Moser Framework
(dalam buku A Guide to Gender-Analysis Frameworks
(Candida March, Ines Smyth, and Maitrayee Mukhopadhyay)
DISAMPAIKAN OLEH:
ISMI DWI ASTUTI NURHAENI
1
Moser
u
Moser framework atau kerangka kerja Moser tercipta sebagai reaksi dari
adanya pendekatan Women in
Development (WID) dan Gender and Development (GAD) pada tahun 1970- an yang mendorong pengembangan peranan perempuan di dalam
pembangunan.
2
Moser Frameworks
u
Kerangka Moser diciptakan oleh Caroline Moser bekerja sama dengan Caren Levy yang mengembangkan kerangka tersebut sebagai metode analisis gendernya
dibawah Unit Perencanaan Pmbangunan
(DPU) Universitas London pada awal 1980-an.
u
Metode Moser disajikan sebagai metodologi arus utama seperti perencanaan perkotaan atau transportasi.
3
KONSEP
u Model Moser sebagai analisis
gender didasarkan pada pendapat bahwa perencanaan gender harus bersifat teknis dan politis.
u Model ini berasumsi adanya konflik dalam suatu proses perencanaan dan transformasi serta mencirikan
perencanaan sebagai suatu debat.
4
…… KONSEP
Inti dari konsep Moser Framework terbagi menjadi tiga yaitu:
u
adanya tiga peran perempuan
(produktif, reproduktif, dan sosial),
u
kebutuhan gender praktis dan strategis,
u
kategori pendekatan kebijakan WID/
GAD (matriks kebijakan).
5
6 ALAT UTAMA MOSER
u Pertama, adalah pengidentifikasian peran gender dalam tiga peran utama yaitu peran produktif, peran reproduktif dan peran sosial.
u Kedua, penilaian kebutuhan gender, baik praktis ataupun strategis.
u Ketiga, pemisahan kontrol atas sumber daya dan pengambil keputusan dalam rumah tangga.
u Keempat, penyeimbangan peran.
u Kelima, pendekatan matrik kebijakan WID dan GAD dengan lima tujuan utamanya yaitu kesejahteraan, keadilan, anti kemiskinan, efisiensi, dan pemberdayaan.
u Keenam, melibatkan perempuan dan organisasi sadar gender.
6
7
8
9
10
11
12
KELEBIHAN
u Perencanaan yang bisa dilakukan di semua tingkatan dan bisa bergerak d iluar teknis.
u Menolak ketidakadilan gender utamanya bagi perempuan dengan alat-alat analisisnya yang sangat kuat
u Pembagian pekerjaan antara laki-laki dan perempuan menjadi lebih jelas.
13
KEKURANGAN
u Terfokus pada pemisahan daripada hubungan yang saling komplementer antara aktivitas laki- laki dan perempuan.
u Konsep tri peran tidak semuanya diterima masyarakat
u Pembagian tugas antara kebutuhan praktis dan strategis dipandang kurang begitu jelas
sehingga kurang membantu.