Subjek penelitian ini adalah data yang dipilih oleh Nawal El Sa'dawi atau diperoleh langsung dari sumber di Al-Ghoib. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: dalam novel Al-Ghoib karya Nawal el Sa'dawi. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan alasan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa Figuratif dalam Novel Al-Ghoib Karya Nawal El Sa’dawi”.
Dalam novel tersebut, Nawal el Saadawi memberikan pemaparan berbeda mengenai apa yang disampaikannya melalui kata-kata. Imajinasi cerdik Nawal el Sa'dawi dalam memainkan kata-kata indah mampu memikat pembaca.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama mempelajari gaya bahasa dan menggunakan teori yang sama untuk teorinya yaitu teori Gorys Keraf, perbedaannya terletak pada rumusan masalahnya. Idris dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Bahasa Arab, Program Studi Keagamaan dan Filsafat 2016 dengan judul “Gaya Bahasa dan Kiasan dalam Cerpen AL-CHIJAB. (Analisis stilistika) Hasil penelitian menunjukkan perbedaan gaya bahasa yang muncul dalam al - Cerpen Chijab yaitu : Simile, Metafora, Alegori, Perumpamaan dan Metonymy, Antonomasi, Hypalase, Iron, Sinisme, Sarkasme, Satire, Inuendo, Antiphrasis dan Pun atau Paronomasia 10 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang gaya bahasa berdasarkan persoalan makna langsung atau tidak (bahasa kiasan), menurut teori Gorys Keraf Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana aspek bunyi bahasa (asonansi dan aliterasi) dapat dipilih. apa diksi atau pilihan kata dalam novel Sirah.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa kalimat yang mengandung aspek bunyi, diksi, dan gaya bahasa. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: (1) penggunaan atau pemilihan bunyi bahasa yang digunakan ditemukan adanya asonansi atau persamaan purwakanthi swara’ pada bunyi vokal dengan suku kata terbuka dan suku kata tertutup /at, ep, on, ah, ar, at, ot, ik dan em/.
Kerangka Teori
Metode Penelitian
Sistematika Penulisan
Stilistika
Pengertian Stilistika
Secara harfiah stilistika berasal dari bahasa Inggris yaitu stilistika yang berarti ilmu yang mempelajari gaya atau gaya bahasa. Leech dan Short menyatakan bahwa stilistika adalah ilmu yang mempelajari suatu bentuk tampilan gaya linguistik, khususnya yang terdapat dalam karya sastra. Namun ada hal yang membedakan kualitas penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh masing-masing penulis28 selain kualitas, ciri-ciri gaya bahasa yang digunakan penulis akan membedakan gaya bahasa dalam setiap karya sastra.
Menurut Endraswara, gaya bahasa merupakan bahasa yang khas karena bahasa tersebut dirancang dan dipoles sedemikian rupa. Bahasa hampir selalu mempunyai variasi yang disebabkan oleh lingkungan tertentu. Taringan mengatakan, stilistika adalah ilmu yang mengkaji bahasa yang digunakan pengarang dalam karya sastra dan penerapan ilmu linguistik dalam penelitian gaya linguistik.
Tujuan Stilistika
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stilistika lazim dikenal sebagai ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dalam karya sastra. Alasan penggunaan stilistika dalam karya sastra adalah karena karya sastra cenderung menimbulkan misteri yang tidak ada habisnya. Pengarang yang memperlihatkan hakikat kreativitasnya dan pengungkapan gagasannya tersebut merupakan pribadi yang tidak dapat ditiru dan selalu ada pembaharuan. Stilistika dengan baik menjelaskan keindahan sastra dengan menunjukkan keselarasan penggunaan ciri-ciri bahasa yang indah dalam karya sastra. 34 Karena setiap penulis mempunyai kualitas yang berbeda-beda. Mengidentifikasi dan mendemonstrasikan penggunaan bahasa sastra dalam menghasilkan gaya bahasa.35 Hal ini dimaksudkan untuk memberikan efek yang menarik.
Gaya Bahasa Menurut Gorys Keraf
Gaya bahasa berdasarkan nada
Kriya, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008), hal. 123. penekanan ditempatkan pada awal kalimat. Kalimat di atas dapat dikategorikan gaya bahasa metafora karena secara implisit membandingkan dua hal. رامسمكاهنذأ لخدي اداحانشخاتوص تعمس Kalimat pada Data 1 di atas termasuk dalam kalimat yang menggunakan gaya bahasa kiasan serupa karena menggunakan kata perbandingan yaitu untuk.
Kalimat di atas mengandung gaya bahasa karena ada dua hal berbeda yang mempunyai satu kesamaan. شحولاك لجرلا اهيلع ضقNAو Kalimat pada data 7 di atas termasuk dalam kalimat yang menggunakan gaya bahasa kiasan karena menggunakan kata pembanding yaitu sebagai, untuk. نومكهيلاو نوحدكي نولمعي نيذلا Data di atas dikategorikan ke dalam kalimat dengan menggunakan metafora gaya bahasa kiasan, yaitu kata pekerja keras yang digunakan untuk menyatakan orang yang bekerja keras.
Data di atas termasuk dalam kategori personifikasi gaya bahasa kiasan karena. نی ربساب کل ىتا له Keterangan di atas termasuk dalam kalimat yang menggunakan bahasa kiasan. Kalimat di atas dapat dikategorikan sebagai kalimat yang menggunakan gaya kebahasaan.
Nalaa tsilaj yhamik riirsla quf tsilaj Tanak, yzamla ma'ala nam muwaila kulztd auf turkzt مندرجہ بالا جملے کو بھی زبانی اسلوب کے طور پر درجہ بندی کیا گیا ہے۔ تناس نيتلاح تزيوبلا هذا تناكاهسفن يه احناو، احما تزي وب يه تزيوبلا هذه ن تركزتو کل امام مندرجہ بالا کو بھی زبانی انداز کے طور پر درجہ بندی کیا گیا ہے۔ Na podlagi razprave o figurative language style v romanu Al-Ghoib Nawala el Sa'dawija je can be sklepati, kot sledi.
Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna
Makna Gaya Bahasa
Kata sebagai satuan kosa kata suatu bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ungkapan dan aspek isi makna. Sedangkan aspek isi atau makna adalah aspek yang menimbulkan reaksi dalam pikiran atau pendengar atau pembaca sebagai akibat rangsangan dari aspek bentuk. Oleh karena itu bentuk atau ungkapannya adalah kata maling yang diucapkan orang tersebut, sedangkan makna atau isinya adalah “reaksi yang timbul dalam diri orang yang mendengarnya”92.
Setelah penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa stilistika adalah ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra. Gorys Keraf juga mengatakan bahwa gaya bahasa yang digunakan dalam menulis adalah bermain kata untuk mencapai keindahan dalam sebuah karya. Dan ia membagi gaya bahasa menjadi empat bagian, yaitu: (1), gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya bahasa berdasarkan nada, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, (4)) gaya bahasa berdasarkan apakah maknanya literal atau tidak.
Dalam penelitian ini peneliti hanya mengacu pada gaya bahasa yang keempat, yaitu gaya bahasa berdasarkan langsung atau tidaknya makna. Dan gaya bahasanya pun terbagi menjadi dua jenis yaitu gaya bahasa retorika dan gaya bahasa kiasan, namun peneliti hanya fokus pada gaya bahasa kiasan dan maknanya dalam novel al Ghoib karya Nawal el Sa’dawi. Selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap novel al Ghaib karya Nawal el Sa’dawi dengan kajian gaya bahasa kiasan menurut Gorys Keraf.
PEMBAHASAN
Gaya bahasa kiasan dan maknanya di dalam novel al-Ghoib karya Nawal El
Kalimat ini mengandung gaya bahasa personifikasi karena menganggap benda mati seolah-olah berperilaku dan melakukan aktivitas seperti manusia. Gaya bahasa pada kalimat di atas adalah metonimi karena kata botol merlot menggunakan merek dagang untuk menunjukkan botol minuman keras. Gaya bahasa sinisme merupakan gaya bahasa yang berbentuk sindiran yang berupa ejekan terhadap keikhlasan seseorang.
Kalimat pada data 8 termasuk dalam kalimat yang menggunakan gaya bahasa kiasan serupa karena menggunakan kata pembanding yaitu bagaimana membandingkan suatu hal dengan hal lain. ابخظ كلقثىواست تن أ Data di atas menggunakan gaya bahasa kiasan metaforis karena menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata pembanding. اريبكاحارشنا ةربعالا ةلماجملل ةداؤف ردص Data di atas menggunakan gaya metafora gaya bahasa kiasan karena menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata pembanding.
Gaya bahasa metafora yang terdapat di dalam novel al Ghoib karya Nawal el Sa’dawi, kata yang memandingkan persaan Fuadah dengan bunga. ةميظع ةارما نوكتس :ههجو نم كبرقأ انأو هل تلقو Data di atas menggunakan gaya bahasa kiasan metafora, karena menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan dua hal tanpa memakai kata bantu perbandingan apapun. ديرف عم ةئطاوتم ةنكملاا هذه نأ ملع تلاأ Kalimat di atas meupakan gaya bahasa personifikasi karna dalam kalimat tersebut menunjukan sifat kemanusiaan dari benda mati yakni tempat-tempat seolah-olah bisa bersengkongkol dengan manusia.
Kalimat pada data di atas tergolong kalimat yang menggunakan gaya bahasa antonomasia, karena menggunakan kata berikut untuk menggantikan nama seseorang yang bekerja di angkutan umum. Kalimat-kalimat pada data di atas tergolong kalimat dengan gaya bahasa antonomasia karena menggunakan kata guru kimia, sebutan untuk orang yang bekerja di bidang pendidikan khususnya bidang kimia. Data di atas termasuk dalam gaya bahasa kiasan kiasan karena mengisyaratkan peristiwa kelahiran yang disaksikan ketika ia masih kecil.
Insya Allah gaya bahasa kiasan kiasan pada data di atas mempunyai fungsi konkretisasi, karena dengan menggunakan gaya bahasa kiasan kiasan dapat membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih nyata. Nama: حتلاسو Penggunaan gaya bahasa sinisme terdapat pada kalimat ini karena mengandung kata-kata yang berbentuk sindiran berupa keraguan yang mengandung sindiran keikhlasan dan keikhlasan.
PENUTUP
Saran
Makna kalimat tersebut, setiap kali Fuadah mendengar kata departemen, ibarat debu masuk ke hidungnya dan mengganggu pernafasannya. Makna kalimat tersebut berarti ia tetap tidak memungkiri bisa mendapatkan apartemen dengan harga murah. Maksud dari kalimat tersebut adalah seorang laki-laki memukul istrinya dengan tangan, kaki, dan menginjak-injak perutnya hingga istrinya tidak berdaya.
Yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah fuadah yang sering telat makan sehingga perutnya sering mengeluh. Maksud dari kalimat tersebut adalah sang fuadah hanya merelakan apa yang dimilikinya selama ini, hilang tanpa alasan dan tidak ada yang tersisa. Berdasarkan kalimat tersebut, kata tersebut merupakan plesetan dari kata pohon yang biasa digunakan untuk makhluk hidup.
Berdasarkan kalimat tersebut mempunyai arti fuaah yaitu diperhatikan oleh laki-laki sehingga membuat tidak nyaman 36. Arti kalimat ini adalah fuaah yaitu malu ketahuan oleh perempuan karena baru haid pertama. Makna kalimat ini adalah ketika seorang ustadz bertanya kepada muridnya dan sang fuadah mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan gurunya.
Kalimat ini mengandung bahasa kiasan antonomasia karena menggunakan kata pelayanan kota untuk mewakili orang-orang yang bekerja di bidang pemeliharaan ketertiban umum. Maksud kalimat tersebut adalah Fuadah sedang duduk di tempat tidurnya, tiba-tiba telepon berdering dan Farid meneleponnya. Arti dari kalimat ini adalah orang membungkukkan badannya bukan karena menghormatinya, melainkan karena menghormatinya dengan arti lain.