiram adalah

hari memperingati dewa Murugan. Dewa Murugan adalah putra kedua dewa

Siwa dan mempunyai kakak yang bernama Ganesha.

Pada masa dewa Ganesha dan dewa Murugan remaja, dewa Siwa

menyuruh kedua anak mengelilingi tiga alam sebanyak tiga kali yaitu alam

bawah, tengah dan atas. Siapa yang dahulu mengelilingi ketiga alam tersbeut akan

mengganti kedudukan ayahnya. Kemudian dewa Murugan pergi menelilingi alam

(16)

4

Setelah dewa Murugan tiba ia heran melihat dewa Ganesha sudah berada

dihadapan ayahnya dan menggantikan kedudukan dewa Siwa. Kemudian dewa

Murugan marah kepada ayahnya dan turun ke bumi. Setelah beberapa lama kemudian ibu dewa Murugan meminta ia pulang, lalu Murugan sadar bahwa yang

ia perbuat salah karena sudah marah kepada orang tuanya. Untuk menebus

kesalahannya dewa Murugan melakukan puasa selama 40 hari sebelum menemui

orang tuanya dan melakukan penusukan yaitu tusuk lidah, pipi dan dahi dengan

Vell atau alat dewa Murugan sendiri serta membawa Kavadi sebagai tempat persembahan kepada orang tuanya. Dari ketiga penusukan itu dewa Murugan

melakukan kesalahan yaitu marah kepada orang tuanya. Dari ketiga penusukan itu

lah umat Hindu selalu memperingati hari dewa Murugan atau Pangguni Uthiram.

Pada perayaan Pangguni Uthiram ini yang paling menakjubkan ialah

menusuk badan dengan Vell (jarum yang berbentuk lembing dan berbentuk hati)

senjata milik Dewa Murugan. Serta Kavadi (sebuah alat penyangga yang diusung

terbuat dari logam atau kayu yang dihiasi oleh bunga, dedaunan, bulu merak),

yang diangkat dan diletakkan diatas bahu kanan bagi yang melaksanakannya.

Pada peserta yang terlibat pada penusukan dengan vell harus melakukan puasa

selama 21 hari sampai 40 hari dimana setelah perayaanPangguni Uthiramselesai

mereka akan mendapat berkat yang lebih. Pada acara Pangguni Uthiram tidak

terlepas dari penonton yang hadir baik dari luar maupun dari dalam. Manfaat dari

para penonton yang hadir dari luar hanya sekedar menghargai bagi sesama umat

(17)

5

Fungsi musik di India adalah sebagai pengiring upacara adat, musik

tradisional india biasa digunakan dalam ritual-ritual memperingati dewa mereka,

upacara seperti pernikahan, dan bisa juga sebagai inspirasi masyarakat, sebagai

sumber hiburan spiritual. Nilai-nilai spiritual dan religius yang terkandung dalam

musik tradisional india, menjadi suatu hiburan tersendiri pada masyarakat. Jadi,

selain sebagai hiburan, juga dapat menjadi sumber nilai-nilai spiritual.

Pada perayaan Pangguni Uthiram diiringi dengan musik tradisi serta

didampingi dengan vokal, contoh beberapa alat musik tradisi pada pengiringan

Perayaan upacara Pangguni Uthiram seperti Kerincingan, Cine Takkai, Urumei

dan masih banyak lagi, pada permainan musik tersebut dibutuhkan ketrampilan

untuk memainkan instrument musik dan vokal, salah satu ketrampilan dari alat

musik tersebut seperti Urumei dimainkan sebagai variasi ritem/ritme dan vokal

sebagai pembawa melodi dalam upacara Pangguni Uthiram.

Untuk itu bentuk penyajian dan fungsi musik pada upacara Pangguni

Uttiram merupakan salah satu topik penelitian yang menarik bagi peneliti. Untuk

itu penulis mengangkat judul penelitian “ Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik

pada Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri Thendayuthabani Kec. Lubuk

(18)

6

B. Identifikasi

Dari uraian di atas terdapat pada latar belakang masalah, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapatdiidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan agama Hindu di Indonesia ?

2. Bagaimana pelaksanaan upacara Pangguni Uthiram di kuil Shri

Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

3. Apa saja alat musik yang digunakan pada upacara Pangguni

Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

4. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam upacara Pangguni

Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

5. Bagaimana fungsi musik dalam upacara Pangguni Uthiram di kuil

Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

6. Bagaimana peralatan musik yang digunakan pada pelaksanaan

upacara Pangguni Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani

(19)

7

C. Pembatasan

Sebagaimana uraian di atas pada latar belakang masalah bahwa kajian

tentang bentuk penyajian dan fungsi musik memiliki kajian yang relatif luas.

Maka oleh karena itu penulis merasa perlu membuat pembatasan masalah yang

terbatas pada kajian yang mencakup :

1. Bagaimana pelaksanaan upacara Pangguni Uthiram di kuil Shri

Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

2. Apa saja alat musik yang digunakan dalam upacara Pangguni

Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

3. Bagaimana bentuk penyajian musik pada upacara Pangguni

Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ?

4. Bagaimana fungsi musik pada upacara Pangguni Uthiram di kuil

(20)

8

D. Perumusan

Rumusan masalah pada prinsipnya merupakan detail fokus yang akan di

garap. Rumusan masalah dapat di anggap sebagai kontrak bagi peneliti, sebab

peneliti menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan dalam peneliti. Sesuai

dengan uraian diatas Maryeni (2005: 14), mengatakan bahwa “Rumusan masalah

merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah

menjadi semacam kontrak dari peneliti karena penelitian merupakan upaya untk

menemukan jawaban pertanyaan sebagamana terpapar dalam rumusan

masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus

penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada

butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan.”

Berlandaskan dengan pendapat Maryeni (2005: 14), maka peneliti

merumuskan masalah penelitian ini menjadi sebagai berikut: “ Bagaimanakah

bentuk penyajian dan fungsi musik pada upacara Pangguni Uthiram di kuil shri

(21)

9

E. Tujuan Penelitian

Pada umumnya sebuah kegiatan penelitian berorientasi kepada tujuan

tertentu. Menurut Cholid (2009: 170) mengatakan “ Tujuan penelitian adalah

untuk menemukan masalah-masalah yang menimbulkan hambatan terhadap

pembangunan dan mencari penanggulangan hambatan itu, supaya usaha

pembangunan dapat berhasil secara optimal.”

Dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian terdapat ungkapan sasaran yang

ingin dicapai. Tujuan yang jelas akan mengarahkan penelitian pada gambaran

yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan upacara Pangguni Uthiram di

kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan dalam upacara

Pangguni Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik pada upacara

Pangguni Uthiram di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

4. Untuk mengetahui fungsi musik pada upacara Pangguni

(22)

10

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Menurut Slameto (2004: 26), manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat

membantu lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu disiplin ilmu.

Konsep atau teori biasanya hanya “sebagian kecil” dari suatu konsep atau teori

besar yang dibangun oleh banyak ilmuan. Dari suatu penelitian, jarang sekali kita

mendapat suatu manfaat besar yang dapat mempengaruhi sebuah teori secara

keseluruhan. Menyadari hal ini, seorang peneliti seharusnya menghindari

pernyataan-pernyataan bombastis dalam manfaat dari penelitiannya. Peneliti

harus spesifik dalam penjelasannya. Dalam halk ini, akan sangat baik bila peneliti

telah mempelajari penelitian-penelitian lain yang sejenis, sehingga ia tahu

manfaat-manfaat apa saja yang dapat diambil dari berbagai penelitian yang sama.

Maka peneliti ini dapat bermanfaat secara teoritis secara berikut :

1. Memberi gambaran bagaimana bentuk penyajian dan fungsi musik

dalam upacara Pangguni Uthiram yang ditujukan kepada masyarakat

luas.

2. Memperkaya wawasan tentang budaya hindu-tamil, khususnya upacara

Pangguni Uthiram yang ditujukan kepada masyarakat luas.

3. Menjadi landasan dan gambaran penelitian bagi peneliti selanjutnya

(23)

11

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis menurut Slameto, (2004 : 26) mengatakan manfaat yang

bersifat terapan dan dapat sesegera digunakan untuk keperluan praktis seperti

memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu

masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu program yang sedang

berjalan. Seperti manfaat teoritis, dalam hal manfaat praktis, langsung pada

persoalannya, dan spesifik. Meskipun demikian, manfaat praktis dapat

diaplikasikan di konteks yang besar dan umum “Nasional” adalah suatu manfaat

praktis yang dapat diberlakuakan secara makro di tingkat Negara. Begitu pula

dengan manfaat “memberikan dasar rasional bagi perencanaan tenaga

kependidikan di sebuah lembaga X”, adalah manfaat praktis, yang barangkali

hanya berlaku terbatas di lembaga X tersebut.

Maka peneliti ini dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :

1. Memberi wacana baru tentang pentingnya peran kritik, saran, dan

pesan dalam sebuah penelitian bagi dunia pendidikan di Indonesia.

2. Bagi peneliti berikutnya, bisa membuat penelitian yang berkualitas,

(24)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam tata upacara ritual Pangguni Uthiram kepercayaan Hindu-Tamil di

Kuil Shri Thendayuthabani kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang masyarakat Hindu masih tetap menjaga dan menjalankan sesuai

tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka sebelumnya.(hal.46)

2. Instrumen yang digunakan pada upacara pangguni Uthiram adalah

instrument pukul(perkusi) termasuk dalam alat musik membranofon Cinei

Takkai, dua Molo, Timbalis, Djembey, kerincingan, tiga Pambo, satti, dan Urumei yang memiliki fungsi untuk memeriahkan, dan menambah konsentrasi peserta nazar pada upacara Pangguni Uthiram.(hal.55)

3. Musik Urumimelem merupakan hal yang penting dan wajib dalam

pelaksanaan kegiatan upacara karena memiiki fungsi yaitu menambah

konsentrasi pada peserta nazar yang melaksanakan upacara Pangguni

Uthiram.(hal.53)

4. Bentuk penyajian musik dalam upacara Pangguni Uthiram pada agama

Hindu di kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang memiliki bentuk penyajian yang menarik karena di dalam

musik tradisional tersebut juga terdapat nilai seni yang tinggi yang tidak

(25)

86

5. Fungsi musik dalam tata upacara Pangguni Uthiram pada agama Hindu di

kuil Shri Thendayuthabani Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang fungsi pengungkapan emosional, fungsi komunikasi, fungsi

sarana pengiring upacara.(hal.83)

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran,

antara lain:

1. Bagi tetua atau pendeta yang mengerti tata pelaksanaan upacara Pangguni

Uthiram diharapkan memberi pelatihan kepada generasi muda khususnya umat Hindu agar upacara tersebut dapat dilaksanakan dan dilestarikan

secara turun-temurun.

2. Hendaknya pada setiap umat Hindu membuat suatu pelatihan khusus

dalam menarik minat kepada generasi muda untuk mempelajari musik

tradisonal Hindu yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.

3. Memberikan pembelajaran dan motivasi kepada generasi muda untuk lebih

(26)

87

DAFTAR PUSTAKA

Djlantik, A.A.M. 2000. Pengantar Ilmu Estetika, Bandung Indonesia

http://raag–hindustani.com/scales3.html http://mahendrabuble.blogspot.co.id

Kaban, Lidya. 2010Medan. Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Kartono, dkk. 2004. Berkreasi Seni. Jakarta: Ganeca Exact

Larasati, Sri. 2014. “Bentuk Lagu dan Bentuk Penyajian Kidung Dewa Yadnya Pada Upacara Peribadatan Purnama dan Tilem Umat Hindu Bali Di Pura Agung Raksa Bhuana Medan”. Medan. Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Lister, Tandak. 2006. Adat dan Tata Cara Perkawinan Masyrakat Pakpak. Salak : PT. Grasindo Monoratama.

Maryeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Akasra

Merriam, Allan. P. 1964. The Antropology Of Music Chicago. North Western University Press.

Muttaqqin, Ali. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Moeleong J.Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA

Naburko, Cholid. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Pasaribu, Indah. 2014. Peranan Nyanyian AUM Untuk Penyembahan Dewa Ganesha Dalam Ibadah Sembayang Masyarakat Hindu Tamil diKuil Shri Mariamman. Medan. Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Pier, K. E. 2009. Sejarah m=Musik Jilid 1. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Slameto.2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

Simamora R Nova. 2014. “ Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Dilokasi Objek Wisata Lumban Silintong Kecamata Balige Kabupaten Tobasa”Medan. Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negari Medan.

(27)

88

Sembiring, M Dolorosa. 2012. “Peranan Musik Dalam Upacara Keagamaan

Dewa Yadnya Pada Masyarakat Hindu Bali Di Pura Agung Raksa Bhuana Medan”. Medan. Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta. : Gramedia Widiasarana Indonesia

Supranto. 2004. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rodakarya

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodelogi Penelitian. Yogyakata :

PUSTAKABARUPRESS

Sugyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA,cv

Tampubolon P.N. Dian. 2009. “ Peranan Musik Dalam Upacara Ritual Agama

Gambar

Gambar 4.10 : Pambo I, II, III, Satti Urumei.................................................

Referensi

Dokumen terkait

sp. lebih dulu ditumbuhkan dari pada bakteri uji. Pada saat Bacillus sp. coli baru memasuki fase pertumbuhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikrob itu

Throughout our analysis, a constant false alarm rate (CFAR) detection model is applied to characterize the background clutter and discriminate ship targets based on the

[r]

Air mineral seledri pembersih ginjal yang telah selesai di produksi dan di kemas kemudian akan di pasarkan.Pengemasan di sini memiliki perananan yang penting

Her thesis was on “Examination of Land Degradation Based on Erosion Potential by using Revised Universal Soil Loss Equation, Cased Study of Bandung Regency, West Java,

skripsi pada mahasiswa program studi D IV fisioterapi UMS tingkat akhir yang. sedang

[r]

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM..