• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN DAN BENTUK MUSIK DALAM MENGARAK ANAK BERKHITAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA SUKADAMAI BARAT KEC. PULO BANDRING KAB. ASAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN DAN BENTUK MUSIK DALAM MENGARAK ANAK BERKHITAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA SUKADAMAI BARAT KEC. PULO BANDRING KAB. ASAHAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN DAN BENTUK MUSIK DALAM MENGARAK

ANAK BERKHITAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA

SUKADAMAI BARAT KEC. PULO BANDRING

KAB. ASAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MHD. WAIS ALL KORNIE DIKIANA

NIM. 2103340037

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Mhd. Wais All Kornie Dikiana. NIM 2103340037. Bentuk Penyajian dan Bentuk Musik Dalam Mengarak Anak Berkhitan Pada Masyarakat Jawa Di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk penyajian dan bentuk musik mengarak anak berkhitan, untuk mengetahui fungsi mengarak anak berkhitan, serta mengetahui makna mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pengertian dari musik, bentuk penyajian, bentuk lagu, fungsi musik, dan teori makna.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi wawancara dan dokumentasi yang dilakukan langsung kepada Grup Rebana Sidokeno. Populasi dalam penelitian ini adalah satu grup Rebana Sidokeno yang terdiri atas 6 orang pemain alat musik rebana, 1 orang pemain alat musik bedug, 1 orang pemain alat musik belira, 2 orang penyunggih unta-unta-an, dan 1 orang badut, selain itu ada juga 1 orang dari grup Genjringan. Sampel dari penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yang berjumlah 12 orang.

Hasil dari penelitian dan wawancara menunjukan bahwa Bentuk penyajian mengarak anak berkhitan memiliki tiga proses, yaitu proses sebelum mengarak, proses mengarak, dan proses penutup arak-arakan.Bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan adalah musik yang di medley yang memiliki beberapa lagu yang dijadikan satu musik, lagu yang dimainkan diantaranya Lir-ilir, Barzanji, dan Assalamualaikum. Lagu Lir-ilir memiliki bentuk lagu (A-B-A-B), Lagu Barzanji memiliki bentuk lagu (A-B-A-B), dan Lagu Assalamualaikum memiliki bentuk lagu (A-B-A-B’-C). Mengarak anak berkhitan memiliki fungsi sebagai Pengiring Upacara, Sebagai pengintegrasian masyarakat, Menjadi hiburan, sebagai Fungsi Komunikasi dan ungkapan emosional. Makna yang tekandung dalam mengarak anak berkhitan adalah makna perasaan, makna tujuan, dan makna nada, makna interaksi antara makhluk Tuhan, dan makna spiritual.

(7)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Bentuk Penyajian dan Bentuk Musik Dalam Mengarak

Anak Berkhitan Pada Masyarakat Jawa Di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo

Bandring Kab. Asahan” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan Skripsi ini banyak pihak yang telah mendukung dan

membantu moral, material dan spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

dengan sepenuh hati mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I.

4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik sekaligus

Dosen Pembimbing Skripsi II.

5. Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku Ka. Laboratorium tempat penulis melakukan

penelitian, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen Sendratasik yang selama ini telah mendidik penulis dalam

(8)

7. Teristimewa skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta.

Ayahanda penulis Sodikin dan Ibunda penulis Mariana. Terimakasih telah

membesarkan dan mendidik penulis sampai menjadi Sarjana. Tidak ada kata

yang bisa mewakili jasa Ayah dan Ibu.

8. Adik-adik penulis. M. Ath Thariq Dikiana dan Nuraini Ulfa Dikiana, dan juga

Paman Wagirin yang selama ini mengarahkan penulis.

9. Seluruh sahabat dan teman penulis. Suhendra (Blangkon), Siswanto, Baban,

Putra, Heri, teman-teman Waiz Record, Kalila Project, Academy Social Art

and Sains dan mahasiswa Sendratasik, terimakasih sudah menjadi sahabat

dan teman dalam proses kreatif dan bertukar pikiran.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, Penulis

menyadari Skripsi ini belum sampai pada kriteria sempurna baik dari segi

penulisan maupun dari segi penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun untuk

perbaikan dimasa depan.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, dan semoga Skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca. Insya Allah.

Medan, Maret 2015

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL 9 A. Landasan Teoritis ... 9

1. Bentuk Penyajian ... 10

2. Musik... 11

3. Bentuk Musik ... 14

4. Teori Fungsi ... 17

5. Teori Makna ... 19

6. Musik pengiring ... 20

7. Musik Yang Digunakan Dalam Arak-arakan ... 21

8. Instrumen Musik ... 22

9. Berkhitan ... 26

10.Masyarakat Jawa ... 27

(10)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 30

1. Populasi ... 30

A. Latar Belakang Mengarak Anak Berkhitan Di Desa Sukadamai Barat ... 39

B. Bentuk Penyajian Dalam Mengarak Anak Berkhitan ... 41

1. Persiapan Sebelum Mengarak ... 41

2. Proses Mengarak ... 43

3. Proses Menutup Arak-arakan ... 45

C. Bentuk Musik Dalam Mengarak Anak Berkhitan ... 46

a. Lir-ilir ... 47

b. Barzanji ... 55

c. Assalamualaikum ... 61

D. Fungsi Mengarak Anak Berkhitan ... 67

(11)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 75

(12)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Ritme dalm bentuk notasi ... 13

Gambar 2.2 Melodi dalam bentuk notasi ... 13

Gambar 2.3 Harmoni dalam bentuk notasi balok ... 14

Gambar 2.4 Contoh Motif lagu “Bintang Kecil” ... 16

Gambar 2.5 Contoh Frase... 16

Gambar 2.6 Belira ... 24

Gambar 2.7 Rebana ... 25

Gambar 2.8 Bedug ... 26

Gambar 4.9 Seorang badut dalam meingiring anak berkhitan ... 43

Gambar 4.10 Proses melempar permen dalam mengiring anak berkhitan 44 Gambar 4.11 Foto bersama Keluarga ... 45

Gambar 4.12 Bentuk melodi belira pada lagu Lir-ilir ... 49

Gambar 4.13 Bentuk ritme rebana mbaboni pukulan 10 pada lagu Lir-ilir 51 Gambar 4.14 Bentuk ritme rebana ngarangi pada lagu Lir-ilir ... 52

Gambar 4.15 Bentuk ritme ngerapeti pada lagu Lir-ilir... 52

Gambar 4.16 Bentuk ritme rebana nyelani pada lagu Lir-ilir ... 53

Gambar 4.17 Bentuk ritme bedug 10 pada lagu Lir-ilir ... 54

Gambar 4.18 Bentuk melodi belira pada lagu Barzanji ... 56

Gambar 4.19 Bentuk ritme rebana mbaboni pukulan 8 pada lagu Barzanji 57 Gambar 4.20 Bentuk ritme rebana ngarangi pada lagu Barzanji ... 58

Gambar 4.21 Bentuk ritme ngerapeti pada lagu Barzanji ... 59

Gambar 4.22 Bentuk ritme rebana nyelani pada lagu Barzanji ... 59

Gambar 4.23 Bentuk ritme bedug 8 pada lagu Barzanji ... 60

(13)

Gambar 4.25 Bentuk ritme rebana mbaboni pukulan 8 pada lagu

Assalamualaikum ... 65

Gambar 4.26 Bentuk ritme rebana ngarangi pada lagu Assalamualaikum 65

Gambar 4.27 Bentuk ritme ngerapeti pada lagu Assalamualaikum ... 66

Gambar 4.28 Bentuk ritme rebana nyelani pada lagu Assalamualaikum . 67

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya dapat dikaitkan sebagai hasil dari perkembangan manusia yang

berhubungan dengan budi dan akal manusia yang dimiliki bersama oleh sebuah

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Unsur-unsur yang

membentuk budaya adalah sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian,

bangunan, dan karya seni dan lain-lain.

Dalam kehidupan manusia, karya seni yang didalamnya mencakup bidang

musik memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk hiburan, untuk

upacara-upacara hari besar, untuk upacara kematian, untuk upacara pernikahan,

dan upacara mengkhitan anak. Proses berjalannya waktu juga membuat semakin

berkembang pula peran musik seperti dalam kegiatan sosial, religius, ekonomi,

pendidikan, dan sebagainya.

Berkembangnya pemikiran manusia dan kebiasaan manusia juga akan

memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun terkadang budaya atau

musik baru yang muncul memiliki kesamaan dengan budaya sebelumnya atau

budaya dan musik yang lainya. Hal ini terjadi karena budaya dan musik biasanya

hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

musik lain contohnya, tradisi mengarak anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat

ini adalah perkembangan dari tradisi yang ada pada tahun 1960-an dan

dikembangkan menjadi lebih modern dengan memakai intrumen tambahan seperti

(15)

2

Budaya dan musik yang berkembang juga berkaitan dengan budaya yang

ada di Desa Sukadamai Barat, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten Asahan.

Desa yang mayoritas suku Jawa ini memiliki budaya atau tradisi dalam merayakan

atau membuat pesta khitanan anak, yaitu mengarak anak yang berkhitan keliling

kampung. Walaupun dalam merayakan anak dengan mengarak yang berkhitan

sudah biasa, namun ada yang berbeda dalam ritualnya, yaitu diarak dengan

menggunakan tandu (usungan untuk mengarak) yang dibuat menyerupai hewan

Unta dan anak yang berkhitan berada diatas replika Unta sambil melempar

permen kepada anak-anak yang mengikuti arak-arakan dengan diringi oleh musik.

Tradisi mengarak anak ini sudah ada sejak tahun 1960-an, Namun sangat

disayangkan pada tahun 1980-an tradisi mengarak ini menghilang dan tidak ada

lagi. Hal ini terjadi karena tidak ada generasi yang meneruskan pada saat itu

disebabkan oleh kurangnya minat pada para generasi penerus dan kurangnya

motivasi orang tua untuk melanjutkan tradisi.

Salah satu kelompok yang masih melestarikan dan mengembangkan tradisi

ini adalah Grup Rebana Sidokeno adalah grup yang mengembangkan kembali

tradisi mengarak anak berkhitan yang telah lama hilang. Tahun 2004 Grup Rebana

Sidokeno sudah memperkenalkan kembali tradisi mengarak anak berkhitan pada

salah satu perayaan pesta anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat Kecamatan

Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Meskipun dengan gaya baru yaitu dengan

memodifikasi Unta-unta-an yang dipakai untuk mengarak dan juga menambahkan

(16)

3

yang awalnya musik pengiring memakai instrumen bedug, gendang rebana, dan

vocal, sekarang vokal digantikan dengan belira.

Lagu yang dimainkan untuk mengiringi diambil dari lagu daerah dan

Al-Quran yang berbentuk puji-pujian dan juga selawat atas nabi. Beberapa lagu yang

biasa dimainkan diantaranya berjudul Assalamu’alaikum, lir-ilir, dan Barzanji.

Menjadi hal yang menarik untuk dapat didokumentasi dan diselidiki bagaimana

grup Rebana Sidokeno meracik lagu pengiring sehingga menjadi lagu pengiring

dan bentuk penyajian untuk mengarak anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat

Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan.

Musik untuk mengiringi arak-arakan ini sama halnya dengan musik lainya

yang memiliki bentuk berupa nada, irama, melodi, struktur/bentuk lagu, dan lain

sebagainya. Musik untuk mengiringi arak-arakan dimainkan pada saat mengiringi

anak yang berkhitan keliling kampung untuk memeriahkan suasana dan memberi

kesan bahwa anak yang berkhitan bagaikan raja satu hari.

Dalam proses mengarak, sebelum anak yang berkhitan di arak keliling

kampung, anak yang berkhitan di make-up (tata rias wajah) dan dipakaikan

pakaian seperti raja atau bangsawan mesir, setelah proses make-up selesai anak

yang berkhitan menaiki tandu yang berbentuk hewan unta lalu pemain musik

pengiring memainkan perannya untuk mengiringi arak-arakan. Musik dimainkan

sepanjang perjalanan arak-arakan. Disepanjang perjalanan arak-arakan, anak yang

berkhitan membagi permen atau uang kepada anak atau peserta arak-arakan. Hal

(17)

4

Proses mengarak anak berkhitan juga memiliki makna yang terdapat

didalamnya. Makna-makna yang disimbolkan dalam mengarak anak berkhitan

dapat dilihat dari proses mengarak anak berkhitan dan dapat dijadikan referensi

yang bermanfaat bila makna tersebut dapat dimengerti melalui penelitian ini.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, menurut pengamatan penulis,

bahwa hal ini sangat menarik minat penulis untuk dapat meneliti lebih lanjut

Bentuk Penyajian dan Bentuk Musik Dalam Mengarak Anak Berkhitan

Pada Masyarakat Jawa Di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab.

Asahan.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa hal yang menjadi masalah sebagai acuan perlakuan pada

penelitian berdasarkan pada uraian latar belakang, yaitu:

1. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

2. Bagaimana bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat

Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

3. Bagaimana fungsi musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat

Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

4. Bagaimana makna musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat

Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

5. Bagaimana proses mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa

(18)

5

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah adalah usaha atau cara untuk membatasi masalah dalam

penelitian agar tidak meluas, karena masalah yang luas akan mendapatkan analisis

yang sempit. Hal ini memiliki kesamaan dengan pendapat, Ali dalam Fidya (2012:

5) yang mengatakan bahwa:

“Untuk kepentingan karya ilmiah sesuatu masalah, yang perlu siperhatikan masalah penulisan sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas, masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka akan diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.

Dapat disimpulkan bahwa cakupan masalah yang begitu luas untuk di

identifikasi akan mempersempit hasil analisis dan hasil analisis yang diharapkan

secara luas dan mendalam tidak dapat tercapai, maka pembatasan masalah dirasa

perlu untuk mempermudahkan memecahkan masalah yang dihadapi dan

mendapatkan analisis yang luas dan mendalam dalam penelitian. Sesuai dengan

keterangan diatas, peneliti membatasi masalah penelitian ini menjadi sebagai

berikut :

1. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab.

Asahan?

2. Bagaimana bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab.

Asahan?

(19)

6

4. Bagaimana makna musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab.

Asahan?

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah menjadi titik fokus penelitian yang akan dilakukan.

didalam sebuah penelitian, rumusan yang dibuat dengan baik akan sangat

mendukung untuk dapat menemukan jawaban pertanyaan dalam penelitian. Sesuai

dengan uraian diatas Maryeni (2005: 14), mengatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak dari peneliti karena penilitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar dalam rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan.”

Berlandaskan dengan pendapat Maryeni (2005:14) diatas, maka Peneliti

merumuskan masalah penelitian ini menjadi sebagai berikut: “Bentuk penyajian

dan bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa

Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan.”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mencari penanggulangan didalam

masalah-masalah yang timbul agar mendapat apa yang hendak dicapai dalam penelitian,

sesuai dengan pendapat Cholid (2009: 170) yang mengatakan bahwa:

(20)

7

penanggulangan hambatan itu, supaya usaha pembangunan dapat berhasil secara optimal”.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian terdapat ungkapan sasaran

yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas akan mengarahkan penelitian pada

gambaran yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan

pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab.

Asahan.

2. Untuk mengetahui bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan.

3. Untuk mengetahui fungsi musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

4. Untuk mengetahui makna musik dalam mengarak anak berkhitan pada

masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah harapan untuk mendapatkan sumber informasi

yang dapat digunakan dalam mengembangkan kegiatan penelitian agar apa yang

dilakukan dalam penelitian tidak sia-sia. Dengan definisi diatas, maka penelitian

ini dilakukan dengan harapan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai informasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang bentuk penyajian

musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa

(21)

8

2. Untuk motivasi masyarakat yang ada di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo

Bandring Kab. Asahan untuk mempertahankan budaya mengarak anak

berkhitan.

3. Untuk memperkenalkan tradisi mengarak anak berkhitan yang ada di Desa

Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan kepada masyarakat

luas.

4. Sebagai media penulis untuk mendokumentasikan keberadaan musik

dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai

Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan.

5. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan yang relevan dengan

pembahasan karya tulis ilmiah ini.

6. Sebagai referensi yang mengacu pada pembahasan penulisan karya ilmiah

(22)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan menulis dan mendata tentang mengarak anak berkhitan di Desa

Sukadamai Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan memiliki banyak hal yang telah

dicatat. Catatan yang telah dituangkan dalam penulisan merupakan hasil dari

penelitian yang dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan memiliki kesimpulan

yang telah dirangkum untuk memahami secara singkat isi dari hasil penelitian

yang dilakukan.

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan

pembahasan sebagai berikut:

1. Latar belakang mengarak anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat

sudah ada sejak tahun 1960-an yang pada mulanya didorong oleh

keadaan yang pada masa itu belum ada atau sangat sedikit hiburan

yang ada untuk merayakan sebuah pesta perkawinan atau pesta

mengkhitankan anak. Namun sangat disayangkan pada tahun 1980-an

tradisi mengarak ini menghilang dan tidak ada lagi. Tahun 2004 Grup

Rebana Sidokeno memperkenalkan kembali tradisi mengarak anak

berkhitan pada salah satu perayaan pesta anak berkhitan di Desa

Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan.

2. Bentuk penyajian mengarak anak berkhitan memiliki tiga proses, yaitu

(23)

arak-2

persiapan yang harus disiapkan sebelum mengarak. Selanjutnya dalam

proses mengarak berisi tentang kegiatan inti, yaitu proses mengarak

yang didalamnya menjelaskan tentang lagu-lagu yang dimainkan dan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mengarak anak berkhitan.

Terakhir adalah proses penutup arak-arakan yang berisi tentang proses

dalam mengakhiri arak-arakan.

3. Bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan adalah musik yang di

medley yang memiliki beberapa lagu yang dijadikan satu musik, lagu

yang dimainkan diantaranya Lir-ilir, Barzanji, dan Assalamualaikum.

Lagu Lir-ilir pada arak-arakan anak berkhitan memiliki bentuk lagu

(A-B-A-B), Lagu Barzanji pada arak-arakan anak berkhitan memiliki

bentuk lagu (A-B-A-B), dan Lagu Assalamualaikum pada arak-arakan

anak berkhitan memiliki bentuk lagu (A-B-A-B’-C).

4. Mengarak anak berkhitan memiliki fungsi sebagai Pengiring Upacara,

Sebagai pengintegrasian masyarakat, Menjadi hiburan, sebagai Fungsi

Komunikasi dan ungkapan emosional.

5. Makna yang tekandung dalam mengarak anak berkhitan adalah makna

perasaan, makna tujuan, dan makna nada, makna interaksi antara

(24)

3

B. Saran

Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk grup Rebana Sidokeno agar memperbaiki kualitas permainan

alat musik dan tidak menghilangkan tradisi bermusik dalam mengarak

anak berkhitan yang telah ada sejak dahulu.

2. Untuk masyarakat Sidokeno diharapkan membantu dalam melestarikan

dan mempertahankan tradisi agar terjaga kelestariannya.

3. Untuk generasi muda diharapkan peduli terhadap kekayaan tradisi

(25)

4

DAFTAR PUSTAKA

Ade Mutia, 2014. Musik Arak-Arakan dalam Acara Tradisi Babako Anak Pisang

di Nagari Pauh Limo Kota Padang. Artikel.

http://nasbahrygallery1.blogspot.com/2014/06/musik-arak-arakan-dalam-acara-tradisi.html

Ahmad Maruf Asrori dan suheri ismail, Khitan Dan aqiqah, : Upaya

Pembentukan Generasi Qurani (Surabaya: Al Miftah, 1998) cet II, Hlm. 11

Arikunto, Suharsini. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara

Ary, D. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Alimul Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis

Data, Penerbit Salemba Medika

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Jakarta: PT. kanisius

Bouvier, Helene. 2002. Lebur Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat

Madura. Bogor: Grafika Mardi Yuana

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Cook, Nicholas.1987. A Guide To Musikal Analisis. New York: Oxford University Press

Djelantik, A.A.M. 1990. Pengantar Dasar Ilmu Estetika. Estetika Isntrumental. Denpasar: STSI Denpasar

Djelantik, A.AM, 1999, Pengantar Ilmu Estetika, Bandung Indonesia

Djelantik, A.A.M. 2004. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik

Ekopriyono, A. 2012. Jawa Menyiasati Globalisasi Studi Paguyuban Arso

Tunggal Semarang. Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana

Fatimah Djajasudarmah, T. 2013. SEMANTIK 2, Relasi Makna

Paradigmatik-sintagmatik-derivasional. Bandung: PT Refika Aditama

Hasibuan, Melayu S. P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusi, Edisi Revisi I. Jakarta: Bumi Aksara

(26)

5

Haviland A. William. 1999. Antropologi. Jakarta: Erlangga

Hutary, Fandy. 2011. Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal Kumpulan Esai Seni,

Budaya, Dan Sejarah Indonesia. Yogyakarta: INSISTPres.

Indrawan, Bagus. 2013. Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Musik Pengiring Seni

Sintren Lais di Desa Balapulang Kulon Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan

Pendidikan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Kartono, dkk. 2004. Berkreasi Seni. Jakarta: Ganeca Exact

Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Licoln, Guba. 2006. Teknik in Participant Observation For Observes Reaserc. Wikipedia, The Encyclopedia

Margono. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Terhadap Musik Sekolah. Semarang: Skripsi UT Semarang

Miles, M. B. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Meriam, Allan. P. 1964. The Antropologi Of Music Chicago. North Western University Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Mulyana Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muttaqqin, Ali. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 2, Jakarta: Erlangga

Naburko, Ali cholis. 2005. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Naburko, Cholid. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Akasara

Nasution, Harun. 1992. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Sabdodadi

Nazril, Muhamad. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nuhriansyah, 2013. Kajian Terhadap Komposisi Musik Irinngan Silat Gondang

Porang di Sanggar Silat Keluarga Jaya Lintau di Kota Tanjung Balai.

Skripsi. Unimed

(27)

6

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Reksikal. Jakarta: PT. Renika Cipta

P.H. Soetrisno. 1992. Kapita Selekta Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta

Prier, K. E. 2009. Sejarah Musik Jilid 1. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Prier SJ., Edmund & Karl Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Rahmad Muliadi, 2012. Tinjauan Musik Pada Iringan Tari Guel Disanggar

Cicimpala Di Desa Bener Kalifah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam. Skripsi. Unimed

Siegmeister, Elie. 2004. Melody as the Metion of Single Voice or Instrument. New York: Wesley

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukkan. Jakarta: Sinar harapan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sri Larasati, 2014. Bentuk Lagu dan Bentuk Penyajian Kidung Dewa yadnya

Pada Upacara Peribatan Purnama dan Tilem Umat Hindu bali di Pura Agung Raksa Bhuana Medan. Skripsi. Unimed

Sastrinda Azzaristia, 2012. Musik Pengiring Tari Munalo Dalam Upacara Adat

Perkawinan Di Kecamatan Bukit Simpang Tiga Kabupaten Bener Meriah.

Skripsi. Unimed

Wahyuni Suryanita, 2012. Fungsi dan Manfaat Laboratorium Sebagai Sumber

Belajar. Artikel. http://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html

(28)

1

DAFTAR PUSTAKA

Ade Mutia, 2014. Musik Arak-Arakan dalam Acara Tradisi Babako Anak Pisang

di Nagari Pauh Limo Kota Padang. Artikel.

http://nasbahrygallery1.blogspot.com/2014/06/musik-arak-arakan-dalam-acara-tradisi.html

Ahmad Maruf Asrori dan suheri ismail, Khitan Dan aqiqah, : Upaya

Pembentukan Generasi Qurani (Surabaya: Al Miftah, 1998) cet II, Hlm. 11

Arikunto, Suharsini. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara

Ary, D. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Alimul Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis

Data, Penerbit Salemba Medika

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Jakarta: PT. kanisius

Bouvier, Helene. 2002. Lebur Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat

Madura. Bogor: Grafika Mardi Yuana

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Cook, Nicholas.1987. A Guide To Musikal Analisis. New York: Oxford University Press

Djelantik, A.A.M. 1990. Pengantar Dasar Ilmu Estetika. Estetika Isntrumental. Denpasar: STSI Denpasar

Djelantik, A.AM, 1999, Pengantar Ilmu Estetika, Bandung Indonesia

Djelantik, A.A.M. 2004. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik

Ekopriyono, A. 2012. Jawa Menyiasati Globalisasi Studi Paguyuban Arso

Tunggal Semarang. Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana

Fatimah Djajasudarmah, T. 2013. SEMANTIK 2, Relasi Makna

Paradigmatik-sintagmatik-derivasional. Bandung: PT Refika Aditama

Hasibuan, Melayu S. P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusi, Edisi Revisi I. Jakarta: Bumi Aksara

(29)

2

Haviland A. William. 1999. Antropologi. Jakarta: Erlangga

Hutary, Fandy. 2011. Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal Kumpulan Esai Seni,

Budaya, Dan Sejarah Indonesia. Yogyakarta: INSISTPres.

Indrawan, Bagus. 2013. Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Musik Pengiring Seni

Sintren Lais di Desa Balapulang Kulon Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan

Pendidikan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Kartono, dkk. 2004. Berkreasi Seni. Jakarta: Ganeca Exact

Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Licoln, Guba. 2006. Teknik in Participant Observation For Observes Reaserc. Wikipedia, The Encyclopedia

Margono. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Terhadap Musik Sekolah. Semarang: Skripsi UT Semarang

Miles, M. B. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Meriam, Allan. P. 1964. The Antropologi Of Music Chicago. North Western University Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Mulyana Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muttaqqin, Ali. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 2, Jakarta: Erlangga

Naburko, Ali cholis. 2005. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Naburko, Cholid. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Akasara

Nasution, Harun. 1992. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Sabdodadi

Nazril, Muhamad. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nuhriansyah, 2013. Kajian Terhadap Komposisi Musik Irinngan Silat Gondang

Porang di Sanggar Silat Keluarga Jaya Lintau di Kota Tanjung Balai.

Skripsi. Unimed

(30)

3

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Reksikal. Jakarta: PT. Renika Cipta

P.H. Soetrisno. 1992. Kapita Selekta Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta

Prier, K. E. 2009. Sejarah Musik Jilid 1. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Prier SJ., Edmund & Karl Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Rahmad Muliadi, 2012. Tinjauan Musik Pada Iringan Tari Guel Disanggar

Cicimpala Di Desa Bener Kalifah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam. Skripsi. Unimed

Siegmeister, Elie. 2004. Melody as the Metion of Single Voice or Instrument. New York: Wesley

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukkan. Jakarta: Sinar harapan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sri Larasati, 2014. Bentuk Lagu dan Bentuk Penyajian Kidung Dewa yadnya

Pada Upacara Peribatan Purnama dan Tilem Umat Hindu bali di Pura Agung Raksa Bhuana Medan. Skripsi. Unimed

Sastrinda Azzaristia, 2012. Musik Pengiring Tari Munalo Dalam Upacara Adat

Perkawinan Di Kecamatan Bukit Simpang Tiga Kabupaten Bener Meriah.

Skripsi. Unimed

Wahyuni Suryanita, 2012. Fungsi dan Manfaat Laboratorium Sebagai Sumber

Belajar. Artikel. http://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html

Gambar

Gambar 4.25 Bentuk ritme rebana mbaboni pukulan 8 pada lagu Assalamualaikum .............................................................
gambaran yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Bentuk Penyajian dan Makna Musik Ritual Menjamu Laut Yang Dilakukan Oleh Nelayan Di Belawan Sumatera Utara.. Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan bentuk penyajian, serta peranan instrumen musik kulcapi dalam cerita musikal penganjak kuda sitajur,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana bentuk penyajian dan bentuk musik serta ciri khas gondang Batak Arang-arang Dairi sebagai musik pengiring tor-tor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk penyajian musik dan lagu pada ritual keagamaan Guruji agama Sikh di Gurdwara Shree Guru Arjun Dev Ji

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus pada acara ibadah minggu, Instrumen yang digunakan dalam musik

Kata Kunci : Fungsi, Bentuk Penyajian Instrumen, Karungut ... Bentuk penyajian musik.. Penelitian yang dilakukan oleh Argo Binantoro angkatan 2010 mahasiswa Pendidikan Seni

Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan fungsi dan bentuk penyajian musik Gejog Lesung di Dusun Candirejo, Bokoharjo, Prambanan, Sleman – Yogyakarta yang

Dari ketiga penelitian tersebut skripsi ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dan mendukung dalam hal Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Tradisional Badendo Suku