Suhirman, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah membantu penulis dalam memberikan nasihat dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Kahirin S.Pd selaku Kepala SD Negeri 24 Kota Bengkulu yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di tempat yang dipimpinnya.
Latar Belakang Masalah
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, guru harus dilatih menyusun dan mengembangkan soal-soal dalam bahasa Indonesia yang mampu. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, guru harus terampil menyusun dan mengembangkan soal-soal bahasa Indonesia yang dapat melatih kemampuan berpikir siswa.
Identifikasi Masalah
Oleh karena itu, soal-soal HOTS yang diajukan guru sangat penting karena menjadikan siswa berpikir tingkat tinggi dan melatih siswa mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, guru harus mempelajari kembali kriteria untuk mengembangkan soal HOTS (High Order Thinking Skills).
Batasan Masalah
Tes Subjektif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Soal Ulangan Harian Bahasa Indonesia Kelas 6 Tahun Pelajaran 2020/2021). Berdasarkan identifikasi dan definisi masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana menganalisis HOTS (High Order Thinking Skills) pada soal tes subjektif Kelas V Bahasa Indonesia SD Negeri 24 Kota Bengkulu.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi guru diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi mengenai kriteria soal berbasis HOTS. Serta dapat menambah wawasan keilmuan peneliti khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dapat memberikan penguatan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.
KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI
HOTS (High Order Thingking Skills)
Soal HOTS merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat, mengulang atau merujuk tanpa mengolah (refer). Soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan dalam berbagai bentuk penilaian kelas dan ujian sekolah. Soal HOTS merupakan penilaian berdasarkan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana siswa diharapkan menerapkan konsep pembelajaran di kelas untuk memecahkan masalah.
Soal level 1 mungkin merupakan soal kategori sulit karena untuk menjawab soal tersebut siswa harus mampu mengingat beberapa rumus atau kejadian, mengingat definisi atau membuat daftar langkah-langkah (prosedur) untuk melakukan sesuatu. Penerapan (Level 2) Soal pada level aplikasi kognitif memerlukan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan level pengetahuan. Dalam praktiknya, keterampilan tingkat tinggi (HOTS) dalam penilaian pembelajaran tercermin dalam soal-soal yang harus dijawab oleh siswa.
Soal-soal yang diberikan tidak hanya terbatas pada level penerapan (C3) namun juga pada level kreatif (C6).
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa pendidikan bahasa Indonesia wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan khususnya di SD/MI, karena merupakan landasan dari segala pembelajaran. Tujuan mata pelajaran tersebut jika dipahami oleh guru akan berdampak pada kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa mampu berkomunikasi melalui bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia dipimpin oleh guru agar siswa mampu memahami dan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif dan efisien baik lisan maupun tulisan.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang harus dipahami oleh guru yang ditetapkan dalam Badan Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut :. KI & KD Bahasa Indonesia Kelas V Tema 6 Tema 6. Memahami pengetahuan faktual melalui observasi. dengar, lihat, baca) dan tanyakan berdasarkan selera.
Penelitian Relevan
Berjudul Pengaruh pembelajaran problem solver berorientasi HOTS terhadap hasil belajar, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini nilai rata-rata hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen sebesar 84,06 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 77,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran pemecahan masalah berorientasi HOTS berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa. Berjudul Analisis HOTS Pada Soal Tes Objektif Pada Mata Pelajaran IPS (Ips) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari 20 subjek, 14 subjek memenuhi kriteria pengembangan HOTS dan 6 subjek tidak memenuhi kriteria pengembangan HOTS. Bertajuk Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS, hasil dari penelitian ini adalah sangat penting sekali pengembangan soal tes berbasis HOTS di sekolah dasar untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, hasil akhir produk berupa dari 10 soal pilihan ganda dan 13 esai valid yang dikembangkan, praktis dan layak untuk dikembangkan.
Kerangka Berpikir
Oleh karena itu, terdapat soal-soal tes bahasa Indonesia subjektif yang akan dianalisis ke dalam kriteria pengembangan HOTS yang mengacu pada taraf kognitif C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), C6 (Mencipta) dan revisi Taksonomi Bloom, sehingga kita sebagai guru mengetahui apa saja yang perlu dilakukan. merupakan kriteria dalam pembuatan soal yang melatih siswa memiliki kemampuan berpikir kritis guna meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar yang mendorong berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan model HOTS untuk menganalisis soal subjektif (ulangan harian bahasa Indonesia).
Jenis Penelitian
Informan yang terlibat dalam kegiatan yang akan diteliti seperti kepala sekolah SD Negeri 24 Kota Bengkulu, guru bahasa Indonesia, wali kelas kelas V dan dua orang siswa kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu yang akan menjadi informan penelitian. . Dalam hal ini penulis mengambil informan yang terdiri dari kepala sekolah SD Negeri 24 Kota Bengkulu, guru bahasa Indonesia, wali kelas kelas V dan dua orang siswa kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu.
Sumber Data
Adapun data sekunder yang saya peroleh, data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Untuk memperoleh data lapangan, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis artikel dan dokumen. 24. Jadi pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi, objek observasi penelitian dilakukan untuk mencari berbagai informasi dan data serta memahami dinamika situasi dan kondisi objek penelitian dilakukan langsung dengan mengunjungi SD Negeri 24 Bengkulu. Kota.
Dalam pengumpulan data dengan teknik ini dilakukan wawancara terhadap beberapa informan seperti guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Hal ini untuk mengetahui penggunaan soal HOTS pada soal penilaian ulangan harian di SD Negeri 24 Kota Bengkulu.
Teknik Keabsahan Data
Bahwa uji reliabilitas atau keyakinan data pada data penelitian kualitatif dilakukan antara lain dengan memperluas observasi, meningkatkan ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji keandalan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain pada waktu atau situasi yang berbeda.
Penelitian seperti ini perlu diuji reliabilitasnya, jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada maka penelitian tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak sehat. Apabila hasil penelitian sesuai dengan fungsi dan proses penelitian yang dilakukan, maka proses penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmasi.
Teknik Analisis Data
Pada saat pengumpulan data dilanjutkan dengan reduksi data yang dilanjutkan dengan pembuatan rangkuman, pengkodean, deteksi tema dan penulisan catatan terkait Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) pada Soal Tes Subjektif Kelas V Bahasa Indonesia SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Reduksi data ini merupakan upaya menyederhanakan data yang masuk dengan mengambil intisari data, sehingga ditemukan tema utama, fokus masalah dengan Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Soal Tes Subjektif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Dalam hal ini penyajian data berupa uraian singkat yang terfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Soal Tes Subyektif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu.
SD Negeri 24 Kota Bengkulu dibangun atas instruksi presiden pada tahun 1977 sampai dengan tahun 1978 dengan status Tanah SD Negeri 24 Kota Bengkulu yang dihibahkan oleh Bpk. H. AN NUR yang menonjol dari 3 bangunan, 2 di atas, 1 di bawah. Siswa SD Negeri 24 Kota Bengkulu melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KLM) sama seperti sekolah lainnya yaitu pada hari itu juga.
Hasil Penelitian
Soal berada pada level C4 dengan “Finding”, soal ini termasuk dalam kategori soal “HOTS” dan bercirikan soal “HOTS” berbasis masalah kontekstual. Soal berada pada level C4 dengan “finding”, soal ini termasuk dalam kategori soal “HOTS” dan bercirikan soal “HOTS”. Soal berada pada level C6 dengan “Make”, dan soal ini termasuk dalam kategori soal “HOTS” dan bercirikan soal “HOTS” berbasis masalah kontekstual.
Soal berada pada level C6 dengan “Penciptaan” dan soal ini termasuk dalam kategori soal “HOTS” dan bercirikan soal permasalahan kontekstual “HOTS”. Soal berada pada level C4 dengan “Search” dan soal ini termasuk dalam kategori soal “HOTS” dan bercirikan soal “HOTS” berdasarkan permasalahan kontekstual.
Pembahasan
Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah/LOTS (Lower Order Thinking Skills) Berdasarkan analisis soal ulangan harian yang telah peneliti analisis, terdapat kategori soal berpikir tingkat rendah/HILANG. Soal yang termasuk dalam kategori hilang berjumlah 4 soal dari jumlah soal topik mata pelajaran bahasa Indonesia masing-masing 6 topik yang terdiri dari 20 soal. Berdasarkan analisis soal penilaian ulangan harian yang telah peneliti analisis, terdapat kategori soal berpikir tingkat menengah/MOTS, sedangkan operative verbs (OC) yang digunakan guru dalam membuat soal terdiri dari MOTS yang meliputi C2 ( Memahami ), dan C3 (Menerapkan).
MOTS mempunyai 5 soal dari total jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia tema 6 yang terdiri dari 20 soal. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi/HOTS (High Order Thinking SkillsI) Berdasarkan analisis soal ulangan harian yang dianalisis peneliti, terdapat kategori soal berpikir tingkat tinggi.
PENUTUP
SARAN
Kedepannya diharapkan kepada guru untuk membuat soal-soal agar kedepannya pertanyaan yang diajukan menjadi lebih baik lagi, dan dapat menggunakan kata kerja operasional (KKO) untuk membuat soal-soal bagi anak agar tingkat berpikirnya lebih tinggi. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan soal-soal penilaian pembelajaran sehingga sekolah dapat meningkatkan kualitas penilaian. Hasil penelitian mengenai analisis ulangan harian semester 2 mata pelajaran bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti yang tepat dan bagi peneliti tambahan untuk meneliti lebih luas lagi pada keterampilan tingkat tinggi (HOTS).
Analisis Jenis HOTS (High Order Thinking Skills) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Soal Penilaian Akhir IV. angkatan semester ganjil Mi Ma'arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun ajaran 2019/2020. Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) terhadap soal tes objektif pada mata pelajaran IPS.