• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Kecerdasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Kecerdasan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

614

Prosiding Seminar Nasioal Biologi VI

Rini Mursalim*Analisis Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Kecerdasan Intrapersonal ….

Hal. 614-619

Analisis Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Retensi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

SMA Negeri di Kota Palopo

Analysis of the Relationship of Interpersonal Intelligence and Intrapersonal Intelligence Against the Retention and Motivation of

Class XI Students of State Senior High Schools in Palopo City

Rini Mursalim

Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Makassar email: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal terhadap retensi dan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Palopo.

Kecerdasan interpersonal diukur dengan indikator berteman dan indikator belajar mempercayai, sedangkan kecerdasan Intrapersonal diukur dengan indikator pengharapan diri sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis korelasi yang dianalisis dengan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Palopo. Pengumpulan data pada penelitian ini digunakan dengan menggunakan Instrumen kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal dan lembar obsevasi/kuesioner kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik deskritip dan statistik korelasi pearson product moment yang kemudian dilakukan uji korelasi bivariate one-tailed dengan program IBM SPSS statistic. Berdasarkan temuan penelitian terdahulu oleh Arjun Fatah Amitha (2016), Hubungan kecerdasan Interpersonal dengan hasil belajar yang mengatakan bahwa jika kecerdasan Interpersonal semakin tinggi maka hasil belajar semakin tinggi pula. Sedangkan, berdasarkan penelitian terdahulu oleh Deddy Wahyudi (2011) Pembelajaran IPS berbasis kecerdasan Intrapersonal, interpersonal dan Eksistensial, mengatakan bahwa Implementasi pembelajaran berbasis kecerdasan intrapersonal, Interpersonal dan Eksistensial dapat meningkatkan kualitas aktivitas peserta didik maupun guru sehingga dimungkinkan untuk terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Retensi dan Motivasi Belajar.

1. Pendahuluan

Guru adalah insan yang berjasa bagi kehidupan orang lain. Guru hidup membawa cahaya ilmu menerangi gelapnya ruang ketidak tahuan siswa. Melalui guru, siswa dapat melihat ke jendela alam luar. Belajar mengamati, berpikir, memahami hal-hal yang terjadi pada diri siswa dan yang ada disekitar siswa. Begitu mulia jasa guru hingga memiliki martabat yang tinggi, yang mampu mewujudkan peradaban yang baru. sebagai pencipta peluang berprakarsa guru dituntut untuk menyediakan lingkungan belajar yang kondisif dan inofatif untuk membangkitkan minat dan semangat siswa, sebagai pemberi dorongan ide guru dituntut untuk memiliki kemantapan dan integritas pribadi, bertakwa, terbuka, disiplin dalam mengerjakan tugas, serta peka terhadap perubahan dan pembaruan.

Akhirnya mampu mencetak siswa yang memiliki kriteria sumber daya manusia berkualitas.

Cara guru mengembangkan materi pembelajaran menggambarkan karakteristik budaya bangsa. Guru-guru yang berbudaya egaliter pada masyarakat industri menggunakan sebagian waktu mengisi kelas dengan mendengarkan para peserta didiknya berbicara menyampaikan gagasan, atau berdiskusi. “Peserta didik dipandang bukan sebagai objek melainkan subjek yang

(2)

Prosiding Seminar Nasional Biologi VI

Harmonisasi Pembelajaran Biologi pada Era Revolusi 4.0

otonom, mandiri, serta memiliki pengetahuan yang dibawanya dari pengalaman terdahulu atau lingkungan sekitar” (Supriatna, 2007: 20-21).

Kecerdasan memanfaatkan peluang yang dimiliki masyarakat Madura juga dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berorientasikan potensi kecerdasan peserta didik, sehingga kecerdasan memanfaatkan peluang yang telah mengakar dalam jiwa peserta didik melalui orang tua mereka dapat dioptimalkan pada saat peserta didik menjadi anggota masyarakata secara utuh. Dibalik semua itu, menurut ilmu Antropologi yang berkembang bahwa masyarakat Madura kurang mampu memposisikan dirinya dalam masyarakat baru sehingga muncul ketidak harmonisan hidup bermasyarakat seperti yang terjadi di Kalimantan juga dapat diminimalisir ketika mereka memiliki kecerdasan interpersonal yang salah satunya adalah kemampuan untuk menciptakan perdamaian, keharmonisan, kerjasama dan tidak menyukai konfrontasi.

Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Kecerdasan interpersonal dapat dikatakan sebagai kecerdasan sosial yang diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak dalam posisi menang- menang atau saling menguntungkan (Safaria, 2005 : 23).

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri dengan memiliki konsep diri yang jelas serta citra diri yang positif (Gardner, 2000:38). Dari kecerdasan intrapersonal inilah seorang anak akan menjadi unik dan otentik, tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar.

Kecerdasan intrapersonal secara luas diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki individu untuk mampu memahami dirinya. Sedangkan, dalam arti sempit ialah kemampuan anak mengenal dan mengindentifikasi emosi, juga keinginannya. Selain itu anak juga mampu memikirkan tindakan yang sebaiknya dilakukan dan memotivasi dirinya sendiri. Anak dengan karakter ini mampu mengintropeksi dirinya dan memperbaiki kekurangannya. “Setiap anak dianugerahi kecerdasan ini, namun kadarnya berbeda-beda” (Amstrong, 1994: 175).

Menurut Campbell (1999: 76), “anak dengan kecerdasan intrapersonal tinggi biasanya bisa mengungkapkan keinginannya dengan cara yang baik, tidak memaksakan kehendaknya, tahu kelebihan dan kekurangan dirinya, sehingga berani tampil saat mereka merasa mampu. Pada anak yang memiliki kecerdasan diri rendah akan berlaku sebaliknya sehingga kurang percaya diri untuk tampil. Ada tiga tipe pola pengasuhan anak untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonalnya, yaitu authoritarian (otoriter), autoritatif, dan permisif. Orangtua yang authoritarian cenderung mendikte apa yang harus dilakukan anaknya dan tidak mau dibantah sama sekali. Orangtua yang autoritatif selalu memberi pengertian pada anak tentang alasan dari aturan atau perintah yang diberikan. Cukup terbuka terhadap keinginan anak, walau demikian mereka tetap memberikan batasan-batasan untuk menolong anak mereka tetap berada pada jalur yang benar. Sedangkan, orangtua yang permisif cenderung mengalah pada keinginan anak.

Retensi merupakan kemampuan untuk mengigat materi yang telah dipelajari. Seperti ingatan, retensi sangat menentukan hasil yang diperoleh oleh siswa dalam proses belajarnya.

Motivasi belajar siswa juga menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Motivasi timbul karena adanya keinginan untuk berbuat sesuatu, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh untuk berbuat sesuatu, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh dari luar.

Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh motivasi dari siswa itu sendiri. Apabila siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan siap menerima dan menguasai materi yang disampaikan guru.

Menurut Sardiman (2004) menerangkan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri atau karakteristik yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya), menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

2. Metode Penelitian

(3)

Prosiding Seminar Nasional Biologi VI

Harmonisasi Pembelajaran Biologi pada Era Revolusi 4.0

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, sesuai dengan masalah yang dikemukakan maka penelitian ini tergolong korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan ada tidaknya hubungan secara signifikan antara variable-variabel tersebut.

Penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran mengenai kerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal terhadap retensi dan motivasi belajar siswa kelas XI SMA negeri di kota palopo. Selanjutnya penelitian ini bersifat korelatif karena mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan temuan penelitian terdahulu oleh Theresia Ulyana Pasaribu (2018), Hubungan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Kota Jambi dengan hasil yang di dapatkan yaitu:

Deskripsi Data Variabel Kecerdasan Intrapersonal (X1)

Berdasarkan hasil analisis dari jawaban responden, untuk variabel kecerdasan Intrapersonal (X1) diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari variabel ini.

Skor minimum adalah 44 sedangkan skor maksimumnya adalah 90. Hasil perhitungan distribusi skor tersebut menghasilkan skor rata-rata sebesar 68,16 dan simpangan baku sebesar 7,701. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Rangkuman Deskriptif Statistik Data Variabel Kecerdasan Intrapersonal

Sumber: Data Olahan Peneliti (2018)

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuatlah tabel distribusi frekuensi kecenderungan variabel kecerdasan Intrapersonal sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori Kecerdasan Intrapersonal

Sumber: Data Olahan Peneliti (2018)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kecerdasan intrapersonal pada kategori sangat tinggi sebanyak 4 siswa (6%), pada kategori tinggi sebanyak 23 siswa (33,8%), pada kategori sedang sebanyak 21 siswa (30,8%), pada kategori rendah sebanyak 17 siswa (25%), dan pada kategori sangat rendah sebanyak 3 siswa (4,4%). Jadi dapat disimpulkan dari penjelasan di atas kecerdasan intrapersonal tergolong tinggi.

Deskripsi Data Variabel Kecerdasan Interpersonal (X2)

Berdasarkan hasil analisis dari jawaban responden, untuk variabel kecerdasan interpersonal (X2) diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari variabel ini. Skor minimum adalah 57 sedangkan skor maksimum adalah 98. Hasil perhitungan

(4)

Prosiding Seminar Nasional Biologi VI

Harmonisasi Pembelajaran Biologi pada Era Revolusi 4.0

distribusi skor tersebut menghasilkan skor rata-rata sebesar 78,18 dan simpangan baku sebesar 9,170. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3. Rangkuman Deskriptif Statistik Data Variabel Kecerdasan Interpersonal

Sumber: Data Olahan Peneliti (2018)

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuatlah tabel distribusi frekuensi kecenderungan variabel kecerdasan interpersonal sebagai berikut:

Tabel 3. Kategori Kecerdasan Interpersonal

Sumber: Data Olahan Peneliti (2018)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kecerdasan interpersonal pada kategori sangat tinggi sebanyak 15 siswa (22,1%), pada kategori tinggi sebanyak 17 siswa (25%), pada kategori sedang sebanyak 13 siswa (19,1%), pada kategori rendah sebanyak 16 siswa (23,5%), dan pada kategori sangat rendah sebanyak 7 siswa (10,3%).

Jadi dapat disimpulkan dari penjelasan di atas kecerdasan interpersonal tergolong tinggi.

Uji Persyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk meneliti data yang diteliti normal atau tidak. Data yang terkumpul adalah data tentang hubungan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Kota Jambi. Data yang telah terkumpul tersebut dianalisis. Untuk menganalisis apakah data tersebut normal atau tidak, dalam hal ini digunakan rumus Chi Kuadrat dengan bantuan Microsoft Excel 2010.

Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Intrapersonal

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa X2 hitung 3,32 < X2 tabel 9,49.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh pada variabel kecerdasan intrapersonal (X1) berdistribusi normal.

(5)

Prosiding Seminar Nasional Biologi VI

Harmonisasi Pembelajaran Biologi pada Era Revolusi 4.0

Tabel 5. Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Interpersonal

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa X2 hitung 2,95 < X2 tabel 9,49. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh pada variabel kecerdasan interpersonal (X2) berdistribusi normal. Azkia Febri Al Husna (2018), Hubungan kecerdasan emosional dan motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas tinggi SD Negeri 6 Metro Utara pada temuan penelitian terdahulu dengan hasil yang di dapatkan yaitu:

Hasil Uji Validitas Reliabilitas Kuesioner (Angket) Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen motivasi belajar terdapat 22 item pernyataan yang valid yang diajukan oleh peneliti. Item pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak 20 item pernyataan, hal tersebut didasari pada item dengan koefisien korelasi tertinggi disetiap indikator yang ingin diketahui oleh peneliti.

Berdasarkan uji validitas instrumen motivasi belajar, diketahui bahwa instrumen motivasi belajar yang akan peneliti gunakan yakni item pernyataan no; 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 29, 36, dan 37. Namun item–item tersebut belum tentu reliabel, oleh sebab itu perlu diuji reliabiltas. Hasil uji reliabilitas instrumen motivasi belajar didapati bahwa koefesien korelasi (r11) sebesar 0,909, sedangkan rtabel yaitu sebesar 0,413. Hal ini berarti r11 > rtabel dengan interpretasi bahwa instrumen reliabel. Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas, berikut peneliti sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar

(6)

Prosiding Seminar Nasional Biologi VI

Harmonisasi Pembelajaran Biologi pada Era Revolusi 4.0

Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 17 Maret 2018 Dari temuan penelitian terdahulu oleh Fatia Rosyida, dkk (2014) Pengaruh pembelajaran search solve create and share (SSCS) terhadap motivasi, hasil belajar, dan retensi siswa kelas X SMA Malang pada pembelajaran biologi. Hasil yang didapatkan, untuk retensi siswa yaitu Pada Pembelajaran SSCS diperoleh F hitung sebesar 0,301 dengan Sig.

0,586 (p > 0,05), sehingga Ho yang menyebutkan bahwa “tidak ada pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap retensi belajar siswa diterima dan hipotesis penelitian yang berbunnyi ada pengaruh pembelajaran SSCS terhadap retensi ditolak. Jadi pembelajaran SSCS tidak berpengaruh terhadap retensi belajar siswa. Pembelajaran SSCS memiliki rata-rata terkoreksi lebih rendah dibandingkan pembelajaran konvensional (Tabel 4).

Tabel 7. Rata-Rata Skor Retensi Belajar Terkoreksi

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari keempat variabel diatas, dari tiga temuan penelitian terdahulu hasil yang di dapatkan dari setiap variabel memiliki nilai atau hasil yang berbeda-beda. Setiap hasil dari variabel yang terikat memiliki nilai yang bervariasi, tergantung variabel bebasnya.

Referensi

Armstrong, T. (1994). Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria, VA: Association for supervision and Curriculum Development.

Campbell, L., Campbell, B., & Dickinson, D. (1999). Teaching and learning throughmultiple intelligences. Stanwood, WA: New Horizons for Learning.

Gardner, H. (1983). Frames of Mind; The theory of multiple intelligences. NY. Basic Books.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1) Tidak ada hubungan antara humor dengan hubungan interpersonal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan interpersonal guru dengan komunikasi pembelajaran kelompok A di TK se-Pabelan.. Desain penelitian

Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan intrapersonal dan interpersonal terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Durenan Trenggalek

Dengan ditemukannya hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan kecerdasan interpersonal dengan konsep diri siswa kelas XI SMA Adhyaksa 1 Jambi T.A

Sehubungan dengan itu, penulis mengangggap penting mengetahui adanya kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal pada peserta didik dalam pembelajaran biologi

Dengan demikian, hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Interpersonal dengan Organizational Citizenship Behavior

Ho1 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan di antara tahap kecerdasan emosi (Intrapersonal, Interpersonal) dengan kepuasan kerja dan komitmen kerja di kalangan guru Bimbingan

Temuan penelitian yang serupa dilakukan oleh Hidayah, U.A 2013 bahwa kecerdasan naturalistik memberikan kontribusi terhadap hasil belajar biologi dan didukung oleh teori yang