• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Pendapatan Bagi Hasil dengan Pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Hubungan Pendapatan Bagi Hasil dengan Pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Prinsip Bagi Hasil

Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil

Pembiayaan Mudharabah

34. Jika salat Jumat telah selesai, bertebaranlah ke muka bumi dan carilah karunia Allah. Al-Jum'ah : I O) Secara umum isi ayat di atas mencakup usaha mudharabalz. Sebab mudharabah dilakukan dengan cara berjalan mengelilingi bumi dan merupakan bentuk mencari keutamaan Tuhan. Dalam hal ini bank adalah pemilik dana (shahibul kali) yang menginvestasikan dananya pada suatu proyek atau pekerjaan yang dikelola oleh pengusaha (mudharib).

Modal adalah sejumlah uang dan/atau harta yang diberikan oleh pemberi dana kepada mudharib untuk keperluan usaha. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengelola (mudarib), sebagai penyeimbang (mukabil) atas modal yang diberikan oleh pemberi dana, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Kegiatan usaha merupakan hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan pihak dana. . penyedia, tetapi dia berhak mengawasi;. b) Penyedia dana tidak boleh membatasi tindakan pengelolaan yang dapat menghambat tercapainya tujuan Mudharab, yaitu keuntungan; (c) Manajer tidak boleh melanggar hukum Syariah Islam dalam berurusan dengan mudharabah.

Gambar  2.1  Skema  Mudharabah  Perjanjian Bagi Hasil
Gambar 2.1 Skema Mudharabah Perjanjian Bagi Hasil

Pembiayaan Musyarak ah

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengelola (mudarib), sebagai penyeimbang (muqabil) atas modal yang diberikan oleh pemberi dana, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Kegiatan usaha merupakan hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan pihak dana. penyedia, tetapi dia mempunyai hak untuk mengawasi;. 34; Dan sesungguhnya sebagian besar orang-orang yang tergabung dalam perkumpulan itu, sebagiannya berbuat zalim terhadap sebagian yang lain kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Dalam teknis perbankan, musyarakah adalah kerjasama antara pemilik modal atau bank dengan pedagang dan pengelola, dengan masing-masing pihak menyumbangkan modal dengan keuntungan dibagi terlebih dahulu sesuai kesepakatan dan apabila kerugian ditanggung oleh kedua belah pihak yang membuat perjanjian.

Sekilas musyarakah hampir sama dengan mudharabah. Yang terlihat adalah bahwa dalam mudharabah, modal pemilik dan pengelola dana hanya menyediakan keahlian dan tenaga untuk menjalankan usahanya, sedangkan dalam musyarakah, nasabah perlu memiliki sejumlah uang selain keahlian dan tenaga untuk menjalankan usahanya. Nasabah mengembalikan uang beserta bagi hasil yang disepakati kepada bank setelah proyek selesai. Pernyataan ijab dan qabul harus dilakukan oleh para pihak untuk menunjukkan kemauannya ketika mengadakan akad (akad).

Suatu pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain kecuali dengan perjanjian. Salah satu sekutu dapat melakukan lebih banyak pekerjaan dibandingkan sekutu lainnya dan dalam hal ini dapat menuntut bagian tambahan dari keuntungan untuk dirinya sendiri. Keuntungan harus diukur secara jelas untuk menghindari perbedaan dan perselisihan pada saat pembagian keuntungan atau penghentian musyarakah.

Keuntungan masing-masing mitra akan diprorata berdasarkan seluruh keuntungan, dan tidak ada jumlah yang telah ditentukan sebelumnya yang akan dialokasikan kepada mitra mana pun. Seorang sekutu boleh mengusulkan, apabila keuntungannya melebihi jumlah tertentu, maka keuntungan atau persentase itu diberikan kepadanya. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya, atau timbul perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya akan dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah, setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Gambar 2.2  Skema Mu syarakah
Gambar 2.2 Skema Mu syarakah

Proses Pengajuan Pembiayaan

Penyaluran dana dilakukan oleh bank syariah berdasarkan prinsip bagi hasil, yaitu melalui pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Dalam konteks ini timbul pertanyaan, antara lain seberapa besar hubungan antara bagi hasil dengan pendanaan dan apakah jumlah dana yang diberikan kepada nasabah dapat dipengaruhi oleh besarnya bagi hasil dari pendanaan tersebut. 2, Jakarta Pusat tentang laporan pendanaan hasil dan pembagian pendapatan hasil pendanaan tersebut.

Penelitian ini mencoba membuktikan atau menjelaskan apakah terdapat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas berupa pendapatan atas hasil yang diperoleh bank dari pembiayaan dan variabel terikat berupa jumlah pembiayaan. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan triwulan pendapatan laba dan pembiayaan pada PT Bank Muamalat Indonesia periode Maret 2003 – Maret 2008. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa berupa laporan pendapatan laba dan pembiayaan pada Bank PT Muamalat Indonesia.

Pendapatan sebelum laba dapat dipengaruhi oleh besarnya pembiayaan dan sebaliknya besarnya pembiayaan dapat dipengaruhi. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui perkembangan jumlah pendapatan bagi hasil dan jumlah pendanaan periode Maret 2003 – Maret 2008. Analisis ini digunakan untuk mencoba membuktikan atau menjelaskan apakah terdapat hubungan antara pendapatan bagi hasil dengan pendanaan.

Hubungan positif menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan usaha maka semakin besar pula jumlah pembiayaan yang diberikan. Sebaliknya, semakin kecil pendapatan dari dana yang diterima bank, maka semakin rendah pula pembiayaan selanjutnya yang diberikan. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa faktor Dana Pihak Ketiga (DPK), laba dan non-performing financing (NPF) mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan laba.

Dalam penelitian ini biasanya kita menggunakan satu variabel independen dan satu variabel dependen yaitu pendapatan sebelum laba sebagai variabel independen dan pembiayaan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini dan Maryanah yaitu hubungan antara pendapatan laba dengan total pembiayaan mempunyai hubungan yang positif. Sjamanti melakukan penelitian tentang hubungan pembiayaan murabahah dengan persentase bagi hasil pada Unit Syariab Bank IFI Usaba.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sjamanti adalah mengkaji konsep bagi hasil yang dilakukan oleh bank syariah, yang tidak terdapat pada bank konvensional.

Perhitungan Bagi Hasil

Profit Sharing

Revenue Sharing

Pendapatan bagi suatu bank adalah besarnya bunga yang diterima bank dari penyaluran dana atau jasa atas pinjaman atau simpanan yang dilakukan oleh bank. Pendapatan pada perbankan syariah merupakan hasil yang diterima bank dari penyaluran uang (investasi) menjadi aktiva produktif yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Bagi hasil dalam perbankan syariah merupakan perhitungan bagi hasil berdasarkan penjumlahan seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Sistem bagi hasil berlaku bagi pendapatan bank yang dibagikan, dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross turnover), yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil produk pembiayaan bank. Hal m1 akan mempengaruhi minat masyarakat untuk menginvestasikan uangnya pada bank syariah yang berdampak pada meningkatnya jumlah uang pihak ketiga pada bank (Tim Pengembangan Perbankan Syariah Lembaga Bankir Indonesia, 2001).

Bagi Hasil dalam Penempatan Dana (Pembiayaan)

Bagi hasil dalam perbankan syariah adalah perhitungan bagi hasil berdasarkan penjumlahan seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Tim Pengembang Perbankan Syariah Ins titut Bankir Indonesia, 2001. P = keuntungan (keuntungan yang dihitung) pada simpanan bank A = angsuran atau angsuran pokok modal mudharabah. Sebagaimana diketahui, pembiayaan musyarakah adalah suatu teknik pembiayaan di bank syariah antara dua atau lebih pemilik dana yang bersama-sama membiayai suatu kesepakatan yang akan dikelola oleh seorang kontraktor.

Penelitian Sebelumnya

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

  • Data yang Akan Dihimpun
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Teknik Pengujian Hipotesis

Sumber data sekunder diperoleh dari laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi triwulanan, serta laporan tabungan keuangan yang dibuat oleh PT Bank Muamalat Indonesia. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991 atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan mulai beroperasi pada bulan Mei 1992. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah berdirinya, Bank Muamalat berhasil menyandang gelar visa Bank De.

Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia dengan total aset modal Rp 5,2 triliun. Berdasarkan data besaran bagi hasil triwulanan periode Maret 2003 – Maret 2008, perkembangannya dapat dilihat dari grafik di atas. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan bank syariah dan kegiatan usaha perbankan syariah yang terdiri dari penghimpunan dan penyaluran dana khususnya pembiayaan untuk keuntungan dan teori perhitungan keuntungan.

Bagi Basil, ini adalah konsep yang paling umum dan tidak ada hubungannya dengan dia, dan hampir semua ulama setuju dengannya. Dilihat dari data jumlah pembiayaan pada tahun tersebut, sektor jasa merupakan sektor yang paling banyak dibiayai dengan pembiayaan bagi hasil. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model hubungan pembiayaan murabahah dengan tingkat bagi hasil cukup kuat dan signifikan meliputi adanya koefisien positif.

Hubungan pendapatan bagi hasil dengan pembiayaan mempunyai korelasi yang sangat kuat dan signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,952. Hubungan antar variabel tersebut mempunyai arah yang positif, menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan bagi hasil maka jumlah pembiayaan yang diberikan akan cenderung meningkat. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil pendapatan bagi hasil yang diterima bank, maka pembiayaan selanjutnya yang diberikan akan cenderung menurun.

HASIL PENELITIAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Artinya, rata-rata jumlah dana yang disalurkan sebesar 90,46% dari total dana pihak ketiga. Jika NPF tinggi maka jumlah pembiayaan yang disalurkan akan sedikit, sebaliknya jika NPF rendah maka jumlah pembiayaan yang disalurkan akan besar. Sebab jika banyak nasabah yang tidak melunasi pembiayaannya tepat waktu atau banyak terdapat kredit macet, maka hal ini dapat menghambat kelancaran pengelolaan pembiayaan sehingga berdampak pada menurunnya jumlah pendapatan bank.

Hasil penelitian terdahulu Anggraini (2005) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pembiayaan mudharabah dan musyarakah menunjukkan bahwa faktor keuntungan berpengaruh signifikan terhadap jumlah penawaran pembiayaan mudharabah dan musyarakah, sedangkan faktor DPK dan NPF mempunyai hubungan yang positif. dengan banyaknya penawaran pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sjamanti (2005), meskipun objek yang diteliti berbeda. Pembiayaan mudharabah membiayai seluruh kebutuhan modal suatu usaha, sedangkan musyarakah membiayai usaha tertentu, dengan masing-masing pihak menyumbangkan uang.

Maryanah (2008), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah Mandiri, Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis I slami Vol. Muhamad (2004), Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press.

Gambar

Gambar  2.1  Skema  Mudharabah  Perjanjian Bagi Hasil
Gambar 2.2  Skema Mu syarakah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pelaksanaan pembiayaan dengan sistem bagi hasil (mudharabah) pada bank Islam (2) pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap

c. Penentuan nisbah bagi hasil atas kesepakatan bank dan nasabah. b) Mudharabah Muthlaqah ( Unrestricted Investment Account ), yaitu bentuk kerja sama antara shahibul maal dan

Mudharabah adalah suatu akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengusaha (mudharib), di mana pemilik modal menyerahkan modal kepada mudharib

(shahibul maal) pada bank (mudharib), dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati pada awal akad... Karakteristik Deposito

Mudharabah Muthlaqah atau disebut juga dengan unrestricted mudharabah, merupakan bentuk Kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana

Distribusi pembagian hasil usaha Bank Syariah Mandiri Cabang Semarang dengan nasabah ( shahibul maal ) menghimpun dana hanya didasarkan pada akad mudharabah ,

Sebagai suatu bentuk kontrak, mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal (pemodal), biasa disebut shahibul maal/rabbul maal , menyediakan modal (100

Pembiayaan ini dilakukan oleh pihak penyandang dana (shahibul mall) yaitu pihak bank, dengan ketentuan dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada